DOSA (Dosen Sayang)

DOSA (Dosen Sayang)

Bab 1 : Karen dan Darren

Pagi hari yang cerah, di mana angin berkesiur menarik dedaunan yang berembun. Di sinilah irama dan detak jantung kehidupan dimulai. Seorang perempuan muda mengerjap pelan ketika indra penciumannya menangkap aroma harum yang menggairahkan. Ia menolehkan kepalanya ke samping, tampak suaminya sudah tak ada di tempat tidur.

Sambil menguap, ia menghampiri suaminya yang baru saja selesai memasak sarapan. Pria itu menatapnya, kemudian menahan tawa saat melihat sebagian rambutnya naik ke atas seperti orang yang baru kesetrum.

"Ada jadwal ngajar pagi, ya?" tanya perempuan itu.

"Iya," jawab suaminya singkat. Mulai menyantap sarapan, suaminya kembali berkata, "Omong-omong, tolong kalau kita enggak sengaja ketemu di tempat umum, anggap aja kita enggak saling kenal. Sebaliknya, kalau kita lagi bersama terus ada kenalanku ada yang enggak sengaja lihat, tolong bersikap seolah kamu tuh adik aku. Ngerti?"

"Tenang aja, teman-temanku enggak ada yang tahu juga kalau aku udah nikah," jawabnya santai sambil ikut mencicipi makanan yang baru saja dimasak suaminya.

Suaminya menahan makanan yang hendak diambil perempuan itu dengan garpu. "Jangan lupa tetap bersikap formal di kampus. Jangan sok akrab atau menunjukkan gerak-gerik kalau kita saling kenal!"

"Ih, bawel banget, sih! Dah tiap hari tahu kamu ngasih peringatan kayak gini. Sekali-kali keceplosan manggil suami, kan, gak papa," sambarnya. Namun, melihat tatapan suaminya seperti banteng yang hendak menyeruduk, ia bergegas berkata, "Iya ... iya ... bakal kuingat!"

"Bagus!" Pria itu menepuk kepalanya dengan lembut. "Aku tahu, kok, cewek seusia kamu pasti masih suka senang-senang di luar sana. Kamu bebas ngelakuin apa pun, aku enggak bakal mengikat kamu karena hubungan pernikahan ini."

"Terus, kenapa kamu mau nikah sama aku?" tanya perempuan itu sok judes.

"Kamu sendiri kenapa?" Suaminya balik bertanya dengan nada datar, "palingan juga alasan kita sama!"

"Aku sih gara-gara jatah per bulanku ditahan sama Oma. Mana papi dan mami enggak berkutik lagi," cetusnya.

"Ya, samalah kita. Aku juga enggak bisa menentang perintah Oma yang diktator. Lagian, aku cuma butuh status pernikahan di keluargaku."

...----------------...

Pasangan suami istri itu bernama Karen dan Darren. Pernikahan mereka baru berumur sekitar dua bulan. Dengan kata lain, dua insan beda usia ini disatukan oleh kakek dan nenek mereka masing-masing. Meski dijodohkan, keduanya tetap menjalani aktivitas normal sebagai pasangan suami istri.

Sejujurnya, Karen tidak pernah menyangka di usianya yang baru saja menginjak dua puluh tahun akan menikah dengan seorang pria yang lebih tua darinya. Pria itu adalah Darren William Bratajaya, pemuda cerdas yang telah meraih gelar profesor di Universitas London. Dia juga merupakan cucu dari salah satu dari old money¹ terpandang di Jakarta.

Sebenarnya, keluarga Karen sendiri juga berasal dari golongan kelas atas. Kakek-neneknya masuk dalam golongan crazy rich Jakarta. Ayahnya menjadi direktur di perusahaan kakeknya dan ibunya adalah seorang sosialita. Ini semua menjadikan dirinya tak bisa hidup mandiri dan sangat bergantung pada orang lain.

Bagi Karen Aurellia, pernikahan ini tak semenakutkan yang ia pikirkan. Ternyata, pria yang menjadi suaminya tak segarang yang ia bayangkan. Lebih asyiknya lagi mereka sefrekuensi. Awalnya Karen menolak keras pernikahan ini. Pasalnya, ia tak pernah melihat langsung pria itu. Saat mengetahui akan dinikahi seseorang bergelar profesor, yang ada dalam bayangannya adalah seorang pria berbadan gempal dengan perut yang buncit, memakai kacamata serta memiliki kebotakan di tengah kepala seperti profesor yang divisualkan film-film kartun.

