Seruni, memiliki fisik yang tidak sempurna, karena cacat sejak lahir.
Sehingga kedua orang tuanya tidak menginginkan dirinya dan di minta untuk di bawa pergi sejauh mungkin.
Namun, meskipun terlahir cacat, Seruni memiliki bakat yang luar biasa, yang tidak semua orang miliki.
Karena bakatnya itu, ternyata membuat seorang CEO jatuh cinta kepadanya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini adalah fiktif dan tidak berniat untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
Malam hari ...
Jovan yang baru tiba ke kediaman orang tuanya pun langsung masuk. Ia memanggil-manggil sang mama.
"Ma, mama!"
"Apaan sih teriak-teriak?" tanya Saskia yang baru keluar dari kamarnya. Dia melihat ke bawah ternyata Jovan. Jovan langsung berlari menghampiri Saskia.
"Mana Seruni Ma?" tanyanya.
"Kamu ini, datang-datang langsung nanyain Seruni. Seruni di rumahnya lah," jawab Saskia.
"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Farhan yang juga keluar dari kamar.
"Ini anakmu Pa, datang-datang sudah nanyain Seruni," jawab Saskia.
Mereka memilih turun dan duduk di sofa ruang tamu. Saskia menceritakan kepada Jovan jika Seruni adalah anak kandung Sekar dan Ridwan.
"Jadi?" tanya Jovan.
"Jadi, tunggu apalagi? Kejar sampai dapat," ujar Farhan.
Jovan semakin semangat setelah mengetahui semuanya. Jadi ia akan mendapatkan Seruni karena memang di jodohkan dari sebelum Seruni lahir.
"Jodoh tidak akan ke mana," batin Jovan.
Kemudian Jovan meminta Aldi untuk kembali ke Indonesia. Padahal mereka baru saja tiba, namun malah di suruh pulang.
Tentu saja Aldi protes, capek dalam perjalanan jauh saja belum hilang malah di suruh pulang.
"Ku pikir kamu yang gila, ternyata mamamu lebih gila," kata Farhan pada Jovan.
Jovan mengerutkan keningnya lalu bertanya. "Memang kenapa Pa?"
"Tanyakan sama mamamu," jawab Farhan.
Saskia bangkit, lalu mengambil lukisan yang di belinya di tempat pameran. Kemudian memperlihatkan nya kepada Jovan.
"Cantik, memangnya kenapa?" tanya Jovan yang belum mengerti.
"Lukisan ini, kalau di rupiahkan lebih dari 500 juta," jawab Farhan.
Jovan langsung tertawa mendengarnya. Waktu itu mamanya mengatakan dirinya gila karena membeli lukisan dengan harga tinggi. Tapi sekarang malah kebalikannya.
"Besok kamu jemput Seruni dan bawa dia jalan-jalan. Hari ini dia sibuk tidak sempat jalan-jalan," kata Saskia.
Jovan semakin semangat karena sang mama mendukungnya. Tidak salah ia melepaskan Anita. Karena Anita ternyata bukan anak kandung Sekar.
Farhan menceritakan saat di tempat pameran, jika Sekar dan Ridwan terlihat ada raut wajah penyesalan.
Saskia juga memperhatikan mereka, namun Saskia tidak menduga ke Seruni. Saskia hanya mengira karena lukisan Sekar tidak ada yang beli.
"Bagaimana tidak menyesal Pa? Ternyata anak yang tidak di inginkan malah lebih sukses," ujar Jovan.
Saskia kemudian menasehati putranya, kalau memang benar menginginkan Seruni harus serius. Jovan pun mengangguk, ia juga tidak ingin main-main.
Merasa sudah cukup, Jovan pun pamit ke kamar. Sementara Aldi juga di minta untuk beristirahat karena terlihat sangat capek.
Di dalam kamar, Jovan langsung membuka seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Jovan terus tersenyum karena sudah dapat restu dari kedua orang tuanya. Hanya tinggal bagaimana caranya untuk mendapatkan Seruni?
Karena Jovan tahu, Seruni walau terlihat ramah, namun sulit di dekati. Apalagi Jovan tidak begitu ahli dalam menggaet cewek.
Setelah selesai mandi, Jovan pun berpakaian lengkap. Ia ingin istirahat karena besok akan membawa Seruni jalan-jalan. Itu pun kalau Seruni tidak menolak.
...****************...
Sekar dan Ridwan langsung ke kantor polisi. Mereka ingin tahu apa yang terjadi sehingga putrinya di tangkap.
"Silakan duduk Pak Ridwan dan Bu Sekar," kata polisi.
Ridwan dan Sekar pun duduk di kursi berhadapan dengan polisi, namun berbatas meja.
"Sebenarnya apa yang terjadi Pak? Kenapa putri saya di tangkap?" tanya Sekar.
