NovelToon NovelToon
MY BEAUTIFUL SOLDIER

MY BEAUTIFUL SOLDIER

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: PimCherry

Rafael Graziano Frederick, seorang dokter spesialis bedah, tak menyangka bahwa ia bisa kembali bertemu dengan seorang gadis yang dulu selalu menempel dan menginginkan perhatiannya.

Namun, pertemuannya kali ini sangatlah berbeda karena gadis manja itu telah berubah mandiri, bahkan tak membutuhkan perhatiannya lagi.

Mirelle Kyler, gadis manja yang sejak kecil selalu ingin berada di dekat Rafael, kini telah berubah menjadi gadis mandiri yang luar biasa. Ia tergabung dalam pasukan khusus dan menjadi seorang sniper.

Pertemuan keduanya dalam sebuah medan pertempuran guna misi perdamaian, membuat Rafael terus mencoba mendekati gadis yang bahkan tak mempedulikan keselamatan dirinya lagi. Akankah Mirelle kembali meminta perhatian dari Rafael?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TAK MEMBUTUHKAN PRIA

Foto yang dikirimkan oleh Marco, semakin menguatkan pemikiran Mirelle bahwa keduanya benar benar memiliki hubungan spesial. Awalnya Mirelle sempat berpikir kalau Rafael hanya bersandiwara agar membuatnya menjauh, tapi ternyata tidak.

"Aku akan melepaskanmu. Aku akan melupakanmu. Berbahagialah dengan Marsha, dan yakinlah bahwa aku tak akan mengganggu kebahagiaan kalian," gumam Mirelle.

Setelahnya, ia kembali menemui Xena. Ya, Mirelle benar benar bertemu dengan seorang wanita bernama Xena. Ia adalah sosok berbaju hitam yang ia lihat di resort saat sedang berlibur. Siapa yang menyangka kini mereka menjadi sahabat, meski usia mereka terpaut sepuluh tahun.

"Kak, maaf. Tadi kakakku menghubungiku," ucap Mirelle.

"Tak apa, pesananku juga belum datang," ucap Xena yang datang ke sebuah cafe untuk sekedar berbincang bincang dengan Mirelle.

"Kakak pasti ingin menanyakan keputusanku tentang penawaran kakak waktu itu kan?"

"Hmm ... Bagaimana?" tanya Xena sambil menyeruput minumannya.

"Apa seusiaku bisa mengambil bagian dalam hal itu?"

"Tahun pertama kamu hanya perlu belajar literasi saja. Kalau ada praktek pun tak terlalu sulit. Saat pertemuan pertama kita, aku sangat yakin kamu memiliki bakat. Kamu bahkan bisa mengendap tanpa suara dan aku kagum denganmu," ujar Xena.

"Baiklah, aku mau. Tapi bagaimana dengan sekolahku?" tanya Mirelle lagi.

"Di sana nanti kamu akan tetap belajar seperti siswa siswi sekolah pada umumnya, bahkan tetap mendapatkan surat kelulusan. Namun setelahnya, kamu akan langsung masuk dalam kemiliteran."

"Apa aku bisa kuat dengan melakukan itu semua?"

"Ya, bukan hanya kuat, tapi kamu akan menjadi gadis tangguh yang luar biasa, Elle. Yakinlah pada dirimu sendiri," ucap Xena.

"Kalau begitu aku mau!"

*****

"Apa maksudmu, Elle?" tanya Marco.

Saat ini Marco sedang berada di cafe dan ia menerima panggilan dari adik kesayangannya itu. Namun, apa yang dikatakan oleh Mirelle membuatnya kacau.

"Menurut kakak itu tak cocok denganmu."

" .... "

Marco menghela nafasnya sebelum akhirnya berkata, "Baiklah, kakak tak akan menghalangimu. Jika kamu memang menyukainya, lakukanlah. Tapi ... Berjanjilah untuk bahagia."

"Kakak menyayangimu," lanjut Marco sebelum akhirnya memutus panggilan mereka.

