Ellena Season 2 (Takdir Cinta)
Happy Reading.
***
Tiga tahun kemudian.
Di sebuah kota yang terkenal di London. Seorang gadis sedang terlelap tidur di meja belajar dengan kepala yang menempel di meja. Dia tinggal di sebuah apartemen yang sangat mewah dengan fasilitas yang terbaik. Apartemen itu dengan dinding kaca yang menggitari sekeliling ruang balkon.
Dret... Dret... Dret...
Ponsel berbunyi berkali-kali dengan menampilkan layar yang bertuliskan sebuah nama "Bunda".
Disisi lain Bunda sangat gelisah karena anak gadis perempuannya tidak bisa di hubungi. Beliau mundar-mandir di ruang keluarga.
Abang yang baru saja keluar dari kamar mengambil air putih di dapur. "Bunda sedang ngapain?",tanya Abang Satria.
"Bunda khawatir adik kamu di hubungin gak bisa Bang!",kata Bunda yang mencoba berulangkali.
"Mungkin adik lagi sibuk, Bun!. Disanakan udah siang!",kata Abang Satria.
"Tapikan Bunda khawatir, biasanya jam segini kita video callan!",jawab Bunda.
"Ya mungkin adik lagi ada kesibukan baru, Bun!",jawab Abang. "Bunda gak usah khawatir ya, Bunda tenang aja!. Nanti biar Satria yang telpon adik!. Sekarang Bunda istirahat ya?",ucap Abang.
"Kenapa Bunda gak kepikiran telpon Edwan ya?",ucap Bunda tiba-tiba.
"Bunda, Edwan itu beda apartemen!",jawab Satria.
"Ya siapa tahu sama Edwan sekarang!",kata Bunda.
"Coba tanyakan temannya deh Bun, dia pernah ngenalin kan sahabatnya yang ada disana?",ide Abang Satria.
"Adele. Iya, Bunda pernah dikenalin sama sahabatnya!. El juga ngasih nomer telponnya Adele!",jawab Bunda dengan semangat.
"Ya udah, coba tanyakan dulu sama Adele!",kata Abang Satria.
Bunda langsung memencet tombol hijau yang sudah terdapat di kontaknya.
Tut... Tut... Tut...
"Hallo !",kata Adele di seberangsana.
"Hallo nak Adele!",jawab Bunda.
"Ada yang bisa Adel bantu Tante?",tanya Adele.
"Tante mau tanya nak Adel, apakah El bersama kamu nak?",tanya Bunda.
Adele yang ada sebuah kafe sedang membersihkan meja yang baru saja pelanggan tinggalkan. "El, El lagi gak sama saya Tante!",jawab Adele yang bingung.
"Waduh, lalu El ada dimana ?. Tante udah coba hubungi beberapa kali, tapi gak di angkat-angkat!. Nak Adel tahu sekarang El ada dimana?",tanya Bunda.
"Mungkin dia lagi mandi atau masih tidur Tante!",ucap Adele yang mencoba menjawab.
"Gak biasanya El seperti ini nak!",kata Bunda. "Tante bisa minta tolong sama nak Adel, tolong nak Adel pastiin El baik-baik aja di apartemennya?",kata Bunda minta tolong.
"Tapi bisanya nanti sore tan, ini saya masih jaga cafe!. Gimana dong tan?",kata Adele.
"Ya udah kalau gitu, makasih ya nak Adele!. Tolong nanti kalau ada apa-apa, tolong kabarin tante ya?",kata Bunda.
"Baik Tante. Nanti saya kabari Tante!",jawab Adele.
"Terimakasih nak Adele!",kata Bunda yang langsung mematikan ponselnya. "Gak sama Adele Bang?",kata Bunda bertambah khawatir.
"Ya udah,telpon Edwan aja kalau gitu!",ide Abang Satria.
Bunda dengan sigap langsung telpon calon mantunya itu.
Tut... Tut... Tut...
"Assalamualaikum Bunda!",kata Edwan yang ada di seberangsana.
