Fabrizio Argantara seorang CEO Diamon Group terpaksa harus menikahi Putri dari orang yang ia tabrak hingga meninggal.
Fabrizio menikahi Jihana Almayra hanya demi sebuah tanggung jawab semata, hingga suatu hari salah satu diantara mereka memiki perasaan mencintai.
Mampukah Fabrizio dan Jihan mempertahankan pernikahan mereka saat badai rumah tangga mereka hadir disaat mereka sudah saling yakin untuk mencintai satu sama lain ?
Yuk simak selengkapnya novel "Istri Siri CEO" karya Dewi KD.
Jangan lupa untuk dukung author dalam bentuk Like & Comment 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERHATIAN MERTUA
Suara ketukan pintu membuyarkan pandangan Zio pada Jihan. Zio membuka pintu ternyata
Mamanya dan Dokter Rayyan datang ingin memeriksakan kondisi Jihan.
Zio mempersilahkan mereka masuk, Sonia yang membawa nampan berisi bubur ayam dan segelas susu untuk Jihan langsung meletakkan diatas nakas.
"Jihan dokter Rayyan akan memeriksamu, Nak" ucap Sonia lembut pada Jihan yang terlihat sedikit pucat.
"Hai Jihan, aku Rayyan kau boleh memanggilku Kak Ray aku adalah sepupu Fabrizio" ucap Rayyan sambil memeriksa keadaan Jihan.
"Hai..Kak Ray" balas Jihan canggung. Sedangkan Zio menatap tak suka pada Rayyan, karena Ray seorang Bad Boy suka berganti-ganti wanita jika ia sudah bosan. Setelah Ray memeriksa Jihan, Ray memberikan resep obat pada Mama Sonia. "Dia hanya demam Tante kemungkinan karena kurang istirahat dan banyak fikiran, nanti suruh saja pelayan rumah membeli obat yang sudah ku tuliskan"
Ray menatap Zio kemudian memberi kode untuk bicara berdua diluar. Dan disinilah mereka berdua berada di sebuah halaman belakang yang rindang karena ada pepohonan mangga.
"Jadi benar kau sudah menikah ?" tanya Rayyan penasaran karena ia tak percaya dengan ucapan Mama Sonia kalau menantunya sakit, sedangkan Zio belum menikah dengan Cindy. Betapa terkejutnya Ray saat melihat menantu yang Mama Sonia maksudkan bukanlah Cindy.
"Aku sudah menghilangkan nyawa Ayahnya, aku terpaksa demi rasa kemanusiaan dan tanggung jawab semata". Zio meneguk minuman bersoda ditangannya ia benar-benar pusing dengan keadaannya saat ini.
" Lalu bagaimana dengan Cindy ?"
Zio semakin frustasi ia juga bingung bagaimana menjelaskannya pada calon istrinya itu, ia juga tak ingin menyakiti perasaan Cindy.
"Aku tak mungkin memberitahu Cindy"
"Kenapa beritahu saja supaya dia bisa merasakan bagaimana rasanya..." ucapan Ray terhenti ia hampir saja berbicara terlalu jauh tentang calon istri sepupunya itu.
Zio mengerutkan dahi mendengar ucapan yang belum selesai dari Ray, apa ada yang tidak ia ketahui dari Cindy. "Apa maksudmu ?" tanya Zio penuh selidik menatap Ray yang sudah gelagapan dan membuang muka.
"Ah...tidak bukan apa-apa, oh ya aku ada jadwal operasi aku pergi dulu" Ray buru-buru pergi dari hadapan Zio yang tampak masih memikirkan apa maksud ucapan Ray.
... ....
Sore hari Jihan masih tampak tertidur dan belum ada tanda-tanda ia akan bangun. Zio yang baru saja selesai melakukan Gym diruang olahraga masuk ke dalam kamar dan melihat Jihan masih tertidur lelap.
Zio mendengus apakah perlu ia membangunkannya. Namun jika tidak dibangunkan ia malah disalah-salahkan oleh kedua orang tuanya karena tidak bisa menjaga Jihan.
Zio menepuk-nepuk pundak Jihan agar ia bangun. "Jihan bangunlah, Ji.." Jihan membuka kedua matanya sorot mata mereka saling bertemu. Zio tertegun menatap Jihan ternyata Jihan sangat manis dan cantik, ia baru menyadarinya karena sedari kemarin ia sangat acuh.
"Tu..tuan" Jihan gugup kemudian langsung mendudukkan dirinya. Sedangkan Zio mencoba bersikap datar dan dingin kembali menepis pandangannya pada Jihan barusan.
"Bangunlah ini sudah sore, aku mandi terlebih dahulu." Zio meninggalkan Jihan dan masuk ke dalam kamar mandi menyisakan Jihan dengan debaran jantung yang semakin berdebar.
"Ada apa dengan jantungku, sedari pagi seperti mau lompat"
Setelah Jihan membersihkan tubuhnya. Jihan bingung dengan banyak sekali Paperbag berisikan pakaian, tas dan juga sepatu yang diberikan oleh Mama Sonia.
"Ma, apa ini tidak terlalu berlebihan" Jihan menatap barang-barang yanh diberikan oleh Mama Sonia. Sedangkan Sonia tersenyum bahagia dengan Jihan, ia sangat senang bisa memberikan sesuatu pada menantunya itu.
"Tidak, ini bisa kau pakai sehari-hari, Nak. Apalagi nanti kau masuk kuliah, kau harus bisa menyesuaikan dirimu. Bukankah kau menantu keluarga Argantara pemilik Diamon group."
"Ta..tapi Ma.."
"Sudah tidak usah tapi-tapian, pakailah mulai besok. Mama akan senang jika kau memakainya, sayang" Sonia mengelus rambut Jihan dengan penuh kasih sayang. Pemandangan itu dilihat oleh Zio yang hendak kembali ke kamarnya. Ia menatap tak percaya apa yang dilakukan oleh Mamanya. Sesuatu yang tak pernah ia lakukan pada Cindy yang jelas-jelas akan menjadi menantunya.
Seneng kompak mantu & mertua😁
Gimana wanita baik" belum nikah udah Hubungan bebas gitu... ya km tunggu siapa Cindy.
Dan mmh pph km tau jihan anak cerdas & baik..
Lanjut thor.. ini hanya tebakanku🙏