NovelToon NovelToon
The Wicery Town Story

The Wicery Town Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Si Bogeng

Sebuah cerita yang berfokus kepada seorang remaja bernama Celvin Lloyd Relgi. Dia berangan-angan untuk menjadi seorang pahlawan kelas-S terkuat yang pernah ia dambakan. Bersama teman-temannya mereka pergi berpetualang dengan keseruan, candaan, suka dan duka akan mereka alami pada perjalanan mereka. Musuh-musuh yang menjadi lebih kuat seiring berjalannya waktu membuat Celvin ingin menjadi semakin kuat demi melindungi orang-orang yang ia pedulikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si Bogeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6: Identitas Asli Shadow??

Amanda yang mendengar ceritaku kemudian memelukku dengan erat dan sambil menangis, dia berkata.

“Dasar bodoh!! Kau tahu kau sudah membuatku khawatir?!! Apa yang akan Melissa katakan jika kau berada dalam bahaya?!”

Ternyata dia memang mengkhawatirkanku ya? Tak bisa dipungkiri, Amanda memang orang yang penyayang dan peduli.

Aku kemudian tersenyum aneh dan berkata.

“T-Ternyata begitu ya? Kamu hanya mengkhawatirkan ku toh?” ucapku pada Amanda sambil tersenyum aneh.

“Ya jelas dong, apa yang terjadi jika kau mati?!!” teriak Amanda padaku.

“Iya Deh, aku minta maaf karena membuatmu khawatir” jawabku sambil mengelus punggungnya sambil memeluk Amanda.

Amanda kemudian melepaskanku, dia kemudian melihat sekitar dan bertanya.

“Hey Celvin, dimana temanmu Finn, itu?” tanya Amanda padaku.

Aku lalu menundukkan kepalaku dan kemudian berkata.

“D-Dia... menyerah untuk menginvestigasi kasus ini”

“Begitu ya? Baiklah kalau begitu, berhati-hatilah kemana kau menginjakan kakimu. Kamu tak akan tahu apa yang sedang kau langkahi.” ucap Amanda padaku.

“Ya, aku akan berhati-hati lain kali”

Amanda lalu membelai kepalaku sambil tersenyum lalu pergi.

Untung saja aku mendengarkan perkataan Aqua, kalau tidak remaja itu bisa saja mati.

Tak lama kemudian terlihat salah satu teman sekelasku mendekat dan menyapaku.

“Hey Celvin!”

Dia bernama Austin, Austin Voldez, tak lama ini aku dengar rumor dia bertengkar dengan orang tuanya, entah benar atau tidak. Dia memiliki rambut hitam dan mata berwarna merah, dia orang yang mudah marah tapi dia cukup peduli sesama. Potongan rambutnya cukup aneh kalau aku bisa bilang karena biasanya acak-acakan, orang ini nggak pernah sisiran apa?. Dia juga merupakan salah satu murid yang cukup berbakat di sekolah, hampir semua statistiknya sempurna.

“Oh Austin, apa kabar?” sapaku pada Austin

“Baik, kau sedang apa disini? Kau tahukan rumor tentang Shadow sedang menggila belakangan ini.”

“Ya, aku tahu justru aku sedang mencari informasi penting tentang dia jawabku pada Austin.

“Begitu ya?” sambil mendekatkan tangannya ke mulut.

Tunggu?!! Jangan-jangan itu.

Sarung tangan Austin tampak memiliki bercak darah.

Aku kemudian bertanya soal sarung tangannya yang memiliki bercak darah yang aneh itu.

“Eh... hey Austin”

“Ya ada apa?” jawab Austin padaku.

“I-Itu apaan di sarung tanganmu itu?”

Dengan muka sedikit panik Austin berkata.

“Oh i-ini bukan apa-apa, ini hanyalah saus tomat”

Saus tomat katanya?! Orang bodoh mana yang mengoleskan saus tomat ke sarung tangannya?! Nggak mungkin, jangan-jangan memang benar dugaanku?

