NovelToon NovelToon
Harumi

Harumi

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Romansa / Office Romance
Popularitas:53.3k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Jangan lupa tinggalkan Jejak,
Tidak disarankan untuk pembaca dibawah umur.



Mengetahui fakta jika wanita yang ditunggunya selama enam belas tahun, telah memiliki anak dari keponakannya, membuat Dimas patah hati, meskipun rasa cintanya begitu besar, tapi dia memilih untuk menyerah, demi kebahagiaan bersama.

Demi menghibur hatinya yang tengah galau, dia berlibur di villa milik keluarganya.

Di tempat berbeda, seorang wanita sedang sibuk menyiapkan acara liburan gratis yang di dapatkan dari tempatnya bekerja.

Sesuatu hal terjadi pada keduanya, sehingga membuat laki-laki itu selalu mengejarnya, dan sang wanita selalu terbuai olehnya, walau seharusnya hal itu tidak boleh terjadi di karenakan wanita itu telah memiliki kekasih..

Apakah Dimas akan mengalami patah hati kedua kali, atau justru berhasil memiliki wanita baru yang dia temui?



P.S. Lanjutan dari cerita sebelumnya berjudul

❤️Pembalasan Atas Pengkhianatan Mu❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pikiran Buruk

Dimas baru saja membuka matanya, dia menoleh, tak ada Rumi disampingnya. Dimas mengambil dalamannya, yang teronggok di lantai, semalam dia sempat bercinta dengan Rumi.

Setelah mandi, dia melangkah menuju ruang wardrobe, alangkah terkejutnya dia, karena tak mendapati ransel milik Rumi.

Dimas bergegas mencari ponselnya, guna menghubungi wanita itu. Amarah menyeruak kedalam dadanya, bukankah seharusnya mereka berpisah besok usai turun dari kereta, kenapa Rumi pergi secepat ini? Bahkan tak pamitan padanya.

Baru saja hendak menelpon, sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Bunga Harumi

Maaf aku pergi dulu, aku terburu-buru, tapi nanti malam, aku akan menunggu kamu di stasiun.

Dan tolong jangan hubungi aku dulu.

Dimas tetap menghubungi, sayangnya ponsel Rumi tidak aktif, dia mengumpat keras, entah mengapa, dia merasa ditipu.

Kenapa wanita itu berbuat sesuka hatinya?

***

Rumi seharian tak bisa dihubungi, ponselnya tak aktif, bahkan hingga langit berubah gelap.

Usai check out, dengan menaiki taksi online, Dimas berangkat menuju stasiun.

Dia duduk di kursi ruang tunggu, didekat pintu masuk, berkali-kali dia melihat jam ditangannya, waktu terus berjalan, tapi ponsel Rumi masih belum bisa dihubungi.

Para penumpang mulai memasuki pintu pemeriksaan, Dimas bangkit, sambil terus menghubungi Rumi, tapi hasilnya tetap nihil, wanita itu belum mengaktifkan ponsel, juga tak terlihat batang hidungnya.

Apa mungkin Dia sudah berangkat terlebih dahulu? Tapi tiket yang dipesan, berada di ponsel Dimas, Apa mungkin Dia membeli tiket sendiri, dan sengaja meninggalkannya?

Tinggal Selangkah lagi, Dimas melakukan pemeriksaan, namanya dipanggil, Dimas jelas hafal suara itu, dia menoleh, dan terlihat dari kejauhan, Rumi berlarian ke arahnya bersama seorang lelaki, yang mengenakan ransel milik Rumi dibalik punggungnya.

"Untung aja masih keburu," ujar Rumi dengan nafas tersengal, "Kal, kesuwun wis njujugna aku, Kowe ati-ati baline, aja ngebut, nek wis guthul, wa aku ya!" (makasih sudah antar aku, kamu hati-hati pulangnya, jangan ngebut, kalau udah sampai, wa aku ya).

"Iya, sampean ati-ati," (iya, kamu hati-hati)

Keduanya juga sempat berpelukan, sebelum berpisah, Lelaki itu memberikan ransel milik Rumi, lalu melambaikan tangannya, dengan senyum lebarnya.

Dan Dimas hanya bisa diam tanpa bisa berkata apapun, walau kini hatinya terbakar api cemburu. Wanita yang semalam ditidurinya, dengan suka rela dipeluk oleh lelaki lain, belum lagi, senyuman keduanya, yang terlihat begitu bahagia di mata Dimas.

Tak mungkin bisa melampiaskan amarahnya, Dimas hanya bisa mengepalkan tangannya kuat, andai tak ingat etika, mungkin lelaki asing itu akan dia hajar habis-habisan.

Sempat menunggu beberapa menit, kereta yang akan membawa mereka kembali ke ibu kota, akhirnya tiba. Ada beberapa penumpang yang turun, tapi tentunya lebih banyak penumpangnya yang naik, mengingat akhir pekan telah usai.

