Seorang pria yang terdampar ditengah hutan dan mengalami luka parah akibat mobilnya masuk ke dalam jurang.
saat ia tersadar, ia sudah berada didapam sebuah bilik yang ditemani oleh wanita cantik.
Siapakah Wanita itu? dan apakah ia akan selamat, serta dapat kembali ke rumahnya dan mengungkap siapa yang telah membuatnya berada didalam jurang?
Ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh Dua
"Kamu malam ini tidur dikamar ini, ya. jika ada perlu sesuatu, panggil saja aku, " ucap Kenzo kepada sang pujaan hatinya.
Adhisti hanya menganggukkan kepalanya. Ia tak ingin membantah saat ini. Perasaannya seperti tak nyaman saat melihat guci berukuran besar itu, ia sangat penasaran.
Kenzo menarik pergelangan tangan sang calon pengantinnya. "Aku mencintaimu, sejak pertama melihatmu dihutan, kamu begitu berbeda," ucapnya dengan perasaan yang begitu dalam.
Adhisti tak menjawab, ia hanya tersenyum tipis. Lalu melepaskan genggaman tangan sang pemuda, dan membuka pintu kamar.
Kenzo mendenguskan nafasnya dengan berat, sikap gadis itu masih terlihat dingin padanya. Ia memasuki kamar yang sudah terbuka pintunya.
"Ini sangat luas, dan cukup bagus," ucap Adhisti kepada pemuda tersebut.ia terlihat menyapu pandangannya pada seisi kamar.
"Ya, ini akan membuat tidurmu sangat nyenyak," jawab Kenzo. Pemuda itu tiba-tiba merasa gerah. Ia melihat Adhisti yang membenahi kucirnya dan.memperlihatkan leher jenjangnya, membuat sesuatu yang bersembunyi didalam celana sang pemuda bergerak hidup.
"Emmm, Sayang, nanti kita beli pakaian yang bagus untukmu," saran Pemuda itu.
"Tak perlu malam ini, esok masih ada waktu," tolak sang gadis.
Kenzo tersenyum tipis, kemudian melangkah ingin pergi, tetapi ia menghentikan langkahnya dan memutar kembali tubuhnya menghadap pada sang gadis.
Ia melingkarkan tangannya dipinggang sang wanita, kemudian membawanya dalam dekapan. Saat bersamaan, ia memejamkan matanya, mendekatkan wajahnya dan memagut bibir sang gadis tanpa permisi terlebih dahulu.
Lama ia menyesapnya, begitu intens, sehingga membuat sesuatu itu semakin mengeras. Ia berusaha untuk menahannya dan memilih melepaskan pagutannya.
"Maaf," ucapnya perlahan, lalu melepaskan dekapannya. Ia sepertinya terbawa emosi yang membuatnya begitu tak sabar ingin segera menikahi sang gadis.
Sementara itu, Endah Yulia menemui Jhonatan-suaminya yang saat ini sedang berada didalam kamar dan duduk bersandar ditepian ranjang.
"Sayang, apakah kamu tahu jika Putera kita membawa seorang gadis ke dalam rumah ini?" tanya Endah Yulia, yang kini duduk disisi sang suami.
Jhonatan menoleh ke arah sang istri, ia menutup layar ponselnya. "Apakah Mayang?" sahut pria bertubuh kekar itu.
Endah Yulia menggelengkan kepalanya. "Bukan, seorang gadis yang berbeda," jawab wanita itu dengan lirih.
"Lalu siapa?"
"Namanya Adhisti. Ia berasal dari desa terlarang,"
Seketika Jhonatan mengerutkan keningnya.
"Kenzo mengatakan jika gadis itu adalah sosok yang menyelamatkannya saat ia terlempar ke dasar jurang," Ningrum menimpali ucapannya.
Jhonatan semakin antusias mendengarkannya.
"Apakah gadis itu cantik?" Pria itu begit sangat penasaran.