Namun, sebuah kejutan menghampiri dirinya di hari pernikahan. Ketika pria yang akan menjadi suaminya itu berdiri tegap dalam balutan jas hitam rapi. Pasalnya, pria dengan postur tubuh proporsional itu ternyata berwajah rupawan seperti aktor film dengan sepasang mata yang indah, hidung yang mancung bak perosotan dan memiliki bentuk rahang tegas yang menambah sisi maskulinnya. Sama sekali tak terlihat seperti yang ia bayangkan. Malahan dia tampak seperti pangeran-pangeran di negeri dongeng. Lebih mengejutkan lagi, ternyata dia merupakan dosen baru yang menarik perhatian para mahasiswi di kampusnya.

"Aku pergi dulu, ya!" Darren pamit kerja setelah selesai sarapan.

"Tunggu!" Karen menghampiri Darren, berlagak seperti istri-istri di sinetron yang doyan memperbaiki dasi suami. Ia lalu melepaskan karet ikatan di rambutnya, lalu memasangkan ke lengan Darren.

"Ini apaan?" tanya Darren dengan dahi yang membentuk lipatan halus.

"Biar orang tahu kamu dah ada yang punya. Kamu kan enggak mau pakai cincin pernikahan," jawab Karen dengan wajah cemberut.

Darren tertawa kecil sambil mengacak-acak rambut Karen. Bukannya ia tak mau mengekspos pernikahan mereka. Masalahnya, dia seorang dosen, sementara istrinya adalah mahasiswa di universitas tempatnya mengajar. Ia tak ingin orang-orang menilainya tak profesional karena terlibat cinta dengan mahasiswi.

Setelah kepergian Darren, Karen menatap malas piring kotor yang baru saja dipakai makan suaminya. Ia malah memilih merebahkan tubuh di sofa empuk dengan kedua kaki yang selonjoran. Kebetulan hari ini ia sedang tak ada jadwal kuliah.

Karen menghabiskan sepanjang waktu dengan bermalas-malasan di sofa seraya berselancar di Instagram, mengunggah foto-foto yang masih tersimpan di galerinya lalu menyukai setiap postingan orang agar mendapatkan feedback. Begitulah kerjanya seharian ini sampai tak terasa waktu telah beranjak ke malam hari.

Untuk soal makan, Karen tidak pernah mengotori tangannya yang indah berhias kuku warna warni untuk berkecimpung di dapur. Selama sebulan menikah dan tinggal bersama suaminya, ia hanya memesan makanan online atau katering harian. Wajar saja, ia sama sekali tidak tahu memasak dan tak mau belajar untuk tahu. Untungnya, ia memiliki suami yang sangat mandiri. Ya, pria itu selalu menyiapkan sarapannya sendiri seperti tadi dan memilih makan siang di luar.

Sekarang, waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Sedang tertidur lelap, tiba-tiba ia terkesiap tatkala mendengar dering telepon rumah di samping sofa yang ia tiduri.

"Siapa yang menelepon?" gumam Karen mengernyitkan dahi.

Ia mengangkat telepon itu dengan ragu. "Halo?"

"Ini Karen, ya?" Suara pria terdengar dalam sambungan telepon itu.

"I–iya." Karen tergagap karena ia mengenali suara itu adalah suara ayah Darren.

"Syukur deh kamu di rumah. Papa cuma mau ngasih tahu, Omanya Darren lagi menuju ke situ. Tadinya papa kira kalian enggak di rumah, makanya papa telepon ke situ."

Mata Karen membesar dua kali lipat. "Apa?! Oma Belle mau ke sini?" batin Karen menjerit.

Seketika, kepalanya menoleh ke piring kotor dan dapur yang sedikit berantakan karena baru saja dipakai masak. Ia langsung bergegas membereskan piring kotor di atas meja. Masalahnya, ia sangat mengenal karakter nenek suaminya yang begitu berwibawa, tegas, dan cerewet. Kecepatan bicaranya bisa melebihi laju pembalap motogp. Konon katanya, Valentino Rossi memilih pensiun karena tak bisa menyalip laju celotehan Oma Belle.

"Aduh gimana, nih? Mana aku belum cuci piring lagi! Ngapain juga sih Oma Belle datang ke sini malam-malam. Udah tua bukannya diam-diam di rumah bareng minyak gosok, eh ... malah berkelana kayak pendekar. Ngeselin banget!" gerutunya sambil cepat-cepat membereskan ruang dapur.

Karen makin kelabakan saat mendengar bunyi bel apartemennya. Ia menyimpan piring kotor itu di dalam kitchen set, kemudian hendak membuka pintu. Sialnya, ia baru menyadari belum mandi seharian dan masih memakai piyama semalam.

