Di zaman modern yang penuh teknologi, seorang hacker brilian dan ahli beladiri handal bernama Alexia, tengah menjalani rutinitasnya yang penuh tantangan. Namun, takdir berkata lain ketika sebuah kecelakaan misterius terjadi. Jiwa Alex terlempar ke dalam tubuh seorang Ratu terabaikan dari masa lalu yang hidup dalam kemewahan di kerajaan.
Alexia berusaha untuk beradaptasi dengan kehidupan istana yang berbeda sepenuhnya. Di tengah kemewahan dan keindahan istana, Ratu yang sebelumnya terabaikan itu selalu sendiri dan diacuhkan oleh sang raja yang lebih mementingkan urusan kerajaan dan selir-selirnya.
Namun, kecerdasan dan keberanian Alexia tidak memudar. Dia menggunakan keahlian hacking-nya untuk merangkul pengaruh dan mendapatkan informasi rahasia di balik tirai istana.
Dalam perjalanan waktu yang tak terduga ini, Alexia mulai menggabungkan keahlian beladirinya dengan manipulasi teknologi modern. Sanggupkah ia mengubah takdir kerajaan dan juga rakyatnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Bangsawan Wu 2
Para prajurit serentak memelototkan matanya, mereka seakan tak percaya dengan ucapan dari bangsawan Wu, meskipun dia merupakan seorang pejabat dan juga bangsawan kelas atas. Namun untuk bisa memasuki keluarga istana bukanlah suatu hal yang sangat mudah, apalagi untuk bisa menjadi pendamping Raja Yun yang terkenal sangat setia terhadap selir Han Jiali.
Salah seorang prajurit segera pergi untuk menemui Raja Yun, dia bergegas menyampaikan apa yang diucapkan oleh bangsawan itu. Apalagi sepertinya saat ini pria tua itu sudah mulai kehabisan kesabaran, setelah menunggu sekian lama di depan gerbang. Meski begitu, nona muda Wu masih belum mau menampakan dirinya, dia sama seperti putri-putri bangsawan yang lain, berkelas dan penuh kehati-hatian.
"Yang mulia..." panggil salah seorang prajurit sambil terus berlari ke arah raja Yun.
"Kenapa kau berlari seperti itu?" tanya Kasim sambil menunjuk ke arah prajurit yang bernafas dengan sangat cepat.
"Di luar ada bangsawan Wu meminta untuk bertemu dengan anda, dia mengatakan bahwa dirinya merupakan calon mertua yang mulia. Bahkan menggertak para prajurit yang berjaga, agar segera membukakan pintu gerbang," jawab prajurit itu sambil membungkuk.
Raut wajah Raja Yun tiba-tiba saja berubah, sejak kapan dirinya mengumumkan akan menikahi gadis lain lagi? Bahkan hingga saat ini dia tidak memiliki kekuasaan apapun untuk bisa mengeluarkan selir Han Jiali dari penjara bawah tanah. Apalagi setelah mengetahui kesalahan yang diperbuatnya begitu fatal. Tapi siapa sebenarnya yang memiliki rencana untuk memperkenalkan dirinya dengan Nona muda Wu? Hal itu tentu saja mengganggu pemikirannya.
"Buka saja pintunya dan biarkan mereka masuk. Aku ingin melihat dan mendengar dengan telingaku sendiri, apa yang dia inginkan?" ucap raja Yun sambil melangkahkan kakinya menuju aula istana. Dia tak ingin lama-lama berada di tempat itu, agar tidak mengganggu para prajurit yang saat ini tengah berlatih dengan sangat keras.
Prajurit itu pun segera kembali menuju gerbang, dia meminta agar rekan-rekannya segera membukakan pintu dan membiarkan bangsawan Wu beserta rombongannya masuk. Lagi pula saat ini Raja Yun telah memberikan izin.
Melihat hal itu, membuat bangsawan Wu semakin sombong, dia berpikir jika raja Yun melakukan hal itu karena menghargai dirinya, sebagai seorang calon mertua. Padahal pikirannya itu salah, Raja Yun bahkan masih belum mengetahui tentang rencana yang dibuat oleh bangsawan Wu bersama dengan ibu suri.
"Kalian bisa lihat sendiri bukan? Mendengar namaku saja yang mulia Raja langsung memberikan izin untuk masuk, harusnya sejak tadi kalian melakukan hal yang benar, bukan malah menghadang perjalananku!" ucap bangsawan Wu sambil menatap satu persatu prajurit yang sejak tadi menghalangi jalannya.
Para prajurit itu pun langsung menundukkan kepala, namun salah seorang prajurit tiba-tiba saja tertawa, mendengar ucapan dari bangsawan Wu. Dia adalah orang yang melapor kepada raja Yun tadi dan mengetahui jika raja Yun memang tidak mengenal bangsawan Wu.
