NovelToon NovelToon
Scandal Hubungan Rahasia

Scandal Hubungan Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Kesalahan yang terjadi pada dua manusia yang saling mencintai. Hubungan keduanya yang sudah tidak direstui. Mungkin karena tidak memiliki status sosial yang setara. Alina hanya gadis biasa yang duduk di bangku SMA dan menggunakan beasiswa dan sementara Fathan anak seorang pengusaha kaya raya dan juga seorang ibu yang bekerja dalam dunia entertainment.
Fathan dan Alina terjebak dalam hubungan gairah yang akhirnya menjadi skandal dan siapa yang dirugikan dalam hal itu.
Alina harus menerima nasibnya yang masih duduk di bangku SMA dan mengandung akibat kesalahan fatal yang dia lakukan bersama dengan kakak kelasnya yang juga menjadi pacarnya.
Karena hubungan yang tidak direstui itu yang ternyata membawa Fathan pergi dari Alina.
Bagaimana Alina menjalani kehidupannya dengan janin yang ada di dalam kandungannya.
Lalu apakah mereka dipertemukan kembali?
Jangan lupa untuk mengikuti cerita Saya dari awal sampai akhir dan follow akun Instagram saya .
ainunnharahap12.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31 Pertemuan Menegangkan.

"Ya sudahlah kamu sudah terlanjur bawa Keenan, ya sudah Keenan ikut saja dan kamu juga sudah ngotot ingin membawa dia," sahut Monica yang tidak punya pilihan lain.

Alina malah mengkerutkan dahi mendengar persetujuan dari Monica yang tidak mempermasalahkan dia membawa anak untuk meeting penting

"Udah buruan kamu jangan bengong seperti itu. Ayo cepat!" Monica yang langsung pergi.

Alina membuang nafas perlahan kedepan yang terlihat masih ragu antara pergi dan tidak.

"Mah!" Keenan yang menggoyang tangan Alina yang membuat Alina menoleh kebawah.

"Tante itu sudah pergi. Mama masih mau berdiri di sini?" tanya Keenan.

"Ayo kita pergi!" ajak Alina menghela nafas yang tidak bisa melakukan apa-apa. Karena bagaimanapun Alina emang harus menuruti apa yang dikatakan bosnya dan dia juga harus profesional bahwa yang dihadapi saat ini tidak mudah.

****

Restaurant.

Alina keluar dari mobil bersama dengan Monica. Tidak ada Keenan di sana yang ternyata sebelum itu Alina mengantarkan Keenan pulang. Dia tadi juga Masih sempat berdebat dengan Monica yang merasa waktu akan banyak terbuang. Tetapi Alina memaksa dan bahkan mengancam tidak ingin pergi sebelum memulangkan putranya karena tidak ingin membuat putranya mengantuk yang tertidur terlalu malam.

Jadi Monica harus kalah dengan debat dengan Alina dan sekarang mereka berdua yang memasuki Restaurant tersebut dengan kepala Monica berkeliling mencari ke sekitar arah.

"Di sana mereka!" Monica menunjuk dan langsung berjalan terlebih dahulu.

Alina yang masih berdiam di tempatnya melihat ke arah meja tersebut yang sudah terdapat Manager Fathan yang pasti dia sangat kenal karena sama-sama bekerja di dunia entertainment dan Alina yang berada di belakang layar akan mengenal banyak Manager para artis.

Alina juga melihat di sebelah Manager tersebut ada Fathan yang duduk dengan sangat tegap yang memang memperlihatkan aura dingin yang menjadi ciri khas wajahnya yang membuat dia begitu berkarismatik.

Huhhhhhhhh.

Alina menghela nafas dan melangkahkan kakinya menuju meja tersebut.

"Selamat malam tuan!" sapa Monica dengan ramah. Fathan dan Managernya itu menundukkan kepala dengan mereka juga saling berjabat tangan.

Alina juga melakukan hal yang sama yang sudah berdiri di samping Monica. Saat berjabat tangan dengan Fathan, Alina malah mengalihkan pandangan dan sangat cepat melepas tangan itu. Tetapi Fathan hanya terlihat biasa saja.

"Mari silahkan duduk!" titah Manager Chicko.

Alina dan Monica menganggukkan kepala dengan mereka berdua yang sama-sama duduk.

"Maaf tuan Chicko, jika kami terlambat datang. Karena tadi saya harus mengantarkan...

"Tidak perlu menyampaikan hal itu," sahut Alina memotong pembicaraan Monica dengan nada pelan . Monica berdecak yang sedikit kesal dan tidak ada harga dirinya yang kata-katanya dipotong bawahannya.

"Saya tadi ada urusan sebentar..." Monica yang melanjutkan kalimatnya yang berbeda dengan apa yang ingin dia katakan sebelumnya.

"Tidak Masalah sama sekali, kami juga baru saja sampai," jawab Chiko.

"Baiklah kalau begitu kita langsung saja membahas masalah ini. Agar kerjasama diantara kita berjalan dengan lancar," sahut Monica yang tidak ingin basa-basi.

Pandangan mata Monica yang langsung melihat ke arah Fathan.