"Aduh, gimana, nih?" Atas kepercayaan dan keyakinannya terhadap bau tubuhnya sendiri, Karen memutuskan langsung berganti pakaian tanpa mandi terlebih dahulu.

Ia juga mengambil koyo lalu menempelkan di dahinya seolah sedang sakit kepala. Ini karena setiap oma Belle datang mengunjungi mereka, pasti akan membawakan sesuatu yang tidak disukainya. Belum lagi mengajaknya ngobrol dari Sabang sampai Merauke balik lagi ke Sabang. Saking panjangnya arah obrolan mereka. Jadi, dia berharap bisa menggunakan alasan sakit agar oma dari suaminya itu tidak berlama-lama mengeram di sini.

Karen menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu apartemen. Wajah Oma Belle yang tersenyum seperti boneka Annabelle langsung memasuki pandangannya.

"Malam ...." Oma Belle menyapanya lalu menunjukkan sebuah bag paper transparan. "ayo coba tebak apa yang Oma bawakan buat kamu!"

"Apa, ya, Oma?" tanya Karen langsung yang malas bermain tebak-tebakan tak berhadiah.

Oma itu membuka isian bag paper, lalu menunjukkan sebuah botol cantik yang berisi cairan berwarna cokelat keruh.

"Ini jamu penyubur kandungan buat kamu," ucapnya dengan wajah yang senang.

.

.

.

catatan kaki:

old money¹: istilah yang mengacu pada kekayaan yang diwariskan secara turun temurun.

catatan author:

halo saya aotian Yu. ini adalah karya terbaru saya berkolaborasi dengan editor NT.

Untuk pembaca, mohon dukungan like dan komennya untuk menaikkan popularitas agar project tulisan ini bisa bertahan sampai tamat.

disclaimer: novel ini banyak memuat adegan kissing dan ranjang. Bukan novel berunsur religi dan tidak mewakili agama maupun ras tertentu. Bukan novel dengan alur cerita yang penuh drama. Hanya menceritakan kisah pengantin baru dengan konflik-konflik ringan dan cara mereka hadapinya. Harap bijak membaca, ya!

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

aku balik lagi baca kisah ini rindu Ama Oma Belle... ahahahhaha

2024-08-24

2

sherly

sherly

hahahahaha oma belle seng ada lawan...

