Garvesya seorang gadis nakal yang mendadak transmigrasi ke dalam sebuah novel di mana kisah pemeran utama wanita sangat tragis.
Sejak pemilik tubuh asli mengalami luka bakar di kulitnya hampir 70% karena insiden kebakaran di acara pertunangannya itu, pemeran utama wanita diabaikan keluarganya, dicampakkan tunangannya, di pecat dari pekerjaannya dan dijauhkan para sahabat dan akhirnya kesadaran pemeran utama wanita di nonaktifkan.
Garvesa mengambil alih tubuhnya dan dibekali sebuah kecerdasan buatan, sistem super canggih. Misi balas dendam ini harus berhasil, jika tidak ia mendapatkan hukuman, jika ia berhasil menyelesaikan misi balas. dendam pemilk tubuh asli itu, maka ia akan di kembalikan ke dunia nyata, jika tidak selamanya terperangkap di dunia novel.
Mampukah Garvesa menyelesaikan misi atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
Garvila berjalan perlahan, rasa lemas tubuhnya masi terasa seperti tersetrum. Saat itu masih ada Amira yang sedang duduk di meja makan sedang menikmati makan malamnya.
Saat melihat Garvila datang, wajahnya Akira langsung memasang dengan tajam.
"Eh, ngapain kamu ke sini? Sana masuk aja dalam kamar lagi biar membusuk saja kamu di kamar!" maki Amira.
"Kamu... bisa diam nggak?" ucap Garvila dengan suara pelan tapi menekan.
"Kamu tau, kamu itu udah nggak di sayang lagi sama Mama dan Papa, kamu itu udah di usir dari rumah, kamu aja yang nggak punya mau mash tetap nggak mau pergi!" ucap Air dengan membulatkan mata menatap Garvila.
Garvila tersenyum miring. "Apa peduli ku? Memangnya kalian mampu mengusir ku?" tantang Garvila.
"Ma..." belum sempat Amira memanggil ibunya, mulut Amira di sumpal dengan nasi panas membuat Amira terkejut dan kepanasan.
"Hah! Hah! Hah!" Amira mengeluarkan nasi panas dari mulutnya itu, bibir dan lidahnya seketika melepuh dan memerah. Matanya berkaca-kaca karena ingin menangis.
"Aaaaaaaa! Sakit!" teriak Amira sambil menangis. Baru juga ingin pergi memanggil ibunya, Lagi-lagi Amira di buat mainan oleh Garvila.
Garvila menghalangi kakinya membuat Amira jatuh ke lantai, dan wajahnya duluan mengenai lantai.
Gedebuk!!
"Aaaaaaaa!" teriak Amira lagi, kali ini tangannya lebih kuat lagi, gigi Amira mengenai lantai membuat giginya berdarah, nggak kebayang bagaimana sakitnya Amira.
Garvila hanya bisa tertawa melihat Amira dan menikmati suara tangisan Amira di lantai, sementara ia mengambil makanan dan lauk yang banyak, sehingga tidak tersisa lagi.
"Huhuhuhuhu... kurang ajar kau Garvila! aku aduin sama Mama," ucap Amira berusah untuk bangun, giginya berdarah dan tetesan darah itu jatuh ke lantai.
Garvila mengangkat bahunya, bodoamat sama adiknya itu. Garvila menyantap makanan itu dengan lahap tanpa banyak pikiran.
Tak lama, Ayah dan ibunya datang melihat Garvila dengan santai makan di meja makan dengan kaki naik sebelah di kursi.
"Garvila! Apa-apaan kau ini! Berani sekali melukai Amira!" bentak Dio penuh dengan amarah.
"Kan dia jatoh sendiri di lantai, kenapa aku di marahin?" tanya Garvila sambil mencibir.
"Enggak Ma huhuhu, dia sudah mendorong ku, dia juga sudah memasukkan nasi panas dalam mulut ku! Mama Papa! Kalian harus memberi keadilan untuk ku!" ucap Amira sambil menangis.
"Garvila! Kamu ini lama semakin kurang ajar ya! Lebih baik kamu pergi dari rumah ini sejarang juga!" usir Dio menunjukkan ke pintu keluar.
"Kalau aku tidak mau kenapa?" tanya Garvila sambil terus makan.
Wara sangat geram dengan Garvila karena sedikit pun Garvila tidak menggubris ucapan mereka, Wara pun mendekat ke arah Garvila, ia ingin mengambil piring Garvila dan ingin menyiram Garvila dengan nasi itu, tapi Garvila menahan tangannya.
"Jangan ganggu aku makan!" bentak Garvila dengan suara lantang membuat mereka terkejut. Mereka sebelumnya tak pernah mendegar suara kertas Garvila, ini lah pertama kali mereka mendengarkannya, dan itu sangat menyeramkan.
"Kau... kau akan kami lapor polisi, kau... kau tahu tidak, jika Eron melaporkan kau ke polisi. Siap-siap kau di tangkap!" ucap Wara dengah suara gugup.
"Tes saja jika mereka bisa," kata Garvila mencibir.
"Tunggu saja kau, membusuk saja kau di penjara!" teriak Wara.
Garvila hanya mengangkat bahunya yang sama sekali tidak peduli.
...❤🩹❤🩹❤🩹☘️☘️❤🩹❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️...
mending ketiban durian 😅