Rumi baru saja mengaktifkan ponselnya, begitu duduk di kursinya, sedang Dimas masih menyimpan ransel dan kardus milik Rumi di bagasi atas.

"Kamu kenapa telpon aku berkali-kali, kan aku udah bilang, jangan hubungi aku dulu, percuma juga, aku matiin hapenya," ujar Rumi.

Dimas baru saja mengeluarkan laptopnya, dari dalam ranselnya, lalu meletakkannya di kursi, dan memasukan ranselnya bersebelahan dengan milik Rumi, di bagasi atas.

Lelaki itu duduk, setelah sebelumnya, mengambil laptopnya, dia sama sekali tak menanggapi apa yang dikatakan oleh wanita disebelahnya.

Tak ada yang berbicara, Rumi sibuk dengan ponselnya, dan sibuk memeriksa pekerjaan yang dikirimkan oleh asistennya.

Baru tiga puluh menit kereta melaju, Rumi baru ingat sesuatu, "Kamu udah makan malam belum?" tanyanya.

Dimas hanya berdehem, reaksi yang menurut Rumi, cukup ambigu, "Aku tanya, kamu udah makan belum?"

Dimas melirik sekilas, wanita yang mengenakan kaus lengan pendek berwarna hitam, tadi sebelum duduk, Rumi melepas jaket baseball miliknya, "Sudah," sahut Dimas, "Tapi tadi siang," sambungnya.

Rumi menoleh, dia cukup terkejut, "Kenapa belum makan malam?" tanyanya.

"Malas," jawab Dimas singkat, dia kembali fokus pada laptopnya.

Rumi menghembuskan nafasnya kasar, dia bangkit, lalu meminta Dimas untuk memberinya jalan, "Aku mau ke kereta makan, apa ada makanan yang kamu inginkan?" tawarnya.

"Kamu aja, aku lagi sibuk." sahut lelaki yang bahkan tak mau menatap Rumi.

"Terserah," Rumi melewati, namun baru beberapa langkah, dia kembali lagi, "Nggak jadi, yang jual makanan lagi jalan kesini,"

Dimas tak memberikan tanggapan, dia masih sibuk berkutat dengan laptopnya.

"Kamu kenapa sih, kenapa dari tadi diamkan aku?" Rumi mendengus kesal, dia sadar perubahan sikap lelaki itu.

Dimas tak menjawab, dia hanya menaikan bahunya, dia masih terlalu sibuk dengan laptopnya.

Salah satu petugas yang mendorong troli, menawarinya beberapa menu makanan, Rumi memilih satunya, dia juga memesan mie cup untuknya. Lalu saat petugas menyebutkan harganya, Dimas langsung menyodorkan selembar uang merah, tanpa menatap petugas.

"Aku suapi kamu ya!" kata Rumi mulai membuka boks makanan pesanannya.

"Kamu aja, aku lagi kerja," sahut Dimas tanpa menatap wanita disebelahnya.

Rumi berdecak, "Kamu kenapa nyebelin sih? Aku ngomong baik-baik, nawarin kamu makan, karena kamu belum makan, tapi kamu malah cuekin aku, mau kamu apa sih?"

"Aku nggak minta," ucap Dimas dingin, jari-jarinya masih sibuk beradu dengan huruf-huruf.

Rumi menutup kembali boks makanan itu, lalu meletakkannya dimeja kecil, dia duduk menghadap Dimas, dia melirik sekilas apa yang sedang dikerjakan lelaki itu, dia lalu memencet tombol simpan, lalu menutup cepat laptop di pangkuan Dimas, "Makan dulu, kalau mau marah entar aja, yang penting perut kamu terisi,"

Dimas membuka kembali laptopnya, tapi dengan cepat Rumi menahannya, "Makan dulu," pintanya, tak mau dibantah.

"Aku tidak akan mati, hanya karena tak makan malam, dan kini aku tengah sibuk, jadi tolong jangan ganggu aku dulu," Dimas mengatakannya tanpa menatap Rumi.

Karena terlanjur kesal, Rumi bangkit dan menabrak kaki yang menghalangi jalannya, dia melangkah pergi, tanpa berbicara apapun.

Dimas menggelengkan kepalanya, dia kembali membuka laptopnya, guna menyelesaikan pekerjaannya.

Sayangnya hingga hampir satu jam, Rumi tak kunjung kembali, dan Dimas baru saja menyelesaikan pekerjaannya, dia lalu mengambil ponsel miliknya, guna menghubungi Rumi, tapi ponsel wanita itu justru tertinggal di kursi.

Dimas bergegas memasukan laptopnya ke dalam tas, dia mengambil ponsel milik Rumi, berniat mencarinya, tapi baru saja hendak bangkit, wanita itu berjalan ke arahnya, dengan wajah ditekuk.

"Kamu dari mana? Kenapa lama sekali?" tanya Dimas, setelah Rumi duduk kembali disebelahnya.

Malas menjawab, Rumi memilih bermain ponsel.

