pernikahan yang harus di rahasiakan karena umur mereka yang belum cukup, dan masih duduk di bangku pelajar, harus menikah karena kesalah pahaman.
Bagai mana kelanjutannya yukkk... baca biar ngak penasaran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Di sini lah, Rido dan Aisyah berada, di sebuah pemakaman di kampung halaman sang bunda, Rido datang membawa sang istri untuk berziarah kesana.
"Assalamualaikum... Bunda."
"Adek datang bunda, sekarang adek datang sama Menantu bunda, Doain ya bun, rumah tangga kami langgeng, bunda sekarang tenang di sana ya, sekarang adek sudah ada teman di sini, lihat kami dari sana ya bun, adek selalu sayang sama bunda, adek akan selalu mendoakan bunda di setiap sujud adek" ucap Rido lirih.
"Assalamualaikum bun," kenalin aku Aisyah, aku istrinya kaka Rido bun, menantunya bunda, maaf ya bun... Ica baru bisa ke sini, Bunda tenang di sana ya, sekarang Ica akan menemani Kaka sampai hayat Ica bun, Doakan kami semoga kami di jauhkan dari orang jahat ya bun, sekarang bunda tenang di alam sana ya bun, jangan sedih sekarang kaka sudah ada Ica kok di sampingnya" Aisyah berbicara di depan pusara sang mertua.
Meraka membaca yasin dan ber doa di sana, setelah itu Rido mengajak Aisyah ke rumah peninggalan sang nenek, yang berada di kampung sana.
Rumah nenek Rido tampak masih asri, karena Rido selalu menyuruh orang untuk merawat rumah itu, sekali seminggu.
"Assalamualaikum..." ucap Rido, di depan rumah tersebut.
"Wa'alaikum salam..." jawab seseorang dari dalam sana
"Eh... Den Rido sudah sampai ya, maaf tadi bibi sedang beberes di belakang?!" ucap seorang wanita paruh baya yang ada di dalam sana.
"Iya bi, ngak pa apa kok, lagian kami juga baru datang" ucap Rido sopan.
"Ooo... Iya bi kenalin ini istri Rido" ucap Rido memperkenalkan Aisyah.
"Aisyah bi.." ucap Aisyah sopan.
"Iya, saya Bi Sari" ucap sang bibi agak ketus.
"Yang sopan Bi, dia juga majikan bibi sekarang" kesal Rido.
Bi Sari tersentak kaget, mendengar ucapan Rido itu, dia tak menyangka Rido memperhatikan nya.
"Ah... Iya Bibi minta maaf" ucap sang bibi dengan tidak enak hati, namun sedikit dongkol.
"Sialan main bentak aja, masih ingusan aja, ngapain coba pakai bawa perempuan segala, kan di sini ada anak aku yang lebih cantik dari pada perempuan itu" gumamnya dalam hati.
"Ya sudah lain kali jangan di ulangi lagi, saya tidak suka ada orang lain tidak sopan kepada istri saya" ketus Rido.
"Iya den, maafin bibi" ucap Bi Sari.
Rido berlalu membawa Aisyah ke dalam rumah itu, tanpa menghiraukan Bi Sari, memang dia selama ini tau, Bi sari selalu mendekatkan Rido dengan anak gadisnya.
Rido juga tau maksudnya, karena di kampung sana, lahan pertanian Rido cukup luas, dan Rido juga mempunyai peternakan Ayam dan kambing, yang di kelola oleh orang orang kepercayaan mendiang sang Bunda.
Karena kakek Rido juga dulu termasuk orang kaya di kampungnya itu, karena sang Bunda hanya anak tunggal dan juga mempunyai cucu tunggal Rido seorang, jadi lah harta mereka turun ke Rido.
Ayah kandung Rido tidak mengetahui kalau bunda Rido anak orang terpandang juga di kampung itu, yang dia tau hanya gadis kampung, selama menjadi istrinya pun sang Ayah tidak pernah datang ke rumah itu, saat sang ibu meninggal Ayahnya hanya mengantarkan jasad sang ibu sampai ke makam saja, dan kembali pulang saat itu juga.
Setiap bulannya Rido akan di transfer hasil panen oleh kepercayaannya itu, juga akan mengirim laporan kepada Rido. walau Rido sebatang kara hidupnya, namun Rido sudah tajir melintir dari lahir tanpa sepengetahuan sang Ayah dan keluarga tirinya.
Demi menutupi identitasnya itu, makanya Rido melakukan balapan liar atau sesuatu yang sedikit nakal, agar menjaga harta sang bunda, dia tidak mau Ayah dan kelurga tirinya mengetahui semua itu, bisa jadi Rido akan ke hilangan hartanya, dengan alasan belum cukup umur, untung lah sebelum meninggalnya sang Bunda, sempat mempertemukan Rido dengan orang orang kepercayaan sang bunda. dan alhasil sekarang Rido bisa hidup nyaman.
Bersambung...