Spin off dari "Beauty & Berondong"
Menikah bukanlah prioritas seorang Gabriel Ferdinand setelah kepergian istrinya enam tahun yang lalu. Meskipun sang putri, Queena Alesha terus meminta seorang mami pada Gabriel, namun hal itu tak jua membuat Gabriel menjadi luluh.
Hingga pertemuan tak sengaja Gabriel dengan seorang gadis SMA yang harus hidup sebatang kara, membuat hati Gabriel mendadak terketuk dan merasa iba. Alasan agar si gadis, Friska Agustina tak mengambil jalan hidup yang salah serta demi kelangsungan pendidikan Friska, membuat Gabriel nekat menikahi remaja yang masih duduk di bangku kelas dua belas SMA tersebut.
Lalu bagaimana cara Gabriel membimbing Friska yang masih labil menjadi istri serta mami sambung yang baik untuk dirinya dan Queena?
Dan bagaimana cara Friska beradaptasi dengan kehidupan sederhana keluarga Gabriel, padahal sebelumnya Friska selalu bergelimang kemewahan dan hidupnya serba ada?
Cerita lengkap tentang awal mula hubungan Ayunda dan Gabrian (saudara kembar Gabriel) juga akan diceritakan disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KAU ISTRIKU!
Queena keluar dari kamarnya dan hendak ke dapur mengambil minum, saat gadis itu melihat Friska yang keluar dari pintu depan secara mengendap-endap seperti seorang maling.
Mau kemana mami sambung Queena itu? Aneh sekali!
Disaat bersamaan, ponsel di tangan Queena bergetar dan ada nama Papi Briel di layarnya.
"Halo, Papi!" Sambut Queena mengangkat telepon dari sang papi.
"Papi pulang agak cepat hari ini, Queen! Kau mau Papi belikan sesuatu?"
"Nggak ada, Pi! Queena lagi nggak pengen apa-apa," jawab Queena masih sambil celingukan memantau Fruska yang sudah sampai di teras.
"Yakin?"
"Iya, Pi!"
"Yaudah-"
"Eh, Pi!" Queena memanggil kembali Sang papi yang hebdak menutup telepon.
"Iya, ada apa?"
"Papi ada janjian sama istri papi sore ini?" Tanya Queena yang masih tam menyebut Friska mami seperti sebelumnya.
"Maksudnya mami Friska? Papi nggak ada janji sama dia. Tapi dia udah pulang sekolah, kan?"
"Udah, sih! Cuma ini Queena lihat dia keluar dari rumah diem-diem kayak maling. Nggak pamit nggak apa udah gitu penampilannya rapi kayak mau hang out gitu," lapor Queena pada sang papi masih sambil memantau Friska yang sudah keluar lewat gerbang depan.
"Ada yang jemput?"
"Nggak ada kayaknya. Dia jalan kaki ke arah depan kompleks." Ujar Queena lagi memberikan laporan pada sang papi. Tak ada jawaban dari seberang telepon dan panggilan langsung mati begitu saja. Queena hanya mengendikkan bahu dan akhirnya lanjut ke dapur karena ia tadi ingin minum dan mengambil camilan.
****
"Friska!" Panggil Gabriel yang sudah turun dari mobil dan berlari mengejar Friska yang sudah naik ke atas motor Jimmy genit.
"Friska! Mau kemana kamu?" Panggil Gabriel lagi yang sudah berhasil menghampiri Friska dan Jimmy.
"Eh, Om Briel! Sore, Om!" Sapa Jimmy berbasa-basi pada Gabriel yang wajahnya sudah merah padam.
"Saya cuma mau ngajak Friska nonton, Om! Tadinya saya juga mau pamit sama Om, tapi kata Friska Om ada di luar kota."
"Trus ini Om Briel sudah pulang?" Cerocos Jimmy yang masih tak berhenti berbasa-basi.
"Di luar kota?" Gabriel menatap tidak percaya pada Friska yang masih duduk diam di atas jok motor Jimmy. Padahal Jimmy saja sudah turun dari atas motor.
Gabriel masih tak percaya kalau Friska bisa mengarang seindah itu agar bisa pergi berkencan dengan abang Sashi ini.
"Saya benar-benar minta maaf, Om! Tapi saya cuma mau mengajak Fris menonton-"
"Diam!" Gabriel menyela basa-basi Jimmy dengan sedikit bentakan.
"Turun kamu, Friska!" Perintah Gabriel seraya menarik lengan Friska. Meskipun langsung disentak oleh gadis itu.
"Turun!" Perintah Gabriel lebih tegas.
"Om, jangan marahin Friska!" Jimmy berusaha membela Friska.
"Diam kamu!" Gabriel ganti membentak Jimmy.
Friska masih belum turun dari atas motor Jimmy, jadi Gabriel terpaksa mengangkat tubuh istrinya itu, lalu membawanya di pundak seperti karung beras.
"Om Briel! Turunin Friska!" Friska meronta-ronta dan memukuli punggung Gabriel.
"Om, jangan begitu sama Friska, Om!"
"Jangan ikut campur kamu! Dan jangan mengajak Friska pergi-pergi lagi! Friska itu istriku!" Gabriel menuding dan menatap tegas pada Jimmy yang langsung melongo.
Sepertinya pemuda itu sedang shock sekarang.
"Istri?" Gumam Jimmy tak percaya.