“Bohong!! Nggak mungkin kalau itu saus tomat!!”

Austin yang tampak marah kemudian berkata.

“Sudah kubilang kan ini saus tomat!! Kalau emang bukan kenapa?!!”

“Coba jilat”

Kataku sambil tersenyum licik

“Dih! Apaan sih kamu?! Enggak mau ah”

Aku yang sudah mulai habis kesabaran pun membentaknya

“Cepat katakan sejujurnya, bercak apa itu?!! Kamu tahu kan rumor Shadow sedang menyebar?!!”

Austin lalu dengan marah kemudian menjawabku.

“Lalu apa hubungannya denganku?!!! Kamu mencurigaiku sebagai Shadow?! Omongan gila macam apa itu?”

“Dengar katakan saja dengan jujur mungkin aku tidak akan mencurigaimu” ucapku sambil mencoba menenangkan Austin.

Austin kemudian menghela nafasnya dengan berat dan kemudian menjelaskan.

“Hadeh kamu ini, dasar rambut merah sialan. Baiklah aku akan berkata jujur, tapi janji kamu enggak bakal langsung menghajarku”

Akhirnya dia mengaku juga, siap-siap kamu Austin!

“Tadi barusan aku pulang dari minimarket, melalui lorong sempit dan gelap. Tak biasanya aku lewat sana, tapi aku mencoba jalan baru. Dan tanpa ada apapun tiba-tiba muncul tiga preman bersenjata ingin merampokku. Jelas aku tak akan mengalah tanpa perlawanan, aku kemudian menghajar mereka dan merampas pisau dari salah satu preman itu. Aku lalu mencoba menusuk mereka, tapi tusukan yang kuberikan enggak terlalu fatal dan hanya membuat mereka takut. Dan akhirnya mereka malah lari dan disinilah aku.”

Hmm... ceritanya cukup masuk akal kalau dipikir-pikir lagi. Walaupun begitu aku masih nggak melepas pandangan darinya.

“Yasudah kalau begitu, maafkan aku ya Austin telah menuduhmu sembarangan” ucapku pada Austin sambil meminta maaf.

“Ya gapapa, aku mengerti kecurigaanmu. Tapi lain kali jangan asal menuduh orang!! Yaudah aku pulang dulu, lagian udah larut malam juga. Hati-hatilah Celvin”

Sambil menepuk pundakku Austin pergi menjauh.

Tunggu?!! Dia bilang tadi lorong sempit dan gelap?! Jangan-jangan itu yang dibilang oleh Aqua tentang tempat gelap? Ah! Aku harus berhati-hati dengan Shadow itu. Dia sungguh licik.

“Tunggu Austin- loh?!”

Dia sudah menghilang.

tapi tetap, aku masih mencurigainya, aku harus hati-hati lain kali dengannya. Lagipula dia murid terkuat kedua di sekolah setelahku. Tapi masa sih dia bisa membuat Silent Death dan lainnya kewalahan? Terdengar tidak masuk akal tapi apapun bisa terjadi di dunia ini.

***************

Sudah jam 12:11 dan aku masih belum mendapatkan informasi apa-apa lagi, sepertinya lebih baik aku pulang sekarang, sudah larut juga ibu mungkin sedang mengkhawatirkanku.

Aku akhirnya pulang dan sesampai dirumah dan ketika aku membuka pintu, terlihat ibu yang berdiri didepanku.

“Aku pulang, maaf kalau aku membuat ibu khawatir”

Dengan wajah gelisah Ibuku bertanya kepadaku.

“Kamu pulang juga, bagaimana misimu tadi?”

Aku kemudian menjawab dengan nada sedikit ketakutan.

“Y-ya semuanya baik-baik saja, tak ada yang perlu dikhawatirkan”

Ibuku mengintip ke belakang bajuku, lalu dia menghela nafas dan berkata.

