NovelToon NovelToon
Anjani Istri Yang Diremehkan

Anjani Istri Yang Diremehkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Janda / Selingkuh
Popularitas:113.9k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Uang miliaran di rekening. Tanah luas. Tiga ratus pintu kontrakan.

Anjani punya segalanya—kecuali harga diri di mata suaminya dan keluarganya.

Hari ulang tahunnya dilupakan. Status WhatsApp menyakitkan menyambutnya: suaminya disuapi wanita lain. Dan adik iparnya dengan bangga menyebut perempuan itu "calon kakak ipar".

Cukup.

"Aku akan tunjukkan siapa aku sebenarnya. Bukan demi mereka. Tapi demi harga diriku sendiri."

Dan saat semua rahasia terbongkar, siapa yang akan menyesal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 22

Sore menjelang malam di Balai Tani. Langit Pesawaran menguarkan semburat jingga yang hangat, menyentuh dedaunan, menyapu lembut wajah-wajah yang masih sibuk dalam diskusi pertanian. Tapi di sudut ruangan, Rizki justru merasa seperti berdiri di tengah hujan badai.

Ia menatap Anjani dari kejauhan. Gadis itu tertawa lepas bersama Raka dan Pak Guntur. Tawanya mengingatkan Rizki pada masa lalu—masa di mana ia hanya bisa menjadi penonton dalam hidup Anjani.

“Dulu Riki, sekarang Raka… lalu Rizki kapan, Tuhan? Kapan?”desisnya dalam hati sambil pura-pura memeriksa mesin uji tanah.

“Apa aku cuma pelengkap? Duda kere anak satu. Tuhan, kenapa harapan selalu datang dengan senyuman Anjani?”

“Woy! Kenapa ngelamun?” suara Anjani membuat Rizki terlonjak kaget seperti baru dilempar batu.

“Setan! Kunti lanak!” Rizki nyaris melompat.

Anjani ngakak. “Astaga, badan segede itu tapi latah. Udah kayak emak-emak yang habis nonton sinetron horor.”

“Ni jangan ketawa-ketawa gitu…” Rizki memegangi dadanya.

“Kenapa?”

“Jantung gue copot, Jan. Nih, pegang nih… berdentum kayak marching band!”

Anjani memutar mata. “Mulai deh, ngegombal.”

“Namanya juga usaha. Masa aku kalah sama Raka yang mukanya kayak aktor Korea expired,” ucap Rizki dengan nada sok kesal.

Anjani hanya geleng-geleng. “Ayo pulang.”

Rizki berjalan lebih dulu, membukakan pintu mobil bagian belakang.

“Aku duduk depan aja, ya.”

“Kenapa?”

“Ya nggak sopan aja. Kamu kan bukan sopir aku.”

“Iya, karena aku calon imam kamu.” Rizki melirik sambil nyengir.

Anjani melotot. “Eh, ngimpi siang bolong?”

“Jangan ngambek dong, kanjeng ratu,” goda Rizki sambil membuka pintu depan.

Mereka duduk di mobil. Mesin menyala. Mobil mulai melaju, melewati hamparan sawah yang mulai gelap.

“Ki, Raka kok belum nikah, ya? Padahal dia kan cakep. Pinter juga.”

“Ga normal kali,” celetuk Rizki santai.

Anjani menoleh cepat. “Astaga, kamu tuh ya… dia itu kapten basket, pinter, sopan. Masa ga normal? Iri bilang, bos!”

“Sekarang mah banyak yang tampan kekar tapi sayang belok” jawab rizki

“menurut kamu., Raka tampan enggak?” tanya anjani

“jelek” jawab Rizki singkat

“dih,,kamu tuh ga normal...mata kamu harus di periksa” ucap anjani

“astaga anjani. Kenapa membahas orang lain. Padahal aku padamu” gumam rizki dalam hati

Dan selama perjalanan rizki dan anjani terus mengobrol membahasan banyak hal.

Sementara itu, di kota...Di teras belakang, Lusi bersantai dengan kacamata hitam dan baju renang merah menyala, berbaring di kursi rotan. Ia memegang tablet, sibuk memilih undangan pernikahan digital.

“Nona, Papah Anda menunggu di depan,” kata Lasmi, ART-nya, setengah membungkuk.

Lusi mendesah malas. “Oke, aku ke sana.”

Dengan langkah ringan, ia berjalan menuju ruang tamu. Begitu melihat sosok ayahnya, matanya langsung menyala.

“Pah, mana tas pesanan aku?” suaranya antusias, nyaris seperti anak kecil menagih permen.

Riko menatap putrinya dengan helaan napas berat. “Kamu ini... Papah jauh-jauh ke sini, bukannya ditanya kabar, malah tas yang dicari duluan?”

“Lah, Papah kan keliatan baik-baik aja. Jadi kenapa aku harus nanya?” Lusi menjawab santai, menyisir rambut panjangnya ke belakang.

Riko membuka paper bag dan mengeluarkan tas Hermès warna oranye terang.

“Yaaaah! Akhirnyaaa!” Lusi memeluk ayahnya. “Aku cinta Papah!”

