perjalanan anak remaja yang berusaha bekerja keras , namun perjuangannya penuh dengan duri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyelesaikan Tugas dari Pak Mo
Rangga langsung berangkat bekerja setelah menyimpan kertas kertas denah tanah .
" lho, kamu ga sekolah" pak Mo yang melihat Rangga datang
" lagi libur tenang pak " ucap Rangga berbohong.
" ya udah kamu antar pesanan itu ke toko di seberang jalan sana" ucap pak Mo menunjuk tumpukan tepung yang sudah tersusun di sudut toko.
" ya pak, " Rangga dengan cepat mendekati tumpukan tepung dan akan mengangkatnya .
" eh, jangan di panggul, berat, pakai lori di belakang." ucap pak Mo .
" oh , ada lori pak, di sebelah mana" tanya Rangga karena ia baru jelas ia tak tahu di simpan di mana lori toko.
pak Mo menunjuk ruang belakang dari toko,
" di ruangan itu" ucapnya .
Rangga bergegas mengambil lori agar pelanggan tokonya tak menunggu.
Di toko Ah Tung ,jebakan nya belum juga membuahkan hasil. Sedangkan tokonya keteteran mengantarkan barang, biasa nya semua barang bisa di antarkan oleh Rangga tepat waktu, tapi kini banyak yang tak bisa di antarkan , karena Eki hanya besar badan saja, tenaga nya tak ada.
" apa aku nyari karyawan lain dulu yah, " gumam Ah Tung , kalau terus begini pelanggan tokonya pasti marah karena telat terus sedangkan toko toko roti sudah pasti butuh cepat tepung tepung buat di olah menjadi roti siap jual
Di luar toko, Eki mengobrol dengan Mawar, ia merasa senang, semenjak Rangga kerja dia jarang ngobrol dengan Mawar ,
" tenang sekarang, pencuri nya udah ga kerja di sini lagi" ucap Eki memulai obrolan.
" iya , tapi ga nyangka kalau Rangga seperti itu, sehari hari tingkah lakunya sopan" sahut Mawar, ia sebenarnya ada hati dengan Rangga yang usianya dua tahun di bawahnya , dulu ia sangat mengagumi ketampanan Rangga, apalagi tubuh Rangga yang ideal dan sepertinya enak bersandar di dada bidangnya. Namun perasaan itu musnah ,mendengar Rangga mencuri di toko tempat ia bekerja.
" itu hanya topeng nya saja ,aslinya ya seperti itu, kita ga tahu dalamnya hati seseorang" ucap Eki sok bijak
" iya , tampan tapi kalau pencuri buat apa, malu maluin saja!" ucap mawar kesal karena merasa salah memberi hati pada seorang pencuri.
" haaascim"
"haaascim"
Di toko Rangga bersin bersin,
" jangan pilek dong, masa baru kerja sehari udah izin sakit" doa Rangga dalam hati .
Mawar dan Eki terus saja mengobrol, di dalam toko , Koh Ah Tung , mengacak acak uang setelah di hitung jumlahnya , agar nampak belum di hitung pendapatan hari ini, ia pun mencopoti kamera cctv yang kemarin di tutupi kain lap .
" Eki, kemari" panggil koh Ah Tung
" ya bos, ada apa?" tanya Eki, matanya melihat kamera cctv yang menggeletak di meja.
" di mana ada toko yang bisa memperbaiki kamera?" tanya Koh Ah Tung.
" Di toko Andi ko, sama toko Surabaya di jalan Simpur" jawab Eki.
" kalau kamera nya rusak, aku bisa beraksi nich." kata Eki dalam hati.
" ya udah , besok pagi kamu antarkan ini untuk di perbaiki, " kata Koh Ah Tung
" ya bos, " ucap Eki senang, selama kamera tidak bekerja ia bisa beraksi menyumputkan barang dan juga mengambil uang bila ada kesempatan. Ia akan membuat kamera itu agar lama di perbaikinya.
yang tentu saja hal itu akan membuat dirinya memiliki lebih banyak kesempatan dalam melakukan aksi nya di toko tanpa rasa khawatir, dan kesempatan itu akan datang mulai hari esok .