Sambil menyilangkan tangannya ibuku berkata

“Sudah kuduga, Celvin kamu pergi ke tempat berbahaya lagi ya?”

“A-apa? Enggak kok Ma, semuanya baik-baik aja kok”

Aduh gawat jangan bilang ibu marah lagi?!

“Udah nggak usah bohong, ibu gak akan marah kok. Lagipula Amanda sudah menceritakan semuanya kepada ibu”

“Benarkah?!”

Ah sial, Amanda, kenapa kau harus memberitahukan kepada ibu?!.

Ibu tiba-tiba memelukku secara spontan dan dia bilang.

“Intinya ibu bersyukur kamu masih selamat, tapi lain kali jangan mempertaruhkan hidupmu oke?”

“Ya bu, aku mengerti. Maaf karena sudah membuatmu khawatir”

Lalu ibuku kemudian melepaskanku dan dan berkata.

“Ya sudah kalau begitu tidurlah, hari ini juga sudah larut”

“Ya baiklah bu”

Aku pun masuk kamar dan tidur. Pada saat tidur aku ditemui lagi oleh “The Elemental Origin” namun yang menemuiku kali ini hanya Aqua.

“Jadi bagaimana hari ini? Apakah baik-baik saja? dan bagaimana saranku tadi?” tanya Aqua padaku.

“Kamu banyak tanya banget, ya begitulah nggak terlalu baik-baik aja sih, seperti yang kamu lihat, Finn tampak menjauhiku dan seakan ngambek”

“Bukannya itu wajar? Tidak heran dia meragukanmu setelah melihat mayat itu yakan?”

“Ada benarnya juga sih, aku mungkin melakukan hal yang sama jika begitu, dan oh iya omong-omong terima kasih ya, saranmu barusan cukup baik, aku jadi tertolong karenamu”

“Tentu saja, orang yang kamu lihat sekarang ini sudah hidup lebih dari miliaran tahun loh”

“Begitu ya? Dan omong-omong apakah maksudmu dengan jangan pergi ke tempat gelap karena Austin?”

“Mengenai hal itu, aku juga kurang pasti. Aku mungkin bisa melihat masa depan, tapi hanya sekilas dan lagi aku hanya dapat membantumu melalui saran”

“Aduh begitu ya?, baiklah kalau begitu aku akan berusaha lebih keras lagi, omong-omong kamu ada saran lagi gak?”

“Sepertinya nggak ada tuh”

“Baiklah kalau begitu”

***************Paginya

Aku akhirnya terbangun pada jam 8:07

Kali ini aku tak perlu lagi khawatir, karena aku memiliki surat izin, aku bisa sedikit santai. Justru malah aku tidak perlu sekolah, tapi. Mengenai kejadian kemarin, aku harus minta maaf kepada Finn.

Aku siap-siap sekolah dan akhirnya berangkat, terlihat gerbang sudah ditutup. tapi aku langsung menunjukkan surat izin tersebut, dan langsung saja aku diperbolehkan masuk.

“Huh? Semudah itu ya ternyata”

Kataku sambil menaikkan pundakku

Aku berjalan melewati lorong sekolah yang tampak sepi, ya wajar sih sepi, orang juga pelajaran sudah mulai. Aku pun naik ke lantai 2, melewati lorong kelas dan akhirnya sampai di depan kelasku, 10A. Tampak kelas begitu ramai dan Finn dengan wajah datar melihat ke arahku, guru yang sedang mengajar menyuruhku berdiri di depan. Tetapi aku kemudian menunjukan surat izinku dan aku pun diperbolehkan duduk. Finn yang biasa duduk disampingku kini berpindah tempat dengan temanku, Henry. Entah apa yang membuatnya bertindak sejauh ini, tapi apa pun itu aku harus meminta maaf kepadanya.

Pada saat istirahat, aku pergi ke kantin mengikuti Finn, dan saat dia duduk. Aku coba berbicara kepadanya.

“H-hey Finn maaf ya soal kemarin, aku sudah membahayakan diri kita”

“....”

