Seorang pria muda bernama Adin Ahmad, ia lahir ditengah-tengah keluarga yang memprioritaskan dirinya menekuni ilmu agama, setelah ia menamatkan pendidikan s1 nya di bidang ilmu agama islam, kini ia berusaha menggapai s2 nya, jurusan ilmu sejarah islam, dan lika liku perjalanannya dimulai ketika ia hijrah dari Kota Serang ke Kota Tangerang. Awalnya ia ingin mengembangkan bisnis lalu melanjutkan pendidikan s2 nya dengan tenang.
Banyak wanita-wanita cantik di sekelilingnya yang tertarik padanya, baik dari ketampanannya maupun dari kejeniusannya. Salah satunya Syifa Fauziyah.
"Benarkah Ustadz Muda ini yang telah mencuri hatinya Syifa?"
"Terus kapan waktu terjadi pencuriannya itu?"
"Lantas kenapa Syifa tidak berteriak ketika hatinya di curi?"
"Apakah dia sengaja mebiarkan agar hatinya di curi dan diambil oleh Ustadz Muda ini?"
" Ayo mari kita simak kisahnya, semoga para sahabat terhibur !!"
"Tolong jangan sampai lupa!"
"Like, komen, share, dan subscribe"
"Kami nantikan dari anda!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aby Arsyil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Ustadz Yang Lupa Ingatan
Umi Tiah yang mendengar suara teriakkan dari adiknya, dia segera menyudahi doa-doanya dan dia langsung bergegas keluar untuk melihat apa yang terjadi dengan adiknya. Pas membuka pintu kamarnya ia mendapati ada seorang wanita muda yang sedang menjaga adik bandelnya itu. Umi Tiah tidak jadi menghampiri adiknya, dia sengaja menunggunya di depan pintu karena ia juga ingin tahu apa yang sedang diucapkan oleh adiknya kepada wanita muda yang sedang menjaganya itu.
Para gadis yang lain juga hanya bisa mengintip mereka berdua dari balik pintu, mereka tidak ingin mengganggunya. Melihat moment-moment saat Ustadz Adin yang memegang tangannya Syifa Fauziyah, mereka merasa iri dengannya meski ada sedikit rasa cemburu yang terbersit didalam hatinya masing-masing tapi mereka masih memakluminya itu dan mereka masih sabar menunggu serta berusaha untuk tetap tenang sambil memasang pendengarannya dengan baik-baik. Mereka ingin sekali menyimak apa yang sedang dikatakan oleh pemuda yang mereka kagumi itu pada Syifa Fauziyah yang notabenenya merupakan sahabat sekaligus saingan cinta mereka.
Setelah mendengarkan kata-kata yang meluncur keluar dari mulut Ustadz Adin yang menyatakan bahwa gadis cantik yang berada didekatnya adalah kekasih dan sekaligus calon istrinya. Dada mereka berdebar-debar tak menentu, mereka pasrah dengan pilihannya Ustadz Adin karena mereka juga menyadari bahwa cinta itu tidak bisa dipaksakan, namun setelah mendengarkan kelanjutan dari ucapannya nama wanita itu Yuanita Assyifa Mukhlisoh bukanlah Syifa Fauziyah.
Meskipun suaranya Ustadz Adin itu terdengar lirih tapi karena suasananya yang sepi ditambah lagi mereka masih dalam satu ruangan yang jaraknya cukup dekat, jadi suara itu masih terdengar jelas di pendengaran telinga mereka.
Ustadz Adin yang masih tidak menyadari bahwa wanita yang berada didekatnya itu bukanlah Yuanita Assyifa Mukhlisoh, sang kekasih hati dan sekaligus calon istrinya seperti persangkaannya, melainkan orang lain yang mungkin wajahnya atau sifatnya ada kemiripan dengannya.