2024-08-24

0

Pipit Sandra

Pipit Sandra

ok kak yu,,,

2024-07-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Karen dan Darren
2 Bab 2 : Oma Belle
3 Bab 3 : Dipaksa Hamil
4 Bab 4 : Cap Tanda Laku
5 Bab 5 : Cemburu Menguras Energi
6 Bab 6 : Perut Kaget
7 Bab 7 : Mami Valen
8 Bab 8 : Membujuk Karen
9 Bab 9 : Ampun Pak Dosen!
10 Bab 10 : Feril Belum Menyerah
11 Bab 11 : Habis Oma Belle, Terbitlah Kakek Aswono
12 Bab 12 : Gagal Romantis
13 Bab 13 : Ketika Karen Cemburu
14 Bab 14 : Risiko Punya Suami Dosen
15 Bab 15 : Korban Sinetron
16 Bab 16 : Mantan Pacar Mengganggu
17 Bab 17 : KKN (Kuliah Kerja Nakal)
18 Bab 18 : Mantan Pantang Menyerah
19 Bab 19 : Kencan di Kampus
20 Bab 20 : Keromantisan Mereka
21 Bab 21 : Berdebat dengan Oma Belle (lagi)
22 Bab. 22 : Mengakui Kekalahan
23 Bab. 23 : Membujuk Karen (lagi)
24 Bab. 24 : Bisikan Darren
25 Bab 25 : Karen yang Lebay
26 Bab. 26 : Jadi Asisten Dosen?
27 Bab. 27 : Drama Memasak
28 Bab 28 : Gara-gara Tidur
29 Bab. 29 : Obsesi Feril
30 Bab 30 : Gagal Maning, Gagal Maning
31 Bab 31 : Mr. Ribet
32 Bab 32 : Ketika Teko Bersiul
33 Bab 33 : Jangan Tahan Lagi!
34 Bab 34 : Debat Kusir
35 Bab 35 : Hanya Persoalan Makan
36 Bab 36 : Rencana Karen
37 Bab 37 : Apes Mulu
38 Bab 38 : Sepupu Darren
39 Bab 39 : Rahasia Keluarga Darren
40 Bab 40 : Persiapan
41 Bab 41 : Minder
42 Bab 42 : Hadiah Spesial
43 Bab 43 : Hadiah dari Mertua
44 Bab 44 : Mendadak Jadi Pacar
45 Bab 45 : Feril Maju tak Gentar
46 Bab 46 : Apa yang Terjadi pada Karen?
47 Bab 47 : Pertengkaran
48 Bab 48 : Mengalahkan Ego
49 Bab 49 : Berhenti Pikirkan yang Lain, Selain Aku!
50 Bab 50 : Gara-gara Lupa
51 Bab 51 : Lewat Kolong Meja
52 Bab 52 : Amarah Kakek Aswono
53 Bab 53 : Tak Ingin Melepaskan Pelukan
54 Bab 54 : Sidang dari Oma dan Kakek
55 Bab 55 : Memantaskan Diri
56 Bab 56 : Dari Mata Turun ke Hati
57 Bab 57 : Godaan Karen
58 Bab 58 : Darren vs Feril dan Kawan-kawan
59 Bab 59 : Pindah Rumah
60 Bab 60 : Karen Ngambek
61 Bab 61 : Tak Bisa Mengelak?
62 Bab 62 : Ada Apa dengan Chalvin?
63 Bab 63 : Cincin
64 Bab 64 : Keguguran?
65 Bab 65 : Gosip di Kampus
66 Bab 66 : Siapa Pelakunya?
67 Bab 67 : Gosip yang Menjadi-jadi
68 Bab 68 : Ketika Darren Jujur
69 Bab 69 : Pesan Ancaman
70 Bab 70 : Karen Sakit?
71 bab 71 : Saling Tuduh
72 Bab 72 : Ternyata ....
73 Bab 73 : Lagi-lagi Soal Anak
74 Bab 74 : Dosen Sayang ....
75 Bab 75 : Giliran Darren
76 Bab 76 : Ucapan Marsha
77 Bab 77 : Pengakuan Darren
78 Bab 78 : Pak Darren Sudah Menikah?
79 Bab 79 : Semua Baik-Baik Saja
80 Bab 80 : Panggilan Mendadak dari Oma Belle
81 Bab 81 : Tatapan Chalvin
82 Bab 82 : Gadis Untuk Chalvin
