Sheila yang dibesarkan dari orang tua yang tak pernah menyayanginya dan selalu dianggap sebagai pembantu di rumah sendiri, dia tak pernah menyangka bahwa dia akan menikah dengan seorang pengusaha terkenal dan ternama juga seorang mafia yang sangat kejam.
Menikah dengan orang asing apa lagi dengan seseorang yang belum ia kenal sama sekali karena dia harus menggantikan kakaknya yang kabur di pernikahannya karena harus membayar hutang.
Brian seorang pengusaha terkenal di New York dan memiliki banyak bisnis di berbagai negara namun tidak banyak orang yang tahu bahwa dia juga seorang mafia kejam yang tak segan-segan untuk melenyapkan orang yang mengganggunya. Sedangkan Sheila wanita periang dan juga lemah lembut harus dipasangkan dengan mafia kejam yang bisa saja menyakitinya.
Bagaimana kelanjutannya???
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
FOLLOW INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
FOLLOW TIKTOK @LALA_SYALALAA13
FOLLOW FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31_Diserang
Sedangkan Sheila yang mendengarkan ucapan dari Brian pun hanya menundukkan kepalanya kebawah tidak ingin melihat Brian padahal dia awalnya sangat senang, Sheila berfikir kalau Brian datang ke sini karena dirinya.
"Maaf," hanya kata itu yang keluar dari mulus Sheila, kemudian dia pun membalikkan tubuhnya agar tidak melihat ke arah Brian.
Brian pun hanya diam dan melihat Sheila terus tanpa mengalihkan pandangannya, Sheila benar benar membuatnya frustasi bagaimana bisa ia bisa fokus bekerja kalau di pikirannya hanya ada Sheila terus.
Tak lama Brian mendengar deru nafas Sheila yang mulai teratur menandakan bahwa dia sedang tertidur, Brian pun beranjak dari tempat duduknya dan memilih untuk keluar dari kamar agar tidak menganggu tidur sang istri.
Dia keluar kamar dan menuju ke ruang keluarga di mana di sana sudah ada mami Salma dan papi Boni yang memandang Brian dengan tatapan yang tak bisa di artikan antara khawatir hingga kesal.
"Bagaimana keadaan Sheila?" tanya papi Boni karena mami Salma malah memalingkan wajahnya saat melihat Brian.
"Dia sudah lebih baik Pi, tadi juga udah bangun dan sekarang dia sedang tidur." ucap Brian mendapat anggukan dari papi Boni.
"Mami!" lanjut Brian memanggil maminya yang masih setia memalingkan wajahnya.
"Mami, marah sama Brian?" tanya Brian duduk di samping sang mami.
"APA! Kamu tanya apa mami marah sama kamu? jawabannya iya, mami sangat marah sama kamu." ucap mami dengan tetap tidak melihat muka Brian.
"Apa yang bikin mami marah?" tanya Brian lagi.
"Kamu masih tanya apa, asal kamu tahu saja mami tahu kalau kamu habis bentak-bentak Sheila kan tadi pagi!" ucap mami dengan berani menatap mata sang anak mengisyaratkan kekecewaan.
Akhirnya Brian tahu mengapa maminya sangat marah padanya, ternyata masalah Brian membentak Sheila dan itu juga salah satu sebab mengapa Sheila bisa seperti ini sekarang.
"Brian bisa jelasin mi," ucap Brian mencoba menjelaskan.
"Apa lagi yang perlu kamu jelasin, mami khawatir Brian sama Sheila." ucap mami dengan air mata yang sudah tumpah.
"Mi, Brian tadi kelepasan buat bentak Sheila karena Sheila ngotot mau bekerja lagi di restoran." ucap Brian mulai jengah dengan tangisan maminya.
Mami Salma pun menghentikan tangisannya dan melihat ke arah sang anak.
"Beneran Sheila mau bekerja lagi?" tanya mami Salma.
"Iya, mi. Brian gak mau Sheila harus bekerja lagi, Brian punya uang banyak kenapa Sheila harus kerja!" ucap Brian.
Mami Salma sudah tenang dan tidak menangis lagi, untuk sekarang ini dia setuju dengan Brian seharusnya Sheila tidak bekerja karena bagaimana pun pekerjaan Brian yang sangat kejam membuat dia di kelilingi oleh musuh yang sewaktu-waktu bisa saja mencari masalah.
"Mami sudah gak marah lagi kan sama Brian?" tanya Brian.
"Enggak," jawab mami Salma.
Brian pun bisa bernafas lega karena bagaimanapun dia tidak ingin maminya menjadi marah sama dia.
"Tapi kamu harus lebih sabar Brian, lihat gara-gara bentakan kamu tadi Sheila jadi seperti ini!" ucap mami Salma sedikit kecewa.
"Iya, mi."
Setelah itu mami Salma dan papi Boni pun kembali ke kamar mereka sedangkan Brian juga kembali ke kamarnya dan melihat Sheila yang masih saja tertidur pulas seperti bayi membuat seulas senyum di wajah Brian.
