NovelToon NovelToon
DOSA (Dosen Sayang)

DOSA (Dosen Sayang)

Status: tamat
Genre:Komedi / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:10.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: yu aotian

Karen Aurellia tidak pernah menyangka diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun, akan menikah dengan pria yang lebih tua darinya. Pria itu adalah Darren William Bratajaya, pemuda cerdas yang telah meraih gelar profesor di Universitas London.

Saat mengetahui akan dinikahi seseorang bergelar profesor, yang ada dalam bayangannya adalah seorang pria berbadan gempal dengan perut yang buncit, memakai kacamata serta memiliki kebotakan di tengah kepala seperti tokoh profesor yang sering divisualkan film-film kartun.

Tak sesuai dugaannya, ternyata pria itu berwajah rupawan bak pangeran di negeri dongeng! Lebih mengejutkan lagi, ternyata dia adalah dosen baru yang begitu digandrungi para mahasiswi di kampusnya.

Bacaan ringan, bukan novel dengan alur cerita penuh drama. Hanya sebuah kisah kehidupan Rumah Tangga pasutri baru, penuh keseruan, kelucuan, dan keuwuan yang diselipi edukasi pernikahan. Baca aja dulu, siapa tahu ntar naksir authornya 🤣

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 : Mr. Ribet

Karen lalu membuka kamejanya dan mengganti dengan kameja milik Darren. Sayangnya, kameja itu terlalu kebesaran sehingga membuatnya terlihat seperti memakai daster.

"Tren fashion untuk tahun ini emang pakaian-pakaian oversized, sih, tapi ini ketahuan banget kalau aku pakai kameja cowok!" Karen menatap tubuhnya di kaca jendela ruang itu.

"Daripada kamu enggak ikut mata kuliahnya. Ingat, sekali absen mata kuliahnya kamu bakal langsung dapat surat peringatan, dua kali absen kamu dapat panggilan langsung dan tiga kali absen kamu gak diizinkan lagi masuk di kelasnya." Darren mencoba memperingati Karen. Sebab, selama dia mengajar di kampus ini, telah banyak mahasiswa yang berkasus dengan dosen tersebut.

Karen masih membolak-balikkan tubuhnya di depan cermin. Otaknya yang jarang ia gunakan untuk berpikir itu, tiba-tiba membersitkan sebuah ide. Ia melepas ikat pinggang yang terpasang di celana jinsnya, lalu dialihkan sebagai aksesoris kamejanya sehingga membuat tampilan kameja yang oversized itu terkesan lebih kasual tapi tetap feminin.

"Makasih, ya, aku pergi dulu. Bye ...." Namun, tiba-tiba Darren menarik tangannya hingga membuat ia terduduk di pangkuan lelaki itu.

"Cuma ngucapin makasih, nih?" tanya Darren dengan alis yang terangkat.

Karen langsung mencium pipi kanan suaminya dengan cepat. "Panjar dulu, ya! Entar malam baru dilunasi," ucapnya dengan kerlingan mata yang menggoda.

Karen lalu masuk ke kelas dan memilih tempat duduk di samping Nadya.

Nadya terkejut memandang kameja Karen. "Kamu ganti kameja?" tanyanya.

Karen spontan menggaruk-garuk kepalanya. Ia bingung atas alasan yang akan ia berikan pada sobatnya itu. Untungnya, dosen mereka datang di waktu yang tepat sehingga seluruh mahasiswa tampak bersiap-siap untuk menerima mata kuliahnya.

Dosen yang mengisi mata kuliah siang ini bernama pak Budi Luhur yang menjabat sebagai dekan fakultas ekonomi. Para mahasiswa memanggilnya dengan julukan Mr. Ribet karena untuk masuk mata kuliahnya, mahasiswa diwajibkan memakai kameja putih, tidak tampil mencolok, tidak boleh menggunakan sepatu berjenis sandal dan tidak memakai parfum menyengat.

