Kesempatan Hidup Kedua Hana

Keesokan harinya....

Di dalam ruang meeting semua orang duduk dalam diam. Tidak ada yang tahu apa alasannya tiba-tiba di pagi hari ini mereka diminta untuk menghadiri meeting secara tiba-tiba. Bos mereka juga hadir dalam meeting ini tapi tidak mengatakan apapun.

Tiba-tiba pintu ruangan meeting terbuka menampilkan sosok seorang wanita cantik yang muncul. Dia mengenakan sebuah rok pensil berwarna hitam dan blus berwarna biru. Semua orang yang ada di dalam ruangan meeting itu tampak terpesona melihat wanita cantik itu.

Wanita itu berjalan dan masuk ke tengah-tengah ruang meeting.

"Halo semuanya, namaku Mira Domani." Ucapnya tersenyum dengan ramah ke arah semua orang.

Mira mulai memperkenalkan dirinya sendiri. Setelah itu Louis dan Mira mulai mengobrol bersama tentang kerjasama yang akan mereka lakukan.

Mira mengemukakan semua ide yang sudah dia pikirkan sejak lama. Mereka pun melanjutkan meeting mereka di mana semua para karyawan memberikan ide mereka atau memberikan saran atau juga pertanyaan yang mereka miliki.

Mira menjawab semua pertanyaan yang diajukan dan juga memikirkan apa saran yang mereka berikan. Banyak karyawan merasa mudah untuk dekat dengan Mira dan menghargai Mira. Mereka juga merasa terkesan dengan bagaimana pintarnya Mira bisa menghandle semuanya. Bahkan Louis entah bagaimana bisa merasa terkesan dengan cara Mira mempresentasikan idenya dan bagaimana santainya Mira menjawab semua pertanyaan yang diajukan semua orang.

...----------------...

Sudah hampir satu bulan sejak Mira bekerja di projects itu bersama dengan Louis dan timnya. Mereka sudah menciptakan beberapa produk parfum yang sudah mereka rencanakan. Banyak orang yang bekerja dengan mereka mulai melihat mereka sebagai pasangan. Mereka menyebut Louis dan Mira merupakan pasangan yang ideal.

Rumor tentang hal itu mulai tersebar di dalam perusahaan. Rumor yang beredar menyatakan bahwa Louis memperlakukan Mira berbeda dibandingkan dengan wanita lainnya. Setelah mendengar rumor itu, Mira pun menyeringai.

Mira adalah wanita yang pintar. Dia tahu tipe pria seperti apa Louis itu.

Louis tidak suka wanita yang terus mendekati dirinya dan berusaha menggodanya. Louis lebih menghargai sosok wanita yang pintar. Namun dia tidak tahu bahwa sejak hari pertama, Mira sudah mulai berencana untuk memikat hati Louis.

Awalnya cukup sulit bagi Mira, tapi pelan-pelan dia mulai mendapatkan waktu untuk bisa terus bersama Louis karena kerjasama mereka yang berjalan lancar.

...----------------...

Hana mulai bekerja dengan Papanya. Semua orang mulai mengenali dirinya sebagai CEO berikutnya dari perusahaan Kurniawan.

Waktu selama enam bulannya bekerja bersama Louis sudah berakhir. Karena pekerjaan mereka yang masing-masing begitu padat membuat Louis dan Hana mulai jarang menghabiskan waktu bersama.

Saat ini, Hana tengah berada dalam sebuah restoran bersama Papanya. Mereka akan melakukan sebuah meeting dengan Pak Zayn dan cucunya Marcus Zayn yang merupakan pria termuda yang bekerja dalam banyak proyek di perusahaannya. Perusahaan mereka begitu terkenal dengan usaha clothing line dan kebanyakan pakaian yang mereka produksi adalah pakaian limited edition dan hanya orang-orang elit yang bisa membelinya.

Bagi perusahaan keluarga Hana, bekerja sama dengan keluarga Zayn akan membawa kesempatan baik untuk perusahaan mereka.

Perusahaan Zayn akan melakukan sebuah fashion show. Jadi Hana ingin bekerja sama dengan menunjukkan desain perhiasan yang dipadukan dengan pakaian yang akan mereka tunjukkan di fashion show itu nanti.

"Jadi apa yang ingin kau diskusikan denganku?" Tanya Pak Zayn dengan wajah tanpa ekspresi menatap Hana.

Hana mulai menyampaikan idenya tentang kerjasama yang ingin perusahaannya lakukan dengan merek. Sikap sopan dan rasa hormat yang ditunjukkan Hana membuat Pak Zayn terkesan.

Pak Zayn adalah pria yang sangat menjunjung tinggi etika dan sikap santun. Hana tidak terlihat seolah dia adalah orang yang bermuka dua. Bagaimanapun Hana sudah bekerja cukup lama dengan orang-orang yang berbeda. Jadi tidak sulit baginya melihat jadi diri seseorang dari dalam diri mereka.