Endah Yulia menghela nafas berat. "Dasar, Ayah dengan anak sama saja, selalu memandang fisik," jawab Endah Yulia kesal.
"Wajar kan? Namanya juga normal," Jhonatan menyela. "Lagipula tidak mungkin aku menikahimu jika kamu tak cantik,"
Endah Yulia mencubit gemas suaminya. "Emang, dasar,"
Jhonatan tersenyum sumringah, setelah berhasil membuat sang istri kesal.
"Tetapi kita tidak tahu asal usul gadis itu, bahkan ia anak yatim piatu," ucap Endah Yulia dengan tatapan nanar.
Jhonatan membelai rambut sang istri. "Tetapi Kenzo menyukainya. Apakah kamu tidak mengenali putramu, ia pria yang sulit untuk jatuh cinta. Jika ia tiba-tiba dapat mencintai seorang gadis, maka itu artinya, gadis itu istimewa baginya," Jhonatan memberikan pandangannya tentang pilihan puteranya.
Endah Yulia mencebikkan bibirnya, ia merasa jika suaminya akan mendukung Kenzo menikahi gadis itu.
"Apakah ini akan pertanda kamu menyetujui pilihan Kenzo?" tanyanya penuh selidik.
Jhonatan mengangkat kedua pundaknya, dan mengecup ujung kepala sang istri.
"Sudahlah, itu pilihan puteramu, daripada ia ngambek menjomblo seumur hidup, kamu juga yang repot karena tidak dapat memiliki cucu,"
Endah Yulia hanya dapat pasrah dengan keputusan suaminya, tetapi setidaknya ia harus mengetahui seluk beluk calon menantunya tersebut.
******
Malam menjelma, kegelapan menggantikan waktu pertukaran antara siang dengan malam.
Adhisti kini berada sendiri didalam kamar. Ia membaringkan tubuhnya diatas ranjang empuk. Ia menatap nanar sekelilingnya.
Perlahan ia merasakan hawa panas yang memasuki ruang kamarnya. Alat pendingin ruangan tak lagi dapat menahan suhu udara yang datang dengan tiba-tiba saja.
Gadis itu memejamkan kedua matanya. Ia merasakan jika sesuatu tengah berusaha mencelakainya.
Wuuuuuusss....
Sekelebat bayangan melintas diarea ruang kamar. Adhisti membuka matanya, terlihat sesuatu sedang melayang diudara.
Sebuah asap hitam dalam bentuk gumpalan berputar-putar tepat dihadapannya.
Gadis itu terlonjak dari duduknya. Ia berdiri menatap tajam pada asap hitam yang tiba-tiba mengubah udara dingin menjadi sangat panas.
"Siapa, Kau?" tanya Adhisti tanpa rasa takut sedikitpun.
Sosok asap hitam itu merubah wujud menjadi makhluk yang sangat mengerikan. Terlihat tubuh seorang laki-laki dengan wajah hitam legam, dan taring panjang mencuat dari dua sudut bibirnya. Wajahnya penuh dengan sisik, tepatnya sisik ular.
Tubuh itu dipenuhi oleh asap hitam yang terus menguap keluar, sehingga membuat hawa panas yang berlebih.
Sosok itu membawa satu tongkat besi yang juga mengeluarkan asap hitam layaknya knalpot motor yang mengalami kerusakan pada mesinnya.
"Tinggalkan rumah, ini, jika kamu tidak ingin aku lenyapkan," ucap sosok itu dengan suara parau dan bernada ancaman.
Adhisti tersenyum sinis. Ia memandang sosok itu tanpa gentar sedikitpun.
"Kau yang seharusnya pergi," balas Adhisti tak ingin kalah.
"Brengsek Kau, aku lebih dahulu disini, dan aku adalah penguasanya," jawab sosok itu dengan suara menggeram.
Adhisti menatap tajam sosok tersebut. "Aku yang akan menguasai rumah ini, maka kau yang harus pergi," sahut gadis itu menegaskan.