"Kami melakukan penggrebekan di sebuah rumah. Dan menangkap mereka yang sedang pesta miras dan pesta x. Beberapa pasangan yang kami tangkap, salah satunya putri bapak dan ibu," jawab polisi.
Sekar dan Ridwan terkejut mendengarnya. Mau menyangkal buktinya Anita sudah di tangkap.
Sekar tidak bisa berkata apa-apa, kemudian tubuhnya terkulai lemas. Ridwan segera menangkap Sekar dan akan membawanya ke rumah sakit.
"Maaf Pak, masalah ini nanti kita bicarakan lagi. Sekarang istriku harus di bawa ke rumah sakit," kata Ridwan.
"Cepat Pak, sepertinya Bu Sekar syok," ujar polisi.
Ridwan mengangkat tubuh Sekar dan membawanya ke mobil. Sopir yang menjemput mereka di bandara masih menunggu di parkiran kantor polisi.
Sopir pribadi Ridwan yang bernama Dadang pun segera membukakan pintu mobil. Kemudian setelah mereka masuk, sopir langsung menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.
"Nyonya kenapa, Tuan?" tanya Dadang.
"Nyonya pingsan, lebih cepat Dang!" Ridwan panik karena kondisi Sekar semakin lemah.
Tiba di rumah sakit, Sekar langsung di bawa ke UGD. Dokter pun masuk dan langsung memeriksanya.
Sekar dan Ridwan belum sempat bertemu putrinya, karena sudah pingsan duluan. Ridwan yang tidak tenang pun duduk di kursi tunggu.
Sebentar berdiri dan berjalan mondar-mandir, kemudian kembali duduk. Tidak berapa lama dokter keluar setelah memeriksa Sekar.
"Bagaimana Dok?" tanya Ridwan.
"Pasien hanya kelelahan dan seperti dia juga syok," jawab dokter.
"Syukurlah kalau tidak apa-apa," ujar Ridwan.
Dokter pun pamit untuk memeriksa pasien lain nya. Sementara Ridwan meminta Dadang untuk mengurus administrasi.
Ridwan memberikan kartu miliknya untuk melakukan pembayaran. Sekar yang terlihat lemah pun di dorong dan akan di pindahkan ke ruang perawatan.
"Ma, syukurlah kamu tidak apa-apa," ungkap Ridwan.
"Bagaimana Anita Pa?" tanya Sekar.
"Nanti kita bahas, aku akan bebaskan dia nanti," jawab Ridwan.
Ponsel Ridwan berdering pertanda panggilan masuk. Ridwan melihat nama pemanggil yang ternyata adalah asistennya.
"Halo Tuan, gawat!"
"Ada apa?" tanya Ridwan.
"Saham perusahaan tiba-tiba jatuh, dan para investor menjual sahamnya ke perusahaan lain karena takut rugi."
"Kok bisa?"
"Saya tidak tahu Tuan."
Kemudian panggilan telepon pun terputus. Ridwan memandang istrinya, terlihat raut wajah sedih dari Ridwan. Sekar pun bertanya.
"Ada apa Pa?"
"Saham perusahaan kita jatuh, para investor menjual menarik saham mereka dan menjualnya ke perusahaan lain," jawab Ridwan.
Sekar meneteskan air matanya. Akhir-akhir ini dia merasa mendapatkan kesialan. Dari lukisannya yang tidak laku, putri di tangkap dan perusahaan suaminya mengalami penurunan.
"Aku harus menghubungi Jovan Ma," kata Ridwan.
Ya, Jovan adalah investor terbesar di perusahaannya. Ridwan takut jika Jovan juga ikut menarik sahamnya.
"Assalamualaikum Om?" tanya Jovan setelah panggilan terhubung.
"Waalaikumsalam, Jovan saham perusahaan jatuh dan para investor menarik sahamnya. Aku harap kamu tidak mengikuti mereka," jawab Ridwan.
"Om tenang saja, urusan pribadi tidak akan ku campur adukkan dengan masalah pekerjaan," ujar Jovan.
"Syukurlah, berarti Om masih ada harapan untuk bangkit," kata Ridwan.
Jovan kemudian mematikan sambungan teleponnya, karena ia akan menjemput pujaan hatinya dan mengajaknya jalan-jalan.
Sementara Ridwan merasa lega karena Jovan tidak menarik investasi nya. Ia memegang tangan istrinya yang berbaring di ranjang rumah sakit.
Ya, berita tentang Anita yang di grebek sudah tersebar ke mana-mana. Bahkan Jovan sendiri pun sudah mengetahuinya.
Itu sebabnya Jovan mengatakan urusan pribadi tidak di akan di campur adukkan dengan urusan pekerjaan.
09
2138
lanjut lagi kak up
semangat, sehat selalu /Heart//Heart//Heart/
yg cuma buat malu 😀😀😀
kehendak Tuhan, jngan kau i gkari, yg pasti ny kau yg akan hancur sekar/ridwan 😁😁😁