"Walaikumsalam nak Edwan. Nak Edwan lagi dimana?",tanya Bunda langsung to the point.
"Lagi ada di perjalanan Bunda, mau ke kantor!. Ada apa ya Bunda, pagi-pagi telpon?",tanya Edwan balik.
"Gini nak Edwan, dari tadi Bunda telpon El, tetapi gak di angkat-angkat!. Dan kirain bunda nak Edwan lagi sama El!",kata Bunda.
Apa ini kesempatan aku bisa masuk lagi ke apartemennya El? ide Edwan dalam hati. "Ya udah Bunda, biar Edwan kesana!. Nanti kalau udah sampai, biar Edwan telpon Bunda!",kata Edwan.
"Terimakasih nak Edwan!. Assalamualaikum ?",kata Bunda.
"Walaikumsalam Bunda!", jawab Edwan langsung mematikan ponselnya. Dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, karena tidak sabar untuk menemui calon istrinya itu.
***
El masih tertidur pulas di meja belajar. Dan ponsel yang ada di tempat tidurnya tidak henti-hentinya berbunyi dari Bunda.
Kak Edwan yang sudah ada di depan pintu apartemennya El langsung memasukkan sebuah kunci kartu. Edwan mempunyai kunci serepnya, jadi ia dengan mudah masuk ke dalam apartemen yang di tempati oleh El. Ia berjalan mengendap-endap, mencari keberadaan El. Apartemen ini memang cukup besar di bandingkan dengan apartemen lainnya, karena ini apartemen VIP dengan fasilitas terbaik. Edwan berjalan memasuki kamar El, ia langsung melihat El tertidur di meja belajar. Ia berjalan menghampiri El. "Sayang...sayang...bangun!",kata Kak Edwan sambil menggoyangkan bahunya.
El yang merasa ada yang menyentuh bahunya langsung riflek bangun. Ia kaget kenapa Kak Edwan bisa ada disini. "Ngapain Kakak disini?",teriak El yang langsung berdiri dengan tegak.
"Tadi Bunda telpon Kakak, katanya kamu susah di hubungi!. Jadi Bunda khawatir sama kamu!",jawab Kak Edwan.
El langsung tersadar, ia berjalan menghampiri ranjang yang berukuran besar itu. Ia lalu menekan tombol hijau buat menelpon bundanya.
Tut... Tut... Tut...
"Assalamualaikum sayang?",kata Bunda.
"Walaikumsalam Bunda!",jawab El.
"Kamu kemana aja sih sayang, kok dari tadi Bunda telpon-telpon gak bisa?",tanya Bunda.
"Maaf Bunda, El masih tidur tadi!. Ponselnya El taruh di ranjang, ya udah deh gak kedengeran!",jawab El. "Ada apa ya Bunda?",tanya El sambil menatap mata Kak Edwan.
"Bunda mau bilang, Mama Viola hari ini pergi ke London, terus Bunda titip makanan khas sini, nanti kamu ambil ya di tempat Mama Viola?",kata Bunda.
Ke London, ngapain kesini ? batin El kaget sambil menatap mata Kak Edwan. "Iya Bunda, nanti El akan ambil!",jawab El.
"Bukankah hari ini kamu masuk kuliah?",tanya Bunda lagi.
El otomatis langsung melihat ke arah jam. Disana sudah menunjukkan pukul delapan. "Astagaaaaa, iya Bunda. El mandi dulu ya?",pamit El.
"Iya hati-hati ya sayang!. Assalamualaikum?",kata Bunda.
"Iya bunda. Walaikumsalam Bunda!",putus El langsung mematikan ponselnya. Ia masih menatap kedua mata Kak Edwan yang dari tadi diam di tempat belajar El. "Siapa yang ngizinin Kakak masuk apartemen aku?",tanya El yang sudah kesal melihat Kak Edwan masuk sembarangan.
"Tadi Bunda telpon Kakak!. Kakak tadi udah coba mengetuk pintu, tapi gak ada yang nyahut!. Ya udah, kakak bawa kunci duplikat!",jawab Kak Edwan memperlihatkan kunci duplikatnya. Ia mencari alasan supaya El tidak marah kepadanya.
