Keluarga besar Bramasta tidak menyukai Dian, gadis yatim piatu dan koki biasa yang menjadi istri Stefan karena pernikahan kilat di Las Vegas.
Tidak ada yang menyangka Dian menyembunyikan identitas aslinya sebagai hacker dan juga putri bungsu dari pemilik Perusahaan Wijaya, demi untuk mendapatkan cinta Stefan yang merupakan cinta pertamanya.
Kecantikan, kecerdasan dan kehebatan Dian memimpin Perusahaan Jayanata setelah bercerai membuat semua orang yang pernah menghinanya mati kutu.
Berhasilkah Stefan rujuk kembali dengan Dian setelah menyadari kesalahannya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LYTIE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31. Jebakan Anggi
***Lounge tempat meeting Dian dan CEO Cokro***
Dian tersenyum kecil melihat wajah murka Cokro, sedangkan Anggi tersenyum lebar karena mengira berhasil menjebak Dian.
Anggi yakin Dian pasti tidak membaca proposal kerjasama yang dibuat olehnya karena Dian hanyalah wanita simpanan Chandra, yang tidak memiliki keahlian bisnis sedikit pun.
"Wakil CEO Dian. Kenapa modal investasi Perusahaan Jayanata hanya sepuluh persen saja?" tanya Cokro.
Senyuman di wajah Anggi menghilang seketika dan terkejut mendengar perkataan Cokro. Anggi merebut proposal kerjasama dari pria gendut itu serta membacanya saksama.
Wajah Anggi pun ikut berubah menjadi merah padam seperti wajah Cokro. Isi proposal sudah diubah dan tidak sesuai dengan proposal yang dibuatnya sesuai permintaan Cokro sebelumnya.
"Siapa yang mengubah proposal ini?" tanya Anggi sambil menatap tajam Dian.
"Aku yang mengubahnya," jawab Dian dengan santai.
"Proyek ini di handle olehku. Tentu saja keputusan akhir berada di tanganku. Jika CEO Cokro tidak menyetujui proposal ini maka kerjasama dibatalkan," lanjut Dian.
"Apa hak mu mengubah isi proposal?" tanya Anggi dengan ketus.
"Tentu saja karena aku adalah wakil CEO Perusahaan Jayanata. Proposal sekarang sangat menguntungkan perusahaan kita. Kenapa manajer Anggi marah besar? Apakah kamu di pihak Perusahaan Samasta kah?" tanya Dian.
"Tentu saja tidak! Aku pasti berpihak ke Perusahaan Jayanata. Tetapi proposal ini sudah disepakati bersama dengan CEO Cokro sebelumnya. Sangat tidak profesional jika berubah sekarang." Anggi berusaha membela dirinya sendiri.
"Selama proposal belum ditandatangani maka bisa berubah. Manajer Anggi sangat mendukung Perusahan Samasta. Pasti sudah mendapatkan banyak keuntungan dari CEO Cokro bukan?" tanya Dian sambil tersenyum.
Anggi dan Cokro saling bertatapan satu sama lain karena perkataan Dian. Mereka tidak menduga Dian bisa menebak tepat, tetapi reaksi santai Dian membuat mereka berdua yakin Dian juga ingin mendapatkan keuntungan yang sama.
"Wakil CEO Dian. Aku sangat tulus untuk bekerjasama denganmu," kata Cokro.
Cokro mengangkat botol anggur merah dari atas meja dan menuangkannya ke dalam gelas yang berada di hadapan Dian.
Dian melipat tangannya di depan dada. Tanpa Cokro dan Anggi sadari, gadis muda itu menekan satu tombol kecil di jam tangan.
Mata Dian menatap sekilas anggur merah di hadapannya. Di atas meja ada dua botol anggur yang sudah berada di dalam ruangan VVIP sebelum kedatangan Dian tadi.
Dian melihat jelas Cokro menuangkan anggur untuknya dari botol anggur yang baru dan bukan dari botol anggur yang sedang diminum oleh Cokro.
Dian menduga pria tua gendut itu pasti sudah memasukkan sesuatu ke dalam anggur merah itu.
"Dian. Kamu hanya perlu menandatangani sesuai proposal yang dibuat oleh Anggi sebelumnya, maka aku akan memberimu keuntungan yang besar," kata Cokro dengan suara lembut.
Dian merasa mual dan ingin muntah mendengar Cokro langsung memanggil namanya dengan mesra.
"Dasar bandot tua," umpat Dian di dalam hati.
Dian sengaja memperlihatkan sikap netral, tidak membantah maupun mengiyakan permintaan Cokro. Anggi berinisiatif membantu Cokro membujuk Dian.
"Dian. Kamu sangat cantik dan muda. Seharusnya mencari lebih banyak bekingan dan uang. CEO Chandra hanya menganggapmu sebagai wanita simpanan saja dan tidak mungkin akan menikahimu," kata Anggi.
"Bekingan yang lain?" tanya Dian dengan pura-pura menampillkan wajah bingung.
"Iya. Aku juga begitu. CEO Cokro sangat royal. Uang, mobil, dan rumah pasti diberikan padamu jika proyek ini berhasil," jawab Anggi dengan yakin.
