NovelToon NovelToon
The Mask Painter

The Mask Painter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / spiritual / Iblis / hantu
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Asha Krajan

Odessa adalah pelukis topeng yang melanjutkan karir dari leluhur ayahnya.

Keluarganya memiliki sebuah toko topeng kecil yang buka di sebuah gang sepi yang jarang didatangi oleh pengunjung, pada awalnya Odessa tidak mengerti sama sekali mengapa keluarganya harus berjualan dan membuka toko di tempat yang sepi orang lewat.

Namun setelah Odessa mengambil alih bisnis itu, ia mengerti alasannya.

'Mereka' tidak menyukai tempat yang ramai.

Ya, yang Odessa layani sama sekali bukan manusia, melainkan 'mereka' jiwa yang tersesat atau pun arwah yang terjerat oleh masalah di bumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asha Krajan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Mantra pengikat jiwa?

     Amir menatap Odessa yang duduk di depannya, tatapannya datar namun Amir merasa ada sesuatu yang aneh di dalam hatinya. Entah ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi, tapi rasanya jelas ia pernah melihat senyum penuh kesombongan seperti itu di suatu tempat. Tidak, bukan dari Odessa, tapi dari orang lain.

Tapi siapa?

"Amir!"

Amir tertegun ia mendongak menatap gadis yang melambaikan tangannya dengan raut khawatir, Amir menggelengkan kepalanya, sepertinya ia bingung. Mungkin halusinasi, lagipula hanya mereka berdua yang ada di toko ini dan tidak mungkin ada yang memanggilnya selain Odessa di depannya.

Odessa berkedip bingung, ia akhirnya mengambil kembali tangannya begitu melihat bahwa pemuda itu telah tersadar dari lamunannya. Odessa sudah memanggil berkali-kali sebelumnya untuk menggoda pemuda itu, namun ia tidak menyangka bahwa Amir justru bingung dan tidak menyahut godaannya sama sekali.

"Baiklah Amir, apakah ada pertanyaan? Jika tidak ada aku harus mulai mengutarakan apa tujuan kita dan alasan mengapa kamu harus menginap di sini. Odessa terbatuk, seringai main-mainnya menghilang dan berubah menjadi serius. Setelah melihat bahwa Amir menggeleng, Odessa melanjutkan ucapannya.

"Baiklah. Seperti yang kamu tahu bahwa tubuhmu baru saja kehilangan kendali karena iblis yang merasuki tubuhmu, jujur saja kamu cukup merepotkan ketika sedang kerasukan, jadi aku berniat untuk menanamkan mantra jiwa pada tubuh kita berdua agar aku lebih mudah untuk menemukanmu."

"Apa itu mantra jiwa?" Tanya Amir penasaran.

"Singkatnya mantra jiwa adalah mantra penghubung yang mengikat dua individu agar satu sama lain dapat saling lokasi dan emosi partner yang diikat. Sebenarnya ini adalah mantra yang sering digunakan oleh pasangan yang datang untuk mengharapkan kelanggengan hubungan, aku tidak mau mantra yang ini tadinya. Tapi aku tidak memiliki mantra apapun yang cocok karena mantra ini yang paling sedikit efek sampingnya," jelas Odessa.

Sudut mata Amir sedikit berkedut, ia memalingkan wajahnya sedikit enggan, "Memangnya jika mantra lain efek sampingnya apa?" Odessa menaikkan sebelah alisnya dan menyeringai, "Mantra lain? Kamu harus tahu bahwa mantra semacam ini tidak bisa menghentikan kerasukan dan bisa saja mantra ini terputus jika kamu kerasukan dan melakukan hal-hal ekstrim. Mantra jiwa tidak akan mengakibatkan luka apapun ketika terputus dan jika partnernya melakukan hal ekstrim luka juga tidak akan timbul di tubuh seperti yang dialami oleh sang partner."

