Ariana Anjayina, berumur 19 tahun, yang saat ini sedang menjalani masa-masa kuliahnya. Suatu hari, ia mengetahui hal yang sangat menyakitkan dan membuatnya kehilangan konsentrasi saat ia sedang mengendarai motornya. Karena tidak fokus, tiba-tiba saja truk dengan berkecepatan tinggi itu menghantam dan menabrak motor yang sedang dikendarai oleh Ariana. Saat itu juga, Ariana dinyatakan telah tewas di tempat.
Ariana membuka matanya, melihat-lihat ke arah sekitar. Tunggu, apa ini? ternyata dia berada di rumah sakit?
"kamu sudah bangun?" tanya seorang pria berahang tegas, berhidung mancung, serta memakai kemeja berwarna hitam dibaluti dengan dasi berwarna merah. Ia berdiri di depan pintu sambil memasang mukanya yang datar
Ariana terkejut, lalu melirik ke arah pria itu "siapa dia?" pikirnya. Ariana menelan ludahnya dengan susah payah, lalu ia pun berbicara "ganteng." ucapnya, tanpa ia sadari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rreannaf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman Alea
Suasana kelas yang begitu ricuh, membuat Alea kehilangan konsentrasinya. Saat ini adalah jam istirahat, wajar saja suasana kelasnya menjadi ramai.
"Alea!" Panggil salah satu seorang temannya yang bernama Chayrin.
Chayrin adalah teman Alea dari awal ia masuk ke sekolah ini. Tentu saja yang mengajak Alea untuk berbicara terlebih dahulu adalah Chayrin.
Karena keterampilan sosial Alea yang kurang, membuat Alea tidak berani untuk mengajak orang asing untuk berbicara terlebih dahulu.
Jika orang itu tidak mengajaknya berbicara terlebih dahulu, maka Alea akan memilih diam saja.
Itulah salah satu alasan mengapa Alea cenderung tidak mempunyai banyak teman di sekolah ini.
Berbeda halnya dengan Chayrin. Sifatnya adalah kebalikan dari Alea. Jika Alea adalah seorang introvert, maka Chayrin adalah seorang ekstrovert.
Mudah bagi Chayrin untuk akrab dengan orang yang baru di kenalnya, Chayrin juga di kenal dan berteman dengan banyak orang di sekolah ini. Keterampilan sosial dari Chayrin memang sudah tidak di ragukan lagi!
"Kenapa?" tanya Alea, saat Chayrin memanggil dirinya.
"Ada mama kamu," dapat Ariana lihat ekspresi dari temannya itu, seperti menjadi khawatir.
Sepertinya Alea tahu alasan mengapa temannya menunjukkan ekspresi khawatir kepadanya.
Sebelumnya, karena Chayrin adalah temen yang Alea anggap sangat dekat dan selalu ada untuk Alea kapanpun Alea butuh. Jadi, Alea mempercayakan semuanya kepada Chayrin, termasuk masalah pribadi keluarganya yang kerap sering membuatnya merasa sedih.
Dan menceritakan bahwa mamanya sering melakukan kekerasan kepadanya dan pada kedua abangnya, jika mereka berbuat salah sekecil apapun.
Alea menceritakan semuanya kepada Chayrin tanpa celah. Sebegitu percayanya Alea kepada Chayrin, dan selamanya akan tetap begitu.
Jadi wajar saja mengapa sekarang Chayrin menjadi cemas terhadap Alea. Chayrin takut Alea telah melakukan kesalahan, sampai-sampai mamanya rela datang ke sekolah Alea untuk memarahinya.
Alea bangkit dari tempat duduknya, menutup buku yang ia baca sedari tadi. Kenapa ya, mama datang ke sekolah?
Ia berdiri tepat di pintu kelasnya, Ariana ada di hadapannya saat ini.
"Mama kenapa datang ke sekolah aku?" tanya Alea langsung.
Hal penting apa yang ingin Ariana beritahukan kepadanya, sampai-sampai harus datang ke sekolahnya.
"taraa, Mama bawain bekal buat kamu ," tangan Ariana yang sedari tadi ia taruh di belakang punggungnya, ia layangkan ke hadapan Alea agar ia bisa melihat apa yang ada di genggaman tangan Ariana.
"B-bekal untuk aku?" sorot mata dari Alea mendadak menjadi bersinar melihat sekotak bekal berwarna pink yang ada di genggaman tangan Ariana itu.
"Iya dong, ambil nih," Ariana langsung menyodorkan kotak bekal itu ke Alea.
Dengan senang hati Alea langsung mengambilnya. Entah mengapa Ariana selalu saja berhasil untuk membuat perasaannya menjadi lebih baik.
"Mama datang ke sini cuman mau ngantarin ini saja?," tanya Alea, matanya masih melihat-melihat ke arah kotak bekal dari Ariana.