83 Bab 83 : Insting Oma Belle
84 Bab 84 : Nena!
85 Bab 85 : Hasil Testpack
86 Bab 86 : Ada Apa dengan Karen?
87 Bab 87 : Nge-date Challenge
88 Bab 88 : Kekhawatiran
89 Bab 89 : Jelang UAS
90 Bab 90 : Darren Cemburu?
91 Bab 91 : Disangka Hamil
92 Bab 92 : Gadis Baru Pilihan Oma
93 Bab 93 : Overthinking
94 Bab 94 : Pembicaraan antara Karen dan Chalvin
95 Bab 95 : Secangkir Teh
96 Bab 96 : Support System
97 Bab 97 : Mengikis Rindu
98 Bab 98 : Ketika Darren Tahu
99 Bab 99 : Hanya kamu ....
100 Bab 100 : Belajar memahamimu
101 Bab 101 : Kehadiran Marsha
102 Bab 102 : Pelukan Penenang
103 Bab 103 : Kecurigaan Oma Belle
104 Bab 104 : Keputusan Karen
105 Bab 105 : Perasaan yang Muncul
106 bab 106 : Reaksi Oma Belle
107 Bab 107 : Mencintai di Segala situasi
108 Bab 108 : Salah Sasaran
109 Bab 109 : Harapan Sembuh
110 Bab 110 : Pasca Terapi
111 Bab 111 : Menara Petronas
112 Bab 112 : Turn Off!
113 bab 113 : Friendnivora!
114 Bab 114 : Bernego
115 Bab 115 : Oma Belle Kembali Bertitah
116 Bab 116 : Persiapan
117 Bab 117 : Akhirnya Berjumpa
118 Bab 118 : Oma Selalu Benar!
119 Bab 119 : Makan Malam
120 Bab 120 : Saling Membatin
121 Bab 121 : Siapa Gadis Itu?
122 Bab 122 : Hasil Rekaman Feril
123 Bab 123 : Pertikaian
124 Bab. 124 : Oma Belle vs Kakek Aswono
125 Bab 125 : Karen Masih Ngambek?
126 Bab 126 : Kesalahpahaman yang Terurai
127 Bab 127 : Dua Kubu
128 Bab 128 : Deep Talk
129 Bab 129 : Hal yang Sering Dihadapi Suami
130 Bab 130 : Luka Karen
131 Bab 131 : Percintaan Panas
132 Bab 132 : Gara-Gara Suara
133 Bab 133 : Perasaan Chalvin
134 Bab 134 : Reaksi Darren dan Oma Belle
135 Bab 135 : Darren Mulai Curiga?
136 Bab 136 : Ketika Darren Cemburu
137 Bab 137 : Darren Bersikap Aneh?
138 Bab 138 : Peringatan dari Darren
139 Ch. 139 : Mengejar Cinta Chalvin
140 Ch. 140 : Teguran Kakek
141 Bab 141 : Tantangan Menenangkan Bayi
142 Bab 142 : Serba Salah
143 Bab 143 : Hasil USG
144 Bab 144 : Mami Vallen Comeback!
145 Bab 145 : Saling Diam
146 Bab 146 : Oma Belle Menjadi Penengah
147 Bab 147 : Gara-gara Ramuan Oma
148 Bab 148 : Gosip di Kantor yang Menjadi-jadi
149 Bab 149 : Permintaan Ayah Barack
150 Bab 150 : Kehadiran Darren
151 Bab 151 : Farel Kembali Berulah
152 Bab 152 : Sandiwara Berakhir?
153 Bab 153 : Semua jadi Batal
154 Bab 154 : Reaksi Oma Belle
155 Bab 155 : Kegalauan Chalvin
156 Bab 156 : Ketika Karen Sadar
157 Bab 157 : Waktu Berdua untuk Karen dan Darren
158 Bab 158 : Apa yang Diketahui Oma Belle?
159 Bab 159 : Oma Belle Berubah?
160 Bab 160 : Celotehan Oma
161 Bab 161 : Jadi Kikuk
162 Bab 162 : Menjelang Semester Baru
163 Bab 163 : Ajakan Darren
164 Bab 164 : Reaksi Kakek dan Oma
