Menutupi jati dirinya sebagai pemimpin dari dunia bawah yang cukup ditakuti, membuat seorang Kenzo harus tampil dihadapan publik sebagai CEO dari perusahaan Win's Diamond yang sangat besar. Namun sikapnya yang dingin, tegas serta kejam kepada siapa saja. Membuatnya sangat dipuja oleh kaum wanita, yang sayangnya tidak pernah ia hiraukan. Dengan ditemani oleh orang-orang kepercayaannya, yang merupakan sahabatnya juga. Membuat perusahaan serta klan mereka selalu mencapai puncak, namun Kenzo juga hampir setiap hari menjadi sakit kepala oleh ulah mereka.
Hingga pada akhirnya, Kenzo bertemu dengan seorang wanita bernama Aira. Yang membuat hidupnya berubah begitu drastis, bahkan begitu memujanya sampai akhirnya Aira harus pergi dari kehidupan Kenzo dan membawa dua darah daging yang tidak ia ketahui.
Bagaimana kehidupan Kenzo saat kepergian Aira dari kehidupannya serta mengetahui darah dagingnya tumbuh dan hidup dan menjadi anak yang sangat berpengaruh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BMr.K 31.
"Tuan, anda tidak apa-apa?" Panik Ansel yang melihat tetesan darah dari lengan Kenzo.
"Sofia, Sel. Itu Sofia." Kenzo masih berada dalam kekangan masa lalunya dna ingin menghampiri wanita tersebut.
"Sadar tuan, jangan sampai anda penyesalan untuk memaafkan wanita itu. Ingat nyonya Aira." Ansel berusaha menyadarkan Kenzo dengan ucapan tegasnya.
"Sel, itu Sofia. Dia kembali Sel, Sofia." Kenzo bangkit dari lukanya dan berjalan menghampiri Sofia.
"Sofia." Panggil Kenzo kembali.
Wanita itu hanya menatap ke arah dimana Kenzo berada, tidak ada maksud untuk membalas ataupun segera menghampirinya. Dengan wajah yang cukup sinis, Sofia hanya tersenyum kecut.
"Ternyata kamu masih begitu hafal akan namaku, Kenken. Aku lupa, selamat atas pernikahanmu. Tapi aku yakin, wanita yang kamu nikahin itu pasti biasa-biasa saja." Ketus Sofia yang merasa jika dirinya lebih baik.
"Sofia, kamu bilang apa? Selama ini aku selalu mencari keberadaanmu, keberadaanmu menghilang begitu saja. Aku masih sangat mencintaimu Sofia." Menahan lengannya dari rasa sakit yang ada, Kenzo terus mengutarakan isi hatinya kepada wanita yang sangat ia rindukan.
"Tapi sayangnya, aku tidak mencintaimu Kenzo. Kau hanya pria yang bodoh, dengan mudahnya percaya dengan orang yang sangat kau cintai." Sinis Sofia menjawab ucapan Kenzo.
Deg!
Mendengar penuturan dari Sofia, membuat tubuh Kenzo menegang dan terdiam, betapa hancur perasaannya kala ia mendengar wanita yang selama ini ia cari keberadaannya dan sangat mencintainya itu mengatakan tidak mencintainya.
"Sedari awal pertemuanku denganmu, aku hanya menginginkan hartamu saja.Aku sebenarnya tidak suka dengan pria yang dingin, posesif, datar dan tidak bisa bergaul sepertimu. Untung saja dirimu kaya raya, jika tidak. Sungguh sialnya aku bisa bersama apalagi sampai mencintai dirimu, tapi itu tidak seperti pria dihadapanku ini." Sofia bergelut manja pada lengan Jasper.
"Pria ini bisa memberikanku segalanya, termasuk kebahagian. Tidak seperti kamu, sungguh sial sekali wanita yang menikah denganmu itu. Hahaha." Sofia tertawa dan membuat Jasper merasa menang dihadapan Kenzo.
"Lebih baik anda berdua segera keluar dari ruangan ini, jika tidak. Akan kulakukan secara tidak hormat. Keluar!" Kini Ansel tidak bisa menahan amarahnya dan berteriak kenapa kedua orang tersebut.
"Heh, ternyata kau begitu lemah dengan wanita. Kenzo Kenzo, lemah!" Jasper semakin menekankan ucapannya.
"Keluar!!" Bentak Ansel dengan menodongkan Glock 17 ke arah Jasper dan Sofia.