"Kakak gak berhak seenaknya masuk apartemen aku!",seru El. "Kakak seperti tamu yang tak di undang!",lanjut El.
"What?",ucap Kak Edwan kaget mendengar perkataan dari El. "Tapi kamu calon istri aku, El?",ucap Kak Edwan.
"Masih calonkan!",jawab El tegas. "Dan kita belum sah untuk satu atap bersama!. Jadi tolong, kalau mau masuk ke apartemen aku, tolong beritahu aku!. Walaupun ini apartemen punya Kakak!",lanjut El yang begitu menahan emosinya yang sudah ada di puncak.
"Ok. Kakak minta maaf ya?. Ini yang terakhir kalinya!",jawab Kak Edwan menyesal. "Kakak janji, Kakak gak akan ulangi lagi perbuatan ini!. Kakak serius minta maaf?",mohon Kak Edwan dengan wajah yang memelas.
"El mau ke kampus!. Sebaiknya Kakak keluar, aku mau mandi?",ucap El yang menatap mata Kak Edwan marah.
"Kamu ngusir aku?",tanya Kak Edwan tidak habis pikir.
"Aku gak ngusir Kakak!. Tapi aku mau siap-siap!. Jadi tolong, Kakak keluar!",seru El yang berjalan ke arah meja belajar meletakkan ponselnya.
"Tapi maafin aku dulu El?",ucap Kak Edwan sekali lagi.
"Buat apa aku maafin Kakak?. Kakak udah janjikan sama aku,dulu, kalau Kakak gak akan masuk lagi ke apartemen aku?. Tapi apa?",tanya El kesal. "Kakak masih masuk ke apartemen aku kan, tanpa aku minta!. Dan pasti Kakak lebih sering lagi masuk ke sini, pas aku lagi ke kampus maupun lagi kerja?",kata El yang sudah marah melihat Kak Edwan yang selalu seenaknya saja.
"El, maaf!. Maaf banget!. Tapi aku mau, kamu berhenti kerja di kafe itu!. Semua disana para cowok-cowok yang gak baik buat kamu!. Semua itu kurang ajar!. Aku gak mau, kalau terjadi sesuatu sama kamu!. Aku takut!",ucap Kak Edwan tulus.
"Kata siapa disana gak baik buat aku?",tanya El tidak terima kalau para teman-temannya yang berjaga di kafe di jelek-jelekan.
"Ya itu felling aku sebagai calon suami kamu!. Dan aku bisa kok, ngehidupin kamu selama kamu disini?",ucap Kak Edwan.
El langsung menyunggingkan bibirnya meremehkannya. "Tapi aku gak bisa Kak!. Aku masih sanggup cari sendiri selama aku bisa!. Dan asal Kakak tahu, aku gak butuh uang Kakak!",seru El. "Sekarang, Kakak keluar dari sini?",tantang El marah.
Mata mereka bertemu saling menatap. El menatap penuh dengan kebencian.
"Tapi kamu gak bisa ngusir aku seenaknya gitu dong?. Kamu mau, video itu tersebar!", ancam Kak Edwan.
El mendengar jawaban itu langsung marah. Ia tidak mau kalau ancaman itu selalu ada untuknya. Aku harus segera menghapus video-video itu dari ponselnya Kak Edwan?. Aku gak mau selalu di kekang terus sama dia?. Tapi bagaimana Tuhan?. Bagaimana? batin El kesal menatap sorot mata Kak Edwan yang selalu mengancamnya.
***
Jangan lupa komen, like dan vote.
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
范妮·廉姆
Yu.....
gabung sama gc.Bcm ya
d sn kita belajar brg
plus ad motor ka Lily loh.
yu buruan tunggu apa lagi?
tinggal follow akun aku maka aku undang kalian
Terima kasih
2024-09-08
0
Inna Inna
persatukan Sam sama ellena dong thor..
segera up ya, jadi gak sabar nunggu🙂
2021-05-31
0