Di sisi lain, Marcus terus menatap ke arah Hana. Ada begitu banyak wanita yang mencoba untuk mendekat dirinya atau sekedar untuk bisa bicara dengannya karena berpikir bahwa dia pria yang masih muda, jadi akan mudah untuk ditaklukkan. Tapi apa yang orang-orang lain tidak tahu adalah, Marcus itu pemuda yang dingin dan kalkulatif dibandingkan dengan Opanya, Pak Zayn. Tapi Hana yang memperlihatkan sikap hormatnya kepada Sang Opa membuat Marcus merasa terkesan padanya.

"Apa kau punya desain yang ingin kau tunjukkan kepada kami?" Tanya Marcus pada Hana.

"Iya tentu saja Pak Marcus." Balas Hana tersenyum manis.

Hana lalu mengeluarkan desain yang sudah dia siapkan dari dalam folder nya.

Dalam hati, Hana sebenarnya merasa takut tentang komentar yang akan dia dapatkan dari mereka berdua, terutama Pak Zayn. Hana hanya bisa berharap bahwa dia tidak akan mengacaukan semuanya.

Hana pun mulai menjelaskan tentang desain yang sudah dia tunjukkan kepada Pak Zayn dan Marcus.

Setelah mendengarkan Hana, baik Pak Zayn dan Marcus tidak mengatakan apapun. Mereka berdua begitu tertarik dengan melihat desain yang diberikan Hana. Tiba-tiba sebuah senyuman muncul di wajah Pak Zayn yang sejak tadi menampilkan ekspresi dingin di wajahnya.

"Hahaha... aku sangat terkesan Arman. Ternyata putrimu sangat bertalenta. Dia sama seperti dirimu. Kami ingin menandatangani kontrak kerjasama ini denganmu." Ucap Pak Zayn.

Hana pun merasa begitu lega mendengarkan ucapan Pak Zayn.

Marcus sendiri melihat ke arah Hana. Ada senyuman di wajahnya. Dia menyadari bahwa Hana adalah wanita yang sangat menarik. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya dia merasa tertarik kepada seseorang. Sejak awal pertemuan mereka itu, dia mulai menyadari bahwa Hana hanya melihat dirinya satu kali saja.

Hana benar-benar berbeda dengan wanita lain yang terus saja memandangi dirinya.

"Kenapa kita tidak mendiskusikan tentang kerjasama kita hari rabu nanti? Aku akan mengirimkan pesan kepadamu untuk tempat dan waktunya." Ucap Marcus.

"Tentu." Balas Hana tersenyum canggung.

Pak Zayn menyeringai dalam hati. Dia tidak keberatan jika cucunya itu mengencani Hana. Bagaimanapun dia cukup menyukai Hana. Di sisi lain Pak Arman juga menyeringai, karena kelihatannya Louis mendapat seorang saingan.

'Tidak diragukan bahwa putriku memang sangat cantik dan pintar.' pikir Pak Arman dengan senyuman bangga di wajahnya.

...----------------...

Di apartemen Hana...

Hana merasa sangat kelelahan. Dia pun berbaring di tempat tidurnya. Dia sangat merindukan Louis karena sudah cukup lama mereka tidak bertemu. Hana pun memutuskan untuk menelpon Louis. Setelah nada keempat, Louis pun menjawab panggilan darinya. Tapi Hana malah mendengar suara seorang wanita.

"Oh Halo Hana, ini aku Mira. Aku minta maaf, tapi Louis sedang meeting. Aku akan mengatakan kepadanya bahwa kau menelponnya."

Dan setelah itu panggilan pun berakhir. Hana merasa bingung kenapa Mira bisa menjawab panggilan darinya.

'Sejak kapan mereka menjadi begitu dekat?' tanya Hana dalam hati.

Tiba-tiba ketakutan mulai muncul dalam hati Hana.

"Kali ini aku tidak akan dibodohi oleh cinta." Ucap Hana dengan mata yang menunjukkan keseriusan.

Di dalam ruangan Louis...

Mira dengan cepat menutup telepon dari Hana dan menghapus panggilan Hana.

'Aku tidak akan membiarkan kau mengajarkan rencana ku Hana.' ucap Mira dalam hati dengan tatapan jahat yang tampak di matanya.

Pintu ruangan itu terbuka dan Louis tampak masuk. Dia begitu terkejut melihat Mira ada di dalam ruangannya.

"Apa yang membuatmu ada di sini Nona Mira?" Tanya Louis.

Mira tersenyum dengan manis pada Louis.

"Pak Louis, aku hanya ingin berterima kasih kepadamu atas kerjasama ini dan aku mengharapkan kerjasama kita akan terjadi lagi di masa depan nanti." Balas Mira.

Louis melihat secara intens ke arah Mira dan menganggukkan kepalanya dengan apa yang dikatakan Mira. Setelah itu keduanya terdiam.

Tiba-tiba Mira memecahkan keheningan di antara mereka berdua.

