NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:19.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Tak terasa 3 hari lagi akan di laksanakan pernikahan Irul dan Dian, yang berarti hari ini adalah keberangkatan Farel, Umar, Khalil dan Lisa ke kota B seperti janji mereka kepada Irul.

Saat ini Khalil dan Umar sedang di rumah Dian yang di tempati oleh Lisa, mereka menjemput Lisa untuk berangkat ke bandara, sedangkan Farel langsung berangkat ke bandara, mereka akan bertemu di bandara.

"udah semua kan sayang, ngga ada yang kelupaan lagi". Tanya Khalil kepada Lisa.

"udah bang, Lisa udah cek lagi tadi". Jawab Lisa.

"yuk, kalo gitu kita berangkat sekarang, kayaknya bang Farel udah nyampe bandara duluan deh". Ucap Umar.

Hari ini Khalil yang mengemudi, Lisa duduk di samping sang kekasih, sedangkan Umar duduk di belakang.

"kata Irul kita akan di jemput sama Raka, kita bawa Lisa ke rumah ibu dulu, abis itu kita ke apartemen". Ucap Umar.

"kenapa bukan Irul yang jemput kita". Tanya Khalil.

"lu kan tau, Irul ngga di bolehin ketemu Dian sama ibu, kita kan mau anterin Lisa dulu, Lisa kan bakalan nginep di rumah ibu bareng Risa". Jawab Umar.

"oia lupa gue". Ucap Khalil sambil terkekeh.

Untungnya perjalanan mereka tanpa hambatan kemacetan. Hingga tak membutuhkan waktu lama untuk sampai bandara. Umar dan Khalil membawa semua barang mereka bertiga masuk ke lobby bandara, sedangkan Lisa hanya membawa tas selempangnya saja.

Di sana sudah berdiri Farel yang menunggu kedatangan mereka.

"maaf ya bang buat abang nunggu". Ucap Umar kepada calon kakak iparnya.

"santai mar, ya udah kita langsung masuk aja, kita bisa nunggu di atas aja, bentar lagi juga pasti kita bakal masuk pesawat". Ucap Farel.

Mereka pun masuk untuk menyimpan barang mereka untuk segera naik ke ruang tunggu.

Benar yang di katakan Farel, tak begitu lama mereka menunggu, panggilan dari pesawat yang akan mereka tumpangi pun sudah terdengar, segara mereka pun masuk ke dalam pesawat yang akan mengantar mereka ke tujuan.

***

Di apartemen Irul sedang bersama dengan Raka, sebelum memerintahkan Raka ke bandara, Irul mengundang Raka untuk datang ke apartemennya, dia menyerahkan jas yang dia pesan khusus untuk Raka pakai di hari pernikahannya.

"terimakasih pak". Ucap Raka.

"sama sama Ka, sepertinya pesawat mereka sudah take off, kamu bisa ke bandara sekarang, agar sahabat sahabat saya tidak menunggu". Ucap Irul.

"baik pak kalo begitu saya permisi". Ucap Raka sopan.

"kamu jangan lupa antar tunangan Khalil dulu ke rumah saya, setelah itu baru kamu mengantar sahabat saya kesini". Ucap Irul mengingatkan Raka.

"baik pak, saya permisi sekarang pak". Ucap Raka.

Irul hanya mengangguk. Sebentar lagi dia akan bertemu dengan sahabat sahabat mereka, tak terasa 3 hari lagi dia akan resmi memperistri Dian wanita yang dicintainya.

Sedangkan di rumah Irul, ketiga wanita cantik sedang memasak makanan untuk menyambut Lisa dan yang lainnya. Jelas yang sudah sangat tidak sabar adalah Risa dan Aini, karna mereka akan bertemu kekasih mereka.

Bu Ida hanya tersenyum melihat kesibukan ketiga wanita itu. Bu Ida seperti memiliki anak gadis.

"calon istrinya Khalil ikut juga kan nak". Tanya bu Ida kepada Dian.

"iya bu, Lisa akan nginap disini juga, boleh kan bu". Ucap Dian.

"tentu nak, sangat boleh, bahkan andaikan bisa kalian semua tinggal disini saja bersama ibu". Ucap bu Ida menatap Risa dan Aini.

"kami pasti akan merindukan ibu kalo kami pulang ke kota M". Ucap Risa sedih.

"apa ketika kamu menikah dengan Umar, kalian akan tetap tinggal di kota M nak". Tanya bu Ida kepada Risa.

