"Ayah! ibu! kakak! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya melihat anggota keluarga yang sudah tak bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga pak Loey Christian.
"Kenapa tuhan? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang tuhan, hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.
Ya memang benar adanya saat ini kondisi jeony pun begitu memprihatinkan. Karena kejadian naas itu yang membuat jeony mengalami patah tulang cukup parah yang membuat jeony harus menjalani serangkaian operasi estetika dan orthopedi agar dapat menyelamatkan nyawa jeony yang hanya tinggal menghitung jam.
Setelah melakukan serangkaian operasi, akhirnya nyawa jeony pun berhasil di selamatkan. Waktu terus berlalu hingga perubahan pada Jeony pun semakin terlihat jelas bahkan jeony dianggap seperti orang gila oleh warga sekitar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyajenkpankestu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Saat bunda azka, alfarad dan alwi berpelukan. Saat itu juga, mereka berdua ingat satu yang begitu penting. Yaitu,"jangan berpelukan dengan lawan jenis yang belum memiliki ikatan sah, ikatan suci pernikahan". Setelah Alwi dan alfarad mengingat hal itu, kemudian secara bersamaan alwi dan alfarad melepas pelukan, lalu menatap sang ibunda dengan tatapan sendu.
"Maaf ya bunda. Kita berdua sudah khilaf bunda"ucap alfarad sambil menundukkan kepala.
"Ya bunda. Alwi juga sama mau meminta maaf atas kesalahan fatal yang alwi hampir alwi lakukan nda"timpal alwi juga ikut meminta maaf sembari menatap sang ibunda dengan tatapan kasih sayang.
"Wajar jika kedua anak bunda seperti ini, karena memang kalian sudah seharusnya menjalin hubungan taaruf dengan lawan jenis dan mempersatukan hal semua dalam ikatan suci pernikahan"jawab bu ustadzah azka sembari tersenyum mengusap puncak kepala sang anak.
"Terima kasih bunda"jawab alwi dan alfarad secara bergantian. Kemudian hal itu di balas anggukan oleh sang bunda.
"Ya udah. Sekarang, ayo kumpul bareng sama para omah yang sudah menunggu di sana sama sekalian bunda memperkenalkan kalian secara resmi kepada jeony nak"titah sang bunda seraya berjalan pelan melewati kedua anaknya ke tempat saat ini jeony dan para omah berkumpul.
"Ya bunda"jawab alfarad dan alwi secara bersamaan.
Kemudian, bu ustad azka sampai di tempat para omah saat ini berkumpul. Lalu, disusul alfarad dan alwi yang juga sudah sampai dan duduk di kursi yang masih kosong.
"Assalamualaikum semuanya"Ucap ustadzah azka sambil tersenyum lebar.
"Waalaikumsalam nak azka"sahut oma hani dan oma ima secara bersamaan.
"Bagaimana keadaan para oma disini?"tanya ustadzah azka sambil mendudukkan badannya di sofa tepat disamping jeony duduk saat ini.
"Alhamdulillah nak, kabar oma baik nak"sahut oma hani dan oma ima secara bersamaan.
"Aihh kayak peserta menjawab para oma menjawab salam dari bunda"celetuk alwi sembari tersenyum.
"Ya donk cu. Harus semangat perjuangan cucuku"sahut oma hani sambil mengubah posisi duduk saat ini.
"Ya sudah terserah omaku sajalah"jawab alwi sembari mengambil beberapa snack ringan di toples besar. Kemudian alwi beralih menoleh ke arah oma ima yang sedari menatap jeony sambil tersenyum lebar.
"Aihh omaku gercep ya"celetuk alwi sembari mengunyah.
"Gercep apa cucuku yang tampan"tanya oma ima sembari sedikit melirik sekilas ke arah joeny yang tampak begitu bingung.
"Aihh,,oma kayak nggak tahu maksud dari cucu nenek lho ya"kesal alwi sembari melampiaskan kekesalannya lewat mengunyah makanan.
"Oh itu. Harus benar-benar gercep dong biar sat set wi"sahut oma ima dengan nada pelan.
"Ya sudah nenekku monggo dilanjutkan nenek. Alwi ingin di samping bunda sembari berkenalan"jawab alwi sambil berdiri dan membawa kursi lipat serbaguna untuk duduk di samping sang bunda yang saat ini sedang canda gurau bersama jeony yang terus tersenyum.
Tak lama kemudian, alwi pun sampai. Langsung alwi melebarkan kursi lipat dan duduk berdekatan dengan sang kakak.
"Assalamualaikum semuanya. Aku boleh ikut gabung tidak?"Tanya alwi yang sudah duduk di samping alfarad yang saat ini menatapnya dengan tatapan memicing.
"Waalaikumsalam. Tumben lo mau gabung! Biasanya lo nggak ketinggalan di samping oma ima"jawab alfarad yang balik bertanya.
"Emang kenapa! Nggak boleh? Atau cuman lo saja yang boleh gabung!"sarkas alwi dengan Senyum yang dipaksakan.