"Iya, istri sah! Dan aku suami sahnya Friska! Jadi jangan coba-coba jadi pebinor kamu!" Gabriel masih menuding pada Jimmy.
"Om Briel! Turunin Friska!" Friska masih terus meronta dan memukuli punggung Gabriel.
"Diam! Ayo pulang!" Gabriel memukul bokong Friska dan membawa gadis itu masuk ke dalam mobil.
"Om Briel kenapa bilang-bilang ke Abang Jimmy kalau kita sudah menikah?" Omel Friska setelah gadis itu duduk di samping Gabriel dan diikat menggunakan seatbelt oleh Gabriel.
"Biar dia nggak kegenitan dan gangguin kamu terus! Kamu itu istri aku! Jadi jangan pernah pergi-pergi dengan pria lain selain aku!" Jawab Gabriel tegas dan galak.
"Om Briel sendiri juga pergi bersama tante Kate pelakor dan dekat-dekat, ngobrol akrab, gandengan tangan!" Friska bercerocos tanpa jeda.
"Lalu kenapa Friska nggak boleh pergi sama Abang Jimmy?"
"Om Briel egois!" Teriak Friska seraya bersedekap dan memasang wajah cemberut, sementara mobil sudah tiba dj halaman rumah Gabriel.
"Jadi, apa kau sedang cemburu karena aku dekat-dekat dengan Kate?" Goda Gabriel tiba-tiba yang langsung membuat wajah Friska bersemu merah.
"Nggak! Friska nggak cemburu!" Kilah Friska seraya memalingkan wajahnya dari Gabriel.
"Kok wajahnya merah?" Goda Gabriel lagi yang sudah tak terdengar marah.
Cepat sekali redanya kemarahan duda beranak satu ini?
"Digigit nyamuk!" Jawab Friska masih merengut dan masih memalingkan wajahnya.
"Aku gigit mau, nggak?" Goda Gabriel lagi dengan nada usil.
"Nggak!"
"Om Briel kalau nggigit mana pernah di wajah? Pasti di bagian itu," Rengut Friska yang langsung membuat Gabriel tertawa kecil.
"Bagian itu?" Gabriel kembali usil.
"Ck! Udah ah, Friska mau turun!" Friska melepaskan sabuk pengamannya dan turun duluan dari mobil, meninggalkan Gabriel yang masih tertawa kecil dan sepertinya senang sekali karena tadi Friska mengungkapkan secara terang-terangan rasa cemburunya pada kedekatan Gabriel dan Kate.
Friska yang baru masuk ke dapur, hampir menabrak Queena yang hendak ke kamarnya.
"Dapur masih berantakan. Bukannya tadi Oma udah pesen buat beresin dapur?" Ujar Queena mengingatkan pesan Bunda Laksmi tadi sebelum pergi melayat.
"Astaga!" Friskan mengetuk keningnya sendiri karena lupa. Segera gadis itu pergi ke dapur untuk melihat rupa dari tempat memasak tersebut, dan...
"Kenapa cucian piringnya banyak sekali?" Cicit Friska kesal seraya menghentak-hentakkan kakinya ke atas lantai.
Friska melepaskan tas selempangnya, lalu meletakkan benda itu secara asal, sebelum kemudian Friska meraih kain lap dan mulai mengelap meja dapur serta merapikan botol-botol bumbu yang bergelimpangan. Berulang kali Friska harus menghela nafas kesal saat melakukan tugasnya tersebut.
"Kalau sambil merengut, nanti nggak selesai, lho. Pekerjaannya!" Celetuk Gabriel yang tiba-tiba sudah berada di belakang Friska dan membuat gadis itu kaget.
Ya ampun!
Dasar Om Duda!
"Om Briel, bantuin cuci piring, dong!" Rayu Friska semanis mungkin pada Gabriel.
"Boleh! Tapi ada syaratnya," Gabriel mengerling nakal ke arah Friska.
"Syarat itu?" Tebak Friska yang sepertinya sudah hafal.
"Iya. Yang itu sama itu," Gabriel memberikan isyarat mata dan menunjuk ke dada lalu ke pangkal paha Friska.
"Tapi nanti sakit lagi, nggak? Kemarin itu sakit banget soalnya," keluh Friska seraya memain kedua telunjuknya.
Gabriel tak langsung menjawab dan tampak berpikir sebentar. Kemarin itu sepertinya Gabriel memang terlalu terburu-buru. Dan punya Friska juga dalam sekali. Gabriel sudah masuk tapi masih belum menembus keperawanan istrinya itu.
Ck!
"Sakit sedikit saja nanti dan nggak akan sesakit kemarin," jawab Gabriel akhirnya yang langsung membuat Friska menatap ke dalam manik mata Gabriel.
"Beneran?" Friska masih tak percaya.
"Iya, bener!"
"Jadi, mau dibantuin cuci piring, nggak?" Tawar Gabriel lagi sedikit modus.
"Mau mau mau!" Jawab Friska penuh semangat.
"Kamu bagian membilas, sini!" Titah Gabriel memberikan arahan agar Friska berdiri di sampingnya dan membilas piring yang sudah selesai Gabriel cuci. Pasangan suami istri itu mencuci piring berdua sambil sesekali bersenda gurau
.
.
.
Iya othor biasanya juga cuci piring berdua sama suami, Fris. Trus lanjut raup-raupan sunlight biar mukanya ikut kinclong, trus suap-suapan sunlight juga biar lemak di badan luntur 😆😆😆
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.