Ini kelanjutan kisah Ellena yang sedang mengejar cita-cita di negara tetangga.
Bisakah El bertahan hidup di negara yang begitu asing baginya?.
Mampukah ia bertahan dengan sebuah ancaman yang membelenggu hidupnya?.
"Kakak gak berhak seenaknya masuk apartemen aku!",seru El.
"Tapi kamu calon istri aku, El?",ucap Kak Edwan.
"Masih calon kan!",jawab El tegas. "Dan kita belum sah untuk satu atap bersama!. Jadi tolong, kalau mau masuk ke apartemen aku, tolong beritahu aku!. Walaupun ini apartemen punya Kakak!",lanjut El yang begitu menahan emosinya yang sudah ada di puncak.
"Ok. Kakak minta maaf ya!. Ini yang terakhir kalinya!",jawab Kak Edwan. "Kakak janji, Kakak gak akan ulangi lagi!",lanjut Kak Edwan meminta maaf.
"Sekarang, El mohon, keluar dari sini!",perintah El yang menatap mata Kak Edwan tajam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbeda
Happy Reading.
***
Waktu sudah menunjukkan tengah malam. Tetapi kota ini tidak pernah sepi. El sedang duduk dikursi sambil melihat keramaian diluar sana. Ia menunggu di kafe terdekat kampus. Ia memesan dua coffe panas untuk ia nikmati menghilangkan dinginnya malam.
Seseorang masuk kedalam kafe tersebut sambil tersenyum melihat El masih setia menunggunya. "Maaf nunggu lama ya?",kata Sam langsung duduk didepan El.
"Kok kamu udah disini?. Bukannya aku harus nungguin kamu kurang lebih lima belas menit lagi?",tanya El sambil melihat jam tangannya.
"Aku gak mau kamu nunggu terlalu lama!",sahut Sam tersenyum.
"Tapi anak-anak kampus yang mengantri itu?",tanya El langsung.
"Sstttttt.... Aku gak mau pertemuan entah keberapa ini, menjadi sia-sia karena memikirkan urusan orang lain",sahut Sam cepat.
"Tapi?".
"Gak apa-apa kok. Semua sudah ditangani oleh pakarnya",kata Sam.
"Siapa?",tanya El penasaran.
"Siapa lagi kalau bukan pak Ardi!",jawab Sam. "Ini coffe buat aku?", tanya Sam yang melihat dua cangkir coffe dimeja.
"Iya. Tanpa gula!",jawab El.
Sam terharu mendengar jawaban dari El. Dia masih mengingatkannya bahwa ia suka coffe tanpa gula. "Thanks!",jawab Sam sambil menyeruput coffe itu.
"Sama-sama",jawab El.
Hening. Mereka terdiam dengan pemikiran mereka masing-masing.
"Terimakasih atas kotak kado misterius itu di pesawat?",ucap El memecahkan keheningan diantara mereka.
"Kamu berhak kok mendapatkan itu",jawab Sam. "Sebelumnya aku minta maaf sebesar-besarnya,atas kejadian waktu itu?",kata Sam tidak enak hati.
"Aku udah melupakannya, Sam. Tolong, jangan bahas itu lagi".
"Tapi, aku benar-benar merasa bersalah El atas sikapku selama ini. Beberapa bulan terakhir ini aku tidak bisa tidur nyanyak karena perasaanku bersalah kepadamu. Aku yang memulai membuat sebuah cerita yang sangat menyiksa kamu. Dan gara-gara aku, cerita pilu itu dimulai",kata Sam tulus.
"Sam, ini udah garis jalan takdirku. Aku mohon, tolong jangan ungkit lagi masalah yang dulu. Aku gak mau luka yang sudah aku coba obati akan terbuka lagi. Apa lagi luka yang ada dihati kamu gara-gara aku, aku gak mau Sam", sahut El.