Melihat senjata yang digunakan Ansel, membuat nyali Jasper seketika menciut. Ia sangat tahu akan senjata itu, jika ia tidak bisa menghindar dalam hitungan detik. Maka, nyawanya pasti akan melayang begitu saja.
"Ayo sayang, kita keluar dari sini. Saat ini sudah cukup memberikannya pelajaran, lihat dia begitu lemah." Jasper masih menyudutkan Kenzo.
"Ayo sayang, aku tidak mau mati konyol ditangan Asisten sialan itu." Keduanya bergerak cepat keluar dari ruangan dan perusahan itu.
Ansel tak lupa menghubungi Louis untuk segera datang, untuk ke rumah sakit sangat tidak mungkin. Jika tidak mereka akan berurusan dengan pihak yang berwajib, maka dari itu setiap anggota Dark Black mengalami luka ringan maupun berat. Mereka telah mempunyai tempat dan peralatan medis sendiri, yang diawasi oleh Louis.
Akan tetapi, keadaan Kenzo tidak seperti biasanya. Karena dia hanya diam, nampaknya seperti sedang shock atas apa yang baru saja ia alami. Tidak menunggu lama, Louis tiba dan mereka mengamankan Kenzo pada ruangan pribadinya.
"Untung saja peluru itu tidak terlalu dalam, heh. Senjata apa yang mereka gunakan? Kere sekali, pelurunya saja seperti ini." Louis melemparkan anak peluru yang ia dapatkan dari luka Kenzo ke dalam kotak sampah.
"Hei, kenapa dirimu menjadi aneh seperti ini?" Louis pun heran akan apa yang terjadi pada Kenzo.
"Wanita itu kembali dan mengatakan jika Kenzo hanyalah sumber uangnya saja, sepertinya kita akan berhadapan lagi dengan mereka. Jasper Mavrick, dia yang menjadi dalang dari kekacauan beberapa waktu lalu." Ansel menjelaskan kepada Louis.
Kening Louis berkerut, mendengar apa yang baru saja Ansel katakan padanya. Dengan geramnya, Louis menekan kembali luka yang ada pada lengan Kenzo. Hingga pemilik luka itu mengerang kesakitan, laku keduanya saling bertatapan dengan sangat tajam.
"Dasar bo**h! Apa yang kau lakukan, hah! Dia itu sudah meninggalkanmu dan membuat hidupmu bagai dineraka, Kenzo! Jangan sampai wanita penjilat itu kembali masuk ke dalam hidupmu, jika itu terjadi. Aku tidak akan segan segan untuk mengambil Aira dari hidupmu, ingat. Kau sekarang sudah mempunyai istri, jika dikepalamu ini masih ada wanita itu. Aku benar-benar akan membawa Aira dari kehidupanmu dan kepalamu ini aku ledakkan!" Amarah Louis memuncak tatkala Kenzo masih terus larut dalam masa lalunya yang tak kunjung habis.
Suasana pun nampak begitu mencekam, dimana Kenzo masih larut dalam alam pikirannya sendiri. Sedangkan Louis, ia benar-benar ingin meledakkan kepala Kenzo.
"Kenzo!" Bentak Louis.
"Diam!" Kenzo membalas bentakkan itu, dimana dirinya juga sudah sadar.
"Aku hanya berpura-pura saja, mana mungkin aku melepaskan istriku. Kau benar-benar sahabat g**la, jika kau ingin merebut Aira dariku. Aku duluan yang melenyapkan nyawamu." Seringai Kenzo pada Louis.
"Jadi, kau." Louis kaget.
"Kenapa? Dasar dokter g**la, aku tidak mungkin memungut kembali sampah yang busuk ke dalam hidupku." Kenzo mengelus lengannya yang begitu sakit atas ulah Louis.
"Dan Kamu Ansel, tega sekali membiarkan dokter g**la ini menekan lukaku." Ansel hanya menghela nafas beratnya.
"Hah! Terserah kalian saja, lebih baik aku akan mengurus berkas mengenai kontrak kerja Sunmeg saja." Ansel melangkah menjauh dari dua pria yang sama-sama g**la nya.
Kepergian Ansel membuat Kenzo dan Louis saling bertatapan tajam, atas peristiwa tersebut. Akhirnya Kenzo mendapatkan bukti nyata jika dirinya tidak salah dalam melepas Sofia, mendapatkan Aira adalah suatu keberuntungan untuk dirinya.