165 Bab 165 : Oma Belle yang Over Protektif
166 Bab 166 : Sapaan Mengejutkan
167 Bab 167 : Nasihat Nena
168 Bab 168 : Hari Pertama Perkuliahan
169 Bab 169 : Feril Mepet Terusss
170 Bab 170 : Ciuman Anti Mual
171 Bab 171 : Gara-gara Lapar
172 Bab 172 : Chalvin Keluar dari Kediaman Bratajaya
173 Bab 173 : Perjodohan Berikutnya
174 Bab 174 : Terima Diri Kita Apa Adanya
175 Bab 175 : Bumilku Sayang
176 Bab 176 : Seisi Kelas Heboh
177 Bab 177 : Pahlawan Sesungguhnya
178 bab 178 : Ucapan Terima Kasih
179 Bab 179 : Cuma Modus?
180 Bab 180 : Hubungan yang Merenggang
181 Bab 181 : Tak diacuhkan
182 Bab 182 : Ketika Feril Menyadari
183 Bab 183 : Feril Sad Boy
184 Bab 184 : Pasti Akan Berlalu
185 Bab 185 : Serangan Dadakan
186 Bab 186 : Apa yang Terjadi pada Darren?
187 Bab 187 : Curiga yang Tertular
188 Bab 188 : Feril Memelas
189 Bab 189 : Kencan Tipis-tipis
190 Bab 190 : Tentang Perasaan
191 Bab 191 : Gelap-gelapan
192 Bab 192 : Pernyataan Cinta
193 Bab 193 : Percintaan Beda Usia
194 Bab 194 : Pria Menyebalkan
195 Bab 195 : Ada Aja Pengganggu!
196 Bab 196 : Cecaran Oma Belle
197 Bab 197 : Risiko Playboy Insaf
198 Bab 198 : Curhatan Nadya
199 Bab 199 : Karen Menemui Chalvin?
200 Bab 200 : Masih Perlu Usaha!
201 Bab 201 : Calon Menantu Kesayangan Oma
202 Bab 202 : Ditolak Mentah-mentah
203 Bab 203 : Kecurigaan Karen
204 Bab 204 : Oo ... ow ... ketahuan
205 Bab 205 : Ini Oma atau Cobaan?
206 Bab 206 : Melarikan Diri dari Oma
207 Bab 207 : Gara-gara Hujan
208 Bab 208 : Desakan Orangtua Silvia
209 Bab 209 : Jangan Terkunci di Masa Lalu
210 Bab 210 : Debat Sengit
211 Bab 211 : Mantan Pacar Problematik
212 Bab 212 : Apa yang Terjadi pada Nadya?
213 Bab 213 : Oma Belle Kembali Tantrum
214 Bab 214 : Oma vs Karen
215 Bab 215 : Hasil USG Karen
216 Bab 216 : Haruskah Bertahan?
217 Bab 217 : Kekasih Tak Dianggap?
218 Bab 218 : Sekretaris Baru Chalvin
219 Bab 219 : Salah Sangka
220 Bab 220 : Diinterogasi Abah
221 Bab 221 : Pijatan Lembut
222 Bab 222 : Selimut Hangat
223 Bab 223 : Merebut Hati Oma Belle
224 Bab 224 : Respon Oma Belle
225 Bab 225 : Kode Halus
226 Bab 226 : Mulai Terendus
227 Bab 227 : Omongan Beracun
228 Bab 228 : Beban Masa Lalu
229 Bab 229 : Mengutarakan Kegusaran
230 Bab 230 : Semprotan Oma Belle
231 Bab 231 : Perubahan
232 Bab 232 : Nasihat Darren
233 Bab 233 : Penguntit
234 Bab 234 : Makan Malam Keluarga
235 Bab 235 : Sikap Oma Belle
236 Bab 236 : Patah Hati Jilid 2
237 Bab 237 : Jodoh Emang Gak Ke mana-mana
238 Bab 238 : Happy Anniversary
239 Bab 239 : Momen Berkumpul
240 Bab 240 : Cinta Selalu Menerima Ketidaksempurnaan
241 Novel Baru Yu Aotian
Episodes