“Ngomong-ngomong, Mamah kamu ke mana?” tanya Riko.

“Entahlah. Papah pergi, Mamah juga ikut-ikutan ilang,” jawab Lusi sambil mengagumi tasnya.

“Bukannya bantu urus pernikahan kamu malah keluyuran nggak jelas,” gerutu Riko.

“Oh iya Pah, aku mau nikah di Hotel Nusantara. Semua biaya dari Riki, tenang,” ucap Lusi penuh bangga.

“Baguslah. Nanti kalau kurang, Papah bantuin,” jawab Riko sambil menghela napas.

“Bulan madu ke Paris, ya Pah? Bantuin dong,” rayu Lusi.

Riko mengusap pelipis. “Sekarang susah, Nak. Proyek sepi, pengawasan ketat.”

Lusi tertawa kecil. “Papah kan jago. Bisa lah main mata sama inspektorat. Toh ini uang rakyat, siapa juga yang peduli?”

Tiba-tiba, suara gaduh dari luar mengejutkan mereka.

“Tuan! Tuan!” teriak Satpam.

Riko berdiri cepat. “Apa?!”

“Beberapa orang dari Kejaksaan masuk, Pak! Mereka bawa surat penangkapan!”

Wajah Lusi langsung membeku. Tas mewah itu terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai, tepat saat derap sepatu dan suara:

“Bapak Riko Ardian, Anda ditahan atas dugaan korupsi dana pertanian negara.”

“Lepaskan saya! Saya belum tentu bersalah!” teriak Riko saat dua petugas membawanya keluar rumah.

Wartawan mulai berdatangan, kamera menyala, mikrofon diarahkan.

“Pak Riko! Benarkah Anda terima suap proyek pupuk?”

Lusi berdiri terpaku di depan pintu, tubuhnya menggigil. “Papa... ini apa? Mereka bohong kan?”

Riko menoleh, wajahnya kusut. “Maafkan Papa, Lus... Papa cuma mau kamu bahagia...”

“Jangan pergi! Jangan...!” Lusi berlari, menarik lengan ayahnya, tapi petugas mendorongnya perlahan.

“Maaf, Nona. Kami harus jalankan tugas.”

Pintu mobil terbanting. Borgol di tangan Riko memantulkan cahaya mentari. Lusi jatuh terduduk di aspal, tubuhnya gemetar, wajahnya hancur.

Tas Hermès yang tadi ia banggakan kini tergeletak kotor di tanah. Dan bersama ayahnya... harga diri dan gengsinya ikut dibawa pergi.

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Sementara itu di kantor rikiRiki menatap layar laptopnya dengan mata merah dan kantuk yang hilang sejak semalam. File transfer senilai Rp 300 juta sudah siap dikonfirmasi. Jari-jarinya menggantung di atas mouse, gemetar.

“Astaga... masa aku harus korupsi?” bisiknya lirih, nyaris tak terdengar.

Hati kecilnya berteriak, menahan. Tapi tekanan dari luar tak kalah keras. Ia merasa seperti tercekik—antara gengsi dan nurani.

Ponselnya tiba-tiba berdering. Layar menunjukkan nama: Lusi.

Riki mendengus pelan. “Pasti minta duit lagi…” gumamnya.

Tapi panggilan tak juga berhenti. Akhirnya, dengan malas, ia mengangkat.

“Halo?”

“Ki, aku udah booking Hotel Nusantara. Sekarang aku butuh DP-nya. Seratus lima puluh juta, hari ini juga.”

“Loh… kok di Hotel Nusantara? Itu kan hotel mahal banget, Lus. Di hotel biasa aja lah,” jawab Riki kaget.

“Kamu gila, ya?” suara Lusi meninggi. “Ayahku itu tamunya pejabat semua. Masa kita nikah di hotel melati?”

“Tapi aku nggak sanggup, Lus. Mahal sekali di sana.”

“Tenang, Ki. Papa akan bantu. Tapi uangnya aku yang kelola, biar rapi,” ucap Lusi cepat, meyakinkan.

“Enggak bisa. Ibuku juga mau pegang dana pernikahan kita. Katanya dia lebih ngerti cara ngatur anggaran.”

Lusi tertawa sinis di ujung telepon. “Riki… kamu mau tanggung jawab kalau acaranya berantakan? Emang ibumu tahu siapa aja yang bakal datang? Gimana nyambutnya?”

Riki terdiam.

“Nanti banyak pejabat, tokoh penting, bahkan relasi proyek. Ini bukan cuma pesta, Ki. Ini langkah naik kamu. Kalau berhasil, perusahaan bakal tergantung sama kamu. Kamu bisa dapat penghargaan, naik jabatan, bahkan mungkin jadi direktur.”

Riki menghela napas. Pandangannya kosong. Tapi bayangan mulai berkelebat di kepalanya.

Dirinya turun dari mobil mewah, dikawal bodyguard. Disambut tamu dengan tepuk tangan. Semua mata memandangnya kagum.

"Investasi jangka panjang... bukan pemborosan."

“Baiklah,” katanya pelan. “Mana nomor rekening hotelnya? Aku transfer sekarang.”

