NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Terpaksa Menikah Demi Adikku (Naik Ranjang)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: RahmaYesi.614

Caca terpaksa harus menikah dengan suami adiknya yang tengah terbaring sakit di salah satu kamar rumah sakit.

"Kak, aku mohon, menikahlah dengan abang Alden!" Ucap Lisa, sang adik di waktu terakhirnya.

Caca menggeleng tak setuju. Begitu juga dengan Alden. Tapi mendengar Lisa terus memohon dengan suara seraknya yang nyaris hilang dan dengan raut wajahnya yang menahan segala rasa sakitnya, Caca pun akhirnya menyetujui permohonan terakhir adiknya.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Yuk langsung saja intip serial novel terbaru Author!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Cintai aku!

Sepanjang perjalanan pulang, Caca dan Alden hanya saling diam. Hati Caca hancur mengetahui kenyataan bahwa adiknya tidak bahagia selama pernikahannya. Caca merasa dirinya penyebab semua rasa sakit yang dialami Lisa.

Sedangkan Alden, dia tidak tahu harus bagaimana meyakinkan Caca bahwa semua yang terjadi bukan karena salahnya. Alden bahkan tidak mampu untuk mengatakan bahwa selama ini, Lisa juga telah membohongi dirinya.

Waktu terus berlalu, hingga tak sadar mobil pun berhenti di parkiran depan apartemen. Bersamaan dengan mobil Haris yang baru juga tiba.

Melihat Caca dan Alden turun dari mobil, membuat Haris berusaha bersembunyi. Dia tidak ingin ketahuan keberadaannya oleh dua pengkhianat itu. Ya, Haris menganggap mereka pengkhianat.

Caca melangkah lebih dulu, diikuti oleh Alden. Haris pun juga menyusul dengan jarak yang cukup jauh dari mereka.

"Dasar pengkhianat. Apakah mereka sudah menjalin cinta bahkan saat Lisa masih ada? Hah, aku kira Caca wanita terhormat. Rupanya betul kata Rani dan kak Rahayu tentang Caca yang murahan. Ternyata benar, dia bahkan sanggup merebut suami adiknya sendiri." Gumam Haris meluapkan rasa sakitnya yang berubah jadi benci pada Caca yang dulu sangat dipuja pujanya.

Haris bahkan menyaksikan sendiri saat Caca dan Alden masuk ke apartemen yang sama. Haris benar benar tidak habis pikir melihat Caca membawa lelaki ke rumahnya.

"Semurahan itu kamu, Caca." Pikirnya sambil mengeratkan kepalan tangannya.

Sementara itu, Caca langsung masuk ke kamarnya tanpa menghiraukan Alden.

"Ca, beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya." Ujar Alden berdiri didepan kamar Caca.

Caca tidak menyahut, dia hanya bisa menangis mengingat semua yang tadi dikatakan mama tirinya tentang Lisa. Dia ingin marah pada Alden yang membuat adiknya bersedih hingga mengalami sakit berat.

Tapi, jauh dilubuk hatinya ada perasaan lain yang membuatnya merasa bahagia karena ternyata cintanya terbalas. Pria yang selalu disebutnya dalam doa, ternyata juga mencintainya.

"Aku tidak pantas merasakan kebahagiaan diatas penderitaan Lisa. Betapa buruknya aku saat ini." Gumamnya masih terus menangis.

"Ca, izinkan aku masuk. Setidaknya izinkan aku menemani kamu saat dalam kesedihan seperti ini!" Seru Alden lagi dari luar kamar.

Caca makin bingung, haruskah dia membuka pintu itu dan membiarkan Alden menemaninya? Lalu, bagaimana dengan Lisa. Pasti Lisa sangat bersedih saat mengetahui suaminya menyimpan nama wanita lain dihatinya dan ternyata wanita itu adalah dirinya.

"Ca, aku mohon beri aku kesempatan.."

Meski berat, akhirnya Caca membuka pintu itu. Dia menangis dihadapan Alden yang berdiri tepat di depan pintu kamarnya.