Karena sejatinya kekasih Ustadz Adin yang bernama Yuanita Assyifa Mukhlisoh itu sudah meninggal dunia dua tahun yang lalu, akibat kecelakaan bahkan didalam pangkuannya sendiri.
Saat ini karena Sang Ustadz mengalami kemunduran dalam ingatannya akibat kecelakaan yang dialaminya kemarin, dia jadi tidak ingat bahwa wanita cantik yang berada dihadapannya ini adalah Syifa Fauziyah, orang yang pertama kali dikenalnya sewaktu dia berada dipangkalan Ojek waktu itu yang sedang menunggu sahabatnya bernama Andika.
Mereka para wanita yang menyangka Ustadz Adin masih sendiri dan belum mempunyai kekasih ataupun calon istri, kini hatinya menjadi ketar ketir setelah mendengarkan sendiri dari penuturan Ustadz Adin yang akan segera menikahi seorang wanita yang bernama Yuanita Assyifa Mukhlisoh.
Mereka yang berharap pada cintanya Ustadz Adin, orang yang mereka kagumi selama ini. Menjadi hilang harapannya untuk meraih cintanya karena didalam hatinya Ustadz Adin ada seorang wanita yang namanya telah disebutkannya tadi.
Mereka merasakan dadanya sesak dan sakitnya seperti yang dialami oleh Syifa Fauziyah karena orang yang mereka perebutkan ternyata sudah mempunyai seorang kekasih yang mereka tidak ketahui siapa orangnya dan hanya tau namanya saja, itupun baru kali ini mereka mendengar namanya dari mulut Ustadz Adin sendiri.
Umi Tiah yang mendengarkan adiknya menyebutkan nama seorang wanita yang sangat familiar ditelinganya menjadi sangat terharu dan teringat kembali dengan kejadian waktu itu, meskipun dia tidak melihat kronologi kejadiannya secara langsung tapi adiknya Ustadz Adin telah menceritakan kepadanya secara menyeluruh kejadian kecelakaan itu.
Umi Tiah tanpa sadar menitikkan air matanya yang bening yang sudah tidak dapat di tahannya lagi. Karena Umi Tiah sangat tahu dan sangat mengenal nama wanita yang baru saja disebutkan oleh adik kesayangannya itu, bahkan ia sudah menganggap wanita tersebut sebagai adik iparnya sendiri. Meski belum resmi dinikahi oleh Ustadz Adin dan memang pada kenyataannya wanita yang disebutkannya tadi itu adalah tunangan dari Ustadz Adin sendiri.
Ustadzah Yoyoh Mukhlisoh yang mendengarkan Ustadz Adin menyebut nama Yuanita Assyifa Mukhlisoh itu, dia merasa tidak asing lagi ditelinganya dengan sebutan nama itu. Dia jadi teringat pada sahabat baiknya yang pernah ia kenal dulu sewaktu lagi menghadiri acara-acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Isra Mi'raj, Maulid Nabi ataupun acara pernikahan dikota Serang.
Pada waktu itu ia tinggal di Kota Serang bersama kakek dan neneknya, tempat kediamannya berada di Taman Banten Lestari atau penduduk setempat biasanya memanggil tempat itu dengan sebutan TBL.
Dia, Ustadzah Yoyoh bisanya tampil secara bergantian dengan temannya itu untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan kadang-kadang ada yang memintanya untuk tampil duet bersama. Mereka para warga sering menjuluki mereka berdua Dara Kembar Yang Cantik karena wajahnya dengan wajah sahabat wanitanya itu sangat mirip, keduanya sama cantiknya dan suara mereka sama merdunya.
Wanita itu biasa di panggil dengan sebutan Ustadzah Lisa oleh orang-orang atau teteh Lisa kalau Ustadzah Yoyoh sendiri yang memanggilnya karena Ustadzah Lisa usianya sedikit lebih tua darinya hanya terpaut satu tahun. Ustadzah Yoyoh dan Ustadzah Lisa sama-sama sebagai seorang Qori'ah yang sering diundang kemana-mana. Mereka sering bertemu di acara-acara tersebut sehingga keduanya menjadi sangat akrab satu sama lain.