"Fathan saya benar-benar sangat senang jika kamu menerima tawaran pekerjaan ini. Memang kamu yang sangat cocok untuk menjadi pemeran utama dalam film ini. Sudah banyak sekali aktor-aktor hebat yang meminta pemeran utama dalam film ini tetapi saya masih menyaring dan harus menyeleksi dengan benar,"

"Karena kamu tahu sendiri jika saya salah satu produser film yang memang sangat teliti dalam memilih pemain untuk film kami," jelas Monica yang tidak lupa memasukkan pujian untuk diri sendiri dalam penjelasannya.

"Padahal jelas-jelas dia mengemis pada aktris baru untuk bermain di film ini. Memang tidak heran jika bos sekarang sangat pintar menjadi penjilat!" batin Alina yang sebenarnya ingin muntah dengan kata-kata Monica.

"Saya sudah membaca scriptnya dan saya juga tidak terikat dengan film apa, waktu saya sedikit senggang dan saya rasa bisa bekerja sama dalam film ini," sahut Fathan yang menjawab dengan singkat dan padat.

"Kalau begitu kita langsung saja menandatangani kontrak film ini dan akan segera dimulai syuting," sahut Monica.

"Apa Nona Alina yang menyutradarai film ini?" tanya Chiko.

"Iya, saya sutradara dalam film ini dan juga penulis skenarionya. Tuan bisa baca kembali skenarionya dan jika masih ragu tidak masalah jika harus mempertimbangkan setuju atau tidak aktris tuan menjadi pemeran dalam film ini. Karena jujur saja dalam film ini akan banyak yang mungkin akan sedikit membahayakan," jelas Alina.

Kata-kata Alina justru seperti tidak ingin jika Fathan terlibat dalam film yang akan dia sutradarai.

"Alina apa yang kamu katakan?" bisik Monica.

Fathan melihat kearah Alina dengan alis bertautan yang mencoba untuk meneliti apa maksud dari kata-kata wanita yang duduk di depannya itu.

"Tuan Chiko jangan khawatir dengan aktris Anda yang akan mengalami bahaya dalam film ini. Kami memberikan latihan khusus, dan jika memang keberatan, kami juga menyiapkan pemeran pengganti dalam adegan-adegan yang terlalu bahaya," sahut Monica memberikan kemudahan.

"Aku tidak mau film yang aku sutradarai harus ada adegan penggantinya," protes Alina dengan berterus terang.

"Alina!" tegur Monica dengan kesal.

Sejak tadi Alina tidak sejalan pembicaraan dengan dia. Monica yang bersikap baik agar pemain dalam filmnya nyaman dan sementara Alina malah sebaliknya.

"Maaf tuan Chiko, saya sangat sulit sekali menulis skenario ini sampai selesai dan saya sudah membayangkan di otak saya bagaimana film itu berjalan. Jika dalam sebuah film memakai pemeran pengganti saya rasa itu akan merusak citra film dan tidak sesuai dengan ekspektasi saya. Jadi jika tuan sangat keberatan dengan aktris tuan untuk mengikuti adegan-adegan yang berbahaya lebih baik pikirkan kembali film ini!" tegas Alina memberi keputusan..

"Alina kamu itu mengatakan apa!" Monica benar-benar sangat tidak mengerti dengan Alina yang sudah jelas sangat tidak menginginkan film ini diperankan oleh Fathan.

Monica bahkan sudah sampai kelelahan menghadapi Alina yang bertentangan dengan dia yang sejak tadi justru membuat sang aktris ragu mengambil film itu.

Fathan mendengus dengan tersenyum mendengar kata-kata Alina yang sejak tadi dia memperhatikan wanita itu.

"Tapi saya belum mengatakan apapun dan belum memberikan pendapat untuk film ini," sahut Fathan yang baru berbicara.

Suara Fathan terdengar begitu khas dan mampu membuat jantung Alina tiba-tiba berdebar begitu kencang yang sejak tadi memang jantung itu sudah tidak aman, tapi dia berusaha untuk tenang dan profesional karena Fathan juga tidak mengenali siapa dia.

"Nona Alina, sepertinya bukan kami yang keberatan untuk bermain di film ini. Tetapi Nona Alina yang terlihat keberatan jika saya menjadi pemeran dalam film ini," tebak Fathan.

Alina terdiam yang kesulitan menelan ludah. Alina juga terlihat mengalihkan tatapan mata dengan Fathan. Dia benar-benar semakin gelisah dan apalagi ditatap seperti itu yang membuatnya sejak tadi hindari pandangan Fathan.

"Hmmm, tuan Fathan ini hanya terjadi kesalahpahaman saja. Seperti apa yang sudah saya katakan tadi, kami semua sudah mempertimbangkan pemain dalam film ini dan sudah jatuh kepada, tuan Fathan. Jadi Alina hanya sedikit serius dalam meeting ini. Mungkin karena terlihat lelah karena bekerja seharian," sahut Monica yang mencoba mengalihkan situasi yang tegang itu.

Alina tampak kesal dengan Monica yang bisa saja merusak rencananya.

Bersambung......

1
mbok Darmi
viral kan saja video pertemuan ini saat andre maki2 biar lsg ancur itu karier nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!