"kata bang Umar, bang Umar akan ikut keputusan Ayah bu". Jawab Risa.

"ibu paham nak, mungkin karna Umar sudah tidak memiliki orangtua, jadi hanya orangtua kamu yang akan di dengar nasehatnya". Ucap bu Ida.

Risa tersenyum sambil mengangguk.

"eh itu ada suara mobil, itu mungin mereka sudah datang". Ucap Aini heboh.

"sepertinya iya nak, ayo kita sambut". Ucap bu Ida.

Bu Ida, Dian, Risa dan Aini pun bersamaan berjalan keluar rumah. Benar saja yang datang adalah Farel, Umar, Khalil dan Lisa.

Umar keluar lebih dulu, dia menghampiri bu Ida untuk memeluk ibu dari sahabatnya.

"ibu gimana kabarnya, ibu sehat kan, Umar kangen banget sama ibu". Ucap Umar memeluk ibu yang di anggap seperti ibu kandungnya sendiri.

"alhamdulillah ibu sehat nak, badan kamu lebih berisi tinggal di kota M, apa kamu menyukai makanan disana". Tanya bu Ida.

"itu karna Umar memiliki calon istri yang pinter masak bu". Jawab Umar.

Semua yang mendengarnya tertawa, Risa merasakan pipinya pasti sudah memerah.

"assalamu'alaikum bu, apa ibu melupakan anak bontotmu yang tampan ini". Ucap Khalil yang berdiri di belakang Umar.

Bu Ida yang mendengar ucapan Khalil pun melepaskan pelukan Umar lalu beralih memeluk Khalil.

"kalian adalah anak anak ibu, mana mungkin ibu melupakan salah satu dari kalian nak". Ucap bu Ida lembut.

Mereka tersenyum haru melihat kedekatan bu Ida dengan Umar dan Khalil.

Umar berjalan mendekati Risa, dia sangat merindukan kekasihnya itu.

"abang kangen banget sama kamu yank". Ucap Umar sambil memeluk Risa.

"aku juga udah kangen banget beb". Ucap Risa membalas pelukan Umar tak kalah erat.

Setelah cukup lama berpelukan, Umar melepas pelukannya dari tubuh Risa lalu mengecup kening kekasihnya singkat.

"bu, kenalin ini Lisa calon istri Khalil". Ucap Khalil sambil menggandeng tangan Lisa agar mendekat kepadanya dan bu Ida.

Lisa menyalimi tangan bu Ida, bu ida membalas dengan memeluk Lisa hangat. Lisa merasa terharu karna iya bisa merasakan pelukan seorang ibu melalui bu Ida.

"kamu sangat cantik nak, ibu doakan semoga kamu juga cepat menyusul Dian, jangan terlalu lama berpacaran nak, kalo kalian memang sudah saling cocok kenapa harus terus berpacaran". Ucap bu Ida.

"terimakasih bu, mohon doanya saja untuk hubungan Lisa dan bang Khalil". Ucap Lisa tersenyum malu.

Khalil menggenggam tangan Lisa, memandang Lisa lembut, dalam hati dia berdoa semoga setelah mempertemukan Lisa dengan kedua orangtuanya, Lisa setuju untuk segera dia nikahi.

"ibu ngga mau kenalan sama calon suami Aini". Ucap Aini memanyunkan bibirnya.

Bu Ida merasa lucu melihat Aini yang seperti orang merajuk, saking fokusnya kepada kedua anak lelakinya, bu Ida sampai lupa untuk menyapa calon suami Aini yang juga adalah abang dari Risa.

Sedangkan yang lain malah terkekeh geli, begitu juga dengan Farel.

"saya Farel bu, calon suami Aini sekaligus abang dari Risa". Sapa Farel dengan tersenyum sopan.

Farel menyalami bu Ida yang mengelus kepala Farel.

"maaf yah ibu tidak langsung menyapa kamu nak". Ucap bu Ida.

"tidak masalah bu". Jawab Farel sopan.

"oia, ayo kita masuk, saking bahagianya kita jadi terus mengobrol di luar begini, ayo semua masuk, Raka ayo ikut masuk nak, makan dulu di dalam bersama sama". Ucap bu Ida.

Semuanya menurut, bu Ida masuk lebih dulu dengan di gandeng oleh Dian, di susul oleh Umar dan Risa dan juga Raka, di belakangnya menyusul Khalil yang menggenggam tangan Lisa erat sambil menarik koper Lisa, terakhir Farel yang berjalan memeluk pinggang Aini yang sesekali mengecup pucuk kepala Aini.

