Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.
Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.
Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Tahu
Melihat ekspresi wajah Gio, tentu saja membuat Kinanti tak enak hati. Meskipun dia pun merasakan hal yang sama, tetapi tak mungkin dia menuduh laki-laki yang berada di hadapannya adalah laki-laki yang menghamili dirinya.
"Bunga, kamu tak boleh bicara seperti itu! Takutnya nanti Om Gio akan salah paham sama kamu. ini hanya kebetulan saja, Om Gio mirip dengan Satria," ucap Kinanti mencoba memberi pengertian kepada sang anak.
Entah mengapa Gio merasakan ada keterikatan batin dirinya dengan kembar. Tetapi dia tak mungkin mengatakan ini dengan frontal, terlebih Kembar datang dengan kedua orang tua lengkap. Namun perasaan itu berubah saat Gio mendengar penuturan Bunga, yang membuat dia tercengang. Bahkan jantungnya seakan terhenti seketika.
"Sapa tahu Om Gio adalah ayah aku, Bun. Ayah yang selama ini kita nantikan. Karena wajah Om Gio mirip sekali sama Kakak. Apa sebenarnya Om Gio benar ayah aku dan kakak? Sebenarnya Bunda ada hubungan apa sama Om Gio?" serentetan pertanyaan keluar dari bibir anak berusia 5 tahun. Bunga kerap berkata seperti layaknya orang dewasa, rasa ingin tahunya terhadap sesuatu sangat besar.
Kinanti langsung menarik tangan Bunga dan membawanya keluar. Gio diam terpaku dan menatap Kinanti yang membawa Bunga keluar.
"Mohon maaf Tuan, atas ketidaknyamanan Anda dengan sikap Bunga. Kasihan memang, selama ini dia selalu menginginkan seorang ayah dalam hidupnya. Tetapi sang bunda tak pernah mengatakan siapa ayahnya, dan bahkan saat saya berniat untuk menikahi dirinya dan menjadi ayah dari Bunga dan Satria. Ibunya berkali-kali menolak saya," ungkap Dimas.
Sepertinya pembahasan tentang kehidupan kembar, lebih menarik tentang permasalahan perusahaannya. Gio justru malah tertarik dengan cerita kembar. Anehnya Gio menampilkan wajah tak suka, saat mendengar penuturan Dimas yang berniat menikahi Kinanti.
"Mengapa harus ditutupi? Kasihan anak-anaknya. Pastinya seorang anak membutuhkan seorang ayah, meskipun seorang ibu berusaha untuk membesarkan anaknya sendiri," ujar Gio. Seakan dirinya pernah berkeluarga.
"Tumben banget dia tertarik dengan kehidupan rumah tangga, biasanya jika sedang membahas tentang pernikahan atau rumah tangga dia langsung menyingkir," gumam Erland.
Satria sesekali melirik ke arah percakapan Dimas dan juga Gio. Akhirnya Gio tahu kalau Dimas bukan ayah kandung dari kembar. Rasa ingin tahu semakin besar, seakan cerita itu mirip dengan kisahnya.
Gio jadi teringat kejadian enam tahun lalu. Saat dirinya mengambil kehormatan seorang wanita.
"Mungkinkah wanita itu, adalah Ibunya kembar? Berarti kembar anakku?" Gio bermonolog.
Keringat bercucuran membasahi wajah Gio, wajahnya berubah seketika. Terlihat kusut dan stres, membuat Erland merasa khawatir.
"Tuan, apa Anda baik-baik saja?" tanya Erland.
"Iya, saya baik-baik saja," sahut Gio.
Tetapi dari cara bicara Gio, Erland yakin kalau bosnya saat ini sedang tidak baik-baik saja. Terlebih saat ini Kinanti dan Bunga datang, masuk kembali. Gio menatap wajah Kinanti, memori potongan-potongan dulu hadir.
"Iya, sangat mirip. Aku yakin wanita ini sangat mirip dengan wanita yang tidur denganku. Ya Tuhan, apa benar wanita itu? Ah tidak. Tidak mungkin. Apa karena aku terlalu berobsesi mencari wanita itu?"
Gio tampak mengacak-ngacak rambutnya, dia terlihat seperti orang yang frustasi. Hingga akhirnya Erland terpaksa untuk mengakhiri pertemuan kali ini, karena bosnya sedang tidak baik.
