Zayana, seorang aktris papan atas, ia mengalami kecelakan pada saat ia syuting di sebuah film aksi. secara dia merupakan seorang yang sangat profesional, ia dengan beraninya melakukan aksi berbahaya yaitu terjun dari sebuah gedung yang sangat tinggi. Sayangnya tali yang menahan beban tubuh Zayana tiba-tiba terputus begitu saja. dan langsung tubuh Zayana jatuh bebas dan tidak bisa di selamatkan lagi. Zayana mati di tempat pada saat itu juga.
dikarenakan Zayana memiliki Bakat yang hebat dan sebuah keburuntangan yang tak terbatas. ia bertransmigrasi dan hidup kembali ke dalam tubuh gadis di dalam buku novel yang terakhir ia baca sebelum ia mati. Ia menjadi pemeran pembantu dan hanya di Episode 5 di akan mati karena kebodohanya sendiri. dia bunuh diri karena pria yang ia cintai memiliki kekasih lain dan suaminya yang di jodohkan paksa tak pernah ia lihat sekalipun itu selalu mengabaikanya.
bahkan matipun tidak ada yang memperdulikannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
*akh! Ada apa dengan Jenna ia tampak berubah, bahkan penampilannya semakin menarik. apa dia sudah merubah riasannya?*batin Ian saat melihat Jenna yang sudah berjalan menjauh dari mereka.
...----------------...
Di perusahaan besar dan terkenal bernama perusahaan Innovatix Technologies milik seorang Miliarder ternama yang sering di sebut dengan nama Ziven Desmond.
Di ruang kerjanya yang begitu mewah dengan sudah di lengkapi fitur canggih bercorak serba putih perak, Ziven duduk di kursi kerjanya berpakaian rapi dengan jas hitam, jam tangan mahal, dengan model rambut comma hair. kulit putih dan wajah yang dingin. ia sedang bekerja sambil melihat komputer canggih miliknya.
Tapi pada saat ia sedang fokus bekerja, asistennya yaitu Andra masuk ke ruang kerjanya dengan panik. Membuat Ziven mengehentikan pekerjaanya.
"HAH tuan Ziven"itu kata pertama yang Andra keluarkan saat bertemu dengan Ziven.
Ziven tidak menanyakan apapun, ia hanya menatap dingin ke arah Andra yang masih ngos-ngosan.
"Tuan akhirnya..!"serunya di hadapan Ziven yang masih menatapnya aneh.
"akhirnya apa?"tanya Ziven sedikit penasaran.
"nona.. tuan, akhirnyaa!"ucapnya lagi yang masih putus-putus.
"Andra...!"sentak Ziven yang batas kesabarannya sangat tipis.
"hehe maaf tuan. Akhirnya nona menandatangani surat perceraian ini!"seru Andra sambil memberikan selembaran kertas perceraian.
Ziven mendengar itu langsung mengerutkan alisnya tak percaya. "apa anak itu ingin menjebak ku lagi. Pasti sebentar lagi kakek akan menelfon ku dan memaki-maki diriku kembali"ujar Ziven seperti sudah menebak apa yang akan terjadi.
Apa yang ia ucapkan tak lama terkabul. Belum beberapa menit hp Ziven berbunyi, ada suara panggilan masuk atas nama kakek.
"lihat? Apa yang barusan ku katakan, jika aku angkat. Kakek pasti akan membahas semua keluhan anak itu"ketus Ziven.
"emm angkat saja tuan. Jika tidak, kakek akan tambah marah"ucap Andra memperingati.
"argh"geram Ziven pelan, langsung mengangkat telfonan dari kakeknya itu.
"iya?"tanya Ziven.
"kenapa lama sekali angkat telfon ku!?"tanya kakek marah.
Ziven yang mendengar itu hanya menghela nafasnya panjang dan tetap lembut menjawab. "maaf kakek, aku tadi lagi bekerja"
"aaah kamu benar-benar gila kerja! Bahkan aku mati pun kamu tetap akan memilih bekerja bukan!"ketus sang kakek.
"CK. Kakek jangan bicara seperti itu. Ada apa?"tanya Ziven yang sudah mulai jenuh dengan tempramen kakeknya itu.
"Dengarkan. Lusa aku akan berulang tahun, aku ingin bertemu dengan cucu menantuku, dan aku ingin kamu sendiri yang membawanya kepadaku. aku sudah lama tidak melihat pipi gembulku yang manis itu! Jangan sampai tidak datang jika kamu masih ingin aku tetap hidup!"ucapnya langsung mematikan telfon tersebut tanpa ada kata tambahan.
Ziven dan Andra terdiam dan saling memandang satu sama lain. Mereka berdua merasa bingung. Karena pertama, kenapa kakeknya tidak marah soal aduhan perceraian ke pada Ziven, seakan-akan Jenna belum memberitahukan atau belum mengadukan tentang perceraian tersebut, dan yang kedua, Bagaimana bisa membawa Jenna sebagai seorang istri sedangkan dia sudah menandatangani surat perceraian tersebut.
"Haah. Kamu cepat hubungi dia"perintah Ziven sambil memegang kepalanya yang mulai sakit
"siapa? Nona Jenna?"tanya Andra memastikan, tapi langsung mendapatkan jawaban tatapan tajam dari Ziven.
