NovelToon NovelToon
PENGASUH TUAN LUMPUH

PENGASUH TUAN LUMPUH

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Chyntia R

Raya Syakila harus menerima nasib buruk saat ia pulang ke Indonesia. Rumah mewah orangtuanya telah di sita dan keluarganya jatuh miskin seketika.

Dia harus bekerja sebagai pengasuh seorang pria tampan yang lumpuh bernama Nevan, semata-mata karena dia sangat membutuhkan pekerjaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31 - Nasehat Nenek

Saat ini Nev sedang berada di ruang kerjanya bersama sang Nenek.

Keheningan masih tercipta diantara mereka berdua. Nenek mungkin ingin memberi Nev waktu untuk bicara, sementata Nev tidak mau buka suara sebelum Neneknya yang lebih dulu menanyakan, karena Nev takut membicarakan hal yang salah pada wanita itu.

Nenek menarik nafas dalam, sepertinya Nenek tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mendengar pernyataan Nev.

"Nev ..." kata Nenek memulai pembicaraannya.

Nev hanya berdehem untuk menyahuti Nenek yang menyebut namanya.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Nenek memulai.

"Nev baik, Nek..." kata Nev pelan.

Nenek tersenyum kecil. "Nenek tidak tahu apa yang kamu rasakan, Nenek sadar bahwa Nenek kurang memperhatikanmu."

Nev masih diam mendengarkan ucapan Nenek.

"Beberapa tahun lalu, Nenek sempat menentang pernikahanmu dengan Feli. Tapi, kamu tetap ngotot untuk menikah dengannya. Nenek bisa apa selain merestui jika itu keinginanmu..." lirih Nenek.

"...sekarang kenapa, Nev? Bukankah dia adalah pilihanmu sendiri? Kenapa kamu tidak bertanggung jawab terhadap sesuatu yang sudah kamu pilih?" sambung Nenek sembari memegang tangan Nev dan mengusapnya pelan.

Nev masih diam, mencerna ucapan Nenek, dia tidak tahu harus menjawab apa.

Haruskah dia menjawab bahwa pilihannya salah? Atau haruskah dia mengemukakan semua perbuatan Feli kepada sang Nenek?

"Nev, pernikahan itu memang tidak mudah. Cobaan dan godaan selalu datang menghampiri. Pernikahan bukan permainan, Nev. Tidak mudah menyudahi sesuatu yang sudah kamu bina," kata Nenek bijak.

Nev merasa tak tahan untuk menyahuti ucapan Neneknya itu. "Tidak mudah, bukan berarti tidak bisa, Nek..." jawabnya.

"Nev ..." lirih Nenek.

"Nev sudah memilih ini yang terbaik, Nek. Nev dan Feli harus benar-benar berpisah. Mungkin benar, seharusnya sejak awal pernikahan kami tidak pernah terjadi," jawab Nev sembari matanya menerawang jauh ke masa lalu.

Nenek menggeleng. "Apa kamu menyesali pilihanmu sendiri?" tanya Nenek.

Nev mengangguk. "Aku menyesal, Nek. Jika ada hal yang paling ku sesali didunia ini, hal itu adalah pernikahanku yang gagal sejak awal bersama Feli," aku Nev berusaha tegar.

"Apa kalian memang tidak bisa kembali bersama? Apa tidak bisa diperbaiki?"

Nev menggeleng tegas. "Tidak." jawabnya mantap.

"Apa Nenek boleh tahu salah satu kesalahan fatal yang diperbuat Feli hingga menyebabkanmu tidak mau memaafkannya?"

Nev terdiam, dia tidak sanggup mengatakan pada Neneknya bahwa kelumpuhannya diakibatkan oleh rencana Feli dan Andreas.

Walau bagaimanapun, yang Nenek tahu adalah hubungan rumah tangganya dengan Feli selama ini baik-baik saja. Demi menjaga kesehatan Nenek, Nev tak pernah terbuka tentang problem rumah tangganya dihadapan Nenek-- dia dan Feli selalu berperan menjadi sepasang suami istri yang harmonis.

"Kenapa diam, Nev? Jawab Nenek, apa kesalahan fatal yang diperbuat Feli hingga kamu mau berpisah dengannya?" tuntut Nenek.

Nev bergeming dengan pandangan mata yang lurus kearah jendela.

"Jika memang tidak ada yang fatal, maka perbaiki lah semuanya," ucap Nenek tegas.

"Tapi, Nek..." Nev ingin menyanggah tapi Nenek segera mengadahkan tangan sebagai isyarat agar Nev berhenti bicara.

"Nev, Feli itu istri pilihanmu sendiri. Dan, satu lagi ... yang harus kamu ingat, Feli tidak pernah meninggalkanmu saat kondisimu seperti ini. Seharusnya kamu bersyukur, Nev."