"barang Lisa simpen disini saja bang, nanti baru di masukin ke kamar". Ucap Dian setelah mereka sampai di ruang tamu.

Khalil menurut, dia menyimpan koper Lisa dan Lisa juga meyimpan tas yang di bawanya.

"ayo nak kita langsung makan saja yah, ketiga anak gadis ibu sudah memasak untuk kita semua". Ucap bu Ida.

semua hanya mengangguk dan langsung mengikuti bu Ida dan Dian untuk masuk ke ruang makan. Di atas meja makan sudah penuh dengan makanan, sepertinya bi Nining yang menyediakan semuanya.

"silahkan nyonya, non dan aden semua, bibi tinggal ke belakang dulu". Ucap bi Nining sopan.

"terimakasih ya bi, apa bibi sudah makan". tanya Dian.

"bibi sudah makan non, bibi permisi ke belakang sekarang ya non". Jawab bi Nining sopan.

Dian tersenyum sambil mengangguk, Dian mempersilahkan semuanya untuk duduk dan memulai makan siang mereka. Seperti biasa, Dian mengisi piring bu Ida terlebih dahulu lalu setelahnya baru dia mengisi piringnya sendiri.

Umar dan Khalil yang melihat perlakuan Dian tersenyum, mereka ikut merasakan bahagia karna sekarang ada Dian yang akan selalu menemani bu Ida, ibu dari sahabat mereka yang sudah seperti ibu mereka juga.

"ayo bang silahkan di makan, pak Raka silahkan di makan juga". Ucap Dian kepada keempat pria itu.

"terimakasih nyonya". Ucap Raka sungkan.

Dian sebenarnya agak risih di panggil nyonya oleh Raka, tapi ini bukan waktu yang pas untuk protes, di kesempatan lain Dian akan berbicara kepada Irul agar tidak membiarkan Raka memanggil dirinya nyonya.

Semua yang berada di meja makan memakan makanan mereka dengan tenang.

Setelah mereka makan, para pria duduk di ruang tamu di temani bu Ida, Risa dan juga Aini, sedangkan Dian mengajak Lisa untuk memasukkan barang barangnya ke dalam kamar yang akan di tempatinya bersama Risa dan Aini.

"sini sayang deket abang". Ucap Khalil yang melihat Lisa mendekat ke arahnya.

Lisa pun duduk di samping Khalil, sedangkan Dian sudah duduk di samping calon ibu mertuanya.

Mereka mengobrol hal yang ringan, bu Ida lebih banyak bertanya dengan Farel dan Lisa karna mereka berdua yang baru bertemu dengan bu Ida.

Di tengah obrolan, ponsel Umar berdering, terlihat nama Irul yang menelfonnya, segera Umar pun mengangkat telfon dari Irul.

Umar langsung menekan pengeras suara di ponselnya agar yang lain juga mendengarnya.

Belum sempat Umar menyapa, Irul sudah marah marah lewat telfon

"woy, lu enak enakan yah lepas kangen sama Risa sedangkan gue sendirian di apartemen, lu kesini buat nemenin gue apa buat melepas rindu ama Risa lu". Teriak Irul.

Bu Ida hanya bisa geleng kepala mendengar ucapan sang anak, sedangkan yang lain membulatkan mata mereka, Umar dan Khalil sendiri hanya terkekeh geli. Dian tidak usah di tanya bagaimana dia menahan malu dengan kelakuan calon suaminya.

"santai bro, sorry yah kita semua baru selesai makan, ketiga wanita cantik memasakkan kita makanan enak, kayaknya kita bakalan pulang malem deh, selain gue melepas rindu sama Risa, gue juga sedang melepas rindu sma ibu gue, lu tenang aja bro, entar gue minta Dian buat bikinin makan malem buat lu". Ucap Umar menggoda Irul.

belum Irul menjawab, Khalil sudah menambahkan, ikut menggoda Irul.

"gila, Dian makin cantik bro, lu pasti pangling sih liat kecantikannya, gue aja pangling banget, apa calon pengantin emang akan berubah semakin cantik yah". Mendengar ucapan Khalil membuat Irul semakin panas.

"jaga yah omongan lu Lil, awas aja lu sampe disini gue buat lu ngga bisa ngomong lagi". Ucap Irul dengan marah.

