MENIKAH KARENA PERJANJIAN

Pesta pernikahan itu berlangsung dengan sangat meriah. Alunan musik jazz menggema di ruangan itu.

Cukup memakan waktu lama saat sesi foto bersama dengan para tamu dan keluarga juga. Bahkan beberapa tamu undangan berebutan untuk bisa berfoto dengan Tania yang memang sangat cantik pada saat itu.

Mereka pun nampak penasaran dengan latar belakang keluarga Tania hingga bisa di persunting pengusaha tampan nan muda seperti Arya.

Untuk sekarang Tania merasa seperti tak menyesal dengan pernikahan itu. Ia bahagia karena respon dari keluarga Arya yang ternyata begitu terbuka.

Tania mengenyampingkan alasan pernikahannya dan fokus dengan kebahagiaan yang ia rasakan sekarang. Kehangatan yang diberikan bu Mala dan adik angkat Arya, Tasya tentu saja.

Entah mengapa Tania merasa jika Arya hari ini banyak tersenyum. Apakah sebagai kamuflase terhadap koleganya?

’Dia dari tadi full senyum banget... Ya meskipun ga senyum banget sih tapi tetep aja aneh liatnya.’ Batin Tania.

Sekarang sudah menunjukkan pukul 8 malam yang menandakan bahwa sudah 10 jam lamanya acara pernikahan itu berlanjut. Para tamu pun begitu menikmati acara pernikahan tersebut dalam artian bisa menjalin hubungan bisnis dengan para pengusaha lain.

Tania saat ini sudah berada di kamar hotel bersama dengan Arya. Sesuai perkataan bu mala, beliau meminta mereka berdua untuk istirahat dikarenakan ada pesta lanjutan di jam 9 malam. Setidaknya raja dan ratu sehari itu bisa mendapatkan istirahat .

“kamu mau masuk duluan atau saya dulu?” tanya arya yang saat itu tengah membuka jasnya.

Tania yang tengah duduk d sofa lantas menatap pria asing yang sekarang telah menjadi suaminya. Pria itu begtu hot dengan penampilannya saat itu.

“Mas aja duluan...” Ucap tania dengan suara yang sedikit lemah.

Keduanya benar-benar lelah pada hari itu, bahkan tania juga tak ada tenaga untuk sekedar bersuara kencang.

“kamu bisa ganti baju sendiri atau mau saya panggilin mama buat bantuin kamu?” Tanya Arya lagi terdengar sangat perhatian.

Tania yang mendengarnya tentunya sedikit bingung dengan sikap Arya sekarang ini. Setelah menikah arya terlihat begitu perhatian dengannya. Ataukah mungkin respect dengan dirinya yang seharian berdiri dan menyapa tamu bisnisnya.

“Aku bisa sendiri kok mas. Mending mas duluan aja….”

“Yaudah, saya masuk duluan nanti saya bangunin kalo saya udah selesai.”

“Iya, mas”

Setelah ijab kabul tania berusaha untuk mengganti sebutan dirinya dari kata “saya” menjadi ”aku” biar tak terdengar kaku, mengingat mereka telah menikah. Entah seperti apa respon dari ibu mertuanya kalau sampai mengetahui panggilan mereka berdua terdengar begitu baku.

Dan mengenai panggilan mas, sepertinya tania tak merasa sungkan atau keberatan sama sekali. Sehingga tania memutuskan untuk memanggil demikian.

Di dalam kamar mandi, Arya menatap pantulan dirinya yang terlihat begitu tampan.

Bukannya sombong atau merasa percaya diri. Tetapi itu adalah fakta, wajah tampan disertai rahang yang tegas begitu terlihat sempurna.

Mengingat-ingat acara pernikahannya tadi tak mampu membuat Arya untuk tidak tersenyum.

Ia senang dan atau mungkin bahagia karena telah menikah dengan Tania? Arya mempunyai niat tersendiri dengan pernikahan ini.

“Udah bertahun-tahun tapi rasanya masih sama....” Gumam Arya pada pantulan dirinya di cermin.

“Maafin aku Tari...” Setelah menggumamkan kalimat itu, Arya pun mulai menanggalkan pakaiannya dan segera mandi.

Tari?? Siapa Tari?? Apakah Tari adalah masa lalu Arya?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...