Updated 241 Episodes

1
Bab 1 : Karen dan Darren
2
Bab 2 : Oma Belle
3
Bab 3 : Dipaksa Hamil
4
Bab 4 : Cap Tanda Laku
5
Bab 5 : Cemburu Menguras Energi
6
Bab 6 : Perut Kaget
7
Bab 7 : Mami Valen
8
Bab 8 : Membujuk Karen
9
Bab 9 : Ampun Pak Dosen!
10
Bab 10 : Feril Belum Menyerah
11
Bab 11 : Habis Oma Belle, Terbitlah Kakek Aswono
12
Bab 12 : Gagal Romantis
13
Bab 13 : Ketika Karen Cemburu
14
Bab 14 : Risiko Punya Suami Dosen
15
Bab 15 : Korban Sinetron
16
Bab 16 : Mantan Pacar Mengganggu
17
Bab 17 : KKN (Kuliah Kerja Nakal)
18
Bab 18 : Mantan Pantang Menyerah
19
Bab 19 : Kencan di Kampus
20
Bab 20 : Keromantisan Mereka
21
Bab 21 : Berdebat dengan Oma Belle (lagi)
22
Bab. 22 : Mengakui Kekalahan
23
Bab. 23 : Membujuk Karen (lagi)
24
Bab. 24 : Bisikan Darren
25
Bab 25 : Karen yang Lebay
26
Bab. 26 : Jadi Asisten Dosen?
27
Bab. 27 : Drama Memasak
28
Bab 28 : Gara-gara Tidur
29
Bab. 29 : Obsesi Feril
30
Bab 30 : Gagal Maning, Gagal Maning
31
Bab 31 : Mr. Ribet
32
Bab 32 : Ketika Teko Bersiul
33
Bab 33 : Jangan Tahan Lagi!
34
Bab 34 : Debat Kusir
35
Bab 35 : Hanya Persoalan Makan
36
Bab 36 : Rencana Karen
37
Bab 37 : Apes Mulu
38
Bab 38 : Sepupu Darren
39
Bab 39 : Rahasia Keluarga Darren
40
Bab 40 : Persiapan
41
Bab 41 : Minder
42
Bab 42 : Hadiah Spesial
43
Bab 43 : Hadiah dari Mertua
44
Bab 44 : Mendadak Jadi Pacar
45
Bab 45 : Feril Maju tak Gentar
46
Bab 46 : Apa yang Terjadi pada Karen?
47
Bab 47 : Pertengkaran
48
Bab 48 : Mengalahkan Ego
49
Bab 49 : Berhenti Pikirkan yang Lain, Selain Aku!
50
Bab 50 : Gara-gara Lupa
51
Bab 51 : Lewat Kolong Meja
52
Bab 52 : Amarah Kakek Aswono
53
Bab 53 : Tak Ingin Melepaskan Pelukan
54
Bab 54 : Sidang dari Oma dan Kakek
55
Bab 55 : Memantaskan Diri
56
Bab 56 : Dari Mata Turun ke Hati
57
Bab 57 : Godaan Karen
58
Bab 58 : Darren vs Feril dan Kawan-kawan
59
Bab 59 : Pindah Rumah
60
Bab 60 : Karen Ngambek
61
Bab 61 : Tak Bisa Mengelak?
62
Bab 62 : Ada Apa dengan Chalvin?
63
Bab 63 : Cincin
64
Bab 64 : Keguguran?
65
Bab 65 : Gosip di Kampus
66
Bab 66 : Siapa Pelakunya?
67
Bab 67 : Gosip yang Menjadi-jadi
68
Bab 68 : Ketika Darren Jujur
69
Bab 69 : Pesan Ancaman
70
Bab 70 : Karen Sakit?
71
bab 71 : Saling Tuduh
72
Bab 72 : Ternyata ....
73
Bab 73 : Lagi-lagi Soal Anak
74
Bab 74 : Dosen Sayang ....
75
Bab 75 : Giliran Darren
76
Bab 76 : Ucapan Marsha
77
Bab 77 : Pengakuan Darren
78
Bab 78 : Pak Darren Sudah Menikah?
79
Bab 79 : Semua Baik-Baik Saja
80
Bab 80 : Panggilan Mendadak dari Oma Belle
81
Bab 81 : Tatapan Chalvin
82
Bab 82 : Gadis Untuk Chalvin
83
Bab 83 : Insting Oma Belle
84
Bab 84 : Nena!
85
Bab 85 : Hasil Testpack
86
Bab 86 : Ada Apa dengan Karen?
87
Bab 87 : Nge-date Challenge
88
Bab 88 : Kekhawatiran
89
Bab 89 : Jelang UAS
90
Bab 90 : Darren Cemburu?
91
Bab 91 : Disangka Hamil
92
Bab 92 : Gadis Baru Pilihan Oma
93
Bab 93 : Overthinking
94
Bab 94 : Pembicaraan antara Karen dan Chalvin
95
Bab 95 : Secangkir Teh
96
Bab 96 : Support System
97
Bab 97 : Mengikis Rindu
98
Bab 98 : Ketika Darren Tahu
99
Bab 99 : Hanya kamu ....
100
Bab 100 : Belajar memahamimu
101
Bab 101 : Kehadiran Marsha
102
Bab 102 : Pelukan Penenang
103
Bab 103 : Kecurigaan Oma Belle
104
Bab 104 : Keputusan Karen
105
Bab 105 : Perasaan yang Muncul
106
bab 106 : Reaksi Oma Belle
107
Bab 107 : Mencintai di Segala situasi
108
Bab 108 : Salah Sasaran
109
Bab 109 : Harapan Sembuh
110
Bab 110 : Pasca Terapi
111
Bab 111 : Menara Petronas
112
Bab 112 : Turn Off!
113
bab 113 : Friendnivora!
114
Bab 114 : Bernego
115
Bab 115 : Oma Belle Kembali Bertitah
116
Bab 116 : Persiapan
117
Bab 117 : Akhirnya Berjumpa
118
Bab 118 : Oma Selalu Benar!
119
Bab 119 : Makan Malam
120
Bab 120 : Saling Membatin
121
Bab 121 : Siapa Gadis Itu?
122
Bab 122 : Hasil Rekaman Feril
123
Bab 123 : Pertikaian
124
Bab. 124 : Oma Belle vs Kakek Aswono
125
Bab 125 : Karen Masih Ngambek?
126
Bab 126 : Kesalahpahaman yang Terurai
127
Bab 127 : Dua Kubu
128
