NovelToon NovelToon
Secretly Loving You

Secretly Loving You

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:9.7M
Nilai: 5
Nama Author: ErKa

"Dear hati ...

Mengapa kau begitu buta? Padahal kau tahu dia sudah berkeluarga. Mengapa masih menaruh harapan besar kepadanya?"

Hati tak bisa memilih, pada siapa ia akan berlabuh.

Harapan untuk mencintai pria yang juga bisa membalas cintanya harus pupus begitu ia mengetahui pria itu telah berkeluarga.

Hatinya tak lagi bisa berpaling, tak bisa dialihkan. Cintanya telah bercokol terlalu dalam.

Haruskah ia merelakan cinta terlarang itu atau justru memperjuangkan, namun sebagai orang ketiga?


~Secretly Loving You~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 30 - Kejadian Memalukan

"Kamu ...."

"Y-ya Pak?" jawabku takut-takut.

"Bisa tidak jangan membuat orang khawatir?"

"Ma-maaf Pak ...." Aku hanya bisa menundukkan kepala. Awalnya aku sangat senang melihatnya khawatir seperti itu, tapi bila memposisikan diri sebagai dia, perasaan bersalah menyergapku.

"Ayah dan ibumu mempercayakanku untuk menjagamu. Kamu tanggung jawabku. Bila terjadi sesuatu, apa yang harus aku katakan pada mereka?" Bila dalam mode serius seperti ini, dia terlihat menakutkan. Matanya menatapku dengan tajam. Aku tak mampu membalas tatapan matanya hingga yang kulakukan kembali menundukkan kepala.

"I-iya Pak, maaf ...."

Lagi-lagi bersembunyi dalam kata "tanggung-jawab". Bila memang hanya sekedar tanggung-jawab, Bapak tidak mungkin tertidur sembari menggenggam tanganku seperti itu. Bilang saja kalau Bapak sebenarnya memiliki perasaan yang lebih untukku. Iya 'kan Pak?

Hening beberapa saat. Sepertinya Pak Armand berniat untuk menceramahiku, namun menahan diri. Hingga akhirnya kudengar dia menghela napas.

"Masih ada yang sakit?" tanyanya. Kali ini suaranya melembut. Aku menggelengkan kepala. "Lain kali, jangan jauh-jauh dariku. Mengerti?"

Aku menganggukkan kepala dengan kuat. "Mengerti Pak. Saya tidak akan jauh-jauh lagi."

"Bagus." Dia membelai rambutku. Tatapan matanya melembut. Sepertinya Pak Armand sudah memaafkanku.

"Pak?"

"Ya?"

"Maafkan saya .... Saya sudah mengacaukan acaranya ...."

"Acaranya tetap berjalan meskipun kamu tidak ikut."

"M-maksudnya, saya sudah mengacaukan cabang kita. Ma-maaf ya Pak .... Karena keteledoran saya jadinya seperti ini .... Tapi Bapak jangan khawatir, besok saya akan ikut training lagi. Meskipun kehilangan beberapa poin, tapi ...."

"Kamu akan tetap di sini sampai tiga hari ke depan. Apa kamu tahu berapa jahitan untuk lukamu itu?" Aku menggelengkan kepala sembari melirik perban yang membalut betis kananku. Melihat dari panjanganya perban, sepertinya jahitannya cukup banyak.

"Apa menurutmu pasien yang menerima tranfusi darah kondisinya baik-baik saja?"

"Saya sudah baik-baik saja, Pak. Badan saya sangat sehat. Infus ini bisa dibuka sekarang juga." Wajah Pak Armand kembali terlihat menggelap. Ekspresinya menjadi kaku. Dia mendekat sembari menarik ujung selimut.

"Tidurlah. Masih jam dua pagi," ucapnya dengan nada tak bisa dibantah. Aku yang sudah membuka mulut, bersiap untuk berdebat, kembali menutup mulut rapat-rapat dan hanya menjawab ucapannya dengan anggukan.

Dia membantuku mengatur posisi tidur. Setelah berbaring dengan nyaman, dia menarik selimut hingga menutupi tubuhku.

"Untuk mengurangi rasa sakit, setiap tiga jam sekali kamu akan diberi obat. Aku akan membangunkanmu. Sekarang tidurlah." Aku menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya, sepertinya dia bisa menangkap isi kepalaku. "Aku tidur di sana. Kalau butuh apa-apa, panggil saja." Pria itu menunjuk sofa yang letaknya dua meter dari ranjang.

Melihat dan membayangkan Pak Armand tidur di sofa membuat perasaanku menjadi tidak enak.

"Bapak tidak perlu menemani saya. Bapak bisa kembali ke hotel. Saya sudah tidak apa-apa. Kalau butuh apa-apa, saya akan panggil perawat ...."

"Arsha, aku lelah. Tidurlah." Nada tegas dan tak bisa dibantah.

***

Seperti perkataannya, pukul lima pagi Pak Armand membangunkanku. Perawat datang membawa obat injeksi dan oral. Berada dalam kondisi tidak berdaya seperti ini sungguh menyedihkan. Aku harus menahan diri ketika keinginan untuk buang air kecil datang.

Setelah perawat pergi, aku menunggu Pak Armand kembali tidur. Meminta tolong ke kamar kecil dalam kondisi pria itu terjaga akan sangat memalukan. Namun bukannya tidur, pria itu justru duduk di samping ranjang. Menanyakan ini-itu.