"Hatiku sudah terbiasa terluka El. Apa lagi saat aku mendengar kamu menerima tunangan dari kakakku. Aku hancur El, hancur sehancur-hancurnya. Tapi aku selalu mencoba untuk selalu kuat demi hidupku. Aku tidak mau didepan mata kamu, aku terlihat rapuh. Karena aku tidak mau merusak hidup kamu, tapi ternyata cuma omong kosong yang kakakku buat untuk menghancurkan hidupku dan hidupmu. Andai dari dulu aku tahu semua kebusukan kakakku, aku tidak akan tinggal diam",ungkap Sam.
"Sam, itu masa lalu Sam. Aku gak mau mendengar itu semua, hatiku sakit Sam kalau harus mengingatnya",kata El meneteskan air mata.
Sam menghapus air mata El dengan tangan kanannya. "Aku gak mau lagi melihat kamu menangis didepan mataku, El. Aku gak sanggup!",kata Sam.
"Emmmm....!",jawab El. "Aku takut Sam?".
"Jangan pernah takut!. Aku akan selalu ada buat kamu,El",jawab Sam.
"Bukan itu!".
"Tapi apa yang kamu takutkan?", tanya Sam penasaran.
"Aku takut kita akan sejauh lagi seperti bulan januari ke Desember, aku gak mau itu!",kata El.
"Itu tidak akan pernah terjadi lagi. Karena, aku ingin sedekat Desember ke Januari",jawab Sam.
"Promise?",kata El menggoyangkan jari kelingking tangannya.
"Promise!",jawab Sam sama menggoyang jari kelingkingnya juga.
Jari kelingking mereka berdua bertemu. Saling menyatukan sebuah janji yang tidak akan pergi dan hilang kembali.
"Ya udah jangan bahas lagi. Aku gak mau kamu mengingatnya, dan aku akan menghapus semua memori buruk dalam hidup kamu!",kata Sam.
"Iya. Terimakasih Sam",kata El dengan penuh senyuman yang menawan.
Sam menjawab dengan membalas senyuman. Ia lalu mengacak rambut El dengan gemas.
***
Keesokan Hari.
Dret.... Dret.... Dret....
Ponsel El tidak henti-hentinya berdering. El meraba ponselnya yang ada di nakas. Ia lalu mengangkatnya dengan mata yang masih menempel, karena ia tahu siapa yang akan meneleponnya yaitu sang bunda tercinta. "Assalamualaikum bunda?",sapa El dengan suara parau.
"Walaikumsalam sayang. Kamu belum bangun?",tanya bunda.
"Masih ngantuk bun. Soalnya tadi malam ada acara seminar. Ya udah deh pulang agak larut malam",jawab El.
"Ya udah jangan tidur malam-malam ya, gak baik buat kesehatan kamu. Kamu gak ke kampus?",tanya bunda.
"Iya bunda. Ke kampus kok bunda. Paling agak siangan",jawab El.
"Ya udah, sekarang kamu bangun, mandi, sholat subuh dan berkemas nanti ke kampus!", perintah bunda.
"Iya bunda",jawab El singkat.
"Gimana kamu udah telepon Kak Edwan?",tanya bunda tiba-tiba.
El yang mendengar nama mantan tunangannya langsung membuka matanya dengan sempurna. Ia tidak mau salah mengucapkan bahwa ia dan Kak Edwan sudah bubar jalan. "Emang ada apa sih bunda?",tanya El malas membahas Kak Edwan.
"Ya ampun sayang, kamu tuh tunangannya, masak kamu gak perhatian sama sekali sama Kak Edwan?", tanya bunda penasaran.
Andai bunda tahu, kelakuan calon mantu bunda sendiri?. Pasti bunda akan kecewa dan gak akan ngerestuin aku sama dia ! batin El kesal. "Diakan udah besar bunda. El mau fokus dulu bunda membuat skripsinya dan KKN disini. Toh, disini El kan cuma tiga bulan. Gak lebih!",jawab El sopan. Dan ia mengingat kejadian tadi malam bersama Sam. "Kalau lebih juga gak apa-apa kok!",lanjutnya.