"Tapi berbeda jika menggunakan mantra pengikat lain," Odessa berhenti sejenak sebelum melanjutkan, "Jika mantra yang lain, setelah tidak sengaja terputus kemungkinan dua jiwa itu bisa terluka parah dan hal itu tidak bisa di sembuhkan lagi dengan cara apapun. Dan lagi, selain mantra jiwa kebanyakan mantra pengikat lain membuat penggunanya bisa mengalami luka jika pasangannya melukai diri sendiri. Jadi bukan hanya bisa merasakan emosi partner, tapi juga merasakan luka fisik yang dialami oleh partner."

Amir kaget, sebab baru pertama kali ia mendengar bahwa ada hal semacam itu dan efek sampingnya akan begitu parah. Kali ini Odessa menghela nafas dengan senyuman santai dan merentangkan tangannya, "Jadi, apakah kamu setuju melakukan mantra pengikat jiwa?"

"Yang tidak ada efek samping?"

"Tentu saja! Jadi, bagaimana?"

"Oke, aku setuju. Lakukan." Amir dengan raut serius, jika memang keadaannya sudah begitu parah dan meresahkan orang lain Amir tidak akan ragu untuk melakukan apapun agar tubuhnya tidak melakukan hal gila, meskipun itu berarti ia harus terikat dengan gadis yang cukup menyebalkan. Odessa menyeringai dan bertepuk tangan, "Baiklah, kalau begitu pengikatan mantra jiwa akan dilakukan!"

"Tuan, tunggu sebentar!"

Gerakan Odessa berhenti, Ajeng datang dengan senyuman kaku sembari membawa dua cangkir berisi teh di hadapan dua orang itu. Amir tampak terkejut dan menatap Ajeng dengan mata terbelalak ngeri, Odessa menepuk dahinya dan menghela nafas, "Ajeng."

Ajeng tertawa dengan mulut kaku, namun suara tertawa yang keluar dari mulut boneka itu jelas terdengar sangat manis dan anggun, "Maafkan aku tuan, aku hanya takut kalian berdua kehausan selama proses pengikatan mantra." Setelah mengatakan itu Ajeng pergi dengan senyuman puas, seolah telah berhasil menggoda kedua manusia itu.

Amir yang memperhatikan bahwa boneka sendi hidup itu pergi berbalik menatap Odessa dengan kaku, "A-Apakah itu juga arwah?" Odessa menghela nafas dan mengangguk, "Ya, itu arwah hanya saja aku memasukkan dia ke dalam boneka. Aku membuat kontrak perjanjian tuan dan pelayan dengannya selama ia masih ingin bermain di dunia."

Amir tampak masih kaget melihat bahwa ada boneka sendi yang bisa hidup bebas karena dirasuki oleh arwah, ia tidak menyangka bahwa hal semacam itu akan ada di dunia ini. Odessa terbatuk, ia membawa perhatian Amir agar kembali fokus pada ritual yang akan mereka lanjutkan saat ini. "Baiklah, mari lanjutkan." Amir mengangguk.

Tatapan Odessa seketika kembali menjadi serius dan fokus, "Berikan tanganmu." Amir memberikan tangannya yang kemudian digenggam oleh Odessa cukup erat, jujur saja Amir penasaran akan apa yang dilakukan oleh gadis itu selanjutnya. 

Odessa duduk dengan tegak ia berkata dengan lembut, "Pejamkan matamu, cobalah untuk fokus pada energi yang akan aku salurkan kepadamu ini akan sedikit sulit dikenali, tapi jika kamu merasakan kesemutan tiba-tiba yang menjalar di tubuhmu dari pegangan tanganku, coba bayangkan bahwa kamu meraihnya."

Mendengar pernyataan gadis itu Amir mau tidak mau menjadi fokus, ia memejamkan matanya erat dan dengan patuh mencoba merasakan apa yang disebut sebagai "energi" oleh Odessa. Tangan Amir sedikit bergetar, ia menahan untuk tidak membuka matanya karena terkejut ketika ia merasakan sengatan di ujung jarinya yang kemudian semakin menjalar hingga ke seluruh tangannya yang dipegang oleh Odessa.