"Nah itu lo sudah jawab pertanyaan gue tadi"jawab alfarad dengan santai tanpa ada rasa bersalah.
"Ck, emang kakak durhakim. Kalo sudah ada cewek bening seenaknya main embat"ketus alwi sembari memakan keripik kentang.
"Lha bukannya itu lo yang adik durhakim ya"skakmat alfarad yang tidak mau mengalah.
"Ck, memang ka-kak"belum selesai alwi menjawab, perkataannya sudah dipotong oleh sang bunda yang berusaha melerai kedua anaknya yang bertingkah laku seperti kucing dan tikus.
"Bisa atau tidak kalian itu diam sebentar!"Ucap bunda azka dengan penekanan.
"Tidak bisa!"jawab alfarad dan alwi secara bersamaan sambil saling adu tatap mata begitu sengit.
Spontan, jeony dan bu ustadzah azka pun terkekeh geli melihat kedua anaknya bersaing secara sehat untuk mendapatkan cinta jeony.
"Waduh… tatapan anak bunda saling adu sengit. Bunda tunda dulu mengenalkan kalian berdua sama jeony anak perempuan bunda"ujar bunda azka sembari menoleh ke arah joeny yang ikut tersenyum. Hal itu, membuat ustadzah azka begitu senang karena keluarganya mau menerima jeony yang hidup hanya sebatang kara.
"Yahh!! Kenalin dong bunda…"jawab serempak alfarad dan alwi yang begitu lesu mendengar perkataan sang bunda.
"Hentikan dulu pertengkaran receh kalian, baru nanti bunda kenalkan kalian berdua"sahut bunda azka sambil mengusap tangan kecil joeny.
Seketika, itu juga alwi dan alfarad pun menghentikan pertengkaran receh. Lalu, jeony yang mendapatkan sentuhan lembut itu tersenyum dan terus menatap bunda azka. Sontak, bunda azka yang melihat jeony terus menatapnya, lalu langsung mengalihkan pandangan ke arah jeony yang terus melihat dirinya dengan tatapan sendu.
"Hey, nak.. "Ucap bunda azka sambil menepuk pelan punggung tangan jeony.
"Ya bu…"jawab jeony seadanya sembari menahan sesak di dada hingga jeony berkaca-kaca.
"Kamu ada apa nak. Apa ada masalah nak!"Tanya bunda azka dengan lembut. Tetapi, hal itu dibalas dengan gelengan kepala, yang membuat bunda azka kembali tenang.
"Ya sudah. Jika kamu butuh tempat cerita atau apa ada hal lain ngomong sama bunda ya nak!"jawab bunda azka sambil menepuk pelan pipi kiri chubby jeony.
"Ya bu ustadzah azka"jawab jeony dengan senyum tipis.
"Jangan panggil saya dengan sebutan ustadzah lagi ya. Panggil saya dengan nama bunda azka, karena kamu sudah menjadi bagian dari keluarga bunda ya"Sahut bunda azka sembari mencium kening jeony. Seketika itu juga joeny membeku ketika mendapatkan perlakuan yang begitu baik.
Degg...
"Terima kasih bunda hiks…"jawab jeony sambil berlinang air mata.
"Sudah nak. Sekarang jangan sedih lagi, Anggap saja kita semua ini adalah keluargamu ya nak"ujar bunda azka sambil tersenyum dengan tulus.
"Ya bu-bunda"jawab jeony sedikit terbata-bata.
"Nah itu baru anak bunda. Sekarang, bunda akan memperkenalkan kamu sama anggota keluarga disini ya nak"jawab bunda azka begitu bersemangat.
"Oke Bunda"jawab jeony seadanya, karena ia begitu bahagia bisa merasakan kehangatan keluarga yang dulu pernah jeony rasakan. Akan tetapi, saat bunda azka ingin memperkenalkan anggota keluarga, di saat yang sama adzan ashar pun berkumandang.
Allahuakbar...
Allahuakbar...
"Yahh bunda nggak jadi dong memperkenalkan Adik perempuanku bunda"ucap alwi begitu tampak lesu, sontak hal itu adalah kesempatan emas untuk alfarad menjahili sang adik.
"Memang kenapa kalau perkenalan keluarga terlambat apa kamu cari kesempatan dalam kesempatan ya"Sambar alfarad sambil menaik turunkan alis sebelah mata.
"Sembarangan lo kalo bohong bang"Jawab alwi dengan ketus.
"Lha! Memang benar seperti itu adek abang tersayang"jawab alfarad sambil tersenyum kemenangan.
"Nggak tahu dah bang. Mending adik sholat dulu sebelum nanti di sholatkan bang"sahut alwi sembari berdiri meninggalkan bunda azka, jeony dan alfarad yang masih duduk di sofa berukuran cukup besar.
"Wahh adik luknut memang. Tunggu abang dek, ce'elah malah main tinggal… tunggu abang dek…"jawab alfarad sembari mengejar alwi yang adik yang sudah masuk ke ruang tempat wudhu kaum pria.
semangatt thorrr/Drool//Drool/