Vivian Candrama seorang perempuan cerdas yang cantik. Ia diangkat menjadi cucu dari seorang pengusaha sukses bernama Farhan Candrama. Kehidupannya ternyata tak sesuai keinginannya yang ingin melupakan cinta pertama yang ia anggap sebagai cinta monyet yang menyakitinya.
Tapi saat ia ingin menjauh dari laki-laki yang membuatnya patah hati, lagi-lagi ia harus kecewa karena laki-laki itu kembali datang dan sengaja memaksanya untuk menikah. Gemal Candrama nama laki-laki itu. Ia adalah cucu kedua dari Farhan Candrama. Semua media tahu jika ia adalah tunangan dari Gunadarma Candrama pewaris Candrama grup tapi kemudian ia terpaksa menikah dengan Adik kandung Gunadarma Candrama. Gemal membencinya dan menyatakan perang padanya. Vivian tahu tidak ada cinta untuknya dihati Gemal. Gemal menikahinya hanya untuk menyiksa hidupnya.
Bagimana kehidupan Rumah tangga Vivian dan Gemal?
ayo baca dan jangan lupa vote dan komentarnya...terimakasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puputhamzah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita itu
Vivian membuka matanya dan ia duduk lalu mengucek kedua matanya. Vivian menolehkan kepalanya kesamping mencari sosok Gemal yang semalam terbaring disampingnya namun sosok Gemal ternyata tidak ada lagi disampingnya. Entah mengapa ada perasaan kecewa saat mengetahui Gemal sudah tidak terilihat saat ia bangun dari tidurnya. Vivian mengedarkan pandangannya dan ia terkejut ketika melihat Gemal yang tidak menggunakan baju dan hanya mengenakan celana pendeknya sedang berada di balkon dan terlihat sedang menghubungi seseorang. Vivian mengambil ponselnya dan ia melihat jam menunjukkan pukul tujuh. Ia segera menyingkirkan selimut dan segera turun dari ranjang. Vivian merasakan kepalanya pusing namun ia segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Sementara itu Gemal sedang menghubungi salah satu temannya sesama dokter. "Hanan apa kau yakin?" tanya Gemal.
"Iya Gem, itu bukan obat tidur biasa. Obat itu digunakan untuk pasien depresi, biasanya digunakan jika pasien kesulitan untuk beristirahat," ucap Hanan membuat Gemal terkejut.
"Terimakasih Hanan, hmmm... aku ingin bertemu denganmu dan menceritakan mengenai pasien yang menggunakan obat ini!" ucapGemal.
"Oke Gem, sekalian traktiranya ya Gem. Aku dengar kau bukan hanya bekerja sebagai dokter di Jerman tapi kau juga mengumpulkan pundi-pundi uang dengan merintis bisnis disana," ucap Hanan yang kagum dengan Gemal sahabatnya ini.
"Oke Nan itu gampang, asal kau harus siap membantuku Nan!" ucap Gemal.
"Jika aku bisa membantumu, pasti aku akan membantumu, Gem!" ucap Hanan.
"Makasi Nan, kita jadwalkan nanti, Assalammualikum," ucap Gemal
"Waalaikumsalam."
Gemal memutuskan sambungannya dan ia melangkahkan kaki masuk ke kamar dan melihat kearah ranjang. Gemal mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi. Ia duduk disofa dan menghidupkan ipadnya. Beberapa menit kemudian Vivian keluar dengan memakai handuk kimono. Wajah Vivian yang bersih mulus tanpa makeup terlihat begitu cantik alami dan polos. Vivian melirik kearah Gemal namun ketika Gemal mengangkat wajahnya dan menatap kearahnya, Vivian dengan cepat mengalihkan pandangannya.
"Pinjam baju ya Kak," pinta Vivian.
"Ya," ucap Gemal.
Vivian segera mengambil baju kaos dan celana pendek milik Gemal. Ia kembali melangkahkan kakinya masuk kekamar mandi dan memakai pakaian Gemal, namun ternyata baju dan celana itu kebesaran. Vivian keluar dengan hanya memakai baju yang kebesaran dan ia memutuskan untuk tidak memakai celana gemal. Kaki jenjang Vivian terlihat sangat putih karena memakai baju kaos berwarna hitam yang kontars dengan kulitnya.
Gemal menatap penampilan Vivian dari atas hingga kebawah dan ia menelan ludahnya karena ternyata Vivian terlihat sangat seksi dan menawan saat ini. "Kamu nggak dengar aku bilang kemarin Vian, kita akan tidur dirumah Mami!" ucap Gemal.
"Aku lupa Kak," ucap Vivian.
Gemal berdiri dan ia mendekati Vivian. "Tunggu disini, jangan keluar dari kamar!" perintah Gemal.
"Iya Kak," ucap Vivian.
Gemal melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya menuju lantai tiga, ia mengetuk kamar Ayunda dan Raka. Ayunda membuka pintu dan melihat Gemal yang saat ini sedang berdiri dihadapannya.
"Pinjam baju Mbak!" ucap Gemal.
"Untuk Vian?" tanya Ayunda.
"Iya masa buat aku Mbak?" kesal Gemal membuat Ayunda terkekeh.
"Hehehe, ngelawak aja kamu Gem."
Ayunda mengambil tiga gaun dan satu daster rumahan didalam lemari pakaiaannya lalu ia menyerahkan baju-baju itu kepada Gemal "Banyak banget Mbak, satu aja cukup. Eh... Kak Guna mana?" tanya Gemal.
"Dibawah lagi sarapan, ini mau sarapan juga. Ajak Vian biar kita sarapan bersama!" ucap Ayunda.