"Apa yang harus aku lakukan? Lisa pasti sangat sakit.."

Alden meraih tubuh itu masuk dalam dekapannya. Dielusnya lembut punggung istrinya itu.

"Menangislah dulu, Ca. Puaskan tangismu, luapkan semua rasa yang ada didalam hatimu. Aku akan menemanimu. Aku akan menunggu sampai kamu siap untuk mendengar ceritaku tentang Lisa." Gumamnya bicara tepat diatas puncak kepala Caca.

Tangisan Caca semakin menjadi dan dia juga melingkarkan tangannya di punggung Alden sangat erat. Dia menangis, membiarkan air mata membasahi kemeja depan Alden tanpa rasa sungkan sedikitpun.

Cukup lama Caca menangis. Cukup lama pula Alden memeluknya sambil berdiri tepat didepan pintu kamar. Hingga akhirnya tangisan itu mulai mereda.

"Kita duduk ya. Capek juga berdiri cukup lama." Ucap Alden membujuk Caca yang dibalas dengan anggukan oleh Caca.

Perlahan dan dengan sangat hati hati Alden membawa Caca untuk duduk di sofa depan tv. Disapunya sisa sisa air mata di pipi wanita yang sangat dicintainya itu.

"Kamu terlalu baik, Ca. Kamu terlalu sering mengorbankan kebahagiaanmu demi orang lain. Kini saatnya kamu harus membahagiakan dirimu sendiri."

"Bagaimana caranya? Aku tidak tahu bagaimana caranya membahagiakan diriku sendiri. Sebab kebahagiaanku apabila melihat orang orang yang aku sayangi bahagia." Ujar Caca.

"Cintai aku, Ca. Cobalah untuk mencintai aku, maka kamu akan tahu apa itu bahagia sesungguhnya."

Alden memegang kedua bahu Caca dan menatap lekat lekat kedua bola mata Caca yang masih sedikit berair.

"Tatap aku, Ca. Lihat mataku, apakah kamu melihat Lisa didalamnya?" Alden menarik dagu Caca agar wajah Caca tegak dan bisa menatap bola matanya.

Untuk beberapa saat mereka saling bertatapan sangat lekat. Alden menatap dua bola mata bening milik Caca. Yang dia lihat wajahnya disana. Begitu juga dengan Caca, kali ini dia melihat wajahnya dibola mata Alden.

"Shaima Afsha Hanum, aku mencintaimu, selalu cinta sama kamu. Maaf, karena aku terlalu banyak membuat kamu kecewa. Tapi, itu semua aku lakukan hanya karena ingin selalu menjaga namamu tetap utuh tersimpan dihatiku." Ucap Alden.

Caca menangis lagi mendengar kalimat kalimat yang keluar dari mulut Alden. Caca ingin masuk dalam dekapan Alden, tapi ditahan oleh Alden. Dia masih ingin membuat Caca menatap matanya.

"Jawab aku, Ca. Maukah kamu mencintaiku?" Tanya Alden serius dengan tatapan semakin lekat.

"Bagaimana dengan Lisa?" Jawab Caca yang membuat Alden mengalihkan pandangannya.

"Apa yang ingin kamu tahu tentang Lisa dariku,Ca. Tanyakan agar aku bisa menjawab dan menjelaskan semuanya." Ujar Alden tanpa mau menatap wajah Caca lagi.

"Kamu bilang Lisa istri terbaik untuk kamu. Kamu bilang kamu sangat menyayangi Lisa. Lalu, mengapa semudah ini kamu mengatakan mencintaiku juga. Aku tidak bisa percaya, Al." Ucap Caca yang kembali menangis.

Sebentar Alden menghela napas. Lalu dia mengatur emosinya dan juga berusaha untuk menjelaskan dengan tenang agar mudah dimengerti oleh Caca.

"Ca, aku menyukai kamu sejak kita masih SMA. Diam diam aku memperhatikan kamu dari jauh. Aku bahkan pernah beberapa kali mengikuti kamu ke perpustakaan. Dari rasa suka itu, menjadi cinta."

