Divya G. Ratore gadis cerdas lulusan luar negri. Ia mempunyai karir yang cemerlang. Tidak dengan cintanya.
Ia selalu saja mengalah ,memberikan cintanya kepada orang lain. Sebenarnya ia sangat capek menjalani nya. Setelah selesai masalah yang satu, munculah yang lainnya. Divya lelah, sampai sampai ia berniat tidak ingin berkomitmen lagi.
Namun, siapa sangka Divya tiba - tiba di jodohkan dengan orang ia kenal.
Akankan Divya mulai berkomitmen ? Dan menerima pasangannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Anggraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling membongkar aib teman
" Eh, tidak apa apa kok pak Yaafi. Kami cuman bicara hal sederhana aja kok," jawab Aini mengelak.
" Oh, kirain saya apa," Yaafi duduk disebelah Aini.
" Btw, si Parmi ,tidak ikut ni?"tanya Yaafi menanyakan Parmi kepada Aini.
" Tidak, dia sakit,"jawab Aini yang mengabarkan tunangannya sedang sakit. Aini sudah bertentangan dengan Parmi.
"Ya kasihan dong, kenapa kamu tidak jaga Parmi ni? Kasihan loh ,tunangan mu itu sendirian di apartemen Zafar,"ucap Yaafi.
Parmi merupakan bawahan dari Zafar.
Sebenarnya, Aini dan Parmi berpacaran baru berkenalan satu Minggu. Posisi Aini juga sudah punya pacar. Pacarnya loyal banget kepada Aini.
Namanya Ali, penyayang baik,ramah, dan sangat perhatian kepada Aini. Namun, entah kenapa Aini memulai hubungan dengan pria lain selain Ali.
Ali mengetahui itu, dan setahun kemudian yaitu tepat setelah Divya diangkat menjadi manajer. Aini dan Parmi bertunangan secara tertutup, alias acara keluarga inti saja.
" Tidak sendiri lah pak. Orang ada orang tuanya juga kok. Lagian sudah baikan juga kok,"jawab Aini.
"Lus, kenapa? Tidak biasanya kamu diam saja? Pacarnya ketahuan selingkuh juga ya? " canda Yaafi melihat Lusi yang diam seraya memakan Dessert nya.
" Udah tidak apa-apa! Lagian kamu masih punya pacar yang lain kan, si Zafar juga," lanjut Yaafi.
" Bener juga ya pak, aku kan masih punya bang Zafar. Tapi kan, dia udah jadi Abang aku ,udah punya pacar juga," jelas Lusi.
" Waduh, tidak apalah! Aini aja dulu masih punya pacar malah pacaran sama si Parmi," sindir Yaafi kepada Aini.
" Yeh, kan aku juga belajar dari bapak! Bapak juga kan udah punya tunangan, eh malah mesra dengan si Windi!"Aini tidak mau kalah , ia juga membongkar aib atasan nya.
" Bwahahahahahahaha..bener tuh, kan pak Yaafi contohnya,"Lusi tertawa terbahak-bahak.
" Ck, Aini tidak asyik! Saya sama Windi itu cuman adik kakak. Lagian Windi juga punya pacar," elak Yaafi, yang memang Windi juga sudah punya pacar.
" Ah masa si, sering jalan berdua sampe ketemuan bibir,"Yaafi sekarang kalah telah dengan ucapan Aini yang membongkar aibnya.
" Jangan begitulah sama atasan kamu ini. Nanti kamu kena pecat loh!" celetuk Lusi.
" Biarin, orang emang bener ini. Aku belajar dari bapak Yaafi yang terhormat kok," Aini tidak mau kalah lagi.
" Sudah ah, saya mau pesan satu lagi dessert nya, " Yaafi bangkit dari kursinya.
" Loh kok curang si pak Yaafi ini. Bukannya sudah habis dua. Kita saja baru pesan,"Lusi cemberut.
" Buat Windi dong!" jawab Yaafi seraya berlalu.
" Yasudah, aku juga mau pesan dua pagi buat ayang Parmi ah," Aini bangkit mengikuti Yaafi.Tidak lupa ia membawa dessert yang baru ia makan sebagian.
" Hey, aku juga mau dong!"Lusi tidak mau kalah , iapun ikut bangkit dan memesan dua kotak dessert lagi.
" Eh , ada apa ini lari - lari?" tanya Emil.
" Mau pesan dessert lagi dong. Mumpung di traktir sama yang punya acara nikahan ,"jawab Lusi kemudian, berjalan lagi menuju tempat pemesanan dessert nya.
" Ini, buat kamu!" Yaafi menyodorkan sekotak berisi dessert di depan Windi.
" Wah, makasih ya!" Windi menerima kotak itu dari Yaafi.
" Ihhhh, asyik dapat kotak apa tuh? Buat kita mana pak Yaafi?" Tanya Bertha .
" Itu, saya lupa," Yaafi menggaruk-garuk kepalanya tidak gatal .
" Wah, ternyata pak Yaafi yang terhormat bisa pilih kasih juga ya," sindir seseorang dari belakang Yaafi.
dasar tokoh utamanya bodoh
udah tau dari awal cuman nurutin kemauan orang tua.kasih tau dong orang tuanya mana ada orang tua mau anaknya sengsara