Qin Xin, yatim piatu yang diadopsi oleh Zhu Yanxi dan menjadi pelayan di Istana Tuan Kota Naga Biru. Karena kedekatannya dengan anak Tuan Kota Naga Biru, Putri Su Rong. Membuatnya menjadi sasaran Bully dan diintimidasi oleh banyak pihak.
Setelah Kedatangan Pangeran Zhao Chen, Qin Xin semakin mendapat perlakukan yang tidak adil, dari pemukulan hingga percobaan pembunuhan oleh para pelayan dan anak buah Pangeran Zhao Chen.
Hingga akhirnya dia terjatuh kedalam Jurang Maut di Pegunungan Naga Melonjak akibat dikejar oleh pembunuh yang dikirim oleh Pangeran Zhao Chen. Setelah terjatuh Qin Xin memakan Jamur berwarna emas dan entah bagaimana tubuhnya secara misterius berubah menjadi tubuh surgawi (Divine Body) yang terlangka dan tertinggi yaitu Golden Celestial Body. Mengandalkan Tekadnya yang kuat, dia mulai berkultivasi untuk menjadi seniman beladiri dan kultivator yang kuat dan membalas semua ketidakadilan yang dia dapati. serta memuncaki dunia kultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azky Zugbio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31 Zhao Lusi (2)
Qin Xin yang masih tenggelam dalam pemikirannya, tiba - tiba dia dikagetkan oleh tangan Zhao Lusi yang menyenggolnya.
"Hei, aku tahu kau pasti sedang memikirkan tentang statusku bukan ? Huft... kau tak usah khawatir, kita bisa kawin lari ya kan ? Kita akan tinggal dihutan dengan sederhana dan hidup tenang dengan keluarga kecil kita" kata Zhao Lusi dengan santai.
'Anak ini benar - benar polos dan naif, apa yang akan dia lakukan jika tahu bahwa aku ingin menghancurkan kelurganya ?' Qin Xin terus berpikir.
"Kenapa tetap diam ? Bukankah tadi kau bersedia menikah denganku ? Ayo jawab.." Zhao Lusi tampak menantikan jawaban Qin Xin.
Qin Xin menarik nafas dalam - dalam, sebelum membuangnya.
"Zhao Lusi, apa yang akan kau pikirkan jika aku ini adalah musuh utama keluarga Zhao mu ? Apa yang akan kau lakukan jika aku membunuh Kaisar Zhao Bai dan membantai dinasti Zhao?" Qin Xin bertanya dengan wajah serius.
Zhao Lusi tampak kaget mendengar ini semua, dia bisa melihat kalau Qin Xin serius dengan ucapannya. Zhao Lusi diam untuk waktu yang lama.
"Kau tidak bisa menjawabnya ? Baiklah... tidak ada yang perlu kita bicarakan" Qin Xin menatapnya dengan tatapan sedikit menghina.
Qin Xin berpikir Zhao Lusi sama seperti kaum bangsawan lainnya, dia skeptis terhadap sikap Zhao Lusi yang hanya diam.
"Aku sudah cukup membuang waktu disini, aku harus pergi, selamat tinggal" Qin Xin bergegas terbang dan pergi meninggalkan Zhao Lusi yang masih terdiam.
Qin Xin kembali mencari keberadaan Ling Wu, dia bahkan mulai khawatir sesuatu yang buruk menimpa Ling Wu.
Sesaat setelah Qin Xin pergi, Zhao Lusi kembali mendapat kesadarannya, namun dia melihat Qin Xin telah terbang pergi dan dia mulai menyesalinya, dia mulai menangis karena menjadi bodoh dan plin plan dalam mengambil keputusan.
"Tidak bisakah kau menunggu sampai aku selesai memikirkannya.." Zhao Lusi mulai meratap dan menangis.
"Bukankah kau bilang ingin menikahiku ? Lalu kenapa ? Kenapa kau pergi ?" Zhao Lusi masih menangis, merasakan kesendirian.
Aneh, itulah yang dirasakan Zhao Lusi, dia baru bertemu dengan Qin Xin dan hanya sesaat mereka berinteraksi, namun dia bisa merasakan perasaan kasih sayang untuknya, kerinduan dan rasa takut karena kehilangan dia.
"Ibu, andai saja kau masih hidup, apa kau tahu betapa beratnya putrimu ini menjalani kehidupannya, aku selalu diperlakukan dengan buruk saat berada di istana, bagi mereka aku hanya alat politik, setelah kabur dari istana aku menemukan orang yang aku suka, tapi karena lambatnya keputusanku, pria itu pergi begitu saja, bahkan yang membuatku sakit adalah mungkin dia berpikir bahwa aku sama seperti orang - orang di istana itu" Zhao Lusi meratap sedih dan berkeluh kesah tentang nasibnya.
"Ibu... apakah aku benar - benar telah jatuh cinta dengan pria itu ? Qin Xin, ya namanya Qin Xin, dia mengatakan kalau dia membenci dinasti Zhao dan ingin menghancurkannya, bukankah itu juga sama untukku ? tapi kenapa ? kenapa aku tidak mendukungnya ? kenapa aku diam ? apa aku masih memiliki rasa cinta untuk mereka ? yang disebut sebagai ayah dan saudara ? atau apa aku memang terlalu bodoh hingga tidak mengerti maksudnya ? mengapa ? mengapa ?" Zhao Lusi masih menangis, dia merasakan dilema yang bodoh.