"apasih mas ngomongnya". Ucap Dian kesal.

"sayaaaang, mas kan ngga suka ada cowok lain muji kamu, lagian masa mereka bisa ketemu kamu sedangkan mas yang calon suami kamu, buat video call aja ngga boleh sih, kan mas kangen liat wajah kamu sayang". Ucap Irul dengan manja.

Semua orang menertawakan nasib Irul, Dian hanya bisa menundukkan wajahnya karna malu.

"kamu ini, sabar dong Rul, tiga hati lagi kamu ngga akan jauh lagi dari Dian". Ucap bu Ida.

Terdengar helaan napas Irul di sebrang sana membuat semua terkekeh geli.

"ya udah bro, ini kita udah mau ke apartemen kok, gue tadi cuman becanda, udah dulu yah". Ucap Umar.

Para pria pun pamit.

"bu, Khalil titip Lisa ya bu". Ucap Khalil.

"iya nak, kamu tenang saja". Ucap bu Ida.

setelah mobil yang di bawa Raka sudah tak terlihat, semuanya pun masuk ke dalam rumah.

"lisa kalo mau istirahat, istirahat saja dulu di kamar nak". Ucap bu Ida.

"ngga papa bu, Lisa ngga lelah kok bu, perjalanannya ngga terlalu jauh jadi tidak membuat Lisa lelah". Ucap Lisa canggung.

Lisa masih merasa canggung dengan bu Ida, apa lagi disini dia merasa dirinya tidak pantas untuk bergabung dengan bosnya,meski Risa menganggapnya adik, tetap saja Lisa harus menjaga batasannya.

"kamu jangan sungkan Lis, apa lagi karna ada Risa, ini di luar jam kerja kamu, dan kamu juga harus terbiasa dengan kami, berapa kali juga kakak udah ngomong sama kamu, kamu itu adalah adik kami, jadi jangan pernah sungkan". Ucap Dian.

"bener yang di katakan Dian, dan sekarang kamu ini sudah bukan pelayan cafe lagi, kamu ini kan sudah jadi meneger Lis, jadi jangan ada rasa tidak pantas dalam diri kamu". Ucap Risa.

Lisa begitu terharu dengan mereka semua. Aini yang berada di samping Lisa tersenyum menatap Lisa sambil mengelus punggung Lisa.

"Mulai sekarang jangan beri batasan kepada diri kamu, kamu tidak boleh terus menunduk di hadapan kami apalagi di hadapan orang lain, jika kamu terus bersikap seperti itu, orang orang hanya akan meremehkan kamu". Ucap Aini.

"benar nak, jangan biarkan orang menghina kita, kita adalah makhluk Allah yang paling sempurna, jangan merendahkan diri kamu sendiri dengan selalu merasa tidak pantas berada di tengah tengah perkumpulan, apalagi jika nanti kamu akan menikah dengan Khalil, kamu harus menjaga harga diri suami kamu, kamu mengerti nak". Ucap bu Ida lembut.

"Lisa mengerti bu, terimakasih bu, kak Dian, kak Risa, kak Aini". Ucap Lisa terharu.

Bu Ida membawa Lisa ke dalam pelukannya, Lisa yang merasa nyaman di pelukan bu Ida membuatnya tak bisa lagi menahan airmatanya, Dian dan kedua sahabatnya tersenyum melihat bu Ida yang terlihat menyayangi Lisa.

1
Nunuy
Aq suka ceritamu thor tidak bertele tele..seperti bkn novel tp kehidupan nyata.semangat thor lanjutttt 🤗
Nunuy
Alhamdulilah kelar sdh salah pahamx Irul dan Dian..otw halallll 😀😀😀
Nunuy
Memang bener kata orang klo mau menikah itu ada aja cobaanx..Dian dan Irul cm salah paham aja,semoga cpt clear masalahx
Nunuy
senengx punya mantu kayak Dian..mertua kyk bu Ida apalg calon suami sprt Irul..paket komplit wes 🤩
Nunuy
semangat thor..lanjuttt
Zuny Achmad
alhmdulillah seru critanya....lnjut kak dtunggu 😍😍
Mrs.Ozora
terimakasih kak, nanti akan aku perbaiki lagi😊
Nurul Syahriani
Bukannya di Bab 1 dian pake hijab yaa
Nurul Syahriani
Sudah brp kali tadi ada typo dian jadi risa. Termasuk part Dian kuliah PGSD
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!