BELUM DI REVISI!!!
Fatimah Az-Zahra, seorang wanita yang baru saja merasakan patah hati, tapi siapa sangka kedua orang tuanya merencanakan sesuatu yang mau tak mau harus ia ikuti.
Ia harus menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali terlebih laki-laki itu seorang Gus, anak dari seorang kyai.
Mau tahu kelanjutannya ceritanya mari kita kepoin....
Kalau gak suka skip aja....
Selamat membaca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon limr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
...~ happy reading ~...
maaf kalau ini gak seromantis novel pada umumnya Karana saya masih belajar. semoga kalian suka. dan juga mohon maaf karena thornya masih di bawah umur jadi gak bisa buat adegan yang unyu-unyu 🥺😢🤣
Subuh telah tiba, tapi kedua pasutri yang sedang di mabuk cinta itu masih lelap dalam tidurnya.
Gus Sayhan terbangun lebih dulu dibandingkan dengan Zahra, dan ia juga sudah memberikan dirinya sendiri. Setelah itu ia mencoba membangunkan Zahra dengan mendekatkan dirinya.
" Dek bangun sudah subuh" bisik nya dengan lembut di telinga sang istri tercinta.
Zahra merasa tidurnya terganggu pun membuka matanya perlahan, ia mendapati wajah sang suami sangat lah dekat dengan dirinya.
" Sudah subuh, sholat dulu. Terus nanti tidur lagi. " Pungkasnya lagi dengan lembut.
" Tapi ah" ucap Zahra mencoba membangunkan dirinya dan merasakan sakit disalah satu bagian tubuhnya.
" Biar saya bantu ke kamar mandi " ucap Gus Sayhan dan langsung mengangkat tubuh istrinya ke kamar mandi.
Tentu saja Zahra menolak tapi rasa sakit yang ia rasakan bisa menerima perlakuan suaminya saat ini. Setelah Zahra sudah ada di kamar mandi Gus Sayhan pun keluar.
Tak lama Zahra keluar dari kamar mandi dengan kimono mandinya. Dan langsung melaksanakan sholat subuh. Selesai itu Zahra pun tertidur kembali.
Gus Sayhan yang melihat istrinya tertidur kembali hanya bisa tersenyum. Ya, karena dia lah pelaku utama yang membuat istri tidak bisa tertidur malam tadi.
Kedua pasutri itu tidak keluar dari apartemennya sama sekali, Zahra tidak pergi kuliah dan Gus sayhan pun tak pergi ke pesantren. Tak tega lah meninggal istrinya dalam keadaan begini.
***
Hati ini begitu cerah, terlihat wanita dengan baju serba tertutup itu sedang duduk di bangku kelasnya.
Sibuk dengan hpnya, terlihat sangat panik sekali. Sekali kali ia melihat hpnya dan berusaha menghubungi seseorang. Tapi tak ada respon sama sekali dari orang tersebut.
" Ra kamu dimana sih? Jam segini belum datang juga ?" Omelnya sendiri.
" Hai ukhti" sapa pemuda itu.
" Ngeliat kamu tambah hancur mood aku " ucapnya memutar bola matanya dengan malas.
" Lah kenapa?, Langit begitu cerah dan tak ada awan hitam di langit. Kenapa muka kamu sangat begitu menyedihkan "
" Mending kamu pergi deh" usir nya, entah kenapa melihat ini orang bikin dirinya naik pitam terus menerus.
" Lah kenapa suka suka aku doang, btw calon istri ku kemana ?" Ya, bener pemuda itu adalah Bayu partner berantem ayu.
" Nah dia kan calon istri mu, kenapa kamu nanya ke aku "
" Masih calon yu, nomor Hpnya aja aku gak tahu. Nah mumpung orangnya gak ada disisi, minta nomor wanya dong yu" ucapnya seperti mengambil kesempatan dalam ke sempit.
" Idih enak saja, minta saja ke calon mertua kamu sana, mertua dalam mimpi hahaha " Jawab ayu pergi meninggalkan kelasnya.
" Gak ada salahnya kan geladi nya di dalam mimpi, siapa tahu di dunia nyata beneran jadi menantu kesayangan mertua " teriak Bayu melihat ayu pergi meninggalkannya.
" Gila emang kamu " lirik ayu.
****
" Astaga aku kesiangan, ini udah jam berapa?" Ia bangun melihat Jam di hpnya dan terlihat di sana sudah menunjukkan jam sebelas siang.
" Astaga kelas sudah berakhir, banyak banget chat dari ayu. " Paniknya.
" Lho kamu udah bangun. " Ucap Gus Sayhan yang baru masuk kedalam kamarnya.
" Eh Gus, kenapa gak bangunin Zahra, Zahra kan ada kuliah dan sekarang kuliahnya udah selesai. Aaa aku bolos satu matkul "
" Ya gimana ya?, Saya gak tega banguninnya" Jawabnya merasa bersalah.
" Dan kenapa Gus ada disini? Apa Gus tidak pergi mengajar? "
" Saya gak tega ninggalin kamu sendiri. Kamu mau makan gak ? Bentar aku ambilkan. " Tanpa menunggu jawaban dari saga istri, ia berlalu begitu saja. Dan tak mala ia pun kembali membawa nampa berisi makanan.
" Ayok makan sekarang " suruh nya " aaa" menyuruh Zahra membuka mulutnya.
" Saya bisa sendiri Gus "
" Gak, harus nurut !!"
" Kenapa Gus menjadi menyebalkan sih " Pungkas menerima makan yang di suapi oleh suaminya.
" Kalau lagi makan itu gak boleh ngomong!!" Tegur Gus Sayhan, dan terus menyuapi istrinya itu sampai makanannya habis.
Ia membersihkan peralatan makanan itu dan kembali membawanya ke dapur setelah selesai ia pun kembali ke dalam kamarnya.
Ia melihat istrinya sedang sibuk berbalas pesan. Gus Sayhan duduk di dekat istrinya dan menatapnya.
" Apa belum selsai ? Tanyanya melirik hp Zahra.
" Eh udah Gus, tadi Zahra membalas pesan ayu. " Jawabnya.
Gus Sayhan mengambil hp Zahra dan menaruhnya di tempatnya dan meraih ke dua tangan Zahra dengan menggenggamnya dengan tangannya.
Ia menatap mata sangat istri, seperti mengabsen setiap apa yang ada di wajah istrinya.
" Terimakasih untuk semalam, dan telah menjaganya untuk saya "
Blues, wajah yang tadinya putih dan sekarang sudah menjadi merah karena ucapan suaminya.
" Hei kenapa kamu suka sekali menunduk, apa muka saya ada di bawah sana "
Zahra malu tapi ia juga bahagia Karana telah memberikan hak pada suaminya, yang seharusnya dari awal ia dapat kan.
" Apa kamu menyesal?" Tanya Gus Sayhan kala tak mendapat jawaban dari istrinya.
" Eh gak Gus, Zahra tidak menyesal. Zahra bahagia" Jawabnya dengan cepat tak mau suaminya salah paham dengan dirinya.
Mendengar itu Gus Sayhan tersenyum dan membawa istrinya dalam pelukannya dan memberikan kecupan di kepala istrinya.
***