Dia hanya diam saja tidak menjawab.

Dia kelihatannya benar-benar marah, sepertinya aku harus memberinya sedikit waktu. Orang yang kayak gitu sebaiknya jangan diganggu dulu.

Lalu aku melihat Austin dari kejauhan dan aku berniat mendekati dan menyapanya, tapi dia kemudian melihat sekitar dan pergi.

Sedang apa ya?!

Aku sebenarnya masih mencurigainya sih, ya sudahlah akan ku kuntit saja dia.

Aku pun mengikuti Austin sampai ke belakang sekolah, terlihat banyak kotak yang bergeletakkan dan barang-barang yang tidak berguna. Dan betapa terkejutnya aku, Austin tiba-tiba mengeluarkan sebuah pedang panjang di belakang tong sampah besar.

A-apa itu?!! Tunggu…. B-bercak darah?! Apa yang sebenarnya direncanakannya?

Saat berjalan mundur, aku tak sengaja menendang sebuah batu. Dan Austin yang menoleh kebelakang dan berkata.

“SIAPA ITU?!!”

Sial aku ketahuan!!

Austin mengecek ke belakang dan..

“Hmm, sepertinya hanya perasaanku saja”

Sial hampir aku ketahuan, aku bersembunyi di dalam tumpukkan kotak yang berserakkan tadi. Untuk sekarang lebih baik aku tidak keluar dulu.

Ternyata benar, kecurigaanku sudah terbuktikan. Aku akan memberitahu Finn tentang hal ini.

Nampak Austin sudah pergi, baiklah saatnya waktu yang tepat untuk keluar. Tak lama kemudian aku pergi berlari untuk menemui Finn, melewati berbagai tempat dan sampai ke kantin.

Dengan terengah-engah aku berkata kepada Finn.

“Finn, Finn dengar aku ada informasi penting, aku tahu siapa itu identitas asli Shadow”

Finn tampak terkejut dan dia berkata.

“Benarkah?! Maksudku, ehem sudahlah Celvin, menyerah saja. Tidak ada gunanya kau mempertaruhkan hidupmu untuk hal bodoh seperti itu”

“Tapi ini penting!! Tolong dengarkan aku dulu”

“AHH! Sudah cukup, aku sudah muak dengan omong kosong ini”

Dia tak mau mendengarkanku walaupun aku sedikit ragu kalau memang Austin lah sosok “Shadow” itu.

Nevy kemudian mendekatiku, dengan terlihat khawatir dia kemudian berkata.

“Hey, Celvin... Aku sudah tahu semua ceritanya”

“Ya, aku memanglah payah” jawabku sambil terlihat putus asa.

“Aku mengerti perasaanmu, lagipula Finn sebenarnya hanya mengkhawatirkanmu dan dirinya. Kamu tahu kalau bertindak gegabah dan ceroboh hanya akan membuat keadaan semakin buruk.”

“Ya sepertinya kau benar, tapi aku tak akan mundur sekarang. Misi kali ini sudah hampir mencapai ujung”

“Kamu ini kan sudah dibilang...”

Finn menoleh ke arahku dan menghela nafasnya dan berkata.

“Kamu ini memang keras kepala. Kau sungguh tak pernah berubah” ucap Finn sambil berdiri dan pergi.

Nevy kemudian menoleh ke hadapanku.

“Tuh kan, Finn memang juga sudah muak dengan kenaifanmu itu. Haduh baiklah kalau begitu, akulah yang akan menggantikan Finn.”

“Huh?!!”

Aku terkejut dengan apa yang Nevy katakan

“A-apa maksudmu itu?!”

“Ya, seperti yang kau duga. Aku akan mendaftar ke UHO, dan menemanimu dalam menjalankan misi”

Sambil menggenggam pundaknya aku berkata.

“Tidak Nevy!! Jangan, kau tidak perlu mempertaruhkan hidupmu hanya untukku”

Sambil mengangkat pundaknya, Nevy kemudian berkata.

