NovelToon NovelToon
Doa Kutukan Dari Istriku

Doa Kutukan Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Pelakor / Kutukan / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:46.8k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Vandra tidak menyangka kalau perselingkuhannya dengan Erika diketahui oleh Alya, istrinya.


Luka hati yang dalam dirasakan oleh Alya sampai mengucapakan kata-kata yang tidak pernah keluar dari mulutnya selama ini.


"Doa orang yang terzalimi pasti akan dikabulkan oleh Allah di dunia ini. Cepat atau lambat."


Vandra tidak menyangka kalau doa Alya untuknya sebelum perpisahan itu terkabul satu persatu.


Doa apakah yang diucapkan oleh Alya untuk Vandra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Vandra dan Erika saling berpandangan dalam diam yang panjang. Erika memalingkan wajah, menatap keluar.

“Papa nggak mau aku tinggal di sini lama-lama. Katanya aku harus cari tempat sendiri, biar tetangga nggak banyak omong,” ucap Erika.

Vandra mengangguk. “Aku bisa bantu cari kos atau kontrakan kecil. Nanti aku kerja lagi, biar pelan-pelan kita bisa hidup normal.”

“Normal?” Erika tersenyum pahit. “Kita udah nggak akan pernah normal, Mas. Tapi setidaknya, aku butuh tempat untuk mulai lagi.”

Mereka kembali diam. Vandra memandangi wajah Erika. Wanita yang dulu ia pilih dengan penuh gairah, tetapi kini tampak rapuh dan kehilangan arah. Di sisi lain, ada rasa bersalah yang terus menggantung di benaknya.

Setelah beberapa menit, Vandra beranjak. “Aku pamit dulu. Besok aku balik, bawa kabar soal tempat tinggal kamu.”

"Kamu mau ke mana, Mas?" tanya Erika penuh tanda tanya. "Baru saja bertemu sudah pergi."

"Aku akan kembali ke rumah orang tuaku. Siapa tahu mereka mau meminjamkan aku uang," jawab Vandra dengan senyum tipis.

"Apa Mas Vandra tidak rindu sama aku?" tanya Erika dengan tatapan menggoda.

"Tentu saja aku merindukan kamu," jawab Vandra.

Keduanya berciuman mesra menyalurkan rasa rindu yang selama ini mereka tahan. Ciuman panas itu membangkitkan gairah Vandra dan Erika.

Setelah lama tidak mendapatkan kepuasan batin selama sembilan bulan, sore itu Vandra dan Erika menumpahkan semua hasratnya. Permainan panas mereka di atas ranjang, sampai masuk waktu Magrib.

"Mas, malam ini kita tidur di sini," ucap Erika dengan tatapan sayu. Jari-jari nakal wanita itu menari di dada bidang Vandra.

"Baiklah, asalkan kamu bahagia," balas Vandra.

***

Rumah kontrakan yang kini mereka tempati berukuran sedang. Dindingnya bercat putih kusam, sebagian mengelupas di dekat jendela. Lantai keramiknya dingin, dan aroma lembap masih terasa karena baru dibersihkan pagi tadi. Di luar, suara ayam berkokok dan pedagang sayur lewat, menjadi musik latar yang asing bagi telinga Erika. Ia terbiasa dengan suara mesin lift dan deru kendaraan dari balkon apartemen dulu.

Vandra duduk di lantai ruang tengah. “Lumayan, ya, tempatnya. Nggak semewah dulu, tapi cukup nyaman buat mulai dari nol lagi,” ujarnya mencoba terdengar optimis.

Erika berdiri di depan jendela, memandangi jalan kecil di depan rumah. Beberapa ibu tetangga tampak tengah menyapu halaman, sesekali melirik ke arah kontrakan baru itu. Ia bisa merasakan tatapan mereka. Tatapan yang penuh tanda tanya, mungkin juga cibiran.

“Aku nggak suka tinggal di sini,” ucap Erika datar, melipat tangan di dada. “Orang-orang itu pasti ngomongin aku di belakang. Aku pengin tinggal di apartemen aja. Biar nggak dijulidin.”

