Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Ayana menarik tangan Damian dan memintanya untuk kembali ke atas panggung.
Damian akhirnya kembali ke atas panggung dimana para tamu sudah menunggunya.
Damian mengucapkan terima kasih kepada para tamu yang hadir di acara ulang tahun perusahaannya dan ia meminta maaf jika masih ada kekurangannya.
Setelah hampir setengah jam berada di atas panggung, ia memanggil sekretaris pribadinya untuk melanjutkan acaranya.
"Mas Damian mau kemana?" tanya Ayana yang berjalan mengikuti suaminya.
Damian langsung masuk kedalam lift dan mencari keberadaan wanita yang sangat mirip dengan Luna.
Ia langsung menekan tombol lift agar Ayan tidak bisa mengikutinya.
"Dimana wanita itu? Apakah dia masih ada disini?" gumam Damian.
Pintu lift terbuka di lantai Tujuh dan disaat ia akan keluar dari lift. Ia melihat wanita yang mirip dengan Luna keluar sambil menggandeng tangan lelaki.
"Sayang, kenapa kamu tidak mau menginap disini? Padahal aku ingin mengajakmu bulan madu." ucap Jayden sambil mencium kening istrinya.
"Kita cari tempat lain saja, aku tidak mau di hotel ini." ujar Luna.
Luna dan Jayden sekarang sedang berpura-pura menjadi sepasang suami istri.
Ia juga berpura-pura tidak melihat keberadaan Damian yang sedang berdiri di belakangnya.
"L-luna...." panggil Damian.
Setelah sampai di lantai 1 Luna dan Jayden keluar dari lift.
Ayana yang masih ada di sana langsung terkejut ketika melihat Luna masih hidup.
"L-luna? Bukankah kamu sudah meninggal dunia." Ayana menggelengkan kepalanya dan ia langsung menarik tangan Damian.
Jayden dan Luna bersikap tenang agar rencananya berhasil.
Ayana mengatakan kepada suaminya kalau itu bukan Luna.
Damian yang tidak percaya dengan perkataan Ayana langsung keluar untuk mencari keberadaan Luna.
Luna dan Jayden telah berada di dalam mobil dimana kedua orang tuanya juga sudah berada disana.
"Lihatlah Pa, Ma. Dia masih berpura-pura mencariku." ucap Luna.
Luna berencana membuat Damian merasakan bagaimana rasanya dipermainkan.
Jayden melajukan mobilnya menuju ke rumah Luna dan ia melewati Damian yang masih kebingungan mencari keberadaan Luna.
Ayana melihat suaminya yang seperti orang kehilangan akal dengan berteriak memanggil nama Luna.
"Luna sudah meninggal Mas! Percuma Mas Damian memanggil orang yang sudah meninggal dunia."
Damian meminta Ayana untuk tidak ikut campur urusannya.
Ia pun langsung meninggalkan Ayana sendirian di halaman hotel.
Sementara itu Jayden menghentikan mobilnya di depan rumah Luna.
Luna turun dari mobil sambil berpamitan kepada kedua orang tuanya.
Untuk sementara waktu sampai masalahnya selesai, Jayden mengajak Luna untuk tinggal di rumah yang sudah ia beli.
"Maafkan Mama yang dulu memaksa kamu menikah dengan Damian." Mama langsung memeluk erat tubuh Luna.
Papa juga meminta maaf kepada Luna yang dulu memaksanya untuk menikah dengan Damian.
"Pa, Ma. Tidak perlu minta maaf. Semuanya sudah terjadi." ucap Luna sambil memeluk kedua orang tuanya.
Luna masuk kedalam mobil dan setelah itu Jayden kembali melajukan mobilnya.
" Luna, kamu baik-baik saja?" tanya Jayden.
Luna merasakan perasaannya tidak enak saat mengingat perkataan kedua orang tuanya tadi
Jayden terpaksa menepuk pundak Luna yang sedang melamun.
"Kamu kenapa? Apa perut kamu sakit?" tanya Jayden.
"T-tidak. Aku hanya mengantuk." jawab Luna yang langsung memejamkan matanya.
Luna sendiri tidak tahu kenapa tiba-tiba saja perasaanya tidak enak.