"ha.ha.ha. benar saya akan menelfon nona Jenna"ucap Andra gugup sambil mencari hpnya di saku jas biru miliknya.
Saat Andra mencari nomor Jenna dengan gugup. akhirnya ia menemukan nomor kontak Jenna dengan nama kontak 'Nona terbuang'.
Ia mencoba untuk menelfon Jenna. Jenna yang saat itu sedang ada kelas perkuliahan, ia langsung saja mematikannya dan menanyakan apa hal Andra menelfonnya lewat chat:
Nona terbuang: Kenapa!? Aku sedang ada kelas!?
^^^Paman gendut: Ah iyakah.. Berarti nanti saja, kita ketemu saja nanti^^^
Nona terbuang: hisss!!! Katakan saja lewat chat. Aku Malas bertemu denganmu!
^^^Paman gendut: tapi ini genting nona. Ini perintah tuan langsung^^^
Nona terbuang: Aku tidak peduli. CEPAT KIRIMKAN UANGKU, AKU MENUNGGUNYA SAMPAI MALAM NANTI. AWAS SAJA KALIAN JIKA MENIPUKU!
Selesai Jenna membalas chat tersebut. Ia mengakhirinya dengan cara memblock nomor Andra langsung.
"aaah nona!"Lirih Andra ketakutan karena sedari tadi Ziven memandanginya dengan tatapan sinis.
"tuan. Nona dia... Tuan jangan marah, aku akan pergi ke kampusnya untuk menjemputnya, soalnya nona sekarang lagi ada kelas "ujar Andra mencoba menjelaskan sebaik mungkin agar tidak kena marah dari Ziven.
Ziven tidak menjawab ucapan dari Andra. Ia dengan wajah dingin berdiri dari kursi kerja, dan merapikan kerak jasnya.
"tidak usah. Kakek memintaku agar pergi denganya, jika kamu yang pergi memanggilnya, dia pasti akan banyak mencari masalah denganmu. Biar aku saja. Siapkan mobilku"ucap Ziven yang baru pertama kali menjemput Jenna di kampusnya itu, membuat Andra kembali membantu.
"kenapa diam saja Andra. Cepat siapkan mobil ku"Lirih Ziven sekali lagi.
"a? Ah baik tuan"Jawab Andra langsung keluar dengan terburu-buru.
*aku merasa ada yang salah. Jika itu keinginan kakek, pasti nona Jenna lah yang menelfonku untuk memaksa tuan pergi bersamanya. Tapi sekarang nona yang tidak ingin di hubungi dan tuan malah suka rela menjemputnya. Apa aku sedang bermimpi*batin Andra sambil berjalan ke parkiran mobil dengan perasaan aneh.
...----------------...
Sementara itu di kampus A. Jenna yang sudah selesai dengan kelasnya, berenca untuk pergi berbelanja karena baju dan snack yang ia sukai waktu masih menjadi Zayana tidak ada samasekali di apartemennya Jenna.
Namun nasibnya yang memang menjadi pemeran pembantu selalu saja bertemu dengan pemeran utama, pada saat di Lorong kampus, ia berpapasan lagi dengan tiga geng wanita dan satu pria yang sok tampan, pikir Jenna begitu.
"Sayang? Kamu sudah selesai kelas? Aku lapar, ayo kita makan. Aku ingin makan di restaurant yang baru buka tidak jauh dari sini. Sekaligus traktirkan ketiga wanita ini juga yah, biar bagaimana pun mereka adalah keluargaku"seru Ian di hadapan Jenna.
"ia terus? mereka keluargamu kenapa harus aku yang membayar mereka makan?"Ketus Jenna merasa heran dengan cara pemikiran pria di hadapannya itu.
"HEH JENNA! MENTANG-MENTANG KAMU PUNYA UANG KAMU SUKA SEKALI MENINDAS KAMI!"teriak wanita berbaju hitam.
"hiks... Aku tidak lapar lagi Ian. Kita pergi saja"Lirih wanita berbaju pink yang bergelantung di lengan pria tersebut.
"Jenna! Kenapa kamu egois sekali! Cemburu mu sudah sangat keterlaluan! lihat Alica, dia yang lemah ini masih saja kamu tindas. Aku tidak habis pikir"marah pria tersebut, membuat orang-orang yang berlalu lalang di Lorong kampus langsung memperhatikan mereka.
"Sialan! Siapa kamu berani membentakku!?"balas Jenna meneriaki.
"a, a aku ini pacarmu! Apa kamu lupa!?"
"ck. baiklah kalau begitu. Karena aku sedikit bermurah hati kepada wanita lemah ini. Aku akan berikan pria gila ini ke kamu saja! Alica yah namamu? ambil pria ini. Aku sudah tidak butuh!"
Ian dan mereka bertiga termasuk mahasiswa yang menonton drama mereka semua membeku karena terkejut akan ucapan Jenna. Jenna yang bucin kini mengelurkan kata putus dengan mudah ke cowo yang ia taksir selama ini.
"kamu Jenna harus ku beri pelajaran untukmu! Kamu berani sekali!"ian yang geram berani mengangkat tanganya untuk menampar Jenna.
Tapi sebelum tangan ian menyentuh pipi tembam milik Jenna. Tanganya terlebih dahulu di cepat oleh seorang pria yang baru sampai disitu.
BERSAMBUNG...
😍😘