Vandra menatap istrinya. Ada rasa lelah di wajahnya, tapi ia berusaha tetap tenang. “Kamu tahu sendiri keuangan kita sekarang gimana, Rik. Aku harus irit. Sementara ini ya di sini dulu, ya?”

Erika mendengus, lalu berjalan ke arah kamar. “Aku juga nggak mau lama-lama nganggur,” gumamnya. “Aku nggak betah kalau cuma diam di rumah tanpa uang.”

Beberapa menit kemudian, keduanya berbaring di atas ranjang kayu sederhana. Angin berhembus masuk lewat ventilasi, membawa aroma tanah dan suara anak-anak bermain di luar. Erika membuka beberapa kancing bajunya karena gerah.

“Aku akan cari kerja,” kata Vandra pelan, menoleh ke arah istrinya.

“Aku juga,” balas Erika pendek, suaranya terdengar seperti sekadar menandingi.

Vandra hanya mengangguk. Dalam hati, ia tahu Erika masih memiliki tabungan. Uang itu berasal dari kiriman ayahnya, Pak Erwin, yang tetap menyayanginya meski kecewa dengan perbuatannya. Bahkan saat di penjara, Erika masih menerima jatah bulanan.

“Aku nggak akan larang kamu kerja, asal kamu bisa jaga diri,” ucap Vandra sambil mengusap rambut istrinya. Ada ketulusan dalam matanya, meski di balik itu tersimpan kekhawatiran. Ia tahu seperti apa dunia yang disukai Erika itu jalan-jalan, pesta, penampilan glamor, dan perhatian pria lain.

“Ya,” jawab Erika pendek. Matanya menatap ke samping, menghindari pandangan suaminya.

Hening sejenak. Vandra menatap langit-langit kamar. Ia berpikir keras, apakah akan mencari kerja kantoran atau mencoba membuka usaha kecil. Namun, bayangan wajah anak-anaknya, Vero dan Axel, kerap muncul dalam pikirannya. Ia menyesal, tapi juga bingung harus mulai dari mana.

Erika menoleh, menatap tubuh Vandra yang kini tampak lebih berotot setelah lama di penjara. Senyumnya muncul pelan. “Yang, semalam aku belum puas. Kita lanjut, ya,” bisiknya dengan nada menggoda.

Vandra hanya menghela napas, pada akhirnya menyambut ajakan itu. Ia menunduk dan menatap mata Erika. Ada gairah, tetapi juga sesuatu yang lain. Rasa ingin membuktikan bahwa dirinya masih berharga, masih pria sejati setelah sembilan bulan kehilangan kebebasan.

Erika menutup matanya, membiarkan diri larut dalam sentuhan suaminya. Dalam hati ia berbisik, “Kayaknya ucapan Alya cuma bualan aja. Buktinya, Mas Vandra masih perkasa.” Ia tertawa kecil di antara desah napasnya, merasa menang, merasa telah merebut kembali sesuatu yang dulu hilang.

Sementara itu jauh di tempat lain, kehidupan Alya sudah jauh berbeda. Toko kuenya kini semakin ramai. Aroma butter dan vanila memenuhi udara setiap kali loyang keluar dari oven.

Alya melayani pelanggan dengan senyum tulus. Hidupnya terasa tenang. Tidak ada air mata, tidak ada kekhawatiran tentang pengkhianatan lagi.

Hari itu, Maria datang ke toko milik Alya. Dia mau pesan kue ulang tahun sekalian kue-kue lainnya untuk dihidangkan di acaranya.

“Eh, Mak Lampir sudah bebas dari penjara, kemarin,” kata Maria tanpa basa-basi. “Langsung posting kemesraan sama si Vandra! Dasar nggak tahu malu!”

“Aku nggak buka media sosial lagi, Maria.”

Alya hanya tersenyum tipis. Dia tidak kepo sedikitpun akan kehidupan mantan suaminya. Dia juga tidak pernah membuka akun media sosial miliknya, sehingga tidak tahu apa yang sudah mereka lakukan.

