Petualangan seorang pemuda tampan melaksanakan tugas dari sang guru gaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Kondektur
Pagi menjelang Bima sudah siap berangkat kesekolah, Bima masuk jam 7:15, Bima biasa berangkat sejam sebelum nya sekitar jam 6 , karna jarak nya sekitar 3/4 km dari rumahnya
Bima nyusuri jalan tembus antara gang dakwah dan jalan untung suropati biar menghemat waktu dan terkadang cuci mata karna ada sumur umum yang di lewati terkadang ada tante muda yang mandi dengan baju tipis terkena air hingga tampak lekuk tubuh nya , dan terkadang apes karena yang sedang mandi ibu ibu yang bodynya seperti drum
Tengah asik berjalan sebuah mobil melaju kencang dari ujung jalan, jalan yang sempit membuat Bima berhenti agar mobil lewat dulu , tapi Bima kaget karna di sebrang jalan ada kakek kakek yang berjalan dengan tongkat di tengah jalan hendak menyebrang, sontak Bima berlari dan mendorong sang kakek karena jarak mobil sudah terlalu dekat ga mungkin untuk menuntun
Braaaak,
Bima terjatuh menghantam kotak sampah yang ada di sisi jalan, mobil berhenti dan seorang pemuda keluar dari dalam mobil
" hei ngapain ngalangin jalan bosan hidup yah" kata pemuda itu sombong
Bima sontak emosi, sambil membantu sang kakek berdiri ia mengumpulkan
" Eh bangsat, loe bawa mobil yang ga bener loe mau ngebut di sentul sana jangan di jalan kampung" bentak Bima, ya Bima ga pernah takut melawan siapa saja selagi dia benar, mau orang kaya mau preman pasti di lawan
" ngelunjak loe yah bocah, " pemuda itu marah dan menyerang Bima,
wuuut
bugh
braaak
Bima langsung menghindar dan menyerang balik, pukulan Bima mendarat telak di dada si pemuda sombong, hasilnya pemuda nyungsep di got yang tak jauh dari sana
" awas loe yah, " pemuda itu kabur sambil mengancam
" gw tunggu kapan aja culun " bales Bima, Bima langsung menghampiri sang kakek yang sepertinya kaget.
"Kakek ga apa apa? Ada yang sakit kek?" Tanya Bima sambil melihat tubuh si kakek
" Alhamdulilah kakek ga apa apa, terima kasih yang nak kalau ga ada kamu kakek pasti tertabrak mobil tadi" ucap kakek itu, ia mengeluarkan sebuah buku yang agak kasar
" nak ini buat kamu, jangan di tolak yah" ucapnya lagi sambil memberikan buku yang di pegangnya
" ga usah kek, saya tidak mengharapkan apapun " tolak Bima halus
" ambillah ini berjodoh sama kamu, kamu mau berangkat sekolah?" Tanya sang kakek
" terima kasih kek , tadinya iya tapi sekarang ga mungkin kek, baju saya bau sampah dan kotor , paling saya izin dulu untuk hari ini, mari kek saya antar pulang" ajak bima
" ga usah nak itu rumah kakek di belakang gang , kakek lagi jalan pagi agar kaki ga kaku" tolak halus kakek
"Kalau begitu saya pulang dulu kek, kakek hati hati yah " ucap Bima sambil pamitan pulang tak lupa ia mencium tangan sang kakek
Bima berjalan pulang kembali , ga mungkin buat kesekolah dengan pakaian kotor bau sampah, sedangkan ia tak punya seragam lain
Uda buyung yang melihat Bima pulang lagi dengan pakaian kotor dan bau bingung
" Kenapa loe bim?"
" jatoh da , jatuhnya di tong sampah jadi kotor dan bau" Jawab Bima nyetir
" terus ga sekolah?" tanya Uda Buyunh
" ga Da, ga punya seragam lagi saya" jawab Bima
" ya udah ikut uda aja narik angkot" ajak Uda Buyunh
" siap Da, saya mandi dan salin dulu"
Bima langsung masuk kamar mandi setelah mengambil handuk di gantung jemuran nya, kamar mandi bedeng ada di luar untuk semua penghuni bedeng.