Selepas pulang bekerja malam harinya Rangga hanya bisa membuat sketsa bangunan saja , kalau punya komputer dia bisa membuat gambar 3D. Yang hasilnya lebih baik. Namun saat ini ia belum memiliki komputer, jadi ia hanya bisa membuat sketsa nya saja .
" kakak lagi ngerjain apa?" tanya Andri yang melihat kakaknya sibuk di Meja Gambar ,
" ooh ini ada tugas dadakan, ada tiga ,jadi kakak harus cepat menyelesaikannya" sahut Rangga.
" kakak mau ngopi apa teh, biar aku buatkan," ucap Andri , ia tahu perjuangan kakaknya demi menutupi kebutuhan hidup mereka berdua, karena ia tak mau bermalas malasan, Andri termasuk pintar di sekolah ia selalu masuk tiga besar.
" ga usah,nanti kakak buat sendiri kalau mau ngopi, kamu istirahat saja duluan kan kamu masuk pagi " ucap Rangga , matanya tetap fokus pada gambar , tangannya membuat garis garis yang tak di mengerti oleh Andri.
" ya kak, aku istirahat dulu" pamit Andri sambil masuk ke dalam kamarnya.
Rumah yang mereka tempati rumah peninggalan ayahnya, hanya mempunyai 2 kamar dan letak kamar mandi berada di luar .
Rangga baru menyelesaikan satu saat waktu telah larut malam.
" besok malam lagi aja yang lainnya ,pak Atmo juga ga bilang kapan harus selesai" ucap Rangga melihat jam di dinding sudah hampir jam satu malam.
Waktu berjalan sangat cepat, tak terasa ia sudah seminggu bekerja pada Pak Mo di pasar Koga, para pedagang yang ada di sana pun senang dengan Rangga karena Rangga tak ragu mengulurkan tangannya membantu .
Ia masuk sekolah lagi setelah masa skorsing nya selesai.
Didi yang melihat Rangga masih saja santai tak menderita , melaporkan pada Eki , di sekolah, kini hanya beberapa saja yang masih mau berbicara dengan Rangga,
" ok, dengarkan baik baik ,kita besok lusa akan berkemah di Gunung Tanggamus, bapak harap kalian sudah siap " ucap pak Atmo .
" Siaaap pak!" teriak murid murid serentak
" nah kalian bentuk tim ," ucap pak Atmo lagi, para murid membuat kelompok masing masing, ada yang beranggotakan 4 , 5 dan 7. Tapi mereka menolak Rangga ikut dalam kelompok mereka.
" jangan, kami ga mau selalu was was bila kamu ada di tim kami!" ucap Didi, sambil mencemooh . Rangga menggeleng, ia mendekati pak Atmo .
" pak kalau sendiri tanpa tim bisa ga pak?" tanya Rangga .
" bisa hanya saja kamu pasti kerepotan sendiri, dan bahayanya lebih banyak, nanti kita di sana akan berpisah kemahnya " ucap pak Atmo .
" ga apa apa pak, biar saya sendiri saja, " ucap Rangga menyakinkan pak Atmo .
" oh iya pak, ini tugas yang bapak berikan kemarin" Rangga menyerahkan desain rumah yang sudah beres ia kerjakan .
" wah bagus ," pak Atmo memuji hasil desain Rangga yang sangat terperinci,
" tapi itu ongkos tukang yang belum saya masukin, karena saya ga tahu di mana bangunan bangunan ini akan di bangun, tapi kalau pekerjanya profesional itu bisa selesai antara 2 bulanan , tinggal di kalikan saja berapa jasa tukang di daerah itu" ucap Rangga lagi.
" ya, bapak mengerti, nanti bapak kabarin lagi" ucap pak Atmo sambil membawa desain itu keluar.
" kan tugas, apa mau di kasih tugas lagi yah!?" kok pake di kabarin lagi" kata Rangga dalam hati , ia mengikuti pelajaran seperti biasa, kini ia duduk seorang diri , Didi pindah ke meja belakang.
Rangga malah senang duduk sendiri, dan kini ia tak perlu repot repot menjelaskan pelajaran pada yang lain karena mereka semua menjauhinya.