“Yah bagaimana lagi?, memang begitu kan harusnya seorang teman”

Aduh sial, kenapa malah begini?! Harusnya aku saja yang pergi.

***************

Setelah pulang sekolah, aku langsung setor muka di gedung cabang. Dengan muka yang murung, aku pergi ke admin untuk mengecek kehadiranku.

“Ini mbak ID ku” sambil memberikan kartu id ku

Mbak admin terlihat khawatir, dia kemudian berkata.

“Kamu tampak murung, omong-omong aku sudah tahu apa masalahmu. Temanmu itu sudah menyerah kan?” tanya mbak itu padaku.

“Ya seperti itulah” jawabku sambil menundukkan kepalaku.

“Lain kali jangan bertindak diluar kemampuan, kan sudah kubilang untuk berhati-hati”

“Ya, maafkan aku”

“Untuk apa kau meminta maaf denganku? Sudahlah lain kali jangan bertindak naif”

Setelah mendengarkan ceramah dari mbak admin, aku memutuskan untuk menetap di lobby sampai jam sembilan.

***************

Malam pun sudah tiba. Dan terlihat jam menunjukkan pukul sembilan, dan ini sepertinya adalah waktunya...

Baiklah kalau begitu, aku akan menelpon Austin untuk mengkonfrontasinya.

“Hey Austin”

^^^“Ya, ada apa kau menelponku malam-malam seperti ini?”^^^

“Aku ingin menemuimu kemarilah, ke kantor cabang U.H.O”

^^^“Ada apa?!, kamu tahu kan ini sudah larut”^^^

“Ya aku tahu, ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu”

^^^“Haduh yasudah aku akan pergi menemuimu”^^^

***************

Beberapa saat kemudian sekitar setengah jam, dia datang menemuiku. Dan kali ini dia membawa pedangnya tadi.

“Ada apa? Apa hal yang ingin kau bicarakan denganku?”

Sambil menaruh kedua tanganku ke belakang dan mondar-mandir di tempat, aku berkata.

“jadi. Austin, kamu harusnya tahu kenapa aku memanggilmu?.”

“Nggak, ada apa emangnya?”

Sambil menunjukkan jariku ke kearahnya aku berkata.

“Sudahlah, jangan lagi mengelak. Aku sudah tahu kau memang sosok Shadow itu!!”

Dengan wajah yang sangat marah Austin teriak ke arahku.

“APA MAKSUDMU HAH?!! KAN SUDAH KUBILANG AKU BUKANLAH SHADOW!!.”

“Kemarin aku mengikutimu kebelakang sekolah, dan kau tahu apa yang kutemukan” kataku sambil tersenyum sinis

Sambil terkejut Austin berkata

“k-kau menguntitku?!! UNTUK APA KAU MELAKUKAN HAL ITU HAH?!!”

“Sudah kubilang kan, aku memang sedang mencurigaimu. Gerak-gerikmu sangatlah mencurigakan”

Sambil berjalan mendekatiku dia menggenggam bajuku dan berkata.

“PERLU KUBILANG BEBERAPA KALI?!! AKU, TIDAK, TAHU, APA-APA!!!!”

Namun di tengah pertengkaran kami, lampu jalan tiba-tiba mati—dan menyisakan lampu yang berada di atas kami.

“Ada apa lagi ini?!” Kata Austin sambil kebingungan.

Tunggu aku jangan-jangan memang bukan Austin sosok Shadow itu?!

Dan kemudian lampu jalan tiba-tiba berkedip dan mati, lalu sesosok siluet hitam menjatuhkan dirinya ke depan kami dan dia berkata.

...“Aku sudah menanti kalian berdua”...

1
Raptor gamer
Ngakak banget!
Lourdes zabala
Aku merasa seperti ikut hidup dalam cerita ini, dari setiap aksi hingga percintaannya 💕
izzky.
Tema ceritanya sangat menarik, semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!