Bima teringat sesaat, seingetnya di belakang gang ga ada rumah hanya kebun dan pohon asem yang besar, memikirkan nya bulu kuduk Bima meremang, "ah siapa tahu penghuni baru si kakek" pikir Bima menghilangkan was was nya sendiri
Selesai mandi dan salin Bima melirik sekilas buku dari kakek" naga hijau" gunanya pelan. Ah nanti saja malam di bacanya, Bima keluar menghampiri uda yang sedang menghantarkan mobilnya
" udah siap nich da" ucap bima memberitahu
" Ayo naik"
Hari itu Bima seharian membantu uda narik angkot jurusan rajabasa Tanjung Karang, ia pulang pas siang waktu istirahat dhohor, untuk menyuapi ibunya, dan kembali narik jam 1 siang .
" gmana ibu mu Bim?", tanya uda
"Udah mendingan da udah bisa jalan tapi saya suruh banyak istirahat aja da" Jawab Bima
" Alhamdulilah kalau sudah mendingan, semoga lekas pulih , ayo kita berangkat lagi, sebentar lagi bubar sekolah sma" ajak uda
" Amiin, makasih Da ,ayo Da" Bima bersemangat jadinya
Bima kembali ikut narik , penumpang penumpangnya hari ini sangat ramai Bima sampai duduk berdiri menggantung di pintu, sedangkan uda bingung penumpangnya anak sma semua nya perempuan, biasanya paling susah di ajak naik angkot nya, karna angkotnya ga banyak variasi hanya musik seadanya
Jam stengah 6 Bima dan uda pulang, Bima langsung mandi dan ngangkat jemuran seragam sekolah yang di cuci nya tadi pagi
"Bim " terdengar uda buyung memanggil
" iya da " sahut Bima dan menghampiri uda buyung
" ini buat kamu, hasil kamu hari ini" uda memberikan lembaran kertas merah seratus ribuan 3 lembar,
" uda ini kebanyakan " tolak Bima
" kebanyakan apanya , itu emang bagian kamu , 70 : 30, hari ini uda dapet bersih 980 ribu " ucap uda tersenyum senang
" Alhamdulilah, makasih banyak da" Bima ga nolak lagi begitu tau hitungan
"Sama sama, besok siang kamu pulang sekolah tunggu di halte depan UBL aja
" iya da " ucap Bima senang , ini mungkin jalan untuk memperbaiki keadaan ekonomi nya
Bima teringat akan sang kakek yang memberi buku Naga hijau
" ah tengok si kakek lah" Bima langsung menuju gang yang di maksud kakek, tak lama Bima sampai karna jaraknya ga jauh dari rumahnya, tapi sesampainya di sana dia merinding, karna hanya ada pohon beringin besar di kebun itu tak ada satupun rumah apalagi manusia. Bima langsung ambil langkah seribu kembali pulang ke rumahnya, sampai rumah buku naga hijau langsung di bungkus dan di taroh di lemari paling belakang agar tak lagi terlihat dan tersentuh
Hari berganti hari tak terasa sudah 4 bulan Bima menjadi kondektur angkot uda buyung , dan berpacaran dengan Lesta sang kekasih, Bima hanya berpacaran saat latihan silat saja karna ia dan Lesta bukan satu sekolah, dan di hari hari biasa Bima sibuk mencari nafkah, ada slentingan kabar kalau Lesta selingkuh dengan Idrus tapi Bima tak percaya begitu saja sebelum melihat sendiri atau lesta bicara sendiri, karna saat latihan Bima melihat lesta dan idrus biasa saja
" Bim " terdengar uda buyung memanggil,
" iya da" sahut Bima keluar dari bedengnya,
" uda mau pulang kampung nitip rumah yah , di lihat lihat dan tolong di bersihan" kata uda sambil menyerahkan kunci rumah nya
" siap da , pasti tetap kinclong sampai uda pulang kesini lagi, emang berapa lama uda di kampung? Tanya Bima
" seminggu an seperti nya , ponakan uda mau nikah , beres resepsi uda baru kesini lagi,"
" hati hati di jalan yah da , jangan lupa oleh oleh nya " ucap Bima sambil nyengir malu dan mencium tangan uda buyung, ia sudah menganggap uda buyung seperti kakak sendiri
Uda buyung mengusap rambut Bima perlahan dan berangkat ke terminal
Rajabasa
Baru 2 hari uda buyung pulang kampung, Bima terasa bosan karena ga ada kerjaan, berapa kali ia ke rumah Lesta tapi tak pernah ada di rumah Lesta nya
" coba dagang lagi ah , " pikir Bima dan langsung berangkat menuju rumah bu polisi, tempat di mana ia dulu mengambil dagangan untuk di jajakan dengan gerobak kecil
lanjutkan bang dhani, semoga menjadi yang terbaik.. 👍
salam santun 🙏