Nev menggeleng. Semua yang diucapkan Neneknya berbanding terbalik.

"Dia selalu meninggalkan Nev, Nek." kata Nev dengan suara terendah.

"Dia tidak meninggalkanmu, dia tidak pernah menuntut perpisahan darimu, Nev."

Berdebat dengan seseorang yang tak mengetahui seluk-beluk rumah tangganya, hanya akan berujung sia-sia.

"Nev akan tetap berpisah dengannya, Nek." tegas Nev.

Nenek tidak tahan dengan sikap keras kepala Nev yang sulit dicairkan, padahal menurut Nenek, Nev harus memiliki alasan yang kuat untuk menceraikan Feli. Nyatanya, Nev tak memiliki itu. Atau lebih tepatnya, Nev punya alasan tapi tak mau memberitahunya pada Nenek.

"Apa ini ada hubungannya dengan pengasuhmu itu?" tanya Nenek memastikan.

"Apa?" Nev terkejut karena Nenek mempertanyakan tentang Raya sekarang.

"Apa kamu tertarik dengan pengasuhmu itu? Sehingga kamu mau menceraikan Feli?" tanya Nenek memperjelas.

Nev tersenyum miring. "Ternyata Feli telah mempengaruhi Nenek." ujarnya.

"Sudahlah, Nev. Perbaiki hubunganmu dengan Feli. Nenek memberimu waktu, mungkin besok atau besoknya lagi kamu sudah berubah pikiran." kata Nenek bangkit dari duduknya.

"Maafkan Nev, Nek... kali ini Nev tidak bisa menuruti keinginan Nenek. Nev akan tetap berpisah dari Feli." jawab Nev menekankan kata-katanya.

Nenek tak menyahuti ucapan Nev dan berlalu dari ruang kerja Nev begitu saja.

Sampai diluar, ternyata Feli sudah menunggu Nenek. Feli menyambut Nenek dengan senyuman ramah.

"Nek, apa Nev mau mendengarkan saran Nenek agar kami tidak berpisah?" tanya Feli dengan wajah semringah.

Nenek menggeleng. Jauh didalam hati Nenek, masih bertanya-tanya apa kesalahan yang Feli perbuat hingga Nev memutuskan untuk menggugat cerai istrinya ini dan tak mau merubah keputusannya.

"Jadi Feli harus bagaimana, Nek?" tanya Feli kemudian bersandar di bahu Nenek dengan manja.

Nenek mengelus pundak Feli. "Sabar, kamu harus sabar menghadapi sikap Nev yang keras. Sudah, sekarang kamu temui dia, ajak bicara baik-baik." kata Nenek sembari menunjuk ruang kerja Nev, agar Feli menghampiri Nev disana.

"Okey, Nek..." kata Feli antusias.

Bagaimana tidak, dengan adanya Nenek dirumah ini, Feli bisa memanfaatkan situasi, dia akan mengambil hati Nev lagi. Karena situasi ini membuatnya mudah keluar-masuk ruang pribadi Nev-- termasuk kamar Nev yang selama ini sulit dijangkaunya.

Nenek menatapi punggung kecil Feli yang mulai berangsur menjauh menuju ruang kerja Nev.

"Nev selalu berpikir dengan logika, dia tidak mungkin menggugat Feli jika istrinya tidak punya kesalahan fatal." Bisik batin Nenek.

Sedikit banyak, Nenek tahu betul karakter Nev yang keras. Nev penuh pertimbangan dan Nev tidak pernah mengambil keputusan dengan terburu-buru, Nev selalu mendalami dulu apa yang dia rasakan. Nev tidak mungkin menggugat Feli hanya karena kesalahan kecil ataupun adanya wanita lain.

Nenek tahu, ada yang sedang Nev sembunyikan-- karena sejak Nenek menanyakan kesalahan apa yang Feli perbuat, Nev terlihat selalu diam.

Nenek bisa membaca situasi, intuisinya sebagai wanita yang banyak makan asam garam-- selalu tepat. Dan sekarang, Nenek yakin jika sesuatu yang besar telah terjadi, tapi entah kenapa Nev menutupinya dari Nenek.

"Aku harus mencari tahu segalanya." kata Nenek bermonolog pada diri sendiri sembari menuju Lift diujung koridor rumah.

...🌸🌸🌸🌸🌸🌸...

Feli benar-benar memanfaatkan kehadiran Nenek untuk ambil kesempatan kembali mendekati Nev.

Nev selalu bersikap acuh dan tak peduli, dia tidak menggubris segala tawaran yang Feli berikan.

Feli membujuk Nev untuk mengurungkan niat soal perceraian, tapi Nev dengan tegas menolak itu. Sesekali berikutnya, bahkan Nev tak menanggapi ucapan Feli yang heboh sendiri.