Melihat itu Dimas menghela nafasnya, sepertinya wanita itu ingin membalasnya. Lalu dia melirik sekilas bok makanan, yang tadi ditawarkan padanya, "Ambil kan itu, sini aku makan," Rumi memberikannya tanpa berbicara.

Dimas mulai menikmati makanan yang tak lagi hangat, walau sebenarnya dia malas, demi menghargai wanita disebelahnya.

"Aku harus merevisi pekerjaan yang dikirimkan asisten ku," katanya.

Rumi masih diam, "Seharian mood ku buruk, aku sama sekali tak bisa berkonsentrasi, karena terlalu sibuk memikirkan kamu yang tiba-tiba menghilang, dan tak bisa dihubungi," jelas Dimas, "Seharian aku hanya menatap pemandangan, sembari merenung, apa aku berbuat salah, sehingga kamu tiba-tiba ninggalin aku? Atau sikapku cukup kasar, sehingga kamu marah sama aku? Dan banyak lagi pertanyaan, yang begitu berisik di pikiranku, aku bingung harus apa,"

Rumi memasukan ponselnya ke saku celana jeansnya, "Habiskan makanan kamu, setelahnya kita bisa bicara."

1
Rania Fildette
hihihi aku tau kenapa anggita teriak 🤭🤣
Rania Fildette
inget ya gaes yaaaa.. INI FIKSI 🤪 jangan jadiin cerita fiksi sebagai acuan gimana pasangan kamu nanti (atau skrg) seharusnya bersikap 😘 karena kalau harapan terlalu tinggi jatuh nya bakal lebih sakiiiit 🤧
Rania Fildette
keknya gak mungkin deh ada orang sebaik Ari, dan dia gak kaget atau keliatan kecewa.. kalau aja author ngegambarin ari merasa kecewa seenggaknya. masih bisa dibilang normal lah si ari.. aku malah mikirnya ari jg selingkuh 😢
Rania Fildette
jujurlah kalian, emang pernah lebih dr sekali? dan kalian beneran bs ngerasain puas? 😢
Rania Fildette
Denis kudu nurunin sedikit kekangannyaaa, percaya aja sama istrinya, toh Diandra emang udah gak akan mau balikan sama Dimas.. bikin aja hamil si Diandra, jd gak akan bs kabur²an melulu 🤣🤣🤣
Rania Fildette
harusnya aman sih kak ini mah gak vulgar
Rania Fildette
semangat terus author ❤️
Rania Fildette
emang yg paling penting itu kejujuran, jangan sampai pasangan tau dr orang lain atau tau dengan sendirinya, itu lebih nyakitin loh..
Rania Fildette
keknya dimas ketagihan Bogeman ponakan lucknut nya deh 🤣🤣🤣
Rania Fildette
sukaaaa ❤️ lanjut terus thoor.. semangaat 🤗🤗🤗
Rania Fildette
syukurlah seenggaknya gak dimas doang yg pernah, sedih sih dia malah celap celup katanya tobat waktu ketahuan selingkuh duh
Rania Fildette: rasanya gmn gitu kalo rumi masih virgin sedangkan dimas udah melanglang buanaaa (tp kebanyakan novel begitu sih yg entah kenapa -_-)
total 1 replies
Rania Fildette
langsung kesini abis tamat marathon diandra-denis 🥰
Mareeta: terima kasih udah mampir
total 1 replies
Neng geulis
Luar biasa
Jam Jam
ceritanya bagus ga ngebosenin, terus berkarya mbak 😆
Mareeta: terima kasih sudah mampir, silahkan baca cerita ku yang lain 🥰
total 1 replies
Aya Hadad
Ya udeh akhir aja gak ada tambahan extra updatenye nich ditunggu karyamu selanjutnye yg lebih keren, trma ksih 😧👌👌😘😜😜👍🙏🙏 sukses selalu & tetap semangaaat 🤗🤗💪💪
Mareeta: baru 2 bab sih, aku lagi sibuk jadi belum sempat pegang, nunggu lima bab aja, ntar aku infoin
Mareeta: aku lagi coba ganti user name tapi belum bisa juga, mungkin ketik judul aja "mister asisten"
total 4 replies
Siti Rohmawati
karya selanjutnya ceritanya Aditya ya thor.
Mareeta: kalau punya aplikasi berlogo F, aku lanjut ceritanya di sana.
total 1 replies
Siti Rohmawati
karya yg bagus,dan selalu ditunggu updatenya, konfliknya gk rumit.
gibshena
/Smile/
Vera Uni
ada boncap nya kak
Mareeta: Kalau ada aplikasi berlogo F, aku lanjutin di sana.
total 1 replies
Nadila Nisa
ditunggu karya berikutnya kak.. sukses selalu kak herma💪🏻💪🏻
Mareeta: lanjutan cerita ini, aku up di platform berlogo F, baru up satu bab sih, just info aja, kalau punya Aplikasinya silahkan mampir.😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!