Kehidupan Brian yang menjadi pemuda begajulan dan merupakan anggota geng motor, tiba-tiba berubah total saat sang ayah mengusirnya dari rumah. Dia terpaksa belajar mandiri dengan menjadi kurir pengantar makanan untuk menyambung hidup.
Sialnya, malam itu dia terjebak dengan seorang perempuan mandiri bernama Naomi yang mendapat fitnah dari tetangganya. Mau tak mau Brian dan Naomi harus menikah karena fitnah itu.
Namun, baik Brian maupun Naomi tak ada yang mau mengumumkan pernikahan mereka dan merahasikannya sampai waktu berpisah tiba. Akankah mereka sanggup merahasiakan pernikahan itu sampai akhir?
cek visual di ig @ittaharuka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bad Boy | Bab 31
Naomi bersusah payah untuk menyembunyikan bekas merah di lehernya. Wanita itu terpaksa harus meminjam syal milik Alma dengan alasan alergi setelah makan udang.
Di hadapan Pak Jefri, tentu saja Naomi juga mengatakan hal yang sama. Anehnya, Pak Jefri malah memaksa Naomi untuk berobat ke rumah sakit kalau tidak mau menunjukkan bekas merah yang ditutupinya.
“Saya tidak suka kalau ada karyawan yang berpura-pura sakit!” kata Pak Jefri dengan tegas.
Wanita cantik itu mulai galau karena kata-kata Pak Jefri yang sangat memaksa. Padahal, dia sendiri merasa sangat malu. Bagaimana kalau ketahun itu bekas cuupang, bukan sakit alergi.
“Maaf, Pak. Tapi, ini sangat memalukan. Saya merasa ....”
“Kalau kamu tidak mau, biar dokter yang periksa! Ini perusahaan saya, dan kamu adalah karyawan saya!” potong Pak Jefri tetap pada keputusannya.
Naomi tidak punya pilihan lain sekarang. Daripada lebih malu karena datang ke dokter, lebih baik biarkan saja Pak Jefri tahu faktanya.
Pelan-pelan, Naomi membuka penutup lehernya. Hal itu membuat Pak Jefri melongo dengan tanda merah yang sepertinya bukan karena alergi.
“Maaf, Pak. Saya tidak tahu kalau akan seperti ini jadinya. Saya janji, ini tidak akan mengganggu kinerja saya!”
Karena Naomi sudah menunjukkan tanda merahnya, Pak Jefri tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Naomi juga bisa kembali bekerja meski masih mengenakan syal.
**
**
Naomi tidak sabar menunggu Brian pulang. Namun, karena laki-laki itu sekarang sedang bekerja di restoran pizza, Naomi pun hanya bisa menunggu sambil meluapkan kekesalannya sendiri. Sampai akhirnya, motor Brian memasuki area kos dan Naomi bersiap mengomelinya.
Begitu Brian masuk, Naomi malah melihat wajah lelah suaminya dan menunda niatnya.
“Hai, Mbak Nomnom! Udah makan?” sapa Brian sebelum mengambil handuk miliknya.
“Mandi dulu sana! Aku mau ngomel!” balas Naomi dengan sinis.
Brian hanya bisa mengerutkan kening dan segera mandi. Dia cukup penasaran dengan omelan Naomi. Brian jadi tidak sabar untuk menghentikan omelan Naomi dengan bibirnya, rasanya dia sungguh sudah ketagihan.
**
Beberapa saat berlalu, akhirnya Brian selesai mandi. Dia sengaja keluar hanya dengan handuk di pinggang tanpa memakai pakaian yang lain.
“Udah, mau ngomel apa?” tanya Brian yang saat ini duduk di sebelah Naomi.
Naomi menatap sang suami dengan kesal, dan mengumpulkan amarah yang tadinya hampir lenyap karena menunggu terlalu lama.
“Kamu anggap aku apa sih?” tanya Naomi dengan sorot mata tajam yang mengunci pandangan Brian.
Laki-laki itu sedikit membuka mulut sebelum akhirnya menjawab, “Istri. Kita udah menikah, dan aku pikir jodoh itu udah rencana Tuhan. Jadi, kita jalani aja hubungan kita!”
“Apa kamu masih berencana menceraikanku?”
Brian menggeleng pelan karena rencana itu sudah hilang dari isi kepalanya. Siapa yang mau menyia-nyiakan istri secantik Naomi. Apalagi, Naomi tidak seperti gadis yang materialis.
“Bukankah kamu udah punya pacar? Kenapa sekarang jadi berubah pikiran? Aku nggak mau ya hidup aku dipermainkan sama laki-laki kayak kamu! Walaupun kamu suamiku, tapi kamu nggak berhak mainin perasaanku!”
Brian menghela napas berat. Dalam keadaan miskin seperti saat ini, dia tidak mungkin memutuskan Rebecca. Bukan karena rasa cinta atau rasa ingin memiliki, tapi masalahnya dia harus membayar sejumlah uang pada temannya karena jika putus dengan Rebecca sebelum tiga bulan, itu artinya dia kalah taruhan.
“Aku nggak bisa putusin Rebecca sekarang, Mbak. Tolong kasih aku waktu!” pinta Brian.
Naomi berpikir bahwa Brian hanya main-main dengannya. Dia ingin memiliki dua wanita yang jelas-jelas tidak akan bisa bersama.
“Maaf, Brian. Kamu nggak usah sentuh aku sebelum aku lihat sendiri kalau kamu dan pacar kamu itu udah putus!”
***
Dedek Bri, jangan minta duit Papa ya buat bayar taruhan, nanti dijodohin sama othor loh. Papa Jef sama Othor bestie banget nih 🤭