"Ternyata selama ini Anggi menggunakan tubuhnya untuk mendapatkan keuntungan dari setiap proyek kerjasama Perusahan Jayanata," kata hati Dian.
Dian terlihat memikirkan perkataan Anggi dengan tenang sehingga membuat Anggi menduga Dian sudah terpengaruh dengan bujukannya.
Anggi memberikan isyarat mata ke Cokro sambil tersenyum puas.
"Aku ke toilet dulu. Kalian bisa melanjutkan perbincangannya." Anggi menggunakan alasan untuk meninggalkan ruangan agar Dian dan Cokro bisa berduaan.
***
Anggi duduk di salah satu sudut lounge bagian luar sambil menunggu Dian dan Cokro keluar dari ruangan VVIP. Senyuman puas mengembang di sudut bibirnya membayangkan Dian dipermainkan oleh bandot tua itu.
Anggi memanggil seorang pelayan pria yang dikenalnya.
"Ada apa nona Anggi?" tanya pelayan pria.
"Semua sudah beres?" Anggi balas bertanya ke pelayan pria.
"Sudah dimasukkan ke dalam anggur merah," jawab pelayan pria.
"Kerja yang bagus," ujar Anggi.
"Maaf nona Anggi. Bukankah wanita itu adalah mantan istri CEO Stefan?" tanya pelayan pria dengan hati-hati.
Gosip yang disebarkan oleh wartawan yang dibayar Rizky pernah dibaca oleh pelayan pria itu sehingga dirinya merasa cemas ikut serta dalam rencana Anggi menjebak Dian karena Stefan termasuk salah satu tamu VVIP di lounge dan hotel ini.
"Iya. Hanya mantan dan sekarang menjadi teman tidur CEO Chandra. Jadi sangat lumrah dia temani CEO Cokro tidur juga," ujar Anggi.
Anggi merasa puas menceritakan kejelekkan Dian. Rasa dendam dan kemarahan yang selama ini terpendam di dalam hatinya tidak bisa ditutupi lagi.
Anggi mengeluarkan handphone dan menekan tombol kamera. Matanya menatap layar ponsel untuk menemukan sudut yang strategis memotret Dian dan Cokro nantinya.
Anggi ingin menyebarkan foto itu ke Perusahaan Jayanata agar semua karyawan menertawakan Dian dan juga Chandra akan memutuskan hubungan dengan Dian.
Selama bekerja di Perusahaan Jayanata, Anggi sudah berusaha menarik perhatian Chandra dan tidak pernah berhasil. Anggi tidak menyangka Dian yang tidak memiliki status dan juga mantan istri pria lain berhasil menarik perhatian Chandra.
Chandra memberikan jabatan wakil CEO yang selama ini diincarnya ke Dian dengan mudah sehingga kebencian Anggi terhadap Dian semakin memuncak.
Anggi yakin Dian pasti diusir dari Perusahaan Jayanata dan juga menjadi wanita simpanan Cokro.
Pelayan pria memutuskan meninggalkan Anggi yang mengacuhkannya dan terlihat sibuk membidik handphone ke setiap arah untuk mencari posisi terbaik memulai memotret nanti.
Rasa cemas di hati pelayan pria masih belum hilang. "Benarkah tidak akan ada masalah?" batin pelayan pria.
Tepat saat pelayan pria membalikkan badan meninggalkan Anggi, pelayan pria itu berdiri mematung dengan wajah pucat karena dua sosok pria berdiri di hadapannya.
"C…CEO Stefan," ucap pelayan pria terbata-bata.
Anggi pun sama terkejutnya mendengar nama Stefan dan segera menoleh ke sana.
Stefan menarik kerah baju pelayan pria dengan keras. "Dian ada di kamar mana?" tanya Stefan.
"Ka..kamar VVIP 101," jawab pelayan pria terbata-bata.
Stefan melepaskan cengkeramannya dengan keras dan mendorong tubuh pelayan pria hingga jatuh ke lantai. Kemudian menatap Luis yang berdiri di sampingnya.
"Luis! Tahan dia!" perintah Stefan sambil menunjuk Anggi, lalu berlari cepat menuju kamar VVIP 101.
Luis menghadang di depan Anggi saat wanita itu ingin menyusul Stefan.
"Menyingkir!" ujar Anggi dengan ketus.
"Jika nona membantah perintah CEO Stefan, aku akan memanggil manajer hotel sekarang," ucap Luis dengan tenang.
Ancaman Luis membuat Anggi takut. Wanita jahat itu tidak mau membuat masalah menjadi besar. Hati kecilnya berharap Dian sudah jatuh ke tangan Cokro di dalam ruangan sehingga penyelamatan Stefan terlambat.
***
Selamat malam readers. Ceritanya akan berlanjut besok. Jangan lupa dukungan Vote nya juga ya 🤗🤗.
Apakah Stefan akan menjadi pahlawan yang menyelamatkan wanita cantik? Atau ada kejadian yang lain?
TERIMA KASIH
SALAM SAYANG
AUTHOR : LYTIE