Bab 128 : Deep Talk
129
Bab 129 : Hal yang Sering Dihadapi Suami
130
Bab 130 : Luka Karen
131
Bab 131 : Percintaan Panas
132
Bab 132 : Gara-Gara Suara
133
Bab 133 : Perasaan Chalvin
134
Bab 134 : Reaksi Darren dan Oma Belle
135
Bab 135 : Darren Mulai Curiga?
136
Bab 136 : Ketika Darren Cemburu
137
Bab 137 : Darren Bersikap Aneh?
138
Bab 138 : Peringatan dari Darren
139
Ch. 139 : Mengejar Cinta Chalvin
140
Ch. 140 : Teguran Kakek
141
Bab 141 : Tantangan Menenangkan Bayi
142
Bab 142 : Serba Salah
143
Bab 143 : Hasil USG
144
Bab 144 : Mami Vallen Comeback!
145
Bab 145 : Saling Diam
146
Bab 146 : Oma Belle Menjadi Penengah
147
Bab 147 : Gara-gara Ramuan Oma
148
Bab 148 : Gosip di Kantor yang Menjadi-jadi
149
Bab 149 : Permintaan Ayah Barack
150
Bab 150 : Kehadiran Darren
151
Bab 151 : Farel Kembali Berulah
152
Bab 152 : Sandiwara Berakhir?
153
Bab 153 : Semua jadi Batal
154
Bab 154 : Reaksi Oma Belle
155
Bab 155 : Kegalauan Chalvin
156
Bab 156 : Ketika Karen Sadar
157
Bab 157 : Waktu Berdua untuk Karen dan Darren
158
Bab 158 : Apa yang Diketahui Oma Belle?
159
Bab 159 : Oma Belle Berubah?
160
Bab 160 : Celotehan Oma
161
Bab 161 : Jadi Kikuk
162
Bab 162 : Menjelang Semester Baru
163
Bab 163 : Ajakan Darren
164
Bab 164 : Reaksi Kakek dan Oma
165
Bab 165 : Oma Belle yang Over Protektif
166
Bab 166 : Sapaan Mengejutkan
167
Bab 167 : Nasihat Nena
168
Bab 168 : Hari Pertama Perkuliahan
169
Bab 169 : Feril Mepet Terusss
170
Bab 170 : Ciuman Anti Mual
171
Bab 171 : Gara-gara Lapar
172
Bab 172 : Chalvin Keluar dari Kediaman Bratajaya
173
Bab 173 : Perjodohan Berikutnya
174
Bab 174 : Terima Diri Kita Apa Adanya
175
Bab 175 : Bumilku Sayang
176
Bab 176 : Seisi Kelas Heboh
177
Bab 177 : Pahlawan Sesungguhnya
178
bab 178 : Ucapan Terima Kasih
179
Bab 179 : Cuma Modus?
180
Bab 180 : Hubungan yang Merenggang
181
Bab 181 : Tak diacuhkan
182
Bab 182 : Ketika Feril Menyadari
183
Bab 183 : Feril Sad Boy
184
Bab 184 : Pasti Akan Berlalu
185
Bab 185 : Serangan Dadakan
186
Bab 186 : Apa yang Terjadi pada Darren?
187
Bab 187 : Curiga yang Tertular
188
Bab 188 : Feril Memelas
189
Bab 189 : Kencan Tipis-tipis
190
Bab 190 : Tentang Perasaan
191
Bab 191 : Gelap-gelapan
192
Bab 192 : Pernyataan Cinta
193
Bab 193 : Percintaan Beda Usia
194
Bab 194 : Pria Menyebalkan
195
Bab 195 : Ada Aja Pengganggu!
196
Bab 196 : Cecaran Oma Belle
197
Bab 197 : Risiko Playboy Insaf
198
Bab 198 : Curhatan Nadya
199
Bab 199 : Karen Menemui Chalvin?
200
Bab 200 : Masih Perlu Usaha!
201
Bab 201 : Calon Menantu Kesayangan Oma
202
Bab 202 : Ditolak Mentah-mentah
203
Bab 203 : Kecurigaan Karen
204
Bab 204 : Oo ... ow ... ketahuan
205
Bab 205 : Ini Oma atau Cobaan?
206
Bab 206 : Melarikan Diri dari Oma
207
Bab 207 : Gara-gara Hujan
208
Bab 208 : Desakan Orangtua Silvia
209
Bab 209 : Jangan Terkunci di Masa Lalu
210
Bab 210 : Debat Sengit
211
Bab 211 : Mantan Pacar Problematik
212
Bab 212 : Apa yang Terjadi pada Nadya?
213
Bab 213 : Oma Belle Kembali Tantrum
214
Bab 214 : Oma vs Karen
215
Bab 215 : Hasil USG Karen
216
Bab 216 : Haruskah Bertahan?
217
Bab 217 : Kekasih Tak Dianggap?
218
Bab 218 : Sekretaris Baru Chalvin
219
Bab 219 : Salah Sangka
220
Bab 220 : Diinterogasi Abah
221
Bab 221 : Pijatan Lembut
222
Bab 222 : Selimut Hangat
223
Bab 223 : Merebut Hati Oma Belle
224
Bab 224 : Respon Oma Belle
225
Bab 225 : Kode Halus
226
Bab 226 : Mulai Terendus
227
Bab 227 : Omongan Beracun
228
Bab 228 : Beban Masa Lalu
229
Bab 229 : Mengutarakan Kegusaran
230
Bab 230 : Semprotan Oma Belle
231
Bab 231 : Perubahan
232
Bab 232 : Nasihat Darren
233
Bab 233 : Penguntit
234
Bab 234 : Makan Malam Keluarga
235
Bab 235 : Sikap Oma Belle
236
Bab 236 : Patah Hati Jilid 2
237
Bab 237 : Jodoh Emang Gak Ke mana-mana
238
Bab 238 : Happy Anniversary
239
Bab 239 : Momen Berkumpul
240
Bab 240 : Cinta Selalu Menerima Ketidaksempurnaan
241
Novel Baru Yu Aotian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!