"Kita akan menikah dua bulan lagi, sampai kapan kita akan merahasiakan ini pada Raya?"
Deg
Raya mematung. Kakinya tiba - tiba melemas. Jantungnya seolah berhenti berdetak mendengar kalimat yang keluar dari mulut sang sahabat. Haidar dan Sintia akan menikah? Bahkan pernikahan mereka sudah didepan mata. Bukankah itu artinya hubungan mereka sudah pasti terjalin sejak lama? Tersenyum miris, Raya merasa jadi manusia paling bodoh yang mudah dipermainkan.
Pulang dengan luka hati, siapa sangka tiba - tiba datang lamaran dari Axelio, anak sahabat lama Papanya. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan singkat, Raya memutuskan menerima pinangan Axel.
Lantas, akankah kehidupan rumah tangga Raya dan Axel bahagia? Bagaimana cara Axel membuat Raya move on dan berubah mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Kami tidak akan meminta tuntutannya dicabut. Tapi kalau boleh, bisakah kalian meringankan hukuman Sintia?"
Raya tertawa sumbing, "Ternyata kedatangan kalian kemari, bukan karena niat tulus. Tapi ada maksud lain rupanya. Dari awal aku sudah menduganya"
"B-bukan begitu, Ray. Maksud saya-"
"Kalau Sintia bisa mengembalikan calon anakku, maka aku akan mencabut tuntutannya sekarang juga", potong Raya cepat
Ida dan Haidar bergeming. Hal itu jelas tidak mungkin
"Saya minta maaf-"
"Maaf kalian sudah basi! Sebaiknya kalian pergi!", usir Axel. Dia kesal karena lagi - lagi Haidar dan Bundanya tidak tulus meminta maaf. "Aku harap ini terakhir kalinya kalian datang kemari. Kami tidak akan pernah mencabut gugatan itu apapun yang terjadi!"
Ida menunduk malu, "Kami minta maaf"
Papa Brama menghela nafas, "Ada baiknya, kalian belajar menghargai orang lain. Jangan terus memaksakan kehendak sendiri, kalian tidak akan tahu jika apa yang kalian lakukan telah menyakiti perasaan orang lain"
"Saya sungguh minta maaf, Om. Setelah ini, saya janji saya tidak akan mengganggu Raya lagi" ucap Haidar pasrah
Axel menatap Ida dengan dingin, "Anda juga seorang ibu, bisa - bisanya Anda dengan santai melakukan semua ini pada istri saya! Jika posisi Raya terjadi pada Sintia, saya yakin Anda akan mencak - mencak menolak bahkan langsung mengusir pelakunya" sindir Axel
Ida kembali menunduk. Sungguh dia malu, perkataan Axel seolah memberinya tamparan tak kasat mata.
"Kalau begitu, kami pamit dulu"
"Pastikan ini terakhir kalinya!" peringat Axel
"Aku tahu" sahut Haidar kemudian pergi
"Semoga setelah ini, masalah kalian benar - benar selesai"
Raya menatap Papa mertuanya. "Semoga saja, Pa"
🌿🌿🌿
Sudah sebulan berlalu, rumah tangga Axel dan Raya berjalan seperti sebelumnya. Keduanya semakin romantis dan hangat. Walau terkadang, Raya masih sering mengingat calon anaknya yang sudah pergi, namun Axel sebisa mungkin menghibur dan membuat Raya ceria kembali.
Kasus Sintia masih terus berlanjut. Dan seperti yang pernah dikatakan, baik Raya maupun Axel tidak akan pernah mencabut gugatan mereka.
"Sayang, dasinya"
Raya bergegas menghampiri sang suami, setiap hari membantu Axel memasang dasi dan jas adalah hal rutin bagi Raya.
"Manja banget sih, suamiku"
Cup
Axel mengecup pipi Raya lalu tertawa, "Kamu selalu bikin aku cinta"
Raya tergelak, "Makin hari makin gombal saja"
Bukannya protes, Axel justru memeluk istrinya dengan erat, "Kamu semakin hari semakin cantik saja. Mas jadi males kerja kalau seperti ini"
"Bukannya hari ini akan ada model baru untuk B'Store?"
Axel mengangguk, "Sebenarnya Mas pengen kamu aja yang jadi modelnya. Jadi kita bisa kerja bareng setiap hari"
"Itu sih, maunya Mas"
"Semoga saja model yang sekarang cocok dengan karakter B'Store"
"Memangnya ada nggak cocoknya segala? Bukannya yang penting modelnya bisa membuat B'Store semakin terkenal itu sudah cukup?"
"Mas membangun B'Store dengan kerja keras dan keringat Mas sendiri. Nama B'store juga selalu bersih dan aman dari skandal. Baik dari fitur, pelayanan maupun BA nya. Kalau modelnya bermasalah, Mas pasti akan langsung menggantinya"
Raya mengangguk, "Sayang banget Lia tidak menerima tawaran dari Mas, ya"
Axel kembali mengecup pipi sang istri, "Dia sudah di kontrak seumur hidup oleh Teo"
"Suami istri memang harus saling membantu"
"Tapi kamu nggak mau membantu Mas"
Raya tergelak, "Itu beda cerita, Mas. Kalau Lia kan memang model, sedangkan aku? Aku cuma pengusaha kecil, mana bisa berakting di depan kamera"
"Kan belum dicoba, Sayang. Pokoknya kalau Mas nggak cocok sama modelnya, Mas mau kamu yang gantiin"
"Ih, kok maksa?"