"Emang kamu gak mau cepat-cepat pulang ke negara kamu sendiri?",goda bunda.
"Mau dong bunda",sahut El.
"Emang ada apa sih di negara sana, tumben banget betah?", tanya bunda penasaran.
El tersenyum mendengar pertanyaan bundanya. "Ih.... Bunda kepo ya?",goda El dengan tertawa.
"Bukannya bunda kepo sayang. Kamu beda dari biasanya. Kamu lebih bahagia disana. Kamu baik-baik aja kan?",tanya bunda yang begitu bingung dengan sikap gadis kecilnya itu berubah.
"Alhamdulillah bunda, El baik-baik aja. Bunda gak usah khawatir. Mungkin takdirnya El harus bahagia dinegara ini",sahut El.
"Syukur deh kalau kamu bahagia disana. Ya udah, buruan mandi dan shalat subuh ya?. Assalamualaikum?",pamit bunda.
"Iya bundaku sayang. Walaikumsalam bunda. Muachhhh!",jawab El langsung mematikan ponselnya. Ia segera turun dari ranjang melaksanakan kewajiban setelah bangun pagi. Ia segera mandi dan menjalankan shalat lima waktu.
***
El sedang berkemas menyiapkan berkas-berkas yang perlu di kumpulkan di dosen.
Tring.... Tring... Tring...
Sebuah pesan masuk kedalam ponselnya. Ia segera membukanya.
"Nanti aku jemput ya sehabis kamu pulang dari kampus!".
Sam.
El tersenyum membaca pesan singkat dari Sam. Ia sekarang lebih bersemangat untuk menjalankan aktivitasnya. Ia segera membalas pesan dari Sam.
"Aku gak bisa janji Sam, karena setelah pulang kampus aku harus mengecek kantor yang akan menjadi KKN ku selama tiga bulan kedepan. Gimana dong Sam?".
El.
Disisi lain Sam sudah duduk di singgasananya. Ia sedang menikmati pagi hari yang indah. Ia membuka sebuah pesan dari El dan keceea karena El kemungkinan besar tidak bisa. Ia langsung menekan tombol yang bertuliskan Ellena Si Princess bawel.
Tut.... Tut.... Tut....
"Assalamualaikum?",sapa El diseberang sana.
"Walaikumsalam".
"Ada apa Sam?",tanya El.
"Jadi kamu gak mau aku jemput?",tanya Sam.
"Bukannya aku gak mau. Tapi, aku gak bisa",jawab El.
"Sama aja kamu gak mau!",kesal Sam.
"Beda Sam",jawab El. "Aku harus segera menyelesaikan keputusan KKN ku di perusahaan tersebut. Aku gak mau buat kecewa dosen pembimbingku", kata El menjelaskan.
Sam melihat berkas map di atas meja milikinya. Ia sebenarnya ingin memberitahukan kabar penting ini kepada El, tetapi ditolak oleh El sendiri. "Oke. Gak apa-apa. Aku ngerti kok. Aku tunggu kabar baiknya!",kata Sam.
"Iya Sam. Terimakasih. Tapi, lain kali aku pasti mau kok kamu jemput. Assalamualaikum?",kata El.
"Walaikumsalam!",jawab Sam dan memutuskan percakapan dengan El. Ia lalu mengambil map coklat diatas meja. Ia membaca sebuah universitas terkenal di negara itu. "Aku tunggu kamu, disini!",lirihnya sambil tersenyum bahagia memegang map itu.
***
Jangan lupa komen, like dan vote.
Terimakasih.
gabung sama gc.Bcm ya
d sn kita belajar brg
plus ad motor ka Lily loh.
yu buruan tunggu apa lagi?
tinggal follow akun aku maka aku undang kalian
Terima kasih
dony kah??
penasaran
semangat thor... ayoo thor.. update tiap hari dong ..