NovelToon NovelToon
Warisan Mutiara Hitam 3

Warisan Mutiara Hitam 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan / Fantasi Timur / Balas Dendam
Popularitas:60.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kokop Gann

(Warisan Mutiara Hitam Season 3)

Gerbang dimensi di atas Pulau Tulang Naga telah terbuka, menyingkap "Dunia Terbalik" peninggalan ahli Ranah Transformasi Dewa. Langit menjadi lautan, dan istana emas menjuntai dari angkasa.

Chen Kai, kini menyamar sebagai "Tuan Muda Ye" yang arogan. Berbekal Fragmen Mutiara Hitam, ia memiliki keunggulan mutlak di medan yang melanggar hukum fisika ini. Namun, ia tidak sendirian.

Aliansi Dagang Laut Selatan, Sekte Hiu Besi, dan seorang monster tua Ranah Jiwa Baru Lahir memburu Inti Makam demi keabadian. Di tengah serangan Penjaga Makam dan intrik mematikan, Chen Kai harus memainkan catur berdarah: mempertahankan identitas palsunya, menaklukkan "Istana Terbalik", dan mengungkap asal-usul Mutiara Hitam sebelum para dewa yang tidur terbangun.

Ini bukan lagi perburuan harta. Ini adalah perang penaklukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reruntuhan yang Bernapas

"Buktikan kata-katamu, Tuan Muda Ye."

Nona Peramal berbicara dengan nada yang tenang namun tajam, seolah sedang menantang takdir itu sendiri. Di sekelilingnya, para pengawal Aliansi Dagang masih mengarahkan senjata mereka ke arah Chen Kai, siap menyerang jika pemuda itu membuat satu gerakan mencurigakan.

Chen Kai tersenyum tipis. Ia melirik ke arah tandu tertutup di belakang pelayan tua bungkuk dari Ruang Nomor 1. Aura dingin yang memancar dari tandu itu semakin pekat, seolah monster di dalamnya sedang menahan napas, menunggu pertunjukan dimulai.

"Baik," kata Chen Kai. "Perhatikan baik-baik."

Ia berjalan mendekati Prasasti Penyeimbang Gravitasi. Namun, alih-alih menyentuh prasasti itu secara langsung, Chen Kai mengarahkan jarinya ke permukaan air danau yang tenang di sekitar prasasti.

"Kalian semua berpikir bahwa kunci untuk menstabilkan gravitasi ada pada batu ini," kata Chen Kai, suaranya bergema di lembah yang sunyi. "Tapi kalian lupa satu hal. Ini adalah Makam Transformasi Dewa. Di sini, yang terlihat padat bisa jadi cair, dan yang cair bisa jadi kunci."

Chen Kai menghentakkan kakinya.

DUM!

Gelombang gravitasi tak kasat mata menyebar dari kakinya, bukan untuk menghancurkan, tapi untuk menggetarkan.

Permukaan danau kristal itu bergetar hebat. Airnya tidak memercik, melainkan mulai terangkat ke udara, membentuk butiran-butiran air yang melayang melawan gravitasi. Jutaan butiran air itu perlahan menyatu di udara, membentuk sebuah pola rumit—sebuah peta bintang tiga dimensi.

"Peta Bintang Terbalik..." bisik Nona Peramal, 'mata'-nya yang tertutup melebar di balik kain sutra. "Jadi prasasti itu hanya umpan? Kuncinya ada pada refleksi air?"

"Tepat," jawab Chen Kai. "Prasasti itu hanyalah jangkar. Air ini... air ini adalah memori spasial dari pemilik makam. Ia merekam posisi bintang saat makam ini dibuat."

Chen Kai menggerakkan tangannya, memanipulasi butiran air itu dengan Fragmen Ruang dan Gravitasi-nya. Ia memutar susunan bintang itu hingga sejajar dengan posisi tiga matahari buatan di langit.

KLIK.

Suara mekanis yang sangat berat terdengar dari bawah danau.

Tanah bergemuruh. Air danau tiba-tiba surut dengan cepat, tersedot ke dalam lubang pusaran di dasar danau. Dari dalam lubang itu, sebuah tangga spiral raksasa yang terbuat dari Giok Bintang perlahan naik ke permukaan, menghubungkan tanah tempat mereka berpijak dengan jembatan cahaya yang mengarah langsung ke gerbang Istana Terbalik di langit.

"Jalan pintas..." Pelayan tua bungkuk itu bergumam, matanya yang keruh berkilat tamak. "Tuan Muda Ye memang luar biasa. Tuan kami sangat terkesan."

Dari dalam tandu, sebuah suara serak dan berat akhirnya terdengar.

"Kerja bagus, anak muda. Sekarang... minggir."

WUSH!

Sebuah tekanan spiritual yang mengerikan meledak dari dalam tandu. Itu bukan sekadar tekanan Inti Emas. Itu adalah tekanan yang membawa Domain—tanda dari seseorang yang telah menyentuh Ranah Jiwa Baru Lahir.

Kain penutup tandu itu robek. Sesosok pria tua kurus kering dengan kulit yang tampak seperti kulit pohon mati melayang keluar. Matanya tidak memiliki putih, hanya hitam pekat dengan titik merah di tengahnya. Di punggungnya, tumbuh tiga pasang sayap tulang yang patah.

"Tetua Iblis Sayap Patah?!" seru pengawal Nona Peramal dengan wajah pucat pasi. "Dia seharusnya sudah mati seratus tahun yang lalu!"

