Luke karyawan biasa berusia 21 tahun yang telah bekerja selama 2 tahun mendapatkan hidup yang normal dan bahagia serta sangat jarang orang lain dapatkan namun, suatu hari saat Luke sedang beristirahat di atap kantor nya entah petir dari mana datang menyambarnya.
Luke kemudian bereinkarnasi di dunia Fidla di sebuah desa perbatasan Burthog Kingdom. Luke tumbuh di keluarga bahagia dan akhirnya memiliki seorang adik perempuan, Luke merasa sangat bahagia sebelum akhirnya perang merajalela dan menghancurkan desa nya.
Kedua orang tuanya terbunuh Luke juga terpisah dengan sang adik yang baru berusia 3 tahun.
Bagaimana Luke akan menemukan adik nya dan mengembalikan kehidupan normal dan bahagia nya? silahkan ikuti kisah petualangan Luke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfa-RZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 22, Amarah seorang kakak
"Sial kemana mereka berdua di saat di butuhkan seperti ini." Luke berjalan ke arah resepsionis.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Bertanya resepsionis dengan ramah meskipun melihat wajah Luke penuh dengan kekesalan.
"Saya sedang menanyakan rombongan saya apa kau tau kemana mereka pergi?" Bertanya Luke.
"Oh.. tadi mereka sempat bertanya arah panti asuhan saya rasa mereka pergi kesana." Jawab resepsionis.
"Terima kasih." Luke kembali meluncur ke arah panti asuhan.
"Apa Feras dan Nor mengikuti putri?" Lisa mencoba menebak.
"Tuan putri itu pasti meminta tolong mereka untuk menjadi pengawal sementara nya." Luke hanya dapat berpikir Feras dan Nor tidak memiliki hak untuk menolak ajakan putri Milis.
"Apapun itu aku merasa semua nya tidak akan berjalan baik baik saja."
"Percepat langkah mu!"
Namun baru saja mereka tiba di depan panti asuhan.
Bruk!!
Pintu panti asuhan sudah hancur dan tampak gadis berambut merah di balik nya menjadi sangat marah.
"Oh kebetulan sekali kau di sini Luke, saat ini aku butuh bantuan mu." Tampak nya bahasa formal yang sering di gunakan oleh putri Milis telah hilang.
"A-ada apa?" Bertanya Luke.
"Kau tadi ke sini kan.. apa kau melihat anak anak di panti asuhan ini tadi?" Putri Milis kembali bertanya.
'Iya juga Elona hanya mengatakan anak anak sedang di kamar tapi aku tidak melihat nya secara langsung.' Luke menjadi sedikit lebih serius. "Aku tidak melihat nya." Jawab Luke.
"Uang yang aku donasi kan ke mereka tidak ada yang sampai dan bukan nya mendapatkan makanan yang layak aku malah menemukan anak anak di sini memiliki segel budak di leher mereka." Jelas putri Milis.
"Ha!?" Luke tanpa sadar juga mengeluarkan aura nya karena marah dan berjalan ke arah Elona. "Siapa yang menanam segel budak ke mereka!?" Luke bertanya dan mengintimidasi Elona.
"I-itu.. penguasa kota Edgar Von Buchwald." Elona tentu menjawab nya karena ketakutan.
"Satu hal lagi yang ingin ku tanyakan.. apa Violet juga memiliki nya?" Luke kembali mengeluarkan aura nya yang bahkan kesatria level tinggi seperti Jirfnik dapat merasakan dominasi nya dengan jelas.
"Semua anak anak memiliki nya." Jawaban Elona membuat Luke melepaskan nya dan segera mengubah target nya.
"Akan ku bunuh kau Edgar!" Luke langsung berjalan ke arah mansion bersama Lisa Feras dan Nor tanpa memperdulikan putri Milis lagi.
"Eh?" Putri Milis merasa aneh karena ternyata amarah Luke jauh lebih tinggi dari nya dan ia langsung linglung sendiri.
"Tuan putri." Jirfnik menyadarkan putri Milis.
"Ah ya! Kita ikuti Luke." Putri Milis tersadar dan segera mengikuti Luke.
...
Mansion Edgar
Di sebuah ruangan terlihat pria gendut dengan banyak wanita di samping nya, ia tampak hidup cukup mewah dengan berbagai makanan di atas meja nya.
"Cih, kenapa tuan putri belum mengirim anggaran sampai sekarang?" Orang itu adalah Edgar Von Buchwald sang penguasa kota ini.
"Saya mendengar kabar burung, kabar nya tuan putri sedang dalam perjalanan ke kota ini untuk pemeriksaan karena anda belum mengirim laporan panti asuhan kepada nya." Seorang pelayan tampak menjelaskan.
"Panti asuhan apa nya, mereka itu hanya rakyat jelata beruntung mereka sedikit berguna dan ada orang yang mau membeli ny-" belum sampai ia berbicara seorang gadis kecil secara tidak sengaja menumpahkan bekas makanan pada nya.
"M-maaf kan saya tu- ohk!" Belum sempat gadis kecil tersebut meminta maaf satu tendangan sudah melayang ke perut mungil nya.
"Dasar budak tidak berguna! Aku memungut mu karena kau memiliki rambut langkah tapi dengan tubuh kecil mu itu siapa yang bisa kau layani hah! Bersyukurlah karena seorang baron menyukai gadis kecil seperti mu, dia akan menjemput mu bulan depan." Edgar meneriaki gadis tersebut sambil menjambaki rambut nya.