"Jadi bagaimana hubunganmu dengan Hana? Apakah kalian berdua berencana untuk menikah?" Ucap Mira.

"Nona Mira, aku tidak suka membicarakan tentang kehidupan pribadiku." Balas Louis tanpa melihat ke arah Mira.

Mira tersenyum canggung.

"Aku hanya berpikir bahwa kita sudah berteman. Itulah kenapa aku bertanya. Aku tidak tahu bahwa kau akan keberatan. Aku minta maaf Pak Louis." Ucap Mira.

"Tidak apa-apa Nona Mira. Tapi ingatlah dalam pikiranmu lain kali. Kita hanya partner bisnis saja." Ucap Louis tanpa ekspresi.

Ekspresi di wajah Mira berubah kesal.

"Baiklah Pak Louis, aku harus pergi. Jaga dirimu." Ucap Mira mencoba menahan dirinya sendiri agar tidak tampak emosi.

Setelah itu, dia pun keluar meninggalkan ruangan Louis.

Louis tengah bekerja dengan dokumen di hadapannya dia tiba-tiba teringat bahwa sudah cukup lama dia tidak bertemu dengan Hana. Dia sangat merindukan kehadiran Hana. Dia pun lantas memutuskan untuk menelpon Hana. Tapi setelah beberapa lama, Hana tidak menjawab panggilan darinya. Dia tidak bisa mengerti kenapa Hana tiba-tiba mulai mengabaikannya.

Lucas tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Louis.

"Ada apa denganmu Kak. Bagaimana kabarmu ?" Ucap Lucas tiba-tiba mendapati Louis yang tengah berpikir.

"Aku tidak tahu kenapa Hana mengabaikan aku." Ucap Louis.

"Sebenarnya apa kau tahu tentang rumor yang beredar di dalam perusahaan ini dan bahkan di media?" Ucap Lucas.

"Apa kau tidak tahu Lucas, aku sangat tidak suka mendengar rumor atau gosip seperti itu." Ucap Louis memutar matanya malas.

"Kalau begitu kau harus mulai menyukainya Kakak. Jika kau tidak mau putus dengan Hana." Ucap Lucas menyeringai.

Louis memberikan tatapan mematikan kepada Lucas.

"Baiklah Kakak, akan aku beritahu. Ada sebuah rumor yang mengatakan bahwa sesuatu terjadi antara kau dan Mira dan menariknya adalah, bagi semua orang kalian berdua menjadi pasangan yang ideal." Ucap Lucas tertawa karena dia menyadari bahwa situasi yang sedang dialami kakaknya itu cukup lucu.

"Media sialan." Umpat Louis kesal.

...----------------...

Sudah satu minggu sejak insiden Hana menelpon Louis dan Mira lah yang menjawabnya. Hana tidak siap bicara dengan Louis. Dalam kehidupannya yang kali ini, dia tidak mau mengacaukan hidupnya karena hanya cinta seorang pria.

Sekarang hari rabu dan Hana mengingat bahwa ada meeting yang akan dia lakukan bersama Marcus. Dia pun segera mengenakan sebuah gaun berwarna putih yang sepanjang lututnya dan dia juga mengenakan heels berwarna putih. Dia mengenakan make up di wajahnya untuk menunjang penampilannya. Namun dia tidak mengenakan perhiasan apapun kecuali anting dan arloji.

Hana tiba di restoran tepat waktu. Dia lalu masuk ke dalam restoran itu dan melihat Marcus yang sudah duduk di sebuah meja.

"Halo Pak Marcus, aku harap kau tidak menungguku cukup lama." Ucap Hana tersenyum sopan.

"Oh tidak... tidak... Aku baru saja sampai 5 menit yang lalu." Balas Marcus.

Sebenarnya Marcus sudah menunggu Han sejak 20 menit yang lalu. Dia benar-benar tertarik kepada Hana. Jadi dia ingin menghadiri meeting itu dengan cepat.

Ini adalah pertama kalinya dalam hidup Marcus dia benar-benar serius untuk menghadiri sebuah meeting. Dia menyadari bahwa Hana sangat menarik baginya.

Mereka berdua lalu mulai mendiskusikan tentang kerjasama yang akan mereka lakukan dan topik pembicaraan mereka beralih kepada masa kecil mereka. Hana tertawa dengan insiden lucu yang diceritakan oleh Marcus.

Hana merasa perusahaan Marcus sangat baik dan dia benar-benar bisa bekerja sama dengan Marcus.

"Terima kasih Pak Marcus atas kerjasama ini dan makan siangnya." Ucap Hana tersenyum.

"Panggil saja aku Marcus, aku memaksamu dan sama seperti dirimu Hana aku juga tidak sabar bekerjasama denganmu." Balas Marcus.

"Kalau begitu kau juga harus memanggilku Hana." Ucap Hana.

Marcus tertawa.

"Deal." Balasnya.

Mereka tidak menyadari ada tatapan mematikan yang melihat ke arah mereka sejak tadi.

Bersambung...