NovelToon NovelToon
Magang Di Hati Bos Muda

Magang Di Hati Bos Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Keluarga / Teen School/College / CEO / Romansa
Popularitas:10
Nilai: 5
Nama Author: Mrs. Fmz

Satu kesalahan di lantai lima puluh memaksa Kirana menyerahkan kebebasannya. Demi menyelamatkan pekerjaan ayahnya, gadis berseragam putih-abu-abu itu harus tunduk pada perintah Arkan, sang pemimpin perusahaan yang sangat angkuh.
​"Mulai malam ini, kamu adalah milik saya," bisik Arkan dengan nada yang dingin.
​Terjebak dalam kontrak pelayan pribadi, Kirana perlahan menemukan rahasia gelap tentang utang nyawa yang mengikat keluarga mereka. Di balik kemewahan menara tinggi, sebuah permainan takdir yang berbahaya baru saja dimulai. Antara benci yang mendalam dan getaran yang tak terduga, Kirana harus memilih antara harga diri atau mengikuti kata hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. Fmz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Puncak Pengkhianatan

Laras senapan itu meledak dengan suara yang memekakkan telinga, namun pelurunya tidak mengenai jantung Kirana melainkan menghantam lengan pengawal Bianca yang mencoba menarik kaki Arkananta. Kirana terjepit di antara dua sisi yang sangat mematikan, sementara asap dari moncong senjata pria bertopeng perak itu membumbung tinggi menyatu dengan kabut malam. Arkananta segera menarik Kirana ke balik sebuah batu besar yang permukaannya sangat kasar dan dingin karena terus diguyur hujan lebat.

"Tetaplah merunduk dan jangan pernah melepaskan dokumen itu dari dekapanmu, Kirana!" perintah Arkananta dengan suara yang sangat rendah namun penuh dengan penekanan.

Kirana mendekap sisa kertas yang sudah hangus itu ke dadanya, merasakan detak jantungnya sendiri yang berdegup kencang seperti tabuhan genderang perang. Ia melihat Bianca mengerang kesakitan di atas tanah sambil memegangi kakinya yang bersimbah darah segar yang mengalir deras di antara celah bebatuan. Tatapan Bianca kini tidak lagi dipenuhi amarah, melainkan ketakutan yang sangat mendalam saat melihat sosok bertopeng itu melompat turun dari pohon jati.

"Siapa sebenarnya kamu? Kenapa kamu justru menembak orang yang sudah membantumu membawa mereka ke sini?" teriak Bianca dengan suara yang serak dan parau.

Pria bertopeng perak itu berjalan dengan langkah yang sangat tenang dan berwibawa, seolah ia adalah penguasa tunggal di puncak bukit yang mencekam ini. Ia melepaskan sarung tangan kulitnya yang berwarna hitam pekat dan membuangnya ke arah jurang yang menganga lebar di bawah sana. Setiap langkah kakinya menciptakan bunyi gesekan dedaunan kering yang terdengar sangat menyeramkan di tengah keheningan yang mencekam dan penuh dengan ketegangan.

"Bantuanmu sudah tidak diperlukan lagi, Bianca, karena kamu terlalu banyak bicara dan terlalu lemah untuk menjadi bagian dari rencana besar ini," jawab pria itu dengan suara yang sangat familiar.

Kirana membelalak sempurna saat mendengar suara di balik topeng perak tersebut, sebuah suara yang sangat ia kenali sebagai suara sekretaris pribadi Arkananta. Arkananta sendiri tampak tidak terkejut, ia justru berdiri tegak dari balik batu perlindungan dengan wajah yang sangat dingin dan rahang yang mengeras kaku. Ia mengepalkan tangannya hingga kuku-kukunya memutih pasi, menunjukkan betapa besarnya rasa kecewa yang ia simpan terhadap orang kepercayaannya.

"Jadi, kamu adalah pengkhianat yang selama ini membocorkan setiap langkah saya kepada musuh, Bagas?" tanya Arkananta dengan nada suara yang sangat tajam.

Pria itu perlahan membuka topeng peraknya, menampakkan wajah Bagas yang selama ini selalu tampak ramah dan setia mendampingi Arkananta di setiap pertemuan bisnis. Namun, kini wajah itu hanya menyisakan seringai licik dan tatapan mata yang haus akan kekuasaan serta dendam yang sudah lama terpendam. Kirana merasa dunianya seolah kembali berputar-putar tidak menentu saat menyadari bahwa musuh yang sebenarnya selama ini berada di tempat yang paling dekat.