"Iya... " ucap Gemal.
Gemal melangkahkan kakinya menuruni tangga dan kemudian menuju kamarnya. Ia membuka pintu dan melihat Vivian menelungkupkan tubuhnya diranjang sambil membuka ponselnya. Gemal meletakkan beberapa baju itu diatas ranjang. "Pakai bajunya Mbak Ayu, awas kalau kamu nolak!" ancam Gemal.
"Siapa yang nolak," ucap Vivian dan ia segera mengambil satu gaun yang berada diatas ranjang.
"Pakai daster itu saja! kamu nggak usah kerja hari ini!" ucap Gemal membuat Vivian meletakan gaun yang ia ambil tadi dan mengambil daster yang dimaksud Gemal. "Cepat ganti dan kita sarapan bersama dibawah!" ucap Gemal.
"Iya," ucap Vivian dengan cepat karena Gemal pasti akan marah, jika ia tidak menjawab ucapan Gemal. Vivian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi namun suara Gemal menghentikan langkahnya.
"Mau kemana kamu?" tanya Gemal sinis.
"Mau ganti baju katanya mau cepat," kesal Vivian.
"Ganti disini saja!" ucap Gemal membuat Vivian kesal dan dengan cepat ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar mandi lalu menutup pintu kamarnya dengan kencang.
Brakk...
"Hahaha... " tawa Gemal membahana karena berhasil menggoda wanita cantik yang saat ini telah menjadi istrinya.
Gemal mengambil kaos yang dipakai Vivian tadi dan memakainya. Vivian keluar dari kamar mandi dan mendekati Gemal yang ternyata menunggunya. "Ayo!" ucap Gemal melangkahkan kakinya keluar dari kamar diikuti Vivian.
Keduanya menuruni tangga menuju ruang makan. Disana telah menunggu semua anggota keluarga yang telah duduk dikursi makan. Vivian mengikuti Gemal dan ia duduk disamping Gemal. "Nah sudah lengkap, ayo kita makan!" ucap Aditya.
Ayunda memgambilkan roti dan selai untuk kepiringnya dan memberikannya kepada Guna. Ia juga mengambilkan segelas susu untuk Guna. Vivian yang gugup dan bingung mengikuti Ayunda dan ia mengambilkan sarapan untuk Gemal. Elin tersenyum melihat Vivian yang berinisiatif mengikuti Ayunda yang sedang melayani suaminya.
Gemal melihat tangan Vivian bergetar saat memberikan sepering nasi goreng kehadapan Gemal. Setelah itu Vivian kembali duduk dan ia mengunyah roti tanpa selai dengan pelan sambil menundukkan kepalanya karena merasa canggung.
"Vian mau makan apa?" tanya Elin.
"Roti ini aja Mi" ucap Vian memperlihatkan roti tawar yang saat ini dimakan Vivian.
Mereka semua makan dan Gemal menggeser piringnya yang berisi nasi kehadapan Vivian. "Makan nasi dan habiskan. Awas kalau tidak habis!" ucap Gemal membuat Vivian terdiam dan akhirnya menuruti ucapan Gemal. Ia menyuapkan makanannya dengan pelan menbuat Elin tersenyum. Entah mengapa Elin menjadi tidak percaya dengan gosip-gosip tentang Vivian selama ini. Apalagi pagi ini foto Vivian yang sedang berada di Club menjadi pemberitaan utama.
"Gemal, untuk sementara ini istrimu tidak usah datang ke Kantor dulu!" ucap Guna membuat Vivian mengangkatkan kepalamya dan menatap Guna dengan sendu. "Pemberitaan tentang Vian membuat para wartawan pasti akan meminta konfirmasi tentang kebenaran berita itu!" jelas Guna membuat Vivian bingung.
"Memangnya berita apa?" tanya Vivian sambil menelan makanannya yang saat ini terasa mencekik tenggorokannya.
"Berita tentang fotomu yang sedang berada di Club dan kau menjadi berita utama hari ini. Vivian Candrama tunangan Gunadarma tertangkap camera sedang mabuk di Club. Wajah cantik ternyata tak sebaik sikapnya. Vivian terlihat sedang berkencan dengan laki-laki lain dan itu bukan Gunadarma," ucap Gemal sambil membaca berita itu membuat Vivian menundukan kepalanya.
"Gemal..." teriak Elin membuat Vivian meletakan kedua garpu dan sendoknya. Vivian kemudian berlutut dikaki Aditya membuat mereka semua terkejut.
"Maafin Vian Pi hiks... hiks... maaf!" ucap Vivian membuat Elin melangkahkan kakinya mendekati Vivian dan membantu Vivian berdiri namun Vivian menggelengkan kepalanya dan memilih untuk tetap berlutut. "Vian salah Pi, maaf telah membuat keluarga ini kita malu!" ucap Vivian dengan air mata yang menetes.
"Vian sudah ayo berdiri nak!" pinta Elin.
"Maafin Vian Mi, Vian tidak berkencan dengan laki-laki lain!" ucap Vivian.
Gemal menghela napasnya laki-laki yang menggendong Vivian saat itu adalah dirinya. "Ayo berdiri Vian!" pinta Gemal.
"Berdiri nak, kita bisa bicarakan tentang berita ini dan Papi percaya kamu tidak salah. Kalau kamu merasa salah Papi maafkan!" ucap Aditya membuat Vivian akhirnya berdiri dan segera memeluk Elin membuat Elin mengelus rambut Vivian dengan lembut.
"Harusnya kalau makan jangan bahas tentang perusahaan!" ucap Ayunda kesal dengan suaminya yang telah membuat Vivian menangis.
tbc...