Rafael dan Yasa yang sedang bersama Marco pun kini bertanya tanya dalam hati dan pikiran mereka masing masing. Hanya saja keduanya tak mau banyak bertanya tentang Mirelle, pasalnya Marco tak akan memberikan jawaban apapun pada mereka.

"Mar, ada apa?" tanya Yasa.

"Tak ada apa apa, hanya masalah anak remaja," jawab Marco.

Rafael kini sibuk dengan pikirannya sendiri dan mulai mengaitkannya dengan semua ucapan Marco di ponsel tadi.

"Apa dia sedang membicarakan seorang pria?" batin Rafael.

"Sekali sekali, ajaklah Mirelle berkumpul bersama kita di sini, Mar," ujar Yasa, "Kamu juga, Raf. Ajak Marsha. Bukankah dia kekasihmu?"

"Akan kupikirkan nanti," ucap Marco, "Aku tak ingin salah satu dari kita tak nyaman."

Tanpa perlu diberitahu oleh siapa pun, Rafael tahu kalau maksud dari ucapan Marco ditujukan padanya. Marco yang masih sedikit tak tenang, akhirnya bangkit dari duduknya.

"Aku pulang dulu," ucap Marco.

"Mengapa buru buru? Kita belum lama sampai, Mar," ucap Yasa.

"Ada sesuatu yang harus kulakukan," Marco pun benar benar pergi setelah mengatakan itu.

"Aku benar benar merindukan Elle," ucap Yasa yang mulai menyantap makanan di hadapannya.

"Bukankah kamu tinggal bertamu ke tempat Marco? Itu hal yang mudah, Yas," ucap Rafael.

"Ya kelihatannya seperti itu, tapi aku tak pernah melihat keberadaan Mirelle lagi. Bahkan aku pernah menunggunya di sekolah karena ingin mengucapkan terima kasih, tapi sampai semua siswa siswi pulang, tak nampak batang hidungnya sama sekali," ucap Yasa, "Coba kamu tanyakan pada Marsha, ia pasti tahu."

Bertanya pada Marsha adalah hal terakhir yang akan ia lakukan. Semakin hari, Marsha semakin berani mendekatinya, bahkan jauh lebih parah dari apa yang dilakukan oleh Mirelle.

"Tidak mau!"

"Ishh kamu itu, sama kekasih sendiri saja ..."

"Dia bukan kekasihku, Yas," ucap Rafael.

"Kalian putus?" tanya Yasa.

"Sebenarnya, tak ada hubungan apapun antara diriku dan Marsha. Aku hanya membayarnya untuk menemaniku ke acara perpisahan waktu itu. Aku ingin Mirelle menjauh dariku."

"Wah wah wah, ternyata oh ternyata ... Kamu menghancurkan sebuah persahabatan, Raf."

"Aku tahu, tapi setelah melihat sikap Marsha yang sebenarnya, aku merasa bersyukur Mirelle tak bersahabat lagi dengannya," ucap Rafael.

"Tumben kamu memperhatikan Mirelle, biasa kamu tak peduli."

Rafael tersenyum tipis, "Aku hanya penasaran saja, ke mana sebenarnya Mirelle. Sampai sampai ia tak pernah terlihat berada di sekitar Marco."

"Di sekitar Marco atau di sekitar dirimu?" goda Yasa.

Pertanyaan Yasa membuat Rafael berdecak kesal, tapi memang Rafael merasa kehilangan sosok Mirelle.

"Di mana kamu sekarang?" batin Rafael.

*****

"Kamu sudah siap, Elle?" tanya Xena

"Sudah, Kak," jawab Mirelle.

Mirelle keluar dari apartemen sewanya dan mengikutu langkah Xena, sambil mendorong sebuah koper besar.

"Kamu sudah mengemas semuanya?"

"Sudah, Kak."

"Kita berangkat sekarang, Elle," Xena membantu Mirelle memasukkan koper besarnya itu ke dalam sebuah mobil jeep.

Setelah itu, Mirelle naik dan duduk di kursi samping kemudi, sementara Xena berada di balik kemudi. Dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya, Xena kelihatan sangat luar biasa.

"Apakah perjalanan akan lama?" tanya Mirelle.

