Jangan lupa follow Author yaaaaa!!!!!!!
Hidup Kayla yang awalnya begitu tenang berubah ketika Ayahnya menjodohkannya dengan seorang pria yang begitu dingin, cuek dan disiplin. Baru satu hari menikah, sang suami sudah pergi karena ada pekerjaan mendesak.
Setelah dua bulan, Kayla pun harus melaksanakan koas di kota kelahirannya, ketika Kayla tengah bertugas tiba-tiba ia bertemu dengan pria yang sudah sah menjadi suaminya tengah mengobati pasien di rumah sakit tempat Kayla bertugas.
Bagaimana kelanjutannya? Bagaimana reaksi Kayla ketika melihat suaminya adalah Dokter di rumah sakit tempatnya bertugas? Apa penjelasan yang diberikan sang suami pada Kayla?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudah Siap?
"Kay," panggil Mona.
"Kenapa, Mon?" tanya perempuan bernama Kayla.
"Aku udah daftar koas di negara B, kamu gimana? tanya Mona.
"Aku pengen cari deket sini, tapi kayaknya Ayahku pengen aku koas di negara A deh," ucap Kayla.
"Pulang kampung dong berarti kamu," ucap Mona.
"Aku udah tiga tahun gak pulang, mungkin karena itu Ayah pengen aku koas disana," ucap Kayla.
"Gapapa, kamu koas disana aja. Lagipula, Ayah kamu kan pasti bakal cariin rumah sakit yang bagus buat kamu," ucap Mona.
"Huh, tapi aku gak pengen disana. Aku lebih suka disini," ucap Kayla.
"Terus gimana?" tanya Mona.
"Nah itu, aku juga bingung," jawab Kayla.
"Kamu harus segera putusan soalnya ada batas waktu buat daftar tahun ini, kalau kamu telat harus nunggu periode selanjutnya belum nanti kamu kena sanksi," ucap Mona.
"Makanya aku bingung, menurutmu aku ikutin apa kata Ayah atau gimana ya?" tanya Kayla.
"Kalau saranku sih, kamu ikutin kata Ayah kamu," saran Mona.
"Gitu ya, berarti nanti kita gak ketemu dong," ucap Kayla.
"Pasti bakal kangen sih, aku minggu depan udah berangkat ke negara B," ucap Mona.
"Loh kok cepet banget?" tanya Kayla.
"Iya, aku daftarnya udah agak lama sih sebenarnya. Tapi, baru ketemu kamu hari ini, makanya aku baru ngasih tau hari ini," ucap Mona.
"Selamat bekerja ya, semoga koas kamu lancar dan segera dapat gelar," ucap Kayla.
"Amin, kamu juga ya. Pokoknya kamu harus segera buat keputusan," ucap Mona
"Iya, aku kayaknya bakal putusin besok deh, Mon. Aku butuh waktu buat mikir lagi. Soalnya ini bener-bener penting banget buat masa depan aku," ujar Kayla sambil menghela napas.
Mona menepuk pelan bahu Kayla, "Yaudah, jangan terlalu dipikirin, Kay. Pokoknya kamu harus semangat ya. Apapun keputusanmu, aku dukung. Lagipula, negara A sama negara B kan nggak jauh-jauh banget. Kita masih bisa video call-an," hibur Mona dengan senyum.
Kayla tersenyum tipis, "Makasih ya, Mon. Kamu memang terbaik," ucap Kayla.
"Iya, kalau gitu, aku duluan ya, Kay. Aku mau packing dan siap-siap buat keberangkatan," pamit Mona sambil berdiri.
"Hati-hati, Mon. Kabarin aku kalau sudah sampai," pesan Kayla.
"Pasti! Sampai ketemu lagi, Kay!" seru Mona sambil melambaikan tangan, lalu berjalan meninggalkan kantin kampus.
Kayla memandangi kepergian Mona hingga hilang di tikungan, ia kembali merenungkan perkataan Ayahnya dan perasaannya sendiri. Negara A adalah tanah kelahirannya, tempat keluarganya berada. Tentu saja, koas di sana berarti ia bisa berkumpul lagi dengan keluarga yang sudah tiga tahun hanya ditemui via layar ponsel. Namun, ia merasa lebih nyaman dan betah di negara C. Rumah sakit di negara C juga terkenal memiliki program koas yang sangat baik.
Malam harinya, ketika Kayla berada di apartemennya, tiba-tiba bel berbunyi dan Kayla segera membuka pintu tersebut, ketika Kayla membuka pintu, betapa terkejutnya Kayla ketika melihat keluarganya disana.
"Loh Ayah kok disini?" tanya Kayla dan memeluk sang Ayah.
"Ayah sama Bunda kangen sama kamu," ucap Ayah Demian.
"Kan bulan lalu Ayah udah kesini," ucap Kayla.