Brian pun memilih untuk mengerjakan tugasnya di sofa kamarnya sambil menjaga Sheila siapa tahu dia butuh sesuatu, namun tiba-tiba dering telepon nya berbunyi.
drreettt drreett drreettt
Telepon nya berdering memperlihatkan nama Aldo di sana, Brian pun menjauhkan tubuhnya menuju ke balkon kamarnya.
[Halo, Aldo. Ada apa?]
[Bos, markas habis di serang oleh pasukan Rajawali bos!] sahut Aldo dari sebrang sana, sedangkan Brian mendapat kabar tersebut rahangnya mengeras dan mengepalkan tangannya erat.
[Bagaimana kondisinya sekarang di sana?]
[Semua aman terkendali bos, semua pasukan Rajawali yang menyerang hari ini sudah di taklukkan semuanya bos dan markas kembali aman!]
[Bagus. Apa karena kita membawa salah satu anggotanya?]
[Iya, bos.]
Perkiraan Brian sangat tepat, tidak mungkin mereka akan diam saja saat tahu anggotanya tewas mengenaskan akibat ulang Brian, siapa suruh untuk berurusan dengan seorang Brian Albern Ardolph.
[Sebentar lagi saya akan ke sana, segera siap kan semuanya.] tita Brian kemudian beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan Sheila yang masih tidur.
Namun yang tidak di ketahui oleh Brian adalah ternyata Sheila sudah bangun beberapa saat sebelumnya, sebelum Brian mendapatkan telepon.
Brian tidak menyadari karena dia terlalu fokus dengan berkas di tangannya sedangkan Sheila berpura-pura untuk tetap tertidur karena dia malas berdebat dengan Brian.
Memastikan Brian sudah tidak ada Sheila pun membuka matanya dan duduk di sana, perasaannya berkecamuk saat Brian menerima telepon tadi.
"Sebenarnya Brian itu siapa dan apa pekerjaan pria itu?" gumam Sheila bertanya dengan dirinya sendiri karena saat menikah dengannya Sheila sama sekali tidak tahu bagaimana kehidupan dari Brian selama ini, mulai dari siapa Brian, pekerjaannya yang menurut Sheila bukan hanya sekedar pemilik perusahaan, sepertinya ada sesuatu yang Sheila tidak tahu tapi apa.
Sheila tidak ingin pikirannya terus berkecamuk di sana, dia pun memilih untuk tidak memikirkan lagi meski pun kadang-kadang tetap terpikirkan.
Sedangkan Brian mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi berhubung sekarang sudah cukup malam sehingga keadaan jalanan cukup lenggang.
Sampai di sana Brian segera masuk ke dalam dan di sambut oleh Aldo dan yoga yang sudah berada di sana.
"Di mana mereka?" tanya Brian tanpa basa basi.
"Di dalam bos!" jawab Aldo.
Brian segera masuk ke dalam dengan amarah yang mengobar ingin rasanya ia menghabisi mereka semuanya sekarang juga, Brian pun masuk ke dalam dengan amarahnya membara, siapa suruh berurusan dengan dia.
DOR DOR DOR
Suara tembakan terdengar di mana mana saat Brian masuk tadi, sudah bisa di pastikan tawanannya sudah tewas mengenaskan, yoga dan Aldo hanya diam karena mereka tahu pasti amarah Brian sudah memuncak apa lagi kepada orang yang dengan beraninya menyerang markas kebesarannya di dunia mafia.
Hanya pekikan tangisan yang terdengar dan juga suara minta tolong kepada Brian, namun Brian tidak menghiraukannya.
Peluru tadi sudah menewaskan sebagian anggota klan Rajawali dan menyisakan tiga orang saja yang juga sudah mengenaskan di sana.
"Siapa suruh menyerang klan Elang, sekarang hanya tinggal kalian saja. lihat teman-teman kalian apakah kalian juga ingin merasakan seperti itu!" ucap Brian dengan angkuhnya dan juga memunculkan tawa mengerikan.
"Mohon ampuni kamu tuan Brian, kami tidak akan pernah berbuat seperti itu lagi!" ucap salah satu anggota klan Rajawali.
"Hahaha, terlambat pak tua bangka!" bentak Brian sedetik kemudian suara tembakan bergemuruh di sana.
DOR DOR DOR DOR
Brian menghabisi semua pasukan Rajawali di sana dan memerintahkan Aldo untuk menangkap anggota klan Rajawali lainnya dan juga bos mereka.
"Aldo, segera tangkap semua pasukan Rajawali. Aku tidak sabar ingin bermain main dengan mereka!" ucap Brian
"Baik, Bos."
"Dan yoga segera bersihkan mereka semuanya!" ucap Brian sambil menunjuk jasad yang sudah mengenaskan itu, kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut.
Pekerjaan mafia sangat menakutkan dan menegangkan membuat siapapun jangan sampai berurusan dengan dunia gelap ini ya.
.
.
TBC