Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania memiliki seorang ayah dan 2 kakak laki-laki,mereka sangat membenci rania.
Rania pun harus rela terusir dari rumahnya, hanya karena sang ayah yang tidak bisa menerima dirinya atas kematian bu Indah istrinya. Tapi, dibalik terusir nya Rania, takdir membawa dirinya menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rika sukmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Beberapa bukan kemudian, Toko kue Rania semakin ramai. Rania juga berniat mau membuka cabang baru di kota lain karena kauntungan dari tokonya ini bisa di katakan lumayan besar.
"Ayah, bunda. Rania mau bicara sesuatu sama kalian." ucap Rania.
"Mau bicara apa sayang?" tanya bu Delina.
"Rania berencana mau buka cabang toko kue di kota lain, boleh kan bun,yah." ucap Rania.
"Boleh dong sayang, malahan kami senang usaha kamu makin berkembang." jawab pak Rizky.
"Tapi dana nya bagaimana sayang, cukup enggak. kalau enggak bilang aja sama kami, nanti kami bantu kekurangannya." ucap bu Delina.
"Insya Allah cukup bun."
"Syukurlah kalau begitu, kira-kira dimana kamu mau buka cabang nya?" tanya pak Rizky.
"Mau di Bandung yah."jawab Rania.
"Itukan kampung halaman kamu sayang." ucap bu Delina.
"Iya bu, Rania juga berniat pergi ke sana. mau ziarah ke makam mamah, sudah lama Rania enggak kesana."ucap rania sedih.
"Kapan kamu berangkat nya?" tanya pak Rizky.
"Mungkin lusa yah,bun. sekalian rania mau lihat tanah yang akan dibangun nanti."
"Kalau begitu, kamu ke sana nanti mau sendiri atau mau ayah dan bunda antar kamu ke sana." ucap pak Rizky.
"Rania perginya sama susi yah, bun. Mungkin rania di sana sekitar dua atau tiga hari."
"Kamu yakin enggak mau ayah dan bunda temenin." ucap bu Delina.
"Iya yah, bun. Rania saja yang ke sana, lagi pula ada susi kan. Nanti Rania kabarin kalau sudah sampai."
"Yaudah sayang, kamu hati-hati di sana nya yah. kalau ada apa-apa kabarin kami." ucap pak Rizky.
"Iya yah." jawab Rania.
Tiba hari dimana Rania berangkat ke Bandung. Sejak berangkat tadi ia merasa cemas dan takut. Ya, Rania takut bertemu keluarganya. Memang ia berniat akan mampir ke rumah sang ayah tapi ia cemas dan takut apakah sang ayah sudah berubah atau masih sama.
"Astaghfirullah, tenangkanlah hatiku ya Rab." batin rania.
"Ran, kamu kenapa?" tanya susi yang penasaran melihat rania melamun.
"Enggak papa sus, hanya sedang kepikiran ayah dan bunda." ucap rania berbohong.
"Kirain, tapi baru juga berangkat ran, masa sudah kangen." canda susi.
"Kangen lah sus, aku kan enggak pernah jauh dari mereka. makanya kemarin pas kuliah aku enggak minat ke luar negeri."
"Aku iri deh ran, kamu mempunyai keluarga yang begitu sayang dan perhatian sama kamu."
"Alhamdulillah sus, aku beruntung memiliki mereka. Ya, meskipun aku ini hanya anak angkat tapi mereka begitu menyayangi ku."
"Anak angkat?" ucap Susi terkejut.
"Iya sus, aku memang anak angkat mereka."
"Aku kira kamu anak kandung mereka, soalnya yang aku lihat kalian begitu bahagia dan harmonis."
"Alhamdulillah, Allah memberi aku keluarga angkat yang sangat baik. mereka enggak pernah mengungkit kalau aku anak angkat mereka." ucap rania.
"Terus, keluarga asli kamu dimana ran, dan kenapa kamu bisa di angkat pak Rizky dan bu Delina?" tanya susi yang penasaran.
"Keluargaku ada bandung, aku enggak tau gimana kondisi mereka sekarang. dan untuk masalah aku di angkat anak oleh mereka itu panjang ceritanya sus." jawab Rania kemudian diangguki susi sambil menyudahi pertanyaan nya.
Beberapa jam kemudian mereka sampai di hotel.
"Sus, nanti aku mau keluar. kamu mau ikut atau mau di sini saja." tanya Rania.
"Mau kemana ran, kan baru besok kita cek lokasi cabang baru itu."
"Mau menemui seseorang, kamu mau ikut enggak. Kalau mau ikut kita berangkat sekarang." tanya rania lagi.
"Yaudah ikut ran, lagian disini juga bosan." jawab susi kemudian mengikuti rania pergi.