Dilan langsung berangkat ke hotel ketika mendapatkan telepon dari Ayana.
Sesampainya di hotel Dilan melihat adiknya yang duduk di dekat pintu masuk.
"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Dilan sambil memapah tubuh Ayana.
"L-luna masih hidup Kak. Mas Damian pergi mencari Luna." jawab Ayana dengan suara lirih.
Dilan mengernyitkan keningnya saat mendengar perkataan Ayana yang mengatakan kalau Luna masih hidup.
"Tidak mungkin kalau dia masih hidup, aku melihatnya sendiri dimana Luna melakukan BD." gumam Dilan yang ternyata mengikuti Luna yang malam itu sedang berlari.
Ia tidak mencegah Luna yang saat itu sedang berjalan menuju ke laut.
Dilan sendiri yang melihat pertama kali jenasah Luna ditemukan pihak polisi.
Ayana mengambil ponselnya dan memperlihatkan foto yang tidak sengaja ia ambil dimana Luna berjalan bersama lelaki asing.
Dilan langsung membelalakkan matanya saat melihat lelaki yang ada disamping Luna.
"B-bagaimana bisa Luna bersama dengan Jayden? Aku harus bertemu dengan Luna." ucap Dilan dalam hati.
Dilan meminta anak buahnya untuk mengantarkan Ayana pulang ke rumah.
"Kak Dilan mau kemana?" tanya Ayana.
Dilan langsung memanggil taksi dan memintanya untuk mengantarkannya ke rumah Luna.
"Setelah mengantarkan Ayana lekas ke rumah Luna." ucap Dilan yang meminta semua anak buahnya untuk menuju ke rumah Luna.
Dilan sangat yakin bisa mengakhiri hidup Jayden yang sekarang sedang tidak didampingi anak buahnya.
Jalanan yang sepi membuat Dilan lekas sampai di rumah Luna.
Tok
tok
tok
Mama yang akan merebahkan tubuhnya kembali bangkit dari tempat tidur untuk melihat siapa yang mengetuk pintu rumahnya.
"Apakah Luna kembali lagi?" gumam Mama.
Mama membuka pintu dan melihat Dilan yang berdiri di hadapannya.
"Mau apa kamu kesini?" tanya Mama.
"Saya ingin bertemu dengan Luna. Dimana Luna?"
"Luna? Bukankah kamu sudah tahu kalau Luna telah meninggal dunia." jawab Mama.
Dilan langsung mendorong tubuh Mama sampai terjatuh di lantai.
"Dimana Luna dan lelaki itu?"
Mama menjawabnya dengan jawaban yang sama kalau Luna sudah meninggal dunia.
Papa yang mendengar keributan langsung turun dan melihat Dilan yang sedang menjambak rambut Mama.
Papa langsung melayangkan pukulannya ke arah wajah Dilan yang sudah berani menjambak rambut Mama.
Dilan mengeluarkan senjatanya dan menodongkannya ke arah Papa dan Mama.
"Cepat katakan dimana Luna dan lelaki itu?" tanya Dilan.
"Luna sudah meninggal dunia!" jawab Papa.
DOR!
Dilan menembak kaki Papa dan meminta agar Papa mengatakan yang sebenarnya dimana keberadaan Luna.
"Cepat katakan dimana Luna?!" Dilan mengacungkan senjatanya ke arah Mama.
"Luna sudah meninggal dunia." ucap Mama.
"Baiklah kalau begitu, jangan salahkan aku kalau membunuh kalian berdua."
DOR!
DOR!
Anak buah Dilan yang baru saja datang langsung terkejut ketika melihat kedua orang tua Luna sudah terbujur kaku.
"Bakar rumah ini dan buat seolah-olah mereka melakukan bunuh diri." ucap Dilan.
Dilan langsung masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya menuju ke rumah
"Ini akibatnya jika kalian bermain-main dengan Dilan." ucap Dilan sambil tertawa terbahak-bahak.
Di sisi lain dimana Damian yang baru saja sampai di rumahnya.
Ia menatap foto Istrinya yang masih ia pasang di dinding kamarnya.
"Luna, aku tahu kalau itu kamu. Kamu belum meninggal dunia." ucap Damian yang yakin kalau memang itu Luna.