"Mungkin sekitar tiga jam. Apa kamu menginginkan sesuatu?" tanya Xena.

"Bisakah kita berhenti di minimarket dulu nanti? Aku ingin membeli sesuatu."

"Baiklah, nanti kita cari minimarket di jalan yang searah dengan tempat tujuan kita," ucap Xena dan Mirelle menganggukkan kepalanya.

Selama perjalanan, tak terlalu banyak perbincangan di antara keduanya. Xena fokus mengemudi, sementara Mirelle lebih banyak membuang pandangannya ke arah jendela. Ia terus meyakinkan dirinya bahwa ini adalah jalan hidupnya dan ia pasti bisa melakukannya.

"Semangat, Elle! Kamu harus menjadi gadis mandiri, kuat, dan tangguh," batin Mirelle.

Xena berencana membawa Mirelle ke pinggir kota, di mana kamp pelatihan tersedia. Ia yakin Mirelle bisa menjadi seperti yang ia bayangkan, meskipun ia tak ingin memaksa.

"Saat kita sampai di sana dan kamu menandatangani surat perjanjian kontrak, maka kamu tak akan bisa keluar dari sana seenaknya."

"Aku tahu," ucap Mirelle.

"Jadi ... Kalau kamu ingin berubah pikiran sebelum semua terjadi, katakan padaku, okay. Aku akan membawamu kembali ke kota," ucap Xena.

"Aku tak akan merubah keputusanku. Aku percaya pada diriku, aku mampu."

Xena menoleh ke samping dan menatap Mirelle, "Kamu pasti akan menjadi kebanggaan negara, Elle. Aku sudah yakin dengan dirimu sejak pertama kita bertemu. Istirahatlah karena perjalanan kita masih panjang," ucap Xena.

"Aku ingin sepertimu, Kak. Kuat dan tangguh. Mungkin akan banyak pria yang suka padamu," ucap Mirelle.

"Aku tak membutuhkan pria, Elle. Aku hidup untuk negaraku dan untuk diriku sendiri," ucap Xena kemudian mengusap rambut Mirelle hingga berantakan.

🧡 🧡 🧡

1
Bundanya Pandu Pharamadina
dua ulat mau bereaksi dan saling serang 🤭🤣
Bundanya Pandu Pharamadina
Elle jadi perawat Rafael dan bekerja tanpa suara
Ari_nurin
ini pacaran apa hubungan komandan dan prajurit.. ke toilet aja ga boleh dasar kanebo ..
Ari_nurin
ini sebenarnya setting nya dimana ya? klu Munich bukan nya di negara Jerman ya .. London di Inggris..
ini kotanya Munich tp kok London ya? apa aku yg bingung???😕
Bundanya Pandu Pharamadina
Elle kita ikut deg degan
Ari_nurin
hadeew masih keras hati dan keras kepala si Elle .. sdh tau Rafael lumpuh ga bs jalan kok ga mau tau lebih lanjut. heran dah
Ari_nurin
si Elle keterlaluan masa tdk peduli sama sekali dg Rafael pdhal dia spt ini Krn menyelamatkan Elle
kok ga berusaha tau dan menengok Rafael.. jd ga simpatik aku dh dia terlalu keras hati nya
Bundanya Pandu Pharamadina
Rafael emang Mirelle nyuruh kamu menunggu
Bundanya Pandu Pharamadina
Rafael bakalan ketemu Mirelle
Bundanya Pandu Pharamadina
Mirelle hebat jadi wanita tangguh 👍❤
Ari_nurin
wah sdh bener bener mati rasa hati Elle ke Rafael ... tp salah Rafael juga sih dulu berlebihan menyikapi tingkah si Elle
andrana maula
Luar biasa
Elizabeth Zulfa
siapa??? kok lupa aku 😅😅😅
Elizabeth Zulfa
Rafael bakal kalang kabut nyariin Mireille 😁😁😁
Olive Ova Ambitan
kerennnnn
Anonymous
keren
Indah Koesman
Extra part dong Thor ✌🏼🙏🏼
Lii Art
Luar biasa
#ayu.kurniaa_
.
sinta gurusejarah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!