Rianti yang juga hadir di sana, membulatkan mata. “Mereka nulis begini, loh: ‘Cinta kami begitu besar dan tulus. Walau pernah terhalang tembok berjeruji, cinta kami tak pernah padam.’ Ck, ck, ck… Aku baca aja pengin bejek-bejek muka mereka.”

Alya dan Maria tertawa melihat ekspresi Rianti yang meremas-remas boneka beruang yang hendak di hadiahkan kepada putrinya Maria, sebagai hadiah ulang tahun.

"Dunia terasa milik mereka berdua," celetuk Maria.

Rianti, ikut menimpali, “Iya! Rasanya aku pengin jambak rambutnya Erika. Dasar perempuan nggak tahu malu!”

Alya menatap kedua sahabatnya dengan ekspresi lembut tapi tegas. “Sudahlah, biarkan saja. Mungkin itu cara mereka menyenangkan diri.”

“Tapi kamu nggak penasaran?” tanya Maria penasaran.

“Tidak,” jawab Alya mantap. “Aku sudah bahagia dengan dua anakku. Itu sudah cukup.”

Maria dan Rianti saling pandang, lalu tertawa kecil. “Kamu ini perempuan paling sabar yang pernah aku kenal, Alya,” kata Rianti sambil menggeleng.

"Kamu jangan mau kalah sama mereka, Alya. Ayo, cari suami baru!" seru Maria dengan penuh semangat.

“Tapi, serius deh!” Rianti mencondongkan tubuh. “Kamu nggak pengin punya pasangan lagi?”

1
ken darsihk
Sudah bisa di tebak Vandra Ericka istri mu arah nya kemana
ken darsihk
Vero : Ayah jaga diri aja ya
Jangan bikin aq sedih lagi
Aseli sedih bocah 10 thn bisa bilang seperti itu 🩵🩵
Noor hidayati
erika sudah terbiasa dengan kebebasan,apalagi sekarang pemasukan financial ga ada,kemungkinan dirinya kembali seperti dulu,jadi simpanan orang berduit
Hary Nengsih
vandra saking cintanya y ,,istri y begitu d antepin aja
Susi Akbarini
Rudi mau nerima..
pasti tau kalo Erika mantan simpanan...
😀😀😀❤❤❤
Aditya hp/ bunda Lia
si Erika gak bakalan tobat yang ada makin sesat dia nanti ...
Sunaryati
Sepertinya jadi wanita simpanan lagi, pakai jilbab juga melakukan zina sama kamu Ndra, lebih baik telanjang sekalian
Nar Sih
sekali jdi tukang selingkuh pasti tetep mengulang lgi dan itu blsan untuk mu vandra ,firasat buruk mu pasti akan terjdi
Sunaryati
Pasangan hasil dari selingkuh, kok bangga. Candra tidak malu pada anak-anaknya
Nar Sih
bnr kta sahabat mu alya ,kmu hrus cari bahagia mu juga
partini
tuh lobang mau di Emer lagi benar Baner yah kalau ga sakit ga berhenti
Himna Mohamad
hmmm,,gimana rasanya vandra,,dikhianati
Nar Sih
dendam mu akan membuat mu hancur erika
Ayudya
bahagiakan diri mu Alya dan percantik biar tau tu vandra kalau kamu tu tambah cantik dan bahagia tanpa vandra.🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
juwita
teh santi lp menidurkan burung si vandra. mknya ttep perkasa🤣🤣
🌸Santi Suki🌸: belum dibuat tidur, itu. nanti dulu 😩 ini baru bab 27
total 1 replies
juwita
ko kutukan alya g manjur ya. burung si vandra bisa hidup itu🤣🤣
Hary Nengsih
Albiru
Susi Akbarini
sama Albiruni aja.

seiman..
baik..
sabar..
setia.

❤❤❤😍😙
🌸Santi Suki🌸: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
tiara
Akya sudah bahagia dengan hidupnya sekarang tanpa beban,semoga cepat mendapat pengganti Vandra biar aman ada yang melindungi
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Aditya hp/ bunda Lia
begitulah kalo dari kecil terlalu di manja jadi setelah dewasa tidak ada rasa tanggung jawab semua yang dia mau harus terwujud harus bisa diraih meski dengan jalan salah ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!