"Untuk apa aku mengasihani mereka ? merekalah yang menyebabkan ibu meninggal ? merekalah yang selalu membuliku ? merekalah yang selalu membuatku menderita hingga aku ingin pergi menjauh dari istana ? tapi mengapa mulutku terdiam saat Qin Xin ingin membunuh mereka semua ? harusnya aku senang, gembira mendengarnya, alih - alih menjadi bodoh dalam pikiranku dan tidak mengatakan apa - apa ?" Zhao Lusi mulai diliputi rasa penyesalan yang kuat.
"Melihatnya pergi tanpa keraguan, apakah Qin Xin muak terhadapku juga ? apakah dia menjadi benci terhadapku ? apakah dia ingin memutus semua hubungan ini ? mengapa ? mengapa ? mengapa ?" Zhao Lusi masih menangis dan tampak stres memikirkan ini semua, wajahnya pucat dan murung, jejak penyesalan tampak jelas diwajah cantiknya.
Tiba - tiba Zhao Lusi Bangkit dan mengutuk semua Keluarga Zhao nya.
"Para munafik istana itu, sampai kapan mereka akan membuat hidupku menderita. Jika mereka ingin memperjuangkan takhta maka biarlah, lakukan saja itu, tapi mengapa mereka harus mengubah saya menjadi sebuah alat untuk perjuangan mereka ? Apakah sebuah takhta itu benar - benar berharga ? Apakah dimata mereka saya hanyalah sebuah alat politik semata untuk memajukan minat mereka ? Kita mungkin tidak memiliki ibu yang sama, tapi bukankah kita memiliki ayah yang sama, darah daging yang sama ! Mengapa tidak ada rasa kekeluargaan diantara kita ? Mengapa tidak ada cinta persaudaraan ? Mungkinkah memang tidak ada cinta di dalam keluarga Kerajaan ?" Keluh Zhao Lusi sambil meneteskan air matanya.
Zhao Lusi memutuskan pergi ke kota terdekat dari Pegunungan Longteng ini, dia menuju kota Lanlong, dia merasa kalau dia berada disana dia bisa bertemu kembali dengan Qin Xin. Lagipula Zhu Yanxi adalah sepupu dari ibunya, jadi secara tidak langsung Zhao Lusi memiliki hubungan kekeluargaan dengan Pemilik kota Lanlong, permausuri naga biru Zhu Yanxi.
-
-
-
Qin Xin masih mencari Ling Wu, dia menggunakan persepsi jiwanya untuk menelusuri area hutan dan sekitarnya, namun masih belum menemukan keberadaan Ling Wu.
"SIAL !!" Qin Xin tampak kesal, dia juga dalam suasana hati yang buruk.
"Ling Wu, dimana kamu ? tolong jangan sampai sesuatu yang buruk menimpamu ?" gumam Qin Xin dengan wajah muram.
Setelah lama mencari dan tidak membuahkan hasil, Qin Xin memutuskan untuk turun disebuah desa, tempat dimana dia dan Ling Wu tinggal ketika kecil, dia menuju makam keluarganya dan makam kedua orang tua Ling Wu, saat itulah dia mendapati berapa jejak bekas pertempuran, dan beberapa darah tercecer, lalu dia mengamati jejak - jejak tersebut dan melihat potongan kecil dari sobekan kain, dia merasa kalau sobekan kain ini milik Ling Wu, Qin Xin memutuskan menggunakan teknik penciuman tajamnya untuk melacak keberadaan Ling Wu dan mengeluarkan Harimau Petirnya.
'Sepertinya Ling Wu diculik sekelompok orang' pikir Qin Xin, hatinya mulai tenggelam dengan kemarahan.
"Lei'er, lacak bau dari kain ini cepat !!!" teriak Qin Xin, tampak kalut dan berharap tidak ada sesuatu yang buruk menimpa Ling Wu.
Bai Lei'er si Harimau Petir itu meraung dan bergegas pergi secepat kilat, Qin Xin pun segera menyusulnya dengan kecepatan yang sama.
Mereka berdua melewati hutan dan bukit dan beberapa sungai dengan kecepatan tinggi. Terus melaju, bahkan jika itu melewati sebuah pemukiman penduduk, Qin Xin akan acuh tak acuh dan terus fokus mengejar para Penculik Ling Wu.
Hatinya benar - benar marah, bahkan dia tidak menyembunyikan aura membunuhnya sama sekali, mengakibatkan beberapa binatang buas dan penduduk yang dilewatinya menggigil ketakutan dan dapat merasakan bahwa kematian itu hanya berjarak tepat dileher mereka.
Sungguh Aura yang menakutkan, pikir mereka dengan tubuh masih menggigil ketakutan. Perasaan seolah malaikat maut telah menandai mereka, mereka bertanya - tanya dan mengutuk siapa yang begitu bodoh memprovokasi Kultivator dengan aura membunuh yang kuat seperti itu.