_tidak akan aku biarkan kau mendekati adikku Hans_
Gumam Samuel.
lalu Hans pergi dari ruangan Samuel dengan rasa kesal dan geram, ia sangat marah kepada Samuel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persiapan
" Iya nek, hari ini saya dan Luna akan mencari seserahan" Nenek tersenyum bahagia
" Nenek senang deh kamu bergerak lebih cepat, nenek udah engak sabar sekali pengen lihat kamu bersanding dengan luna" Deril hanya tersenyum saja
Tak lama terdengar langkah mendekat, Terlihat sosok Luna sudah rapi.
" Ayo kak" Deril menatap kagum Deril
" Sana berangkat, hati hati ya dijalan jangan ngebut ngebut nak" Ujar nenek, ia memperingati Deril
" Iya nek, kita jalan dulu" Ia mencium punggung tangan nenek di susul oleh Luna
Dan mereka segera keluar lalu masuk mobil, dan mobil segera di lajukan. Entah kenapa suasana hati Luna sedang senang sekali apalgi nanti malam adalah acara pertunangan nya.
" kak nanti berhenti dulu di samping sekolah depan situ ya" Deril melirik Luna sebentar
" mau ngapain?" tanya deril " beli jajan Dulu, jajanan sd enak tau kak" deril mengangguk
Tak lama mobil berhenti di depan sekolah luna langsung turun dan menuju ke tukang jualan jajanan di sekitar situ, deril ikut keluar ia memberikan lima lembar uang berwarna merah kepada Luna
" engak usah kak aku ada, lagian ini kebanyakan" Deril menggeleng
" pake itu aja" Deril memperhatikan bapak tersebut membuatkan pesanan untuk Luna
Luna sadar akan hal itu ia melirik bapak penjual dan juga Deril. Namun ia hanya bisa diam, setelah semua jajanan terbeli mereka kembali memasuki mobil
" Langsung ke Mall aja ya" tawar Deril, luna mengangguk
" Kak"
" Hmm" jawab deril singkat
" Kakak engak jijik kan, aku beli jajanan di pinggir jalan kaya tadi" Tanya Luna, ia tadi melihat saat Deril fokus sekali menatap bapak penjual jajanan
Deril mengerutkan dahi nya, lalu sedetik kemudian ia tersenyum.
" Ngapain Saya harus jijik?" tanya balik Deril, Luna palah kesal
" ya tadi aku lihat kakak natap gitu banget sama bapak penjual" Jawab Luna sembari terus memakan jajanan nya
" Lun, dulu papa saya pernah jualan seperti itu waktu saya kelas tiga Sd kayak nya. Jadi saya jadi ingat papa saya saja" luna terdiam
Tapi tiba tiba Luna tertawa yang membuat deril heran.
" engak mungkin, kakak pintar sekali mengarang cerita" Ia palah tertawa sampai terbahak bahak
" Apa yang tidak mungkin?" Luna langsung terdiam
" ya engak mungkin gitu, om Lingga kaya gitu aku udah sering denger cerita kakak dari kak Al" Deril menggeleng
" Lun, saya itu terlahir dari keluarga biasa saja. Lalu papa saya nekat berbisnis hingga sukses seperti sekarang tapi itu perjuangan nya luar biasa" Ucap Deril, Luna hanya terdiam
" papa saya pernah menjadi seperti bapak tadi, jadi buat apa saya jijik palah saya kasihan" Tiba tiba saja Luna memeluk Deril
" aku salut sama om Lingga, ternyata beliau pernah berjuang se berat itu" deril tersenyum
" makan nya kamu bersyukur lun, kamu itu sudah terlahir permanen menjadi orang kaya sejak lahir. Sedang saya harus merintis sendiri sama hal nya kaya papa" luna kembali mengeratkan pelukan nya
" iya aku bersyukur kok" pelukan Luna tidak terlepas membuat Tubuh deril langsung bereaksi
" Luna lepas, kamu mau kita ke KUA sekarang?" Luna langsung melepaskan Pelukan nya
" engak mau" Luna langsung cemberut, Deril terkekeh melihat ekspresi Luna.
Tak lama sekitar sepuluh menit sampailah di Sebuah gedung Tinggi yang bertuliskan Mall, Deril memarkirkan mobil nya dan membuka kan pintu untuk Luna
" Terimakasih kak" Ujar Luna sembari tersenyum ke arah Deril
" Ayo langsung masuk saja" Tiba tiba deril mengandeng tangan Luna, sontak sang empu terkejut. Selama ini deril tidak pernah mengandeng Luna meskipun mereka sedang berdua, namun saat ini perlakuan Deril membuat Luna terkejut
Mereka menuju ke toko Emas, toko tas, sepatu dan lain lain, bahkan Deril menyuruh Luna untuk memilih barang barang yang mahal dan berkualitas. Padahal Luna hanya ingin barang barang sederhana saja
Sekitar Pukul sebelas siang mereka sudah selesai berbelanja, deril langsung mengajak Luna untuk makan disebuah Restoran.