Tetua Iblis itu tertawa, suara tawanya seperti gesekan logam berkarat. "Mati? Aku hanya tidur, menunggu saat yang tepat untuk mengambil Jantung Makam ini."

Dia menatap Chen Kai dengan tatapan meremehkan. "Kau membuka pintunya, jadi aku akan membiarkanmu hidup... sebagai budakku. Ikutlah, dan bawa pelayan cantikmu itu."

Chen Kai tidak bergeming. Ia menatap Tetua Iblis itu dengan tatapan bosan.

"Kau tahu," kata Chen Kai santai, "aku paling benci dua hal. Pertama, orang yang menyuruhku minggir. Kedua, orang yang menginginkan orang-orangku."

"Lancang!" Tetua Iblis mengibaskan tangannya. Angin hitam berbau busuk melesat ke arah Chen Kai, membentuk cakar raksasa yang hendak meremukkannya.

Nona Peramal hendak berteriak peringatan, tapi Chen Kai lebih cepat.

Ia tidak menghindar. Ia mengangkat tangan kanannya.

"Gravitasi: Lubang Hitam Mini."

Sebuah titik hitam seukuran kelereng muncul di telapak tangannya.

Cakar angin hitam itu tersedot masuk ke dalam titik itu dalam sekejap mata, lenyap tanpa sisa.

Mata Tetua Iblis membelalak. "Apa?!"

"Kau bilang kau sudah tidur seratus tahun?" Chen Kai menyeringai di balik topengnya. "Kalau begitu, kembalilah tidur."

Chen Kai menjentikkan jarinya.

Langkah Hampa.

Ia menghilang. Bukan bergerak cepat, tapi benar-benar lenyap dari persepsi ruang.

Detik berikutnya, Chen Kai muncul tepat di atas Tetua Iblis, kakinya diselimuti aura gravitasi yang sangat padat.

"Teknik Gabungan: Palu Dewa Jatuh."

Chen Kai menendang ke bawah.

Berat kakinya saat ini setara dengan sebuah gunung kecil yang dijatuhkan dari orbit.

Tetua Iblis meraung, mencoba memanggil perisai tulang untuk melindungi dirinya.

KRAAAAK!

Perisai tulang itu hancur berkeping-keping seperti kerupuk. Kaki Chen Kai menghantam bahu Tetua Iblis.

BOOOOM!

Tetua Iblis itu terlempar ke bawah dengan kecepatan supersonik, menghantam tangga Giok Bintang dengan dampak yang menciptakan kawah sedalam lima meter. Debu dan pecahan giok berhamburan ke mana-mana.

Hening.

Semua orang—Nona Peramal, pengawalnya, pelayan tua bungkuk—ternganga.

Seorang Inti Emas Tahap Menengah... baru saja mempecundangi seorang monster Jiwa Baru Lahir (meskipun mungkin kondisinya tidak prima) dalam satu serangan?

Chen Kai mendarat perlahan di pinggir kawah, menatap tubuh Tetua Iblis yang tertanam di batu.

"Jiwa Baru Lahir, ya?" gumam Chen Kai, menyeka debu dari jubahnya. "Ternyata tulangmu tidak sekeras mulutmu."

Luo Sha di belakangnya menghela napas panjang, tangannya yang memegang pedang gemetar bukan karena takut, tapi karena kegembiraan. Tuannya... benar-benar monster.

Chen Kai menoleh ke arah Nona Peramal yang masih terpaku.

"Jadi, Nona," kata Chen Kai ramah. "Apakah kita akan lanjut naik, atau kau mau menunggu teman lamamu ini bangun dari tidurnya?"

Nona Peramal menelan ludah. Ia menatap Chen Kai dengan pandangan yang sama sekali baru. Bukan lagi sebagai mitra, tapi sebagai ancaman setara—atau bahkan lebih besar—dari Tetua Iblis itu.

"Kita... kita naik," jawabnya pelan.

"Bagus," Chen Kai melangkah ke tangga Giok Bintang. "Setelah Anda."

Di dalam kawah, jari Tetua Iblis berkedut sedikit, tapi Chen Kai tidak peduli. Ia tahu serangan itu tidak membunuhnya, tapi cukup untuk membuatnya berpikir dua kali sebelum mengganggunya lagi.

Perjalanan menuju Istana Terbalik dimulai. Dan kali ini, Chen Kai memimpin barisan.

1
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Gigi Hitam telah dicabit🤣🤣🤣
Nanik S
Ternyata Loisha bisa swlamat
Nanik S
Joooooost
Nanik S
Putri Lan... jangan biarkan Tetua Besi hidup
Evi Sirajuddin
Mana adikmu KAI 🤭
Chen Ling
Nanik S
Kalau penjaga Gerbang srigala Mutan lalu Tuan Rumahnya sekuat apa
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Lembah kematian
Hendra Yana
makin seruu
BankToso
sehat selalu thor, semangat update ya thor 👍🙏
Nanik S
Kemana Gadis kecil itu
Nanik S
Blaaaaar.... ambil apimu... Hangus dan Gosong 🤣🤣🤣🤣
Nanik S
Nah begitu Kai... gadis kecil perlu ditolong agar tidak patah semangat
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Kai🌺⚔️🌼
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Sriiiinkz 🌼⚔️🌺
Nanik S
Prang.... buang saja resep Sampah
Inulsyila
gaspollll
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu 🌼⚔️🌺
Nanik S
Harusnya gadis itu diajak sekalian Kai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!