Alzahro adalah pria miskin dan hanya bekerja serabutan. Awalnya pernikahan itu terjadi karena kecelakaan kecil, ya itu Saat Genisa hendak menikah, tunangan Genisa kabur di hari pernikahannya. kebetulan Alzahro sedang lewat ia pun di tarik oleh Genisa sebagai pengganti pengantin pria.
Selama hidupnya di rumah keluarga Genisa, ia tidak pernah di anggap sebagai keluarga, melainkan seorang pembantu di rumah itu, tapi meskipun Genisa tidak mencintainya, Genisa juga tidak membencinya. Hanya Genisa yang baik padanya di rumah itu.
Berkali-kali Ibu Genisa minta Alzahro bercerai dengan Genisa, tapi Alzahro selalu menolaknya, hingga akhirnya Ibu mertuanya itu pun melakukan sesuatu padanya, memukulnya dengan kayu hingga ia sekarat.
Di saat ia sekarat, ia mendapatkan sebuah berkah, yaitu sistem yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
"Ada apa ini mas!" tanya Genisa penasaran.
Alzahro menggelengkan kepalanya pelan. "Ya udah, Mas lihat sebentar ya," Jawab Alzahro sambil membuka pintu mobilnya.
"Iya." angguk Genisa.
Alzahro pun keluar dari mobilnya, tak lama Genisa pun ikut keluar juga Karena penasaran. Terlihat dua ibu-ibu yang sedang adu mulut.
"Ayo ngaku! Kamu kan yang mencuri gelangku!" teriak seorang wanita yang berusia 40 tahun dan di depannya itu wanita berusia 45 tahun sebagai lawan bicaranya.
"Jangan sembarangan kamu! Main tuduh aja! Aku tidak mencuri gelangmu, Jangankan mencuri gelang mu, masuk ke rumah mu saja tidak pernah!" teriak ibu yang memakai baju ungu yang dituduh sebagai pencuri.
"Heh! Di mana-mana orang tahu kalau kamu itu miskin! Kamu yang pasti mencuri gelangku!" teriak wanita itu yang memakai baju merah yang gaya modisnya terlihat sebagai orang kaya, sementara ibu yang memakai baju ungu gayanya biasa saja.
"Sekalipun aku miskin, tapi aku tidak pernah mencuri," jawab Ibu memakai baju ungu tersebut tak terima. Tuduhan ibuk itu tak berdasar.
"Kalau bukan kamu lalu siapa? Di sini semuanya orang kaya-kaya, cuma Kamu sendiri yang miskin, kamu pasti mencuri gelangku untuk membeli makanan kan? Kalau cuman sekedar meminta makanan aku bisa kasih kamu, tapi kamu tidak perlu mencuri!" tuduh wanita yang memakai baju merah itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah wanita yang memakai baju ungu.
"Sumpah aku tidak mencurinya, mana buktinya jika Aku mencuri gelangmu?" tanya wanita baju ungu tidak terima dari tadi iya terus dituduh oleh wanita itu tanpa bukti.
"Buktinya adalah karena kau miskin dan iri pada kami yang di sini semuanya kaya-kaya, sementara kau sendiri yang miskin," jawab wanita baju merah seenaknya sambil bercekak pinggang.
"Tuduhan macam apa ini? Masa buktinya cuma karena dia miskin?" tanya Azzahra sambil menaikkan alisnya, buktinya benar-benar tak masuk akal.
Keadaan semakin memanas wanita baju merah itu bukan hanya menuduh wanita baju ungu itu tapi juga menghinanya.
"Cepat keluarkan gelangku orang miskin! Kalau kau mengaku sekarang bersujud dan meminta maaf pada ku, mungkin aku akan berbaik hati memaafkan mu, tapi jika kau tidak melakukan itu, maka aku akan melaporkannya ke polisi dan membiarkanmu membusuk di penjara!" ancam wanita itu dengan nada sinis. Seolah-olah ia punya kekuasaan.
"Aku benar-benar tidak mencurinya!" bantah wanita baju ungu itu dengan mata berkaca-kaca, ia bener-bener putus asa dengan tuduhan yang tak berdasar dari tetangganya itu.
Akhirnya Alzahro pun maju ke depan dan angkat bicara. "Maaf ibu-ibu jika saya ingin membantu menyelesaikan masalah ini agar kalian bisa berdamai kembali," ucap Alzahro berusaha menenangkan ibu-ibu yang sedang memanas itu.
"Heh! Emangnya kamu siapa datang-datang mau menyelesaikan masalah kamu? Emangnya kamu polisi?" tanya wanita baju merah itu sama bercetak pinggang mendongak kepalanya.
"Saya memang bukan Polisi, tapi saya akan bantu menyelesaikan masalah kalian," ucap Alzahro dengan suara tenang.
"Kalau kamu bukan polisi lalu kamu siapa? Apa detektif?" tanya wanita baju merah itu lagi.
Alzahro menarik nafasnya berusaha tetap tenang, wanita baju merah itu benar-benar sulit dihadapi.
"Bu, yang sabar ya, jangan marah-marah dulu, kalau ada masalah mari kita selesaikan dengan kepala dingin, siapa tahu saya bisa bantu menyelesaikan masalah kalian," ucapkan Alzahro dengan suara lembut, jika bukan karena misi dia benar-benar tidak sanggup melawan ras terkuat di dunia itu.
Ibu yang memakai baju ungu itu mendekati Alzahro. "Siapapun kamu, tolong selesaikan masalah ini, saya benar-benar tidak mencuri gelangnya. Saya memang miskin, tapi saya bukan pencuri," ucap Ibu baju ungu itu memohon.
Tunggu bab baru selanjutnya ya gaes.
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......