" Samain aja sama kakak" Deril mengangguk, lalu memanggil pelayan dan memesan nya
dari tadi Luna bermain ponsel terus ia sebenarnya menahan tingkah nya, ia takut kalo deril mengetahui nya jika jantung nya saat ini berdegup sangat kencang karena perlakuan manis deril hari ini.
" Lun" Luna langsung menatap Deril, padahal dari tadi ia selalu menunduk menatap handphone nya
ia penasaran hal apa yang akan dikatakan oleh Deril
" Aku pengen kamu jangan panggil aku kakak lagi" Ujar deril, Luna menaikkan satu alis nya
" memang nya kenapa kak? Itu bukan kah lebih sopan? Umur kakak lebih tua dari aku" ujar Luna
" Saya tau, tapi kalo kamu panggil saya kak. Saya jadi merasa menikahi adik sendiri" Luna terlihat berfikir mencari panggilan baru untuk deril
" terus aku panggil apa ya" deril menatap lekat mata Luna, namun tiba tiba ia tersenyum
" Panggil aku sayang mungkin" Deril tertawa sedang Luna terlihat salah tingkah
" okelah kalo engak mau panggil sayang, Panggil Mas aja boleh?" Luna terdiam sejenak namun sedetik kemudian ia mengangguk
" seperti nya panggilan itu cocok untuk kakak" Luna dan deril sama sama tersenyum
Tak lama makanan datang dua sejoli itu asik menikmati makanan sembari ngobrol ngobrol santai, sekitar pukul satu siang hari Luna mengajak Deril untuk pulang karena nanti malam akan ada acara lamaran jadi luna rasa ia butuh istirahat sebentar.
Mobil berhenti tepat di depan gerbang keluarga brahmana, kali ini Deril tidak mengantar Luna sampai di depan rumah karena ia juga harus bersiap untuk nanti malam.
" Aku duluan ya kak terimakasih banyak untuk hari ini" Ucap Luna ia sembari melambaikan tangan nya.
Namun Deri sama sekali tidak membalas lambaian tangan luna ataupun senyuman nya, luna langsung mengerutkan dahi nya
" kenapa?" tanya Luna, deril langsung keluar dari mobil.
" Masih lupa sama panggilan baru?" Luna langsung teringat, ia tersenyum
" maksud aku terimakasih mas gitu, lupa aku mas maaf ya" Ia memeluk tubuh kekar deril dari arah depan
" kali ini mas maafin karena mas buru buru tapi untuk hari hari berikutnya kalo kamu masih lupa. Mas hukum kamu" Luna langsung mengerucutkan bibir nya
" jahat banget, masa aku mau dihukum" deril langsung mendekat ke telinga Luna dan berbisik
" Hukuman nya enak, bikin kenyang kamu sembilan bulan" setelah mengatakan demikian, deril langsung mencium kening luna
Dan berlari untuk masuk mobil, luna masih terdiam ia syok atas perbuatan deril. Bahkan ia sampai tidak sadar mobil deril sudah tidak ada di samping nya.
" Ha, kemana dia? Shit mesum sekali" Ucap Luna, lalu ia membuka gerbang dan masuk ke dalam.
Namun saat ia hendak berbalik badan ia terkejut melihat pria yang berada di belakang nya. Ia bahkan menabrak tubuh kekar nya
Bug! " Aduh"
" Siapa yang mesum" Tanya Samuel, ia menatap gerbang yang saat ini tertutup
" ah engak itu" Luna menunjuk ke arah gerbang, saat Samuel hendak menuju ke gerbang tangan nya langsung ditarik Luna
" kak mau kemana? Maksud aku itu, ayam masa dia kawin di tengah jalan" Samuel mengerutkan dahi nya
" mana ada di komplek mewah seperti ini ada ayam" Luna langsung masuk dengan badan yang terasa panas gara gara deril tadi
_ayam jantan birahi_
Ujar luna, namun hanya bisa ia katakan dalam hati.
Luna langsung masuk dan menemui ada beberapa orang sedang memasang hiasan di ruang tamu nya, Luna terdiam sejenak sembari menatap hiasan tersebut.
" Bagus engak sayang?" ujar nenek, ia baru saja datang dari arah ruang makan
" Bagus nek, aku suka dekorasi nya" Luna menatap ruangan sekitar
" Aku mandi dulu ya nek, lengket banget badan ku" Nenek mengangguk. Ia sebenarnya sengaja menghindari Samuel malu sekali tadi ia berkata demikian dan di dengar Samuel.
Karena ia baru saja mendengar suara langkah kaki samuel masuk kedalam.