"Namanya kangen sayang," ucap Ayah Demian.
"Ayah disini berapa lama?" tanya Kayla.
"Mungkin satu minggu," ucap Ayah Demian dan diangguki Kayla.
Suasana malam yang biasanya sepi, berubah menjadi lebih ramai dengan canda tawa Ayah Demian dan Bunda Anya. Hidup Kayla begitu sempurna, ia memiliki keluarga yang harmonis, apapun yang ia mau selalu terpenuhi, hidupnya tidak pernah susah dan Kayla sangat bersyukur akan hal itu.
"Kayla," panggil Ayah Demian.
"Iya, Yah," jawab Kayla.
"Sebenarnya ada yang mau Ayah bicarakan sama kamu," ucap Ayah Demian.
"Apa, Yah?" tanya Kayla.
"Kamu tau Om Bastian kan?" tanya Ayah Demian.
"Iya," jawab Kayla.
"Ayah ingin mengenalkan kamu dengan anaknya Om Bastian, namanya Arthur," ucap Ayah Demian.
"Anaknya Om Bastian? bukannya Om Bastian cuma punya Joana ya," ucap Kayla.
"Om Bastian punya anak lagi cowok, ya Kakaknya Joana itu namanya Arthur," ucap Ayah Demian.
"Cuma kenalan aja kan?" tanya Kayla.
"Iya, cuma kenalan aja," ucap Ayah demian.
"Yaudah, Kayla mau," ucap Kayla.
"Besok kita akan makan bareng mereka, sekalian kamu biar kenal sama Arthur," ucap Ayah Demian.
"Loh, langsung besok, Yah? apa gak kecepatan," tanya Kayla.
"Gak sayang, justru lebih cepat lebih baik," ucap Ayah Demian.
"Aku kirain nanti setelah aku koas," ucap Kayla.
"Gapapa, kan cuma kenalan," ucap Ayah Demian dan diangguki Kayla.
.
Keesokan harinya, Kayla sudah cantik dengan setelan two piece, di mana Kayla menggunakan atasan crop berkerah berpotongan crop dengan lengan pendek dan kancing depan besar dan memiliki detail tekstur pada bagian bahu yang ia padukan dengan Rok A-line mini, rok dengan pinggang tinggi yang melebar ke bawah memberikan siluet klasik dan feminim.
"Cantik banget anak Bunda," ucap Bunda Anya.
"Bunda baru tau ya kalau punya anak secantik Kayla," ucap Kayla.
"Bisa aja kamu ini, ayo kita berangkat. Ayah sudah menunggu di mobil," ucap Bunda Anya dan diangguki Kayla.
Kayla mengikuti Bunda Anya keluar dari apartemen menuju mobil. Di sana, Ayah Demian sudah menunggu di kursi pengemudi.
"Sudah siap?" tanya Ayah Demian sambil tersenyum dari balik kemudi.
"Siap, Yah," jawab Kayla dengan sedikit gugup.
Kayla tahu ini hanya perkenalan, tetapi entah mengapa ia merasa seperti akan menjalani wawancara penting.
Perjalanan menuju restoran terasa cukup singkat, meski dihiasi obrolan ringan antara Ayah Demian dan Bunda Anya. Kayla lebih banyak diam, sesekali melirik pemandangan di luar jendela, pikirannya masih berkelana antara pilihan tempat koas dan pertemuan yang akan datang.
Mereka tiba di sebuah restoran mewah yang begitu berkelas, Ayah Demian memimpin Bunda Anya dan Kayla mengikuti dibelakangnya, kedatangan mereka disambut oleh seorang pelayan yang mengantar mereka ke sebuah ruangan.
Di dalam ruangan tersebut, sudah ada sepasang suami istri paruh baya yang langsung berdiri menyambut kedatangan keluarga Kayla.
"Demian! Anya! Senang sekali kalian sudah sampai," sapa Om Bastian dengan senyum lebar dan langsung berpelukan dengan Ayah Demian.
"Kami juga senang, Bas. Sudah lama sekali kita tidak makan malam bersama," balas Ayah Demian.
Om Bastian kemudian menyalami Bunda Anya, lalu matanya beralih pada Kayla, "Wah, ini pasti Kayla, ya? Sudah besar dan cantik sekali. Terakhir ketemu kamu masih SMP," pujinya.
"Selamat malam, Om Bastian, Tante Emma," sapa Kayla dengan sopan sambil menyalami keduanya.
Setelah basa-basi, mereka semua duduk. Om Bastian dan Tante Emma tampak akrab dan hangat membuat suasana tidak terlalu kaku.
"Arthur akan segera tiba, dia tadi ada urusan sebentar yang tidak bisa ditinggalkan," jelas Tante Emma.
.
.
.
Bersambung.....