Seketika makhluk bernama Ares yang mana bermakna Kehancuran dan kutukan itu terlihat berang.
Ia mengayunkan tongkat besi yang penuh dengan asap hitam itu ke arah Adhistii yang mencoba menantangnya.
"Kau ternyata ingin mencari mati!" ucap sosok tersebut, dan menyerang lawannya.
Wuuuuuussh...
Sebuah ayunan tongkat menyasar pada wajah ayu sang gadis.
Adhistii memiringkan tubuhnya ke sisi kanan, hingga ayunan tongkat itu mengenai angin saja.
Seketika Ares semakin berang dan kembali menyerang sang gadis.
Adhisti menggerakkan kedua telapak tangannya. Seketika sebuah tombak bermata satu dan berwarna keperakan menjelma dan berada digenggaman tangannya.
Ia melesat dan melayang diudara, kemudian memutar tubuhnya dan memberikan satu serangan yang disertai dengan tendangan.
Wuuuuuuusssh....
Traaaaang....
Suara benda logam saling beradu. Seketika seluruh ruangan rumah terasa sangat panas dan juga gerah.
Buuuuugghh...
Sebuah tendangan mendarat cepat ditubuh sosok mengerikan tersebut.
"Aaaaarrgh...," pekik sosok makhluk berwujud mengerikan itu saat tendangan sang gadis berhasil mendarat ditubuhnya.
Tubuh penuh asap hitam itu terpental jauh menembus dinding rumah.
Tubuh Ares berputar-putar diudara malam yang kelam. Ia menyeringai saat melihat Adhisti mengejarnya.
"Eh, bocah tengil, jangan mencoba untuk bermain-main denganku," hardiknya.
"Aku akan mengurungmu didalam guci itu selamanya," sahut Adhisti dengan bersikap tenang, tetapi menghanyutkan.
"Beraninya, Kau," teriak Ares dengan sangat lantang, , kemudian kembali menyerang Adhisti, dan malam yang dingin ini, membuat suasana semakin panas karena pertempuran dua makhluk tersebut.
Adhisti menghunuskan ujung tombaknya ke atas, ia membaca sebuah mantra yang tak jelas, kemudian membuat cahaya rembulan menyatu dengan ujung pedangnya yang semakin memperbanyak kilauan cahaya keperakan tersebut.
Sang gadis menurunkan tombaknya, dan kini terhunus kedepan menuju pada sang makhluk kegelapan.
Keduanya terlibat pertarungan sengit. Suara dentingan benda logam itu semakin keras dan nyaring saat beradu.
Traaaang... traaang...
Dan,
Ssssst,
Sebuah hujaman ujung tombak tepat mengenai dada makhluk itu dan tertembus hingga ke belakang.
Sosok itu tercengang, kemudian terpekik kesakitan.
Lalu Adhisti memerapalkan mantra untuk membuat makhluk itu mengecil dan melemah.
Akan tetapi, sebuah serangan tiba-tiba datang dan menghantam Adhisti, hingga membuat gadis itu terpental.
Saat ia mendarat diatas tanah, ia melihat jika sosok itu sudah menghilang dan sepertinya ada seseorang yang membawanya.
itu Usman di bacain Yasin aja pak yai.... dan liat reaksinya kayak gimana.. itu Usman jadi-jadian deh....
jangan-jangan tubuh nya si Kusman yg sdh di telan itu di lepeh lg tuh trs di sambungin dg kepalanya dn di hidup kan kembali ,,, dh kaya zombie donk yaa 😱😱🤣
di saat menunjukan siapa senernya lgsg ngacir dan itu membuat sang wanita jd memilih yg lain krn saat melihat penampakan wanita setwngah buaya dia g takut
nahhh tau kan kisah asih buhul gaib
masak Kusman dikeluarin lagi dari perut Sobo...?? biasanya juga kalau ada yang tertelan ular, perut ularnya yang di bedah.