Pada suatu hari Ustadzah Yoyoh Mukhlisoh setelah menghadiri sebuah undangan disuatu tempat yang cukup jauh, pas ketika pulang dari acara tersebut dia mengalami musibah kecelakaan yang hampir membuat penglihatan matanya buta karena terkena serpihan pecahan kaca mobilnya. Dia dirawat Rumah Sakit yang Elite di Jakarta namun masih saja belum bisa sembuh seperti semula lalu dia dibawa berobat sama keluarganya keluar negeri di Singapura untuk waktu yang cukup lama. Setelah sembuh Ustadzah Yoyoh tinggal bersama orang tuanya di wilayah Tangerang Selatan hingga hari ini.
Semenjak saat itulah dia tidak terhubung lagi dengan sahabatnya, nomor telepon yang dia simpan sudah tidak aktif lagi, wa maupun sosmed tentangnya sudah tidak ada lagi. Sebenarnya dia sudah sangat kangen sekali dengan Teteh Lisa sahabatnya itu tapi untuk saat ini dia masih belum sempat untuk ke Kota Serang lagi.
Mendengar nama Yuanita Assyifa Mukhlisoh disebutkan oleh Ustadz Adin bayangannya langsung tertuju ke sahabatnya itu, meskipun dia tidak tahu apakah nama itu dengan Ustadzah Lisa yang dia kenal apakah sama orangnya atau hanya sama nama saja.
Umi Tiah mengalihkan pandangan matanya pada mereka, para gadis cantik yang tadi menemaninya yang saat ini sedang berdesak-desakan mengintip Syifa Fauziyah dan Ustadz Adin dari balik pintu. Umi Tiah menjadi tidak tega melihat raut wajah kecewa dari para gadis cantik itu. Kemudian Umi Tiah memanggil mereka semua untuk berkumpul dan mendekati ranjang Ustadz Adin.
Sementara Syifa Fauziyah yang tangannya masih dipegangi oleh Ustadz Adin hanya bisa membiarkannya saja, dari sudut matanya yang indah ada butir-butir air mata yang mengalir diwajah cantiknya. Dia menangis dalam diam tidak ada satu suara pun yang keluar dari mulutnya. Melihat itu Ustadz Adin bertanya kepadanya. "Kenapa kamu menangis Yun? Aku sudah baik-baik saja kok!"
Mendengar pertanyaan itu Syifa Fauziyah langsung melepaskan tangannya yang masih dalam genggaman Ustadz Adin, dia mengelap air mata itu dengan tangannya, Syifa Fauziyah berusaha untuk tetap tersenyum dihadapannya walaupun hatinya terasa sangat sakit karena sudah tidak dikenalinya lagi namanya sama orang yang sangat ia cintai tapi dia tidak mau menunjukkannya. Karena Syifa dan yang lainnya sudah diberi tahu sama dokter Sadia Putri setelah selesai melakukan operasinya bahwa ingatan pemuda ini sedikitnya mengalami kemunduran karena bekas benturan keras yang mengenai kepalanya. Syifa Fauziyah lalu menggelengkan kepalanya sambil berkata. "Tidak apa-apa, aku hanya menangis bahagia karena akhirnya kamu sudah sadar setelah pingsan untuk waktu yang cukup lama."
Mendengar penuturan itu Ustadz Adin jadi mengerutkan keningnya seolah-olah dia sedang mencari-cari pembenaran dari kata-kata gadis cantik yang di sangkanya sebagai tunangannya itu. Tapi Ustadz Adin tidak menemukan jawabannya dia tidak mengingat apa-apa bahkan kepalanya terasa pusing dan nyeri setelah memaksa memikirkan kejadian apa yang sudah menimpanya sehingga ia harus terbaring pingsan untuk waktu yang cukup lama.