"Keluarlah, Feli... Sebentar lagi aku harus makan malam." kata Nev bersungut-sungut.

Feli tersenyum kecil lalu melihat jam tangannya. "Iya, sebentar lagi kamu makan malam, aku akan siapkan. Kamu mau makan dimana? Bagaimana kalau kita makan malam bersama Nenek di ruang makan?" tawar Feli dengan wajah riangnya.

"No ... aku akan makan bersama Raya." jawab Nev tak mau berbasa-basi.

Feli mencebik. "Nev, dirumah sedang ada Nenek. Apa kamu mau Nenek berprasangka yang tidak-tidak tentangmu dan Raya?" tanya Feli serius.

Tiba-tiba Nev tertawa sumbang mendengar ucapan Feli itu.

"Jangan pernah memanfaatkan Nenekku, Feli." kata Nev memperingati.

"Nev, Aku tidak pernah memanfaatkan Nenek." sanggah Feli.

"Bull-shittt!!" Nev berdecih diujung kalimatnya.

"Nev, kenapa kau mengira aku seperti itu? Aku benar-benar tidak memanfaatkan Nenek..." kata Feli melirih.

"Astaga...seharusnya kau jadi artis sinetron saja." gumam Nev melihat sandiwara Feli yang menyebalkan.

"Nev...." lirih Feli lagi.

"Keluarlah, Feli. Aku ingin sendiri." tegas Nev menekankan kata-katanya.

Feli menatap Nev dengan tajam, seolah tak terima dengan perlakuan Nev itu, tapi dia bisa apa?

Feli menuju pintu keluar sembari menghentak-hentakkan kakinya kesal.

"Ku peringatkan padamu, Nenekku bukan wanita bodoh. Jangan pernah memanfaatkannya! Nenek juga pasti akan mencari tahu segalanya walaupun aku menutup mulutku rapat-rapat." ujar Nev saat Feli sudah berada diambang pintu.

Feli menggeram tertahan, tangannya mengepal, dia sungguh jengkel dengan sikap Nev yang sudah terlalu meremehkannya. Tapi, peringatan dari Nev cukup membuatnya kaget karena Feli juga menyadari bahwa dia memang tengah memanfaatkan Nenek Nev sekarang.

Melihat Feli masih diam diambang pintu, Nev melanjutkan kalimatnya.

"Aku hanya memperingatkanmu, Fel. Jika Nenek sampai tahu kau telah memanfaatkan dan mempermainkannya, maka siap-siaplah menerima resikonya. Kau tahu bukan, jika Nenekku bukan orang sembarangan." kata Nev dengan senyuman mengejek pada Feli.

Feli mendengkus kecil, lalu segera angkat kaki dari ruang kerja Nev saat itu juga.

...Bersambung ......

...Jangan lupa Like, Komen, Vote dan Hadiah ya 💕💕💕...

1
Asih S Yekti
sampai episod ini kok masih konflik terus ya , harusnya deket end sudah tanda tanda bahagia dong
Mas Tista
anaknya jimi dan nimas lbh tua dari si triplet kan ?
Victoria Neka
luar biasa ya Arthor benar benar hebat
Asih S Yekti
ceritanya kok terlalu kejam ya
Mas Tista
semoga hukuman untuk feli sesuai dgn kejahatannya
Mas Tista
miris yaaaa....
Victoria Neka
sungguh karya yg sangat bagus
Mas Tista
ads....aku
Mas Tista
kagum sama raya
Chyntia Rizky 🖋️: makasih sudah mampir di novel ini ya kak. baca karya saya yg lain ya setelah ini🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Selvy Anton
Luar biasa
Arie Chrisdiana
maaf thor terpaksa aq bacanya lompat2 coz 1 bab aja isinya buanyak skl dan terlalu bertele2 jd nya bosan, utk ke depannya usulan ku tlg jgn bertele2 ya thor biar yg baca ndak cpt bosan,,, tetap semangat thor 💪💪🙏🙏🙏
Arie Chrisdiana
Mmgnya Nevan ndak punya asisten pribadi atau sekretaris ta kok ndak ada yg dampingi
Arie Chrisdiana
sdh mulai ada kemajuan tuch 👏👏👏👏
Rain
👍
Iin Karmini
ga asyik ya nev klo bogemnya msh mentah...bogem matang lbh syedaap
Iin Karmini
knapa nenek nev yg slh?? othor laah..itu nenek nev nurut mau othor lho😜😜
Iin Karmini
tul bgt...
anita
jgn2 nev gk lumpuh,itu cm buat ngetes feli aja
Iin Karmini
ampyun dah...
Iin Karmini
gaskn...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!