Pak Budi Luhur juga mendapat julukan sebagai dosen killer dan dosen komandan militer karena sikapnya yang super tegas dan tidak pernah memberi toleransi pada mahasiswanya yang bermasalah. Saat mata kuliahnya sedang berlangsung, mahasiswa tidak diperbolehkan memandang ke tempat lain selain dirinya. Jika ada mahasiswa yang berbincang ketika dia mengajar, maka akan diberi pertanyaan tentang materi yang sedang dibahas. Bagi mahasiswa, mengikuti kelasnya selama dua jam laksana sedang berada di tempat uji nyali. Menakutkan!

Seperti biasa, sebelum mata kuliah dimulai, pak Budi Luhur atau Mr. Ribet mengabsen mahasiswanya satu per satu secara random agar tak ada yang bisa menitip absen.

"Aldo Alvindo Dolvihandohaldo."

"Hadir, Pak!"

"Selamet Sentosa."

"Hadir, Pak!"

"Leo Nardo Dika Pryo."

"Hadir, Pak!"

"Cinta Fitri."

"Hadir, Pak!

"Mawar Melati Semua Indah."

"Hadir, Pak!"

"Supriyadi Ngadimin."

Kelas itu mendadak hening. Tak ada suara dari mahasiswa yang baru saja disebutkan namanya.

"Supriyadi." Pak Budi Luhur memanggil nama itu kembali.

Masih tak ada suara. Pasalnya, Supriyadi tertidur sejak sebelum mata kuliah Pak Budi dimulai. Para mahasiswa tak berani menoleh ke bangku tempat Supriyadi duduki saat ini. Salah seorang mahasiswa yang duduk di sebelah, mencoba membangunkannya.

"Sup, Sup, bangun! Mr. Ribet lagi ngabsen lu," ucapnya dengan suara tertahan

Supriyadi masih tak bangun, meskipun temannya telah komat-kamit berbisik setengah berteriak Supriyadi masih juga belum terbangun.

"Supriii," panggil temannya sekali lagi. Kali ini diiringi dengan curah hujan yang melompat dari mulutnya dan terjun mengenai wajah Supriyadi.

Terbangun kaget, Supriyadi langsung mendapati suasana kelas yang begitu hening. Bahunya sontak bergedik saat melihat pak Budi tengah menatapnya dengan sorot mata tajam seperti hewan predator yang lapar.

"Selamat siang, Pak!" sapa Supriyadi sambil menyengir bodoh.

"Kenapa kamu tidur di jam mata kuliah saya?!" tanya pak Budi dengan suara menggelegar.

Bukannya menjawab, Supriyadi malah menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Cepat jawab!" Pak Budi menggebrak meja sehingga membuat ruang kelas semakin mencekam.

"Anu, Pak, saya hanya mempraktekkan kata-kata motivator yang mengatakan kesuksesan itu diawali dengan bermimpi. Jadi, untuk bisa bermimpi saya tidur dulu, Pak!" jawabnya sambil cengengesan.

Para mahasiswa pun tak bisa menahan diri untuk tertawa. Namun, itu tak berlangsung lama ketika mereka melihat ekspresi pak Budi sekarang seperti Kim Jong Un yang siap meluncurkan rudalnya. Seisi kelas yang sempat gaduh karena tawa, mendadak hening seperti kuburan.

"Kalau begitu mulai sekarang kamu tidak usah lagi masuk di kelas saya biar kamu bisa terus bermimpi!" Sebuah ultimatum bernada horor meluncur dari mulut pak Budi.

...----------------...

Akhirnya, mahasiswa bisa keluar kelas setelah melewati dua jam mencekam bersama pak Budi alias Mr. Ribet. Banyak dari mereka yang menumpahkan unek-unek, termasuk Karen dan kawan-kawannya.

"Kenapa kalau Mr. Ribet yang masuk di kelas, dua jam tuh terasa seperti dua bulan. Gila, sampai gak bisa napas aku di dalam kelas," keluh Nadya sambil berjalan bersama kawan-kawannya menuju kafetaria kampus.

"Iya, beda banget kalau pak Darren yang isi mata kuliah, mau selama apa pun kita betah. Selain cara ngajarnya bagus, wajahnya juga menyehatkan mata jadi enggak bikin bete," timpal teman lainnya yang membandingkan antara pak Budi dan pak Darren.