Amir ingat pesan gadis itu untuk membayangkan ia meraih energi itu, jadi ia dengan fokus membayangkan bahwa ia mungkin memiliki energi yang serupa untuk meraihnya. Namun yang tidak disangka oleh Amir adalah dari sumber otaknya ia merasakan bahwa sepertinya ada benang energi halus yang perlahan mengalir turun ke tangannya dan kemudian barulah ia terasa bahwa sepertinya energi kesemutan di tangannya yang berasal dari Odessa mulai berubah menjadi benang halus yang mirip ia lihat namun hanya berbeda warna.

Sungguh aneh penglihatan Amir, jelas ia memejamkan matanya namun sepertinya dalam kegelapan ia melihat sinar cahaya berbentuk benang yang bergerak bebas dan mengalir. Mungkin perbedaannya cahaya benang milik Odessa adalah kuning keemasan sedangkan yang milik Amir sendiri berwarna merah hampir hitam.

Kini dua benang cahaya itu saling bertaut dan seperti tali yang terpintal dengan erat, tentu saja tidak ada yang bisa melihat energi ini kecuali orang yang memiliki kepekaan yang tinggi dan kemampuan di bidang spiritual.

Ketika Amir sedang menikmati sensasi yang baru dan unik itu, ia mendengar bahwa Odessa di depannya perlahan berbicara dengan nada layaknya sedang berdoa, penuh khidmat dan penuh keseriusan.

"Kepada pemilik para jiwa, aku Odessa Lagareth berniat mengikat mantra jiwa kesetaraan pada jiwa yang saya pegang saat ini." Setidaknya itulah yang Amir dengar dari gadis itu.

Sebuah cahaya putih yang timbul dari kedua energi yang bertautan membuat Amir tanpa sadar mengerutkan keningnya, cahaya itu menjadi semakin bersinar sehingga Amir yang bahkan saat itu menutup mata merasa sangat pusing dan curiga hampir buta.

"Sudah selesai, sekarang buka matamu."

Amir membuka matanya dengan bingung dan mengedipkan matanya sembari memijat pelipisnya meringis, "Cahaya apa itu tadi? Bersinar sekali." Odessa melirik dan menjawab dengan santai, "Cahaya tuhan."

Amir seketika tertegun, "Apa?" ulangnya.

"Tidak, nanti kau juga akan tahu." Odessa tidak menjelaskan lebih lanjut, keningnya berkerut memikirkan betapa cepatnya Amir menanggapi energinya, dan sepertinya dari gerakan energi itu Amir hampir memahami bagaimana caranya mengendalikan energi itu. 

Odessa melirik Amir, ia yakin bahwa mungkin pemuda ini memiliki kemungkinan untuk menjadi penjaga sepertinya. Setidaknya sisi kekuatan spiritual pemuda ini sudah ada sebagian yang terbangun. 

"Baiklah, lalu … apa selanjutnya?"

1
bbyylaa
Semangat author💘
A.K: Terima kasih bbyylaa! 🎉❤️🔥
total 1 replies
bbyylaa
sukakk banget sama konsep novelnya, underrated banget!!! semangat ya thorr
bbyylaa: ayooo thor semangat updatenyaa
A.K: Terima kasih banyak bbyylaa❤️🔥
total 2 replies
L K
hahahhaha tasnya ilang di gedung hotel
Setsuna F. Seiei
Tiap habis baca chapter pasti bikin aku pengen snack sambil lanjut baca!
A.K: Terima kasih telah berkomentar! komenmu membuat thor bersemangat deh!✨
total 1 replies
Desi Natalia
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
A.K: Terima kasih telah memberi dukungan! nantikan bab selanjutnya ya~😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!