Lips Service

Langit sudah gelap sejak beberapa jam yang lalu.

Sinar rembulan pun juga sudah terlihat, bersama taburan bintang yang gemerlap.

Jalanan mulai sepi. Kemacetan yang terjadi sejak sore tadi, perlahan terurai. Jalanan menjadi lancar, bahkan beberapa ruasnya mulai terlihat sepi tanpa hilir mudik kendaraan.

Satu per satu lampu di setiap rumah mulai padam, pertanda sang pemilik telah menghentikan aktivitasnya dan pergi beristirahat. Begitu pula kediaman Elder yang terasa sepi, dengan beberapa ruangan yang terlihat gelap tanpa cahaya lampu.

Semua orang sudah pergi beristirahat. Hanya tersisa dua orang penjaga yang beberapa kali berkeliling di sekitar rumah. Juga Beyza, yang terlihat duduk di sofa dengan dua mata terbuka lebar.

Waktu menunjukkan pukul 9 malam, ketika Beyza memutuskan untuk menunggu Elder agar bisa membicarakan tentang hal ini. Namun hingga jarum berada di angka dua, pria itu tidak kunjung kembali.

Rasa lelah dan ngantuk, membuat Beyza mengurungkan niatnya untuk tetap menunggu sang majikan. Dia pun memutuskan untuk membicarakan hal itu besok.

Keesokan harinya. Beyza dengan sengaja menunggu di lantai dua sambil berpura-pura membersihkan sekitar. Dua matanya sesekali melirik, melihat pintu kamar Elder yang masih tertutup.

Hingga satu jam berlalu, pintu kayu bercat putih itu akhirnya terbuka. Melihat itu, Beyza dengan buru-buru mendekat untuk meminta waktu majikannya.

"Tuan!" panggilnya hingga berhasil membuat Elder kaget.

"Apa saya boleh meminta waktu Anda? Ada yang ingin saya bicarakan," lanjut Beyza tanpa menunggu Elder berbicara.

Elder menatap wajah Beyza sejenak. Melihat keseriusan tergambar jelas di wajahnya, Elder pun menjadi penasaran.

"Masuklah!" pintanya, lalu masuk lebih dulu ke dalam kamar dan disusul oleh Beyza.

Tekad yang sejak semalam telah bulat, tiba-tiba pecah berceceran ketika berhadapan dengan Elder. Pertanyaan yang dia susun dalam kepalanya, juga secara mendadak lenyap tanpa jejak.

"Ada hal apa?" tanya Elder.

Apa? Apa yang membuatku bisa memutuskan untuk menanyakan hal ini? Beyza terdiam sejenak, merasa sangat ragu untuk mengatakan hal yang mengganggu pikirannya.

"Itu … sebenarnya …."

Nada bicara yang sedikit terbata-bata, membuat Elder menjadi kesal, hingga perkataan ketus keluar dari mulutnya. "Cepat katakan!"

"Tentang ******* yang tidak sengaja saya dengar!"

Bentakan yang sempat di ucapkan Elder, berhasil membuat Beyza mengatakan hal yang mengganggu dirinya secara lantang. Padahal, dia sudah berjaga-jaga untuk menanyakan hal tersebut dengan sopan.

Dua bola mata Beyza langsung membulat, menatap Elder dengan nanar. Sebelum akhirnya dia menunduk sambil menggigit bibir bawahnya.

Malu, itulah yang dia rasakan. Namun, Elder justru terlihat bingung dengan apa yang dikatakan maidnya itu. Dua matanya langsung menyipit, bersamaan dengan kening yang mengkerut.

"Apa yang kamu bicarakan?" tanya Elder heran.

"Ma-maaf, Tuan. Selepas saya datang, saya tidak sengaja mendengar ******* di kamar bawah. Dan suara itu … terdengar seperti suara Anda dan Nona –"

Beyza tiba-tiba menghentikan kalimatnya. Dia mengangkat kepala, menatap wajah Elder yang terlihat kebingungan.

"Bukan maksud saya mencampuri hubungan Anda. Hanya saja …." Beyza tiba-tiba menurunkan nada bicaranya.

"Jika Anda sudah bisa berinteraksi dengan wanita lain, maksud saya, tunangan anda. Mari kita akhiri perjanjian kita!"

Ada rasa sakit, yang menusuk menembus ulu hati dan menancap kuat di sana, ketika Beyza mengatakan hal itu. Sebuah perkataan yang sejak awal tidak ia pikirkan, lantaran tujuan sebenar hanya bertanya tentang phobia sang majikan.

Namun entah kenapa, mulutnya mendadak berpindah jalur dengan pikirannya. Dan akhirnya, kata-kata itu tercipta secara spontan.

Dua pasang mata mereka saling menatap. Tanpa ada kalimat jawaban dari Elder ataupun kalimat lanjutan dari Beyza.

Ya, keadaan hening dalam beberapa detik. Sebelum hela napas pria itu terdengar di telinga Beyza.

"Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan, Beyza. Dari awal tidak mengerti, dessahan apa yang sudah kamu dengar. Karena aku, tidak berada di kamar manapun kemarin!"

Degh!

Apa ini?

Tidak berada di kamar manapun?

Lalu suara siapa yang aku dengar?

Apa aku sudah salah paham? Nona Diana membuatku salah paham pada Tuan Elder?

...☆TBC☆...

Wahh, kira-kira siapa yang dikamar tuh?

Bang El aja bingung sama suara anu itu loh, kayaknya sih bukan bang El ya 🤭

Entar sore/malem di lanjut lagi ye guys.

Mau merem bentaran 😭

Siapa tau ada yang tiba² guyur kopi 10 cangkir, mungkin auto bangun dan lanjut lagi 🤭