“Kalau kamu transfer langsung, gak ada potongan. Aku dapat harga setengah karena manajer hotelnya relasi ayahku. Jadi harus lewat aku.”

Riki mengernyit. “Main belakang?”

“Ya ampun, Ki. Dunia kerja tuh semua main belakang. Cepat ya, ini tanggalnya bentrok. Kalau nggak dibayar sekarang, bisa diambil orang.”

Riki menggigit bibirnya. Detik-detik terakhir, nuraninya berteriak lagi. Tapi bayangan kekuasaan dan kehormatan lebih kuat.

Ia menarik napas panjang, lalu mengetik jumlah transfer. Tangannya masih gemetar.

“Udah aku transfer,” katanya akhirnya.

“Good boy,” suara Lusi terdengar puas.

Dan malam itu, satu klik kecil di laptop mengubah jalan hidup Riki—dari pegawai jujur jadi pelaku penggelapan dana.

...,,,,,,,,,,,,,,,,

“Dasar lelaki bodoh…” gumam Lusi penuh geram, berdiri di tengah kamar mewahnya yang mulai terasa dingin. “Rumah ini akan segera disita, dan ibuku cuma peduli sama brondong barunya. Aku nggak punya pilihan...”

Ia menatap langit-langit kamar, mewah tapi sebentar lagi hanya tinggal kenangan. Bibirnya tersenyum miring.

“Riki harus dimanfaatkan. Biar dia tanggung semuanya. Nanti bilang aja uangnya hilang, terus nikahnya di rumah dia yang sederhana itu,” bisiknya pelan, nyaris licik.

Lusi menarik napas dalam. “Aku harus selamat, apapun caranya. Kalau perlu, pakai cinta palsu sebagai senjata.”

1
Adilata Silia
owalahhh ni ni, ayu2 kok goblok
Wiwik Retno Eni
sudah mulai to karmanya
Liana CyNx Lutfi
Anjani Anjani km itu pinter opo oon sih , sdh berapa kali km diselamatkan sama pak jamal dr manusia2 laknat itu ..musuhmu bkn hnya 1 anjani tp bnyak klu smpai km percaya sama dito sungguh km akan masuk kedalam kandang singga
Liana CyNx Lutfi
dan klian smua akan hancur sebelum menghancurkan anjani,begitu bnyak yg memusuhi anjani seorang prempuan sederhana tp cukup bikin orang lain kalah dngn kejeniusanya
Liana CyNx Lutfi
tidak semulus iku bram ,km tdak tau aza'licik viona kyk apa
Lee Mba Young
Anjani itu kayak mudah bnget dekat dng laki ini laki itu. entah karakter nya kurang mahal.
dulu gampang an deket dng raka, sekarang dng diko.
entah lah jadi malas, gmpang di kompori. padahal pinter, jenius tp gmpang bnget nemplok sana sini, mudah di kompori.
karakter nya kurang mencerminkan wanita mahal mlh kayak janda murahan
Liana CyNx Lutfi: Iya kak gk dewasa2 plinplan, padahl klu dpikir lewat logika berapa kali jamal menyelamatkan hidup dia bahkan sama jamal dianggap orang penting krn megang tompol hitam tp masih aza'percaya sama orang yg baru dikenal sungguh diluar nalar...masalah trs soal laki2 nanti ujung2nya podo wae jamal yg harus turun tangan untuk menolong
total 1 replies
Scorpio🔪🔪🔪
yaelah,Diko itu pasti ada niat terselubung juga ke Anjani, sengaja mau bikin Anjani jauh dari pak Jamal biar lebih mudah jalankan rencana san Anjani ngga ada lindungi.
Soraya
Firman ada ada aja
Soraya
si Riki berhalu ria
Soraya
senjata makan tuan namanya
Lesmana
laah ambil kunci mtr , tp ngendarain mbl ?? gimana bisa ?? /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ma Em
Mungkin yg mau dijodohkan sama Wulan adalah Firman anak nya tuan Piter.
Ninik
seru Thor padahal firman itu ya Steven kan Thor keren
yumi chan
untung thor wuln gk jd main drma sama riski..jd amn..kn firman anknya piter..jd sru nanti permaianan mereka...thor mdh2an raka tau siapa musuh dia yg sbnrnya jngn trus2san nudh anjni sja pdhl musuhnya kluarganya sndri
Lesmana
wuaduh.. setan & iblis bersatu dah.. riki jd sodaraan ama viona , bisa jadi iparan sama raka juga /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ninik
kok aku justru curiga ya kalau sebetulnya firman itu ya Steven yg mau dijodohin sama Wulan iya g sih thor
Elizabeth Zulfa
kok bs kbtulan gitu dijdohin brengan mreka... dan juga jngn2 si firman tuh cucunya si Piter zg bkal dijfhin ma wulan ya
Elizabeth Zulfa
pantesan toxic cemua trnyata masih 1 keturunan 😏😏
Elizabeth Zulfa
Bram ini bokap kandungnya riki kn ya... tpi dia kn juga bokapnya viona... brrti mreka sodara seayah beda ibu dong
Liana CyNx Lutfi
Jodoh memang kalian berdua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!