"Bukannya kamu bilang ingin punya kesibukan? Setidaknya kalo kerja sama Mas, kamu nggak akan merasa sedih lagi kalau sendirian dirumah. Mas juga enak, tiap hari bisa liat wajah cantik kamu"
"Itu modus namanya"
Axel terkekeh, "Mas pengen karungin kamu terus Mas bawa ke kantor"
"Jangan ngobrol terus. Nanti terlambat loh"
"Kantor punya saya Nyonya Axel. Saya tidak masuk atau datang terlambat, tidak akan ada yang marah"
"Tahu. Tapi pimpinan yang baik adalah pimpinan yang bisa dijadikan panutan sama bawahannya"
"Kalau Nyonya sudah bicara seperti itu, saya tidak bisa berkata apa - apa lagi"
Raya terkekeh, dia menggandeng tangan Axel lalu turun ke bawah. Tak lupa sembari membawa tas kerja suaminya.
"Tumben ngaret?"
"Biasalah, anak muda. Kayak nggak pernah muda saja"
Papa Brama memberenggut, dia sudah lapar tapi anak dan menantunya tak kunjung datang
"Maaf jadi buat Papa menunggu lama. Biasa, bayi besarku sedang mode manja"
"Papa paham. Kamu harus banyak - banyak bersabar, Sayang. Dia itu kalau manja ngalah-ngalahi bayi"
"Iri bilang bos"
"Kalau nggak ada Papa, kamu nggak bakalan ada di dunia ini, dasar curut!"
"Lah, berarti Papa bapaknya curut dong"
"Hahahaha", Raya tertawa lepas. Axel dan Papa Brama saling pandang lalu ikut tertawa. Bukan tanpa alasan mereka selalu terlihat seperti Tom and Jerry, keduanya hanya ingin menghibur Raya. Istri Axel itu masih sering bersedih kala mengingat si jabang bayi yang belum sempat tumbuh dan lahir itu sudah kembali pada Sang Pencipta.
"Papa lapar"
"Eh" Raya menghentikan tawanya, "Maaf Pa, malah jadi lupa. Mau makan dengan apa?"
"Papa ambil sendiri saja. Kamu makanlah juga"
Raya mengangguk
"Loh, Mas nggak kamu tawari, Sayang?"
"Manja! Ambil sendiri! Biarkan istrimu juga makan"
"Iya!"
Melihat Axel cemberut, Raya kembali tertawa. "Mau makan sama apa, suamiku?" goda Raya
"Kamu aja boleh nggak?"
"Jangan alay! Makan!" bukan Raya yang menyahut, tapi Papa Brama
"Tua kok ambekan!"
🌿🌿🌿
Usai drama sarapan, Axel dan Papa Brama berangkat ke kantor masing - masing. Raya sendiri hari ini akan kerumah Mama Raisa. Sudah beberapa hari ia tak bertemu Mamanya. Rasanya kangen sekali. Mengendarai mobilnya sendiri, Raya mengemudi dengan pelan.
"Bawa cemilan deh, kan mau nonton sama Mama"
Raya menghentikan mobilnya di salah satu minimarket. Ia keluar dari mobil lalu hendak masuk kedalam, namun seseorang tak sengaja menabraknya
"Maaf!"
Raya mengangguk, "Tidak apa", Raya memperhatikan wanita dengan perut agak membuncit di depannya, "Regina?"
Wanita itu terlihat gelisah, dia hendak pergi namun Raya berhasil mencegahnya. "Kamu hamil?"
"Lepaskan aku"
"Kenapa kamu terlihat takut padaku. Apa aku seperti penjahat di matamu?"
Regina berusaha melepaskan tangan Raya, "A-aku tidak punya urusan denganmu. Aku hanya takut pada suamimu!"
Raya mengernyitkan dahi, takut pada Axel? Memangnya kenapa harus takut pada Axel?
"Aku mohon lepaskan aku!"
Raya melepas tangan Regina, perempuan itu buru - buru pergi, namun ia tak sengaja menjatuhkan bukunya. Raya hendak mengejar, namun Regina keburu hilang
"Apa masih jaman menulis Diary?"
Raya membawa buku itu dan hendak masuk ke dalam minimarket, namun sesuatu jatuh dari buku milik Regina. Raya memungutnya,
Deg
"Foto Regina dan Axel?"
Raya mulai berpikir negatif, Regina terlihat ketakutan padanya karena Axel. Apa suaminya itu mengancam Regina saat itu. Lalu sekarang Regina dalam keadaan hamil, "Apa mungkin, Regina hamil anak Axel?"
raya keburu ngambil keputusan Nerima lamaran harusnya meminta penjelasan dulu..
Wkwkwkwkw Seram memang ada mak mak yg begini
Hiiiiiiiii
Orang tua egoissss
Kampreeet
Enakan di axel
klw dandan selalu ditanyak adek mau kemana dandan cantik",, maksud hati mau nyenengin suami tapi kata suami gk usah, nanti klw ada yg naksir gimana?? 😜😜😜😜
suamiku lebai amat yah 😄😄😄😄😄
jgn2 ...nnti kmu mati d tgn sintia pas ngrlindungi raya.gpp kl gitu.biar mamamu nyadar bahwa sintia yg dia elu2kan malah bunuh anaknya