"Apa yang kau tertawakan, prajurit? Apa kau sudah bosan hidup dan ingin mendapatkan hukuman yang sangat berat?" tanya bangsawan Wu sambil menatap saja ke arah prajurit itu.
"Maafkan hamba, tuan besar Wu, hanya saja saat hamba memberitahukan kedatangan anda kepada yang mulia, yang mulia mengatakan bahwa dirinya tidak mengenali anda, bahkan tidak tahu menahu tentang status anda yang sebentar lagi akan menjadi mertuanya." jawab prajurit itu seolah mencemooh ucapan bangsawan Wu.
"Bagaimana mungkin yang mulia tidak mengetahui hal itu?" ucap bangsawan Wu. Namun tiba-tiba saja para prajurit lain yang mendengar ucapan dari rekannya turut menertawakan bangsawan Wu.
"Sepertinya bangsawan Wu terlalu banyak berhalusinasi, sehingga berpikir bahwa yang mulia Raja menginginkan putrinya," ucap salah seorang prajurit itu dengan suara yang cukup kencang, sehingga mampu didengar oleh rekan-rekannya dan juga beberapa orang pelayan yang kebetulan tengah melakukan pekerjaan mereka tak jauh dari pintu gerbang istana itu.
desas desus pun langsung beredar, para pelayan yang sejak tadi bekerja berlari ke tempat majikan mereka masing-masing, untuk menyampaikan berita itu. Ini adalah berita yang sangat menggemparkan, mereka pasti akan mendapatkan tambahan koin emas sebagai ucapan terima kasih, karena menyampaikan informasi yang sebegitu besarnya.
Wajah bangsawan Wu langsung menghitam, dia pun segera memerintahkan kepada kusirnya untuk masuk dan menemui Raja Yun. Apalagi saat ini hatinya benar-benar tak menentu, dia takut jika raja memang benar-benar belum mengetahui tentang kesepakatan antara dirinya dengan ibu suri tempo hari.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya kereta itu pun sampai di depan istana, bangsawan Wu segera keluar, kemudian membantu putrinya agar bisa turun dari kereta itu. Mereka disambut oleh beberapa orang pelayan dan langsung diarahkan menuju aula istana, tempat di mana raja Yun saat ini berada bersama para pejabat dan pembesar istana yang baru saja hadir beberapa saat sebelum kedatangan bangsawan Wu.
"Bangsawan Wu beserta keluarga memasuki aula..." teriak salah seorang prajurit yang berjaga seraya membukakan pintu, dia mempersilahkan agar seluruh keluarga bangsawan Wu yang datang untuk masuk.
Sedangkan raja Yun masih tetap duduk dengan sangat santai di singgasananya, dia tidak melirik sedikitpun ke arah bangsawan Wu. Saat ini pikirannya masih dipenuhi dengan berbagai permasalahan, selain kepergian Ratu Huang Lin Mei, dia juga memikirkan bagaimana caranya untuk bisa menyelamatkan selir Han Jiali dari penjara bawah tanah.
"Salam yang mulia," ucap bangsawan Wu sambil membungkuk diikuti oleh seluruh anggota keluarganya.
Mendengar ada suara yang asing, Raja Yun segera tersadar, kemudian menatap ke arah orang yang saat ini ada di hadapannya.
"Salammu kuterima, duduklah." ucap raja Yun mempersilahkan tamunya untuk duduk.
Bangsawan Wu beserta keluarganya langsung mendudukkan diri di atas kursi yang tersedia.
"Ada permasalahan apa, sehingga membuat bangsawan Wu beserta keluarga mendatangi istana?" tanya Raja Yun.
"Maafkan jika kehadiran kami sekeluarga mengganggu aktivitas yang mulia, hanya saja bangsawan ini berpikir untuk mempertanyakan lebih jelas lagi, tentang lamaran yang diajukan oleh ibu suri terhadap putri kami satu-satunya." ucap bangsawan Wu.
Mendengar hal itu, raja Yun segera memanggil salah seorang prajurit dan memerintahkan agar mendatangi paviliun ibu suri dan memintanya untuk datang ke aula saat ini juga. Dia harus mendapatkan jawaban, atas seluruh pertanyaan yang sejak tadi mengganggu pikirannya.
Prajurit yang mendapatkan perintah itu pun segera berlari menuju paviliun ibu suri, baginya perintah raja adalah hal yang utama, meskipun dia memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang lain, namun jika raja membutuhkan sesuatu, dirinya akan selalu siap melaksanakannya tanpa membantah sedikitpun.
"Ibu suri memasuki ruangan..." teriak salah seorang prajurit yang berjaga di pintu aula dengan suara yang sangat kencang. Sebelum prajurit yang diberi perintah oleh raja Yun sampai di paviliun, ternyata ibu suri telah mengetahui kedatangan bangsawan Wu dari salah seorang pelayannya, sehingga membuat wanita tua itu langsung turun dan mendatangi aula.
semangat truuussss🔥