"M-maaf kan saya tuan.." yang nama nya anak kecil pasti menangis saat situasi seperti ini.
"Sial bisa nya hanya menangis berisik-"
Bom!
Suara ledakan dari gerbang terdengan di seluruh mansion.
"Apa yang terjadi!?" Edgar menjadi sangat kesal dan melempar gadis kecil tersebut.
"Kakak.." gadis kecil yang memiliki rambut ungu tersebut tidak lain adalah Violet yang kemudian pingsan karena kesakitan.
"Edgar Von Buchwald! Keluarlah!" Suara Luke menggema dari arah halaman mansion.
Sementara itu di halaman Luke sudah di kepung oleh prajurit dari berbagai sisi.
"Ini sedikit merepotkan, mereka setidak nya prajurit level empat ke atas." Ucap Lisa.
"Skill - Flame Burst!" Luke membuat garis api mengelilingi nya. "Yang melewati garis itu akan mati!" Luke tidak menyukai pembunuhan yang tidak berarti jadi ia memberikan peringatan terlebih dahulu.
"Jangan takut! Serang!" Tapi tampak nya para prajurit meremehkan mereka dan malah langsung menerjang begitu saja.
"Skill - Ax Worm!" Feras langsung mengayunkan kampak nya untuk membelah tanah dan membuat keseimbangan seluruh prajurit tergoyahkan.
"Aku sebenar nya tidak suka melakukan ini tapi apa boleh buat." Nor juga terjun dengan dua tombak di tangan nya.
"Apa aku perlu turun tangan?" Lisa bertanya.
"Aku akan menyerahkan disini pada kalian bertiga." Luke sudah berjalan masuk kemansion karena merasa mereka bertiga sudah cukup untuk menghadapi prajurit sebanyak itu.
Luke yang baru masuk ke mansion tampak nya langsung di hadang oleh seorang kesatria berlevel tinggi.
"Mage kah? Hmm tapi kau menggunakan armor full plate apa kau seorang petarung?" Kesatria itu cukup bingung.
"Level delapan kah." Luke dapan mengetahui level lawan dengan mudah menggunakan sistem, Luke tidak basa basi dan mengeluarkan pedang besar dari Storage nya.
"Jadi kau adalah petarung, baiklah aku akan meladeni mu." Kesatria itu juga sudah siap dengan kuda kuda berpedang nya.
"Acceleration." Luke dalam sekejap sudah berada dalam jangkauan pedang kesatria tersebut.
"Sejak kapan kau menggunakan skill!?" Tentu dia kaget karena Luke tidak mengucapkan skill di awal kata nya yang sebenarnya tidak perlu bagi Luke.
Dengan serangan kejutan itu pedang besar Luke berayun dari perut bawah memotong hingga pundak kesatria itu.
Exp +3
"Aku sedang terburu buru." Luke menyimpan kembali pedang nya. "Location Object."
Luke mengaktifkan skill pencari nya dan menemukan cukup banyak orang di lantai dua, tanpa pikir panjang Luke langsung menuju ke tempat tersebut dan menemukan party yang cukup mewah?.
"Cih.. di mana pun itu aku tetap tidak menyukai nya, kecuali si gendut yang di sana yang lain boleh keluar.. itu pun jika kalian tidak ingin mati sih." Luke terlebih dahulu memberikan peringatan.
Dor!
Sebuah peluruh melayang ke arah wajah Luke tapi berhenti sebelum mengenai nya.
"Hmm senjata api kah.. sayang sekalai aku memiliki sihir pertahanan proyektil." Luke dengan santai menepis peluruh yang nyangkut di barrier depan wajah nya.
"Khiii.. si-siapa kau!?" Edgar nampak mulai panik.
"Yo.. Edgar, aku datang untuk mengambil nyawa mu." Luke juga dengan santai mengeluarkan sebuah pistol.
Dor!
Luke menembak pistol kuno yang ada di tangan Edgar.
"T-tidak mungkin! B-bagaimana rakyat biasa seperti mu memiliki Flintlock mini buatan kekaisaran!" Edgar tentu menjadi semakin ketakutan.
"Jangan salah paham, di bandingkan Flint-apalah itu yang hanya bisa menembakkan peluru satu kalian, buatan ku ini masih bisa menembakkan peluru enam kali lagi.. dengan kata lain aku masih bisa membunuh mu enam kali lagi." Luke menikmati ini.
"T-tuan tolong ampuni saya! Tidak! Saya akan menyerahkan apapun! Uang! Wanita! Aku memiliki segalanya! Apapun itu!" Sebuah permohonan untuk orang yang akan melihat ajalnya pun sudah keluar.
"Sayang nya aku menginginkan nyawa mu." Luke menyimpan pistol nya lalu menendang tubuh besar Edgar keluar jendela.
Melihat Edgar tuan mereka terlempar dari lantai dua membuat semua prajurit berhenti sejenak dan Luke memperhatikan dari atas.
"Tampak nya mereka menahan diri untuk tidak membunuh." Maksud Luke adalah Feras Nor dan Lisa. "Sibah, gendut itu untuk mu." Luke memerintahkan monster elang nya untuk mencabik dan memakan tubuh Edgar yang sekarat karena jatuh dari lantai dua.
Mata Luke segera tertuju ke gadis kecil kurus yang terbaring pingsan di pojok ruangan. "Violet."