"Lalu kemana kamu selama ini?" Tanya Caca dengan suaranya yang sangat pelan.

"Aku melakukan semua hal untuk menjadi sukses dan saat aku sudah mapan, aku akan melamar kamu Ca. Tepat malam itu, papa bilang akan mengenalkan aku pada putri sahabatnya dan sayangnya itu bukan kamu tapi Lisa."

"Selang beberapa waktu, papa menjodohkan aku dengan putri pertama sahabatnya itu dan itu kamu, Ca. Bukan Lisa. Aku sangat bahagia saat aku kembali menemukan kamu dengan mudah. Tapi, saat aku melamar, Abi kamu mengatakan bahwa Lisa yang menerima lamaranku. Sedangkan kamu menolak karena kamu sangat membenciku bahkan saat kita masih SMA." Lanjut Alden bercerita.

"Aku tidak pernah menolak, yang aku tahu Abi bilang kamu lah yang menolak dijodohkan dengan aku, karena kamu mencintai Lisa."

Caca tampak sangat terluka mendengar kenyataan yang berbeda antara ucapan abinya dan cerita Alden.

"Kamu tidak menolakku?"

"Tidak. Abi bilang kamulah yang menolakku." Sahut Caca.

Baru awal cerita saja sudah banyak kebohongan yang dilakukan oleh Faheem kepada mereka berdua. Alden bahkan belum lagi menceritakan tentang Lisa yang mengatakan bahwa Caca sudah jatuh cinta pada Haris sejak pandangan pertama.

"Apa Haris cinta pertama kamu, Ca?" Selidik Alden.

"Tidak. Aku tidak mencintai Haris. Aku hanya terpaksa karena Lisa memohon mohon agar aku mau membuka hati untuk Haris." Jawab Caca jujur.

"Lalu, apa kamu mencintai aku, Ca." Alden menatap kedua bola mata Caca.

Caca tidak menjawab, dia hanya langsung menghambur dalam pelukan Alden. Itulah jawaban darinya.

"Mari kita jalani hidup kita dengan bahagia, Ca. Aku ingin menghabiskan sisa hidup ini hanya bersama kamu."

"Ya, aku mau. Aku tidak akan mengorbankan kebahagiaanku lagi demi mereka yang tidak jujur padaku. Aku tidak suka dibohongi. Meski itu Abi sekalipun." Ujarnya dalam pelukan Alden.

Betapa bahagianya Alden mendengar Caca menerima dirinya. Dan betapa bahagia Caca berada dalam pelukan hangat lelaki yang dulu selalu disebutnya dalam doa doanya. Hangat pelukan penuh cinta dan kasih sayang.

1
Bilqis Salsabila
Luar biasa
Bilqis Salsabila
Lumayan
Bilqis Salsabila
Luar biasa
Bilqis Salsabila
Kecewa
Sarah Yuniani
prettt
Sarah Yuniani
berani nggak thor pisahin Al sama Caca ??
Sarah Yuniani
love papa Adnan
Sarah Yuniani
cari yang lain aja
Sarah Yuniani
dasar labil
Sarah Yuniani
emang nggak ada otak
Sarah Yuniani
beneran Lisa orangnya jahat ???
Sarah Yuniani
katanya udah ikhlas .. kok balik lagi
Sarah Yuniani
apa sih cinta itu ? katanya cinta , tapi selalu salah paham.. bullshit lah
Nisha Syarifah
Luar biasa
Sarah Yuniani
banyak pria suka sama caaca
Sarah Yuniani
gimana ini ceritanya , satu keluarga pada benci Caca ..
Jin Jan
jgn kembali pada orang yg selalu percaya begitu aja ma hasutan orang lain
Jin Jan
haduuh ko ga punya pendirian gitu Alden, langsung percaya tanpa diselidiki dulu
Jin Jan
tinggal aja
Ahmadayang Prasetyo
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!