"Bapak tidur lagi saja. Saya baik-baik saja. Saya juga akan tidur."

"Sudah pagi. Aku tidak bisa tidur lagi. Ada hal yang kamu butuhkan? Apa ada yang membuatmu tidak nyaman?"

"Saya baik-baik saja, Pak. Bapak bisa kembali ke tempat Bapak." Ucapanku menjadi lebih ketus. Bagaimana tidak, kantong kandung kemihku menjerit-jerit minta dikeluarkan. Rasanya sangat tak tertahankan. Aku harus meremat sprei untuk menahannya.

"Kamu yakin?"

"Sangat yakin! Tolong. Kembali. Ke tempat. Anda!" Argghh, aku sudah tidak tahan lagi! Dengan secepat kilat aku memencet tombol nurse call berulang kali.

"Ada apa? Kamu butuh apa?" Pak Armand yang melihatku memencet tombol itu segera datang mendekat. Aku menggigit-gigit bibir dengan tangan yang masih meremas sprei. Menahan agar cairan itu agar tetap berada di dalam tubuhku.

"Arsha? Kamu kenapa? Ada yang sakit lagi?" Nada suaranya terdengar sangat khawatir. Tapi aku tak peduli lagi. Yang kubutuhkan sekarang adalah perawat, bukan Pak Armand!

"Arsha?!" Pak Armand memegang bahuku. Aku mengibas-ngibaskan tangan, menyuruhnya untuk pergi, namun Pak Armand tetap kokoh. Bukannya menjauh, dia malah semakin mendekat.

Airmataku sudah akan keluar. Ini tidak mungkin terjadi. Jangan biarkan aku mempermalukan diri lagi. Bantu aku suster!! Bila ini terjadi, aku tidak akan pernah punya muka untuk bertemu dengan Pak Armand lagi! Selamanya!!

Aku mencengkram pinggiran tempat tidur, berusaha mengatur napas. Mencoba memikirkan hal-hal lain. Mengalihkan pikiranku dari pusat kandung kemih.

Dua menit kemudian dua orang perawat datang dengan tergesa-gesa. Sayangnya yang datang dua perawat pria. Benar-benar sial!!

"Ada apa, Bu? Ada yang bisa kami bantu? Ada yang sakit?" Seperti Pak Armand, dua perawat itu mendekat. Ingin rasanya aku menjerit sekencang-kencangnya!

Aku menggelengkan kepala kuat-kuat. Mengibas-ngibaskan tangan, menyuruh mereka untuk pergi.

"Sha? Sebenarnya kamu kenapa? Wajahmu pucat. Mas, lakukan sesuatu!" Pak Armand berkata sembari mengelap keringat dingin di dahiku. Dia membentak kedua perawat yang terlihat kebingungan.

Aku tidak mampu melihat drama pertikaian itu. Aku telah mencapai batas. Aku tidak mampu menahan dorongan yang akan keluar!

Dan akhirnya cairan itu keluar. Mengosongkan kantong kandung kemihku. Membasahi selimut, sprei dan kasur. Hal pertama yang kurasakan, tentu saja rasa lega yang luar biasa.

Hal yang kedua adalah, aku ingin mati saat itu juga!! Aaarrrrgggghhhh!!

***

Happy Reading 😂

NB : Dahlah, Arsha emang sekoplak itu. Gak bisa kalo gak malu-maluin. Mengcapek 😞😅

Btw, Makasih untuk yang sudah vote 🥺. Berkat kalian jadi masuk 10 besar. Semoga aku makin rajin up-nya 🤲 Makasih ya keseyengan semua 🤧🥺🙏

Oh ya, menurut kalian, karakter Arsha itu seperti apa sih? 😂 Komen ya 🤭

1
Endang Sulistia
bagus banget Thor...
Endang Sulistia
huuff...akhirnya sadar juga si nadya
Endang Sulistia
ada ya cewek kayak Nadya.,pengen aja nampol pala nya biar normal
Endang Sulistia
BESTie Abang si nay rupanya
Endang Sulistia
gak mungkin ...mencurigakan
Endang Sulistia
gini kan enak...rame jadinya
Endang Sulistia
kenapa nih si Nadya?
Endang Sulistia
jaga martabat ortumu nay..
Endang Sulistia
duuaarr...jedder..
Endang Sulistia
ngilu aku..
Endang Sulistia
Arsa,arka arman
Endang Sulistia
padahal bahu yg sebelah blom kena iler tuh 🤭🤭
Endang Sulistia
gak papa Thor..dijelasin aku pun bingung, yg penting ngertilah...🤭🤭🤭
Endang Sulistia
cie..cie...masnya tau aja
Endang Sulistia
arab maklum 🤪🤪🤪
Endang Sulistia
biar besok besok si Arsa dah gak banyak kerjaannya trus bisa deh di ajak jalan2 Ama si bos. 😘😘😘
Endang Sulistia
kejam banget si mas Arman...Arsa kan pengen kencan 🤭🤭🤭
Endang Sulistia
heran sama yg marah2 sama anak baru, namanya dia masih baru ya pasti masih grogi lagi pula yg lama aja masih aja ada yg khilap..
Endang Sulistia
si Arsa ...gayanya mau bebas, eh baru sehari dah ketakutan 🤭🤭🤭
Endang Sulistia
aturan dari si bos kaku itu..bukan dari perusahaan 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!