"Iya, mama sebenarnya khawatir sama kamu. Jadi yaudah deh mama ngide untuk ngasih bekal ini ke kamu supaya bisa ke sekolah untuk ngelihat kamu,"
"Gimana? perasaan kamu sudah lebih membaik?" tanya Ariana.
"Ehmm," Alea tampak berpikir, dan lanjut berbicara "Sepertinya sudah, berkat melihat kotak bekal warna pink yang gemas ini," Alea terkekeh geli.
"Di habiskan ya sayang, kalau semisalnya kamu engga bisa ngehabisin makanannya kasih aja sama temen kamu. Ingat ya! Engga boleh buang-buang makanan, karena banyak orang di luaran sana yang susah hanya untuk makan saja," Ariana memberi nasihat.
"SIAP BOSS," ucap Alea, tangannya seolah memberi hormat kepada Ariana.
Sontak membuat Ariana menjadi tertawa melihat tingkah absurd dari Alea. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, ternyata mood dari Alea gampang berubah. Padahal baru saja tadi pagi ia bersikap sangat dingin, dan sekarang Alea balik lagi seperti dirinya semula, Alea yang bersikap hangat.
****************
"Bekal dari siapa Al?" tanya Chayrin saat melihat kotak bekal yang dipegang oleh Alea.
"Oh, dari mama aku," Alea mendudukkan dirinya di sebelah Chayrin yang sedang membawa kotak bekal juga.
"Kok tumben mama kamu baik? aku tadi udah khawatir loh! Aku pikir mama kamu yang galak itu mau ngelakuin sesuatu ke kamu,"
"Engga, mama aku udah berubah menjadi malaikat pelindung aku," setelah mengatakan itu Alea tersenyum-senyum sendiri.
Karena merasa perut Alea sudah tidak tahan untuk menahan lapar lagi, segera ia membuka kotak bekal berwarna pink itu.
Alea terperangah.
"WAHHH," sorot mata dari Alea langsung berbinar, menatap kagum makanan yang menurutnya sangat unik itu.
"IH LUCU BANGET," teriak Alea tanpa sadar, membuat teman sekelasnya pada melihat ke arah Alea semua.
Alea yang menyadari itu langsung menutup mulutnya dengan tangan, "Sorry, aku ga sengaja, silahkan lanjutin aktivitas kalian,"
"Kenapa sih sampai teriak-teriak gitu?" tanya Chayrin. Mengikuti arah pandangan Alea.
Langsung Alea sodorkan makanannya ke wajah Chayrin dengan tersenyum, "Lihat! lucu banget kan?"
"Wahh, itu mama kamu yang bikin?" kini Chayrin juga memandang makanan itu dengan penuh tertarik.
"Sepertinya iya, soalnya kalau bibi Ani yang bikin engga mungkin kaya gini sih," ucap Alea, karena dulu Alea pernah di bawakan bekal oleh bibi Ani karena tidak sempat makan pagi di rumah.
"Hebat, mama kamu dapat pencerahan dari mana? kok bisa jadi baik banget gitu?" tanya Chayrin dengan asal. Karena selama ini yang Chayrin tahu dari Alea bahwa mamanya adalah sesosok wanita yang sangat kejam kepada keluarganya sendiri. Sudah seperti mama tiri saja.
"Ih kamu engga boleh gitu! Setiap manusia kan pasti akan berubah. Tergantung manusia itu sendiri, mau berubah ke arah yang lebih baik atau yang lebih buruk. Dan mama aku sepertinya memilih berubah menjadi seseorang yang lebih baik, senang deh!"
Chayrin hanya mengangguk saja mendengar tutur kata dari Alea yang menurutnya sangat bijak.
Dan tanpa izin dari pemiliknya, Chayrin segera mencomot roti yang ada di dalam kotak bekal itu yang berbentuk kepala hello Kitty, dan langsung ia masukkan ke mulutnya.
"IHH KAMU KOK AMBIL MAKANAN AKU SIH, KAMU KAN PUNYA BEKAL SENDIRI?!" kesal Alea.
"Biarin wle, habisnya kamu ngeliatin makanannya doang, engga di makan-makan. Makanan itu untuk ditelan bukan untuk di lihat-lihat doang!" setelah mengatakan itu Chayrin tertawa masih dengan makanan di mulutnya yang sedang ia kunyah, melihat wajah Alea yang tampak sangat kesal dengannya.
"Bekal kamu juga belum ada kamu buka tuh!" Alea melirik ke arah kotak bekal milik Chayrin yang ada di atas meja dan sedari tadi masih tertutup dengan rapi.
"Ya iyalah, isi dalam kotak bekalnya udah habis aku makan tadi,"
"Hah?"
Chayrin langsung tertawa lagi dengan terbahak-bahak, saat ini Alea benar-benar menatapnya seperti mangsa yang siap untuk di makan.