"Halah, paling juga sepuluh tahunan lagi pak Darren bakal kayak pak Budi. Pak Darren kan tegas juga!" sahut Nadya.

"Beda, tahu! Pak Darren masih punya toleransi," bela kawannya yang lain.

Saat teman-temannya sibuk membanding-bandingkan suaminya dengan dekan fakultas mereka, sebaliknya Karen malah membayangkan penampilan suaminya sepuluh tahun akan datang mungkin akan sama seperti penampilan pak Budi, yaitu rambut berminyak yang disisir ke samping, kumis tebal seperti sikat lantai serta badan gempal dan perut buncit yang menjadi lambang kemakmuran bapak-bapak.

Di sisi lain, pak Budi Luhur selaku dekan fakultas ekonomi kini mengadakan rapat bersama dosen ekonomi lainnya. Dalam musyawarah bersama itu, beberapa dosen mengusulkan Darren sebagai Kaprodi (ketua program studi).

Saat pak Budi Luhur menanyakan kesiapan Darren, tiba-tiba terdengar suara keributan di luar gedung. Karena sangat berisik, Darren dan dua dosen lainnya keluar untuk menegur mereka.

Salah satu mahasiswa melaporkan jika ada perkelahian di kafetaria. "Pak, ada anak ekonomi yang namanya Karen berkelahi sama anak farmasi. Sekarang dia lagi di UKS karena sempat dipukuli," ucap mahasiswa itu.

Mendengar nama Karen disebut, Darren langsung berlari menuju ruang UKS dengan ekspresi panik yang tercetak jelas di wajahnya. Tentu saja ia sangat mengkhawatirkan istrinya terlepas kenapa perempuan itu berkelahi. Ia sampai menerobos kerumunan mahasiswa yang memadati koridor fakultas.

Sesampainya di depan ruang UKS, Darren tak sabar membuka pintu. Namun, air mukanya berubah seketika, tatkala yang tengah duduk di atas ranjang UKS itu bukan istrinya, tetapi sosok perempuan berbobot besar.

"Pak Darren!" Mahasiswa-mahasiswa di ruangan itu heboh seketika saat dosen ganteng menemui mereka.

"Karen mana?" tanya Darren dengan raut bingung.

"Loh, Pak. Kan, saya yang namanya Karen. Bapak lupa, ya?" ucap gadis gendut yang duduk di ranjang UKS.

Darren berjalan mundur seraya memijat pelipisnya. Ternyata, mahasiswa bernama Karen yang terlibat perkelahian itu bukan istrinya.

1
zuwariyah c
bab terlucu /Heart/
zuwariyah c
/Joyful//Joyful//Joyful/
zuwariyah c
/Heart//Heart//Heart/
its anna
seru banget gue bacanya nanti klo dah banyak dlu lah mls on going lamaa nunggunya
Malaikat
lanjut
Anonymous
dapet jackpot vera n nadya/Grin/
Anonymous
real life....adakah yg kaya darennn/Shame/
Anonymous
nice close ending/Grin/
Anonymous
brp sks KKN ny.../Facepalm/
Desi Permatasari
otw nyimak terus nih.... nunggu up selanjutnya
pipi gemoy
👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
keasikan baca jadi lupa kasih bintang 😂😂😂😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🙏🏼
pipi gemoy
👏🏼🌹
sakura🇵🇸
mari kita serbu😍
Naura Ar-rahman
luamaaaaaaaa... nungguin novel ini berlanjut, giliran ada notif langsung cuss...
Yu Ao: wah padahal nih novel dah tamat setahun yg lalu loh
total 1 replies
Y.S Meliana
siap
notif'y ada d berbagai judul novel kak yu 😅
Dee
gas lah...bakal seru kayaknyaaaa
sri supadmi
wah kaget ada notif dari ka Yu,langsung meluncur,makasih ka Yu 😍
Nia degeul
eum sok judes Luu 🤭
A
iya juga yh,cerita sinetronnya adalah kisah guritta sama evan😅
Nor Hadi
p
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!