"Tidak! Aku baik-baik saja! Lanjutkan saja! Aku ingin masalah ini bisa segera selesai," ucap Gio.
Gio tampak mengambil air putih yang berada di dekatnya dan menenggaknya.
"Tenangkan hati kamu Gio! Kau tak boleh seperti ini! Kau harus mencari tahu semuanya! Kau butuh waktu untuk bicara kepada wanita itu. Tak mungkin sekarang. Apa kau gila menanyakan sekarang? Kau baru bertemunya sekarang, masa iya langsung bertanya frontal kepadanya," Gio bermonolog sendiri.
Satria berhasil menemukan siapa otak dibalik penyelewengan data. Telah terjadi pencurian data oleh sebuah akun gmail xxxx, data ini dirinya sebar kepada akun gmail xxx. Satria tampak menjelaskan hasil pencarian datanya.
"Jadi dia, yang berniat jahat terhadap perusahaan ini? Erland cepat kau amankan Charles, semua sudah terbukti kalau dia yang telah melakukan pencurian data perusahaan dan melakukan penyalahgunaan data. Laporkan dia ke polisi kasus ini, karena telah menyebabkan perusahaan akan mengalami kerugian," titah Gio.
"Terima kasih Sat, kamu memang anak yang genius. Kamu sangat luar biasa," puji Gio.
Tanpa sadar Gio memeluk tubuh Satria, kayaknya seroang ayah yang meluapkan perasaan bangganya kepada seorang anak. Satria merasakan kehangatan, saat Gio memeluknya.
Netra mereka bertemu, Satria menatap wajah Gio. Dia merasakan ada keterikatan batin satu sama lain. Kinanti pun merasa aneh melihatnya, karena selama ini Satria tak pernah bersikap itu kepada Dimas. Meskipun Dimas kerap bersamanya, sejak Satria masih dalam kandungan.
"Ayah, aku yakin kalau Om adalah Ayah aku," ungkap Bunga diiringi isak tangis. Membuat Gio merasa tertampar dengan penuturan Bunga.
"Bunga kamu tak boleh seperti itu. Om Gio bukan ayah kamu. Mohon maaf Tuan, karena Bunga telah berbuat lancang menganggap Anda adalah ayahnya," ucap Kinanti dengan perasaan bersalah.
"Iya tak apa-apa," sahut Gio. Bahkan sikap dinginnya kini berubah menjadi sikap yang hangat. Gio justru mengeratkan pelukannya, semakin mendekap hangat kedua tubuh mungil itu.
"Semoga saja semua benar, kalau kalian adalah anakku. Sabar ya Sayang, Ayah butuh waktu untuk memastikannya. Ayah akan berusaha mencari cara untuk bicara dengan Ibu kalian. Semua ini karena kesalahan Ayah yang telah meninggalkan Ibu kalian begitu saja. Membuat Ibu kalian harus berjuang sendiri mempertahankan kalian. Ibu pasti sangat marah sama ayah, makanya Ayah butuh waktu untuk mengungkapkan semuanya," ucap Gio dalam hati.
"Jika laki-laki ini benar ayahnya kembar, aku akan secepatnya membawa kembar darinya. Karena aku tak mau, nantinya kembar diambil dari ku," ucap Kinanti dalam hati.
Tentu saja, tak akan semudah itu dia menerima Gio. Teringat atas apa yang Gio lakukan dulu kepadanya. Dia tak akan membiarkan Gio merebutnya darinya.
"Berarti, tugas Satria sudah selesai ya Tuan? Kami sudah bisa kembali ke Yogya?" tanya Kinanti. Seakan dirinya berniat menghindar dari Gio. Meskipun dirinya masih belum yakin kalau Gio memang ayah dari kembar.
"Belum. Ada project lain yang akan saya berikan untuk pekerjaan Satria selanjutnya. Urusan kasus itu memang sudah selesai, kami hanya tinggal mengusut tuntas. Tetapi saya masih membutuhkan bantuan Satria untuk membuat sebuah program untuk meningkatkan otorisasi data. Sehingga keamanan data perusahaan bisa lebih ditingkatkan. Harus melewati saya atau Erland. Tak semua orang mengetahuinya," jelas Gio.
Selain dia membutuhkan bantuan Satria, Gio juga ingin mengulur waktu sambil dia mencari tahu tentang kehidupan kembar dan juga Kinanti.