"Jabatan sebagai sekretaris hanyalah sebuah panggung sandiwara untuk memantau bagaimana kamu menghamburkan harta keluarga yang seharusnya menjadi milik saya juga," sahut Bagas dengan nada yang penuh dengan racun kebencian.

Kirana merayap pelan mencoba menjauh, namun Bagas segera mengarahkan moncong senjatanya kembali ke arah kepala Kirana dengan gerakan yang sangat tangkas. Arkananta segera bergerak menghalangi pandangan Bagas, menempatkan dirinya sebagai tameng hidup bagi gadis muda yang kini sedang menggigil ketakutan itu. Suasana di puncak bukit semakin panas saat kilat menyambar di langit luas, menerangi wajah-wajah yang penuh dengan nafsu serakah dan pengkhianatan.

"Lepaskan Kirana, dia sama sekali tidak tahu tentang pembagian harta warisan yang sedang kamu incar itu, Bagas!" ancam Arkananta dengan suara yang sangat berwibawa.

Bagas tertawa terbahak-bahak, suara tawa yang sangat melengking dan terdengar sangat tidak waras bagi siapa pun yang mendengarnya saat ini. Ia mengeluarkan sebuah pemantik api dan menyulut sebuah sumbu peledak yang ternyata sudah ditanam di bawah pondasi tebing tempat mereka berdiri. Kirana berteriak histeris saat melihat api merambat cepat menuju tumpukan bahan peledak yang tersembunyi di balik semak-semak yang rimbun dan basah.

"Jika saya tidak bisa menjadi pemimpin di perusahaan Dirgantara, maka kalian berdua harus terkubur bersama rahasia ini di dasar jurang!" teriak Bagas sambil berlari menuju helikopter yang mulai mendekat.

Arkananta tidak memiliki banyak waktu, ia segera memeluk tubuh Kirana dengan sangat erat dan melompat ke arah sisi tebing yang memiliki lebih banyak akar pepohonan. Kirana memejamkan matanya rapat-rapat saat suara ledakan yang sangat dahsyat menghancurkan sebagian puncak bukit dan melemparkan bebatuan besar ke segala arah. Tubuh mereka berguling-guling di lereng yang curam, menabrak batang-batang pohon yang keras hingga kesadaran Kirana mulai menipis secara perlahan.

"Tuan Arkan! Jangan lepaskan tangan saya!" jerit Kirana di tengah suara gemuruh tanah yang mulai longsor akibat ledakan hebat tersebut.

Arkananta terus mencengkeram lengan Kirana dengan sisa tenaganya, meskipun punggungnya terus menghantam akar-akar pohon jati yang menonjol keluar dari tanah. Mereka akhirnya berhenti setelah tersangkut di sebuah dahan pohon besar yang menjuntai tepat di atas aliran sungai yang arusnya sangat deras. Kirana melihat Arkananta sudah tidak sadarkan diri dengan luka baru yang mengalirkan darah dari bagian pelipisnya yang sangat pucat.

Kirana berusaha meraih dahan pohon tersebut dengan jemarinya yang lemas, namun ia melihat sesuatu yang jauh lebih mengerikan di bawah sana. Dari arah sungai yang gelap, muncul beberapa kapal cepat milik anak buah Bagas yang sedang menyisir setiap sudut mencari keberadaan mereka. Kirana terisak diam-diam, menyadari bahwa pelarian mereka kali ini mungkin akan berakhir di tengah hutan yang sangat sunyi dan menakutkan ini.

Tiba-tiba, sebuah tangan kekar menarik kerah baju Kirana dari arah atas dahan, memaksa gadis itu untuk mendongak menatap sosok penyelamat yang tidak terduga. Pria itu mengenakan seragam pengintai militer dan memiliki tato berbentuk naga di lehernya, sebuah tanda yang sangat ditakuti di dunia hitam. Kirana tidak tahu apakah pria ini adalah kawan atau lawan baru yang akan membawa mereka ke dalam neraka yang jauh lebih dalam.

"Ikut saya jika kamu masih ingin melihat bos muda ini tetap bernapas besok pagi," bisik pria misterius itu dengan nada yang sangat tegas.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!