"Andai aku mempunyai kesempatan kedua, aku ingin menjadi orang baik. Aku ingin meminta maaf, dan aku ingin melindungi Vittoria," batin Paolo sebelum jantungnya berhenti berdetak.
Paolo Sorgia adalah ketua mafia yang paling ditakuti di Italia. Diakhir hidupnya dia memohon pengampunan kepada Tuhan agar diberikan kesempatan hidup lagi untuk memperbaiki semua kesalahannya. Siapa sangka permohonannya terkabul, namun dia bertransmigrasi ke tubuh pemuda gendut.
"Kenapa tubuhku penuh lemak? Dimana perut sixpack-ku?" Paolo meraba perutnya yang dipenuhi lemak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Paolo dan Vitt duduk berhadapan di kantin, menikmati jam istirahat bersama.
Vitt menggigit bibirnya sambil menundukkan pandangan, dia merasa banyak puluhan pasang mata serigala betina yang menatapnya tajam seolah ingin memangsanya hidup-hidup.
Para siswi di kantin tersebut menatap tidak suka pada Vitt yang terlihat akrab dengan Daniel yang notabennya adalah siswa populer di sekolahan tersebut. Tidak ada satu pun wanita yang berhasil meluluhkan hati pemuda tampan yang mempunyai sejuta pesona itu. Tapi, Daniel pada Vitt sungguh diluar dugaan. Para siswi iri melihatnya, dan ingin bertukar posisi dengan gadis pincang itu.
Sebenarnya Paolo sudah mengertahui hal itu. Namun, dia masa bodoh, dan tetap menunjukan perhatiannya kepada Vitt. Dia juga tahu kalau Vitt merasa tidak nyaman berada di sana karena mendapatkan tatapan tajam dari pada siswi yang ada di kantin itu, maka dari itu dia berusaha membuat Vitt nyaman saat berada di dekatnya. Dia tidak ingin Vitt menjauhinya karena para murid wanita.
"Buah apel sangat bagus untuk kulitmu." Paolo menyodorkan potongan buah apel tepat di bibir manis Vitt.
"Dan, tolong berhenti bersikap seperti ini!" Vitt sangat tidak nyaman dengan segala perhatian yang diberikan Daniel. Apalagi mereka baru saling mengenal, tapi sikap Daniel menurutnya sangat berlebihan.
"Kenapa? Kau tidak suka buah apel ya?" Paolo mengabaikan penolakan Vitt, kemudian memakan buah potongan buah apel itu ke mulutnya sendiri, lalu mengunyahnya sambil tersenyum manis pada Vitt.
Vitt memutar kedua matanya dengan malas, menanggapi tingkah Daniel.
"Aku jadi nggak suka makan apel," ucap Paolo sambil mengusap bibirnya dengan tisu.
"Kenapa?"
"Rasanya hambar," jawab Paolo.
"Hambar?" Vitt membeo, menatap Daniel dengan raut bingung. Mana ada apel rasanya hambar, pikir Vitt.
"Iya, karena manisnya buah apel ini pindah pada dirimu, jadi sekarang aku lebih suka menatapmu yang super duper manis dan cantik," jawab Paolo sambil menyangga dagunya dengan kedua tangannya yang ditumpukan di atas meja sambil memberikan senyuman terbaiknya, dan menatap Vitt tanpa bosan.
"Astaga! Dasar pembual!" maki Vitt jengkel, sambil memalingkan wajahnya cepat agar Daniel tidak melihat kedua pipinya yang memanas.
"He he he." Paolo yang selalu bersikap dingin, datar, dan selalu menatap tajam lawan bicaranya, kini berubah menjadi anak kucing yang sangat menggemaskan saat berhadapan dengan Vitt--wanita pujaan hatinya.
"Aku ingin ke toilet," ucap Vitt, beranjak berdiri, sebenarnya dia hanya beralasan saja agar bisa kabur dari hadapan Daniel.
"Mau aku temani?" tanya Paolo menatap Vitt yang kini melotot lebar padanya. "Just a joke," lanjutnya sambil melihat Vitt yang sudah beranjak dari sana menuju toilet.
"Aku akan menunggunya di sini," gumam Paolo tanpa mempedulikan puluhan pasang mata yang memperhatikannya.
"Girls, target sudah menjauh dari Daniel." Carlota mengintruksi teman-temannya agar segera mengikuti Vittoria.
"Carlota, bagaimana kalau Daniel dan para dewan guru mengetahui ini semua? Bisa tamat riwayat kita!" ucap temannya mengingatkan.
"Penakut!!!" umpat Carlota lalu berjalan mendahului, mengejar Vitt lalu menarik gadis itu menuju toilte.
Vitt sangat terkejut, langkahnya tertatih saat tangannya di tarik paksa menuju toilet.
"Carlota, kenapa kau membawaku ke sini?!" Vitt bertanya sambil mengedarkan pandangannya ke segala penjuru toilet yang terlihat sepi itu. Hanya ada dirinya dan Carlota saja.
"Vitt, aku yakin kalau kau adalah murid yang baik, apakah kau mau membantuku mengambilkan ponselku yang tertinggal di bilik toilet 3? Di sana ada serangga menjijikkan jadi aku tidak berani mengambilnya." Carlota hanya beralasan.
Vitt tampak ragu dengan penjelasan Carlota, tapi saat melihat Carlota memohon padanya dengan senyuman manis dan tatapan mata mengiba, maka dia meng-iyakan permitaan Carlota.
"Baiklah, aku akan mengambilkannya untukmu," jawab Vitt lalu pergi ke bilik toilet nomor 3.
"Terima kasih, Vitt! Sudah aku tebak kalau kau adalah orang baik," ucap Carlota sambil menyatukan kedua tangan di depan dada, dan memberikan senyuman manis, sambil mengikuti Vitt dari belakang. Setelah Vitt masuk ke dalam bilik toilet tersebut, dia segera menutup pintu dan mengunci bilik toilet tersebut dari luar.
"Carlota! Di mana ponselmu, dan ini kenapa pintunya tidak bisa dibuka?!" teriak Vitt dari dalam bilik toilet.
"Bye pincang!" Carlota menatap bilik toilet itu sambil tersenyum sinis. Kemudian keluar dari toilet tersebut, meninggalkan Vitt sendirian, tidak lupa menempelkan stiker besar di pintu toilet yang bertuliskan 'Under Maintenance' yang artinya 'toilet dalam perbaikan' agar tidak ada orang lain yang memasuki toilet tersebut.
SMG GAK KETAHUAN BISA NGAMUK PAPA ARION
KASIH